Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

Kelas : 2 KB
Intruktur : Ir.Hj. Siti Chodijah, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015/2016
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN LUMPUR AKTIF

I. TUJUAN
-

Menentukan efisiensi pengolahan limbah cair dengan proses lumpur aktif

Memahami proses pengolahan secara biologi dengan lumpur aktif

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGNAKAN


Alat yang digunakan
Seperangkat Bioreaktor lumpur aktif
Drum/ember plastic
Botol sampel
Kertas saring
Pipet ukur
Porselen
erlenmayer 250 ml, 2 buah
pipet ukur 10ml,25 ml masing-masing 2 buah
labu ukur 100 ml ,1 liter, 2 buah

biuret

Bahan yang digunakan


Limbah Industri
Air
Kertas PH
FAS 0,1N
K2Cr2O7 0,25N
H2SO4
AgSO4
HgSO4

III. DASAR TEORI


Pengolahan air limbah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode
Biologi. Metode ini merupakan metode yang paling efektif dibandingkan dengan metode
Kimia dan Fisika. Proses pengolahan limbah dengan metode Biologi adalah metode yang
memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang
terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan
menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi sebagai
tempat berkembang biaknya. Metode pengolahan lumpur aktif (activated sludge) adalah
merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses mikroorganisme
tersebut.Metode lumpur aktif banyak dikembangkan da lam pengolahan limbah cair
dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Telah diteliti bahwa penggunaan metode
lumpur aktif dalam pengolahan limbah dapat menurunkan BOD dan COD.

Lumpur aktif (activated sludge) adalah proses pertumbuhan mikroba tersuspensi.


Proses ini pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang mengoksidasi material
organik menjadi CO2 dan H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan
udara yang disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel
mikroba membentuk flok yang akan mengendap di tangki penjernihan. Kemampuan
bakteri dalam membentuk flok menentukan keberhasilan pengolahan limbah secara
biologi, karena akan memudahkan pemisahan partikel dan air limbah. Metode lumpur
aktif memanfaatkan mikroorganisme (terdiri 95% bakteri, sisanya protozoa, rotifer, dan
jamur) sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah.
Proses lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses ini
mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga terjadi proses degradasi.
Proses ini berlangsung dalam reactor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan
cairannya. Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut diberikan
dengan cara memasukkan udara ke dalam tangki aerasi dengan blower.Aerasi ini juga
berfungsi untuk mencampur limbah cair dengan lumpur aktif, hingga terjadi kontak yang
intensif.Sesudah tangki aerasi, campuran limbah cair yang sudah diolah dan lumpur aktif
dimasukkan ke tangki sedimentasi di mana lumpur aktif diendapkan, sedangkan
supernatant dikeluarkan sebagai effluen dari proses.
Bakteri merupakan unsur utama dalam flok lumpur aktif. Lebih dari 300 jenis
bakteri yang dapat ditemukan dalam lumpur aktif. Bakteri tersebut bertanggung jawab
terhadap oksidasi material organik dan tranformasi nutrien, dan bakteri menghasilkan
polisakarida dan material polimer yang membantu flokulasi biomassa mikrobiologi.
Genus yang umum dijumpai adalah : Zooglea, Pseudomonas, Flavobacterium,
Alcaligenes, Bacillus, Achromobacter, Corynebacterium, Comomonas, Brevibacterium,
dan Acinetobacter, disamping itu ada pula mikroorganisme berfilamen, yaitu Sphaerotilus
dan Beggiatoa, Vitreoscilla yang dapat menyebabkan sludge bulking. Dikarenakan tingkat
oksigen dalam difusi terbatas, jumlah bakteri aktif aerobik menurun karena ukuran flok
meningkat (Hanel, 1988). Bagian dalam flok yang relatif besar membuat kondisi
berkembangnya bakteri anaerobik seperti metanogen. Kehadiran metanogen dapat
dijelaskan dengan pembentukan beberapa kantong anaerobik didalam flok atau dengan
metanogen tertentu terhdap oksigen (Wu et al., 1987). Oleh karena itu lumpur aktif cukup
baik dan cocok untuk material bibit bagi pengoperasian awal reaktor anaerobik.
Faktor faktor yang Harus Diperhatikan dalam Aplikasi Lumpur Aktif

Berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam aplikasi lumpur aktif dalam
pengolahan air limbah diantaranya :

Kualitas air limbah yang akan dioleh meliputi : derajat keasaman (pH), temperatur,
konsentrasi bahan organic yang dinyatakan dalam besaran chemical oxygen demand

