154 575 1 PB
154 575 1 PB
ISSN 1412-0976
Abstrak
Konstruksi jalan yang telah mencapai indeks permukaan akhir menunjukkan masa pelayanannya telah habis sehingga perlu
adanya penanganan untuk dapat kembali mempunyai nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan, tingkat
kekedapan air dan tingkat kecepatan mengalirkan air. Salah satu tahapan penting dalam system manajemen perkerasan jalan
adalah melakukan evaluasi kemampuan system dalam mengukur kekuatan struktur saat ini dan memprediksi depresiasi
kekuatannya di masa yang akan datang (Shanin, 1994). Oleh karena itu evaluasi jalan perlu dilakukan secara berkala guna
memastikan apakah jalan masih dapat digunakan dengan baik sesuai dengan rencana masa layan jalannya. Tujuan dari
penelitian ini adalah menghitung tebal overlay perkerasan pada jalan lingkar luar Yogyakarta berdasarkan metode lendutan
data FWD, sebagai upaya meningkatkan kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang
direncanakan selama kurun waktu yang akan datang. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa pada lajur cepat arah Yogya
membutuhkan tebal overlay yang lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan tebal overlay pada lajur cepat arah Solo. Tebal
lapis tambah atau overlay yang diperlukan untuk lajur cepat arah solo agar dapat melayani lalulintas sebanyak 20.543.872
ESA, selama umur rencana 5 tahun ke depan adalah 7,345 cm, sedangkan kebutuhan tebal overlay yang diperlukan untuk
lajur cepat arah Yogya agar dapat melayani lalulintas sebanyak 21.096.574 ESA, selama umur rencana 5 tahun ke depan
adalah 13,584 cm.
Kata kunci: Tebal lapis tambah, metode lendutan, lalulintas
Abstract
Road construction has reached the final surface index shows of his ministry has been depleted so the need for re-treatment may have value for
strength, comfort level, security level, the level of watertightness and water flow rate of speed. One of the important stages in the pavement
management system is to evaluate the ability of the system to measure the strength of the current structure and depreciation of its power in predicting
the future (Shanin, 1994). Therefore the evaluation needs to be done periodically to determine whether the road can still be used properly in
accordance with the plan of service life course. The purpose of this study is to calculate the thickness of pavement overlay on the outer ring road of
Yogyakarta based on the data FWD deflection method, as an effort to increase the strength of the existing pavement structure in order to serve the
traffic that is planned for the coming period. The results show that the fast lane towards Yogya need thick overlay greater than the needs of thick
overlay on a fast lane towards Solo. Thick layer overlay added or needed for a fast lane towards a solo traffic in order to serve as many as
20,543,872 ESA, during the design life of the next 5 years is 7.345 cm, while the need for overlay thickness required for a fast lane towards
Yogya traffic in order to serve as many as 21 096 ESA .574, over the life of the plan the next 5 years is 13.584 cm.
1. PENDAHULUAN
Konstruksi jalan yang telah mencapai indeks permukaan akhir menunjukkan masa pelayanannya telah habis
sehingga perlu adanya penanganan untuk dapat kembali mempunyai nilai kekuatan, tingkat kenyamanan,
tingkat keamanan, tingkat kekedapan air dan tingkat kecepatan mengalirkan air. Salah satu tahapan penting
dalam system manajemen perkerasan jalan adalah melakukan evaluasi kemampuan system dalam mengukur
kekuatan struktur saat ini dan memprediksi depresiasi kekuatannya di masa yang akan datang (Shanin, 1994).
Oleh karena itu evaluasi jalan perlu dilakukan secara berkala guna memastikan apakah jalan masih dapat
digunakan dengan baik sesuai dengan rencana masa layan jalannya.