(COD) dan biological oxygen demand (BOD), dan konsentrasi logam berat.
Laju alir air limbah, laju alir air limbah berpengaruh terhadap waktu tinggal (waktu
proses) didalam tangki aerasi, semakin besar laju alir, waktu tinggal semakin kecil

dan ini akan berdampak pada hasil pengolahan air limbah


Konsentrasi mikroorganisme didalam tangki aerasi, konsentrasi mikroorganisme
berpengaruh terhadap hasil pengolahan air limbah, jika konsentrasi mikroorganisme
terlalu kecil maka hasil pengolahan tidak maksimal, dan jika terlalu besar
mikroorganisme bekerja tidak maksimal dan hasil pengolahan juga tidak maksimal.
Pada umum dipergunakan perbandingan antara jumlah makanan (F) sebagai nutrient
terhadap jumlah mikroorganisme yaitu (F/M) ratio yang besarnya berkisar 0,8 1,0.
Artinya jika COD air limbah sebesar 5000 mg/L, maka konsentrasi mikroorganisme

dalam tangki aerasi kurang lebih 5000 mg/L


Injeksi udara, besarnya udara yang diinjeksikan berpengaruh terhadap kelarutan
oksigen dalam tangki aerasi, kelarutan oksigen berpengaruh terhadap hasil
pengolahan air limbah. Jika oksigen terlarut sangat kecil, maka hasil pengolahan
tidak maksimal. Kelarutan oksigen dalam air limbah diharapkan maksimal sehingga
hasil pengolahan air limbah maksimal. Berdasarkan data kelarutan oksigen yang baik

sekitar 2 mg/L.
Distribusi Udara, Injeksi udara kedalam air limbah dimaksudkan untuk membantu
kebutuhan oksigen mikroorganisme dan proses oksidasi. Distribusi udara yang tidak
merata dapat mempengaruhi hasil pengolahan air limbah, diharapkan udara
terdistribusi secara merata agar hasil pengolahan air limbah maksimal. Kekurangan
oksigen berdampak pada kehidupan mikroorganisme, warna mikroorganime menjadi
pucat dan sulit untuk mengendap dan dapat mengganggu proses pengendapan pada
clarifier.

Laju alir (recycle) mikroorganisme, besarnya laju alir recycle mikroorganimse


berpengaruh terhadap waktu tinggal dan konsentrasi mikroorganisme pada tangki
aerasi. Laju alir recycle harus dilakukan pengendalian agar konsentrasi
mikroorganisme pada tangki aerasi tidak berlebih maupun berkurang dan waktu
tinggal terpenuhi sehingga hasil pengolahan air limbah maksimal.

IV. LANGKAH KERJA

1. Memasukkan Umpan berupa Limbah cair industry dengan konsentrasi COD


2.
3.
4.
5.
6.

1000-1500mg/l kedalam tangki umpan


Mengkondisikan pH umpan pada pH netral
Memasukkan lumpur aktif dari hasil seeding kedalam reactor lumpur aktif
Menghidupkan system aerasi
Menghidupkan pompa umpan dan pompa resirkulasi lumpur
Mengkontinukan system aliran dengan ditandai melimbahnya effluent di

klarifier
7. Menetapkan waktu detensi antara 0,3-1,5jam
8. Setelah system mendekati stabil atau setelah tiga kali waktu detesi,maka ambil
sampel dari effluent dan influent lalu ukur CODnya
9. Menghitung efisiensi pengolahan:
% Efisiensi Pengolahan :

CODCODef
CODin

x 100%

V. DATA PENGAMATAN
Data Parameter
Parameter
Suhu
TDS
Konduktivitas
Salinitas
pH

Influen
28,4C
2 mg/L
3,8 S
0%
6

Efluen
31C
2 mg /L
3,8 S
0%
6

Data untuk perhitungan TSS dan VSS


Data untuk influen
- Berat cawan penguap + kertas saring
= 48,4759 gr
..... (a TSS)
- Berat cawan penguap + kertas saring + = 48,5412 gr
..... (c TSS)
endapan setelah dioven 110C
- Berat krusible + tutup + endapan= 34, 1501 gr
..... (c VSS)
- Berat krusible + tutup + endapan= 33,4361 gr
..... (d VSS)
setelah difurnise 600C

Data untuk efluen


Berat cawan penguap + kertas saring
= 56,9233 gr
..... (a TSS)
Berat cawan penguap + kertas saring + = 56,9255 gr
..... (c TSS)
endapan setelah dioven 110C
- Berat krusible + tutup + endapan= 36,3942 gr
..... (c VSS)
- Berat krusible + tutup + endapan= 35,5670 gr
..... (d VSS)
setelah difurnise 600C.
-

VI.

PERHITUNGAN
-

TSS =

(ca)
ml sampel

x 106 (mg/L)

VSS =

( cd )
ml sampel

x 106 (mg/L)

Perhitungan influen
-

TSS =
=

(48,541248,4759) gr
40 ml
0,0653 gr
40 ml

x 106 (mg/L)

x 106 (mg/L)

= 1632,5 mg/L
-

VSS =
=

( 34,150133,4361 ) gr
40 ml
0,714 gr
40 ml

x 106 (mg/L)

x 106 (mg/L)

= 17580 mg/L
Perhitungan efluen
-

TSS =
=

(56,925556,9233) gr
40 ml
0,0022 gr
40 ml

x 106 (mg/L)

x 106 (mg/L)

= 55 mg/L
-

VSS =
=

( 36,394235,5670 ) gr
40 ml
0,8272 gr
40 ml

x 106 (mg/L)

x 106 (mg/L)

= 20680 mg/L

VII.