Ada beberapa alat yang digunakan untuk melakukan uji kondisi struktural perkerasan tanpa merusak (non
destructive testing, NDT) antara lain alat Falling Weight Deflectometer (FWD. FWD merupakan salah satu alat yang
dapat melakukan pengujian kekuatan struktur perkerasan secara mudah, cepat, tepat dan mempunyai korelasi
nilai lendutan yang cukup baik serta diperuntukan bagi ruas jalan yang melayani lalulintas padat dan berat .
Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung tebal overlay perkerasan pada jalan lingkar luar Yogyakarta
berdasarkan metode lendutan data FWD, sebagai upaya meningkatkan kekuatan struktur perkerasan yang ada
agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama kurun waktu yang akan datang.
110
Ani Tjitra Handayani, 2012. Studi Perencanaan Tebal.... Media Teknik Sipil, Vol. XII, No.2, Hal 110 - 115
2. DASAR TEORI
2.3.
2.1.
Lendutan
Lendutan yang digunakan dalam perhitungan ini
adalah lendutan hasil pengujian dengan alat
Falling Weight Deflectometer (FWD). Besarnya
lendutan langsung adalah sesuai Rumus 1.
2.4.
Faktor Koreksi Overlay
Tebal lapis tambah yang diperoleh adalah
berdasarkan temperatur standar 35oC, maka
untuk masing-masing daerah perlu dikoreksi,
karena memiliki temperatur perkerasan tahunan
yang berbeda. Faktor koreksi didapat dari
Rumus 9.
Fo
= 0,5032 x EXP(0,0194 x TPRT)..........(9)
Keterangan :
Fo
Lendutan Wakil
2.5.
Lendutan Rencana / Ijin (DRencana)
Untuk menentukan besarnya lendutan wakil dapat
dilihat pada Rumus 10.
DRencana = 17,004 x CESA(-0,2307)..............(10)
Keterangan :
DRencana = lendutan rencana (mm)
CESA =akumulasi ekivalen beban sumbu
standar (ESA)
..............................................(4)
= deviasi standar = simpangan baku
2.6.
Penentuan Tebal Overlay
Untuk menghitung kebutuhan tebal overlay,
dilakukan dengan menggunakan Rumus 11.
........................(5)
Keterngan :
d = nilai lendutan balik (db) atau lendutan langsung
(dL) tiap titik pemeriksaan
ns= jumlah pemeriksaan pada suatu seksi jalan
............(11)
111
Ani Tjitra Handayani, 2012. Studi Perencanaan Tebal.... Media Teknik Sipil, Vol. XII, No.2, Hal 110 - 115
3. METODE PENELITIAN
Program kerja yang dilaksanakan pada penelitian ini digambarkan dalam bagan alir yang ditunjukkan pada
Gambar 1.
Mulai
Studi Pustaka
Temperatur
Lendutan Aktual
Struktur Perkerasan
Lendutan langsung
Data lalulintas
CESA
Keseragaman Lendutan
Lendutan Wakil
Lendutan Rencana
Tebal Overlay
Selesai
Lendutan Aktual
112
Ani Tjitra Handayani, 2012. Studi Perencanaan Tebal.... Media Teknik Sipil, Vol. XII, No.2, Hal 110 - 115
Beban
Tegangan
df1
Tu
Tm
Tp
Ft
Ca
FK
dL
dL2
0+375
4.100
578
0,843
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,860
0,756
0,572
0+400
4.110
579
0,916
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,950
0,908
0,824
0+430
4.100
578
0,739
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,751
0,579
0,335
0,46
4.080
575
0,843
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,863
0,759
0,576
0,49
4.080
575
0,506
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,510
0,269
0,072
0,52
4.100
578
0,454
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,455