TUGAS
1. Gambarkan unit pengolahan limbah sistem lumpur aktif percobaan lengkap dengan
penjelasannya.

Pada equlization tank fluktuasi kuantitas dan kualitas influen diratakan,


selanjutnya limbah cair diinokulasi ke dalam tangki aerasi dimana terjadi
pencampuran mikroorganisme yang aktif (lumpur aktif). O 2 yang dibutuhkan dalam
proses ini dimasukkan / disupply lewat blower. Aerasi juga berfungsi untuk
mencampur limbah cair dengan lumpur aktif. Kemudian setelah diolah masuk ke
tangki sedimentasi dimana lumpur aktif diendapkan sedangkan supernatan
dikeluarkan sebagai efluen.
Sebagian besar lumpur aktif yang diendapkan di tangki sedimentasi ini
dikembalikan ke tangki aerasi sebagai return sludge supaya konsentrasi
mikroorganisme dalam tangki aerasinya tetap sama dan sisanya dikeluarkan sebagai
excees sludge.
2. Hitung efisiensi pengolahan dilihat dari efisiensi penyisihan TSS pada waktu
defensi yang ditetapkan.
% efisiensi =

TSS influen TSS efluen


TSS influen

( 1632,5 55 ) mg/ L
1632,5 mg/ L

x 100%

x 100%

= 96,63 %
3. Ukur konsentrasi TSS dan VSS pada waktu detensi yang dipilih.
TSS efluen : 55 mg/L
VSS efluen : 20680 mg/L
4. Tuliskan dari studi literatur jenis-jenis pengolahan limbah secara biologi baik aerob
maupun anaerob.
- Aerob
: proses lumpur akttif, aerasi, saluran oksidasi, proses bebas
gulki, metode standar, proses nitrifikasi dan denitrifikasi.
- Anaerob
: pencernaan anaerobik, proses kal B
(literatur : blog.esaunggul.ac.id//files/2012/11/limbah-cair-metodebiologis)

VIII.

ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini yaitu pengolahan limbah cair dengan menggunakan cara
biologi yaitu lumpur aktif, limbah yang digunakan berasal dari limbah di sekitar
laboratorium Teknik Kimia.

Langkah pertama yang dilakukan ialah menyiapkan limbah, kemudian diambil


40ml untuk dianalisa TSS dan VSS sebagai influen. Limbah yang telah dicampur dengan
lumpur aktif kemudian diaerasi selama 1 minggu. Setelah 1 minggu, sampel diambil 40ml
lagi untuk dianalisa TSS dan VSS nya sebagai efluen.
Dalam praktikum kali ini, kelompok kami hanya mendapat tugas untuk
menganalisa hasil dari pengolahan limbah. Untuk persiapan peralatan dan pengolahan
limbah telah diselesaikan oleh kelompok sebelumnya 1 minggu sebelum analisa
dilakukan.
Dari data pengamatan yang dapat diamati bahwa TSS mengalami penurunan, dari
1632,5mg/L menjadi 55mg/L, hal ini menunjukkan bahwa jumlah senyawa yang
melayang berkurang dikarenakan telah mengendap. Sedangkan, VSS mengalami
kenaikan, dari 17580mg/L menjadi 20680mg/L, hal ini menunjukkan jika zat padat yang
hilang sewaktu TSS dibakar (furnise) mengalami peningkatan.
Berdasarkan data dari analisa TSS, efisiensi pengolahan limbah didapatkan
sebesar 96,63%.

IX.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengolahan limbah secara biologis dengan metode lumpur aktif adalah salah
satu teknik pengolahan limbah dengan bantuan mikroorganisme.
2. - TSS limbah sebelum diolah = 1632,5 mg/L
- VSS limbah sebelum diolah = 17580 mg/L
- TSS limbah setelah diolah = 55 mg/L
- VSS limbah setelah diolah = 20680 mg/L
3. Efisiensi pengolahan limbah sebesar 96,63%

X.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun, 2016. Penuntun Praktikum Teknik Pengolahan Limbah.
Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.
Anonim. http://arfahthp.blogspot.co.id/2012/07/mekanisme-pengolahan-limbah/

GAMBAR ALAT

Limbah cair yang telah diaerasi


selama 1 minggu dan siap dianalisa
TSS dan VSS nya.

PIPET UKUR

CAWAN PENGUAP

KERTAS SARING

KRUSIBLE

GELAS KIMIA

CORONG GELAS

Anda mungkin juga menyukai