0,215
0,046
0,55
4.140
584
0,356
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,367
0,136
0,019
0,58
4.110
579
0,644
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,681
0,457
0,209
0,61
4.130
583
0,424
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,445
0,197
0,039
0,64
4.150
585
0,481
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,507
0,254
0,065
0,67
4.130
583
0,428
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,447
0,200
0,040
0,7
4.120
581
0,440
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,458
0,210
0,044
1+200
4.110
579
0,423
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,445
0,196
0,039
1+230
4.090
576
0,474
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,493
0,244
0,059
1+260
4.110
579
0,448
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,466
0,218
0,047
1+290
4.110
579
0,651
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,687
0,467
0,218
1+320
4.110
579
0,574
25
27,5
27,5
1,098
0,95
0,605
0,362
0,131
Jumlah
6,428
3,335
Sta
Beban
Tegangan
df1
Tu
Tm
Tp
Ft
Ca
FK
dL
dL2
1+320
4.08
575
0,474
28
35,5
33
1,047
0,9
1,000
0,447
0,199
1+290
4.08
575
0,468
28
35,5
33
1,047
0,9
1,000
0,441
0,194
1+260
4.1
578
0,567
28
35,5
33
1,047
0,9
0,995
0,532
0,283
1+230
4.09
577
0,43
28
35,5
33
1,047
0,9
0,998
0,404
0,164
1+200
4.14
584
0,500
28
35,5
33
1,047
0,9
0,986
0,465
0,216
0+699
4.11
579
0,529
28
35,5
33
1,047
0,9
0,993
0,495
0,245
0+670
4.13
583
0,409
28
35,5
33
1,047
0,9
0,988
0,381
0,145
0+640
4.15
585
0,512
28
35,5
33
1,047
0,9
0,983
0,474
0,225
0+610
4.12
581
0,656
27
35,5
32,67
1,047
0,9
0,99
0,612
0,375
0+580
4.11
579
0,542
27
35,5
32,67
1,047
0,9
0,993
0,507
0,257
0+550
4.11
579
0,448
27
35,5
32,67
1,047
0,9
0,993
0,419
0,176
0+520
4.11
579
0,736
27
35,5
32,67
1,047
0,9
0,993
0,689
0,474
0+490
4.1
578
0,545
28
35,5
33
1,047
0,9
0,995
0,511
0,261
0+460
4.09
577
0,649
28
35,5
33
1,047
0,9
0,998
0,610
0,373
0+430
4.11
579
0,499
28
35,5
33
1,047
0,9
0,993
0,467
0,218
0+400
4.11
579
0,619
28
35,5
33
1,047
0,9
0,993
0,579
0,335
0+375
4.11
579
0,616
28
35,5
33
1,047
0,9
0,993
0,576
0,332
Jumlah
8,609
4,472
113
Ani Tjitra Handayani, 2012. Studi Perencanaan Tebal.... Media Teknik Sipil, Vol. XII, No.2, Hal 110 - 115
20543872
21096574
0,3582
0,5064
0,0824
0,1239
Keseragaman lendutan
22,99
24,470
0,523 mm
0,754 mm
0,349 mm
0,347 mm
Tebal overlay
7,345 cm
13,584 cm
1,00
1,00
7,345 cm
13,584 cm
5. SIMPULAN
a. Pembagian segmen dalam analisis dilakukan
berdasarkan data lendutan maksimum (d1) hasil
alat FWD dimana setiap lajur terbagi atas satu
segmen yang diwakili oleh satu nilai lendutan
wakil. Nilai keseragaman dalam segmen ini harus
kurang dari suatu Faktor Keseragaman (< 30%).
Ani Tjitra Handayani, 2012. Studi Perencanaan Tebal.... Media Teknik Sipil, Vol. XII, No.2, Hal 110 - 115
6. REKOMENDASI
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, ada
beberapa saran, yaitu :
a. Perlu dilakukan survei LHR secara periodik
setiap 1 tahun sekali pada ruas Solo Yogya
untuk memantau ada tidaknya perubahan
terhadap distribusi lajur untuk tiap arah dan
besarnya pertumbuhan terhadap arus lalulintas
yang ada.
[2]
7. DAFTAR PUSTAKA
[1]
115