Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinis

SMF:

ASMA BRONKIAL

Pengertian (Definisi)

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Kriteria Diagnosis

Diagnosis
Diagnosis Banding

Asma Bronkial adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang


melibatkan banyak sel dan elemen selular. Inflamasi kronik ini terkai
dengan hiperreaktivitas saluran napas, pembatasan aliran udara, gejala
respiratorik dan perjalanan penyakit yang kronis. Episode ini biasanya
terkait dengan obstruksi aliran udara dalam paru yang reversibel baik
secara spontan ataupun dengan pengobatan.

Episode berulang sesak napas, mengi, batuk dan rasa berat di dada
terutama saat malam dan dini hari. Riwayat munculnya gejala setelah
terpapar alergen atau terkena udara dingin atau setelah olahraga
Riwayat asma pada keluarga dan penyakit atopi dapat membantu
diagnosis.

Temuan fisis paling sering adalah mengi pada auskultasi. Pada


eksaserbasi berat, mengi dapat tidak ditemukan namun pasien
mengalami tanda lain seperti sianosis, mengantuk, kesulitan berbicara
takikardi, dada hiperinflasi, penggunaan otot pernapasan tambahan
dan retraksi interkostal.

Didapatkan keluhan sesak nafas, mengi, batuk dan rasa berat


didapatkan riwayat alergen, pada pemeriksaan didapatkan buny
wheezing/mengi pada auskultasi paru, penggunaan otot pernapasan
tambahan dan retraksi interkostal

ASMA BRONKIAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sindrom hiperventilasi dan serangan panik


obstruksi saluran napas atas dan terhirupnya benda asing
disfungsi pita suara
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
penyakit paru parenkim difus
gagal jantung.

PemeriksaanPenunjang

Terapi

1. Spirometri (terutama pengukuran VEP1 [volume ekspirasi paksa


dalam 1 detik] dan KVP [kapasitas vital paksa]) serta pengukuran
APE (arus puncak ekspirasi) adalah pemeriksaan yang penting.
Spirometri : peningkatan VEP1 12% dan 200cc setelah
pemberian
bronkodilator
menandakan
reversibilita
penyempitan jalan napas yang sesuai dengan asma. Sebagian
besar pasien asma tidak menunjukkan reversibilitas pada tiap
pemeriksaan sehingga dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan
ulang.
Pengukuran APE idealnya dibandingkan dengan nilai terbaik
APE pasien sendiri sebelumnya, dengan menggunakan ala
peak flow meter sendiri. Peningkatan 60 L/menit (atau 20%
dari APE prebronkodilator) setelah pemberian inhalas
bronkodilator atau variasi diurnal APE lebih dari 20% (lebih
dari 10% dengan pemeriksaan dua kali sehari) mendukung
diagnosis asma.
2. Pemeriksaan saturasi O2
3. Pemeriksaan AGD (Analisis Gas Darah)
Tahap-tahap tatalaksana untuk mencapai kontrol :

1. Obat penghilang sesak sesuai kebutuhan


Menggunakan agonis-02 inhalasi kerja cepat. Alternatifnya
adalah antikolinergik inhalasi, agonis-(32 oral kerja singkat
dan teofilin kerja singkat.
2. Obat penghilang sesak ditambah satu obat pengendali
Menggunakan obat penghilang sesak ditambah obat
pengendali kortikosteroid inhalasi dosis rendah
(budesonid 200-400 g atau ekivalennya). Alternatif obat
pengendali adalah leukotriene modifier teofilin lepaslambat, kromolin.

3. Obat penghilang sesak ditambah satu atau dua oha


pengendali
Menggunakan obat penghilang sesak ditambah obat
pengendali kombinasi kortikosteroid inhalasi dosis
rendah dengan agonis-(32 inhalasi kerja-panjang
(LABA). Alternatif pengendali adalah kortikosteroid inhalas
dosis sedang (budesonide 400-800 pg atau ekivalennya)
atau kombinasi kortikosteroid inhalasi dosis rendah
dengan leukotriene modifier atau kombinasi kortikosteroid
inhalasi dosis rendah dengan teofilin lepas-lambat.

4. Obat penghilang sesak ditambah dua atau lebih oba


pengendali
Menggunakan obat penghilang sesak ditanibah obat
pengendali kombinasi kortikosteroid inhalasi dosis
sedang/tinggi (budesonide 800-1600 pg atau
ekivalennya) dengan LABA. Alternatif pengendali adalah
konibinasi kortikosteroid inhalasi dosis sedang/tinggi
dengan leukotriene modifier atau kombinasi
kortikosteroid inhalasi dosis sedang/tinggi dengan teofilin
lepas-lambat.

5. Obat penghilang sesak ditambah pilihan pengendal


tambahan
Menggunakan obat penghilang sesak ditambah oba
pengendali tahap 4 ditambah kortikosteroid oral
Alternatifnya adalah ditambah terapi anti-IgE
6. Pemberian O2 diusahakan saturasi O2 diatas 95%

Edukasi

Prognosis
Indikator Outcome

Kepustakaan

Menghindari paparan terhadap alergen dan penggunaan


obat yang menjadi pemicu asma, penurunan berat badan
pada pasien yang obese.
Dubois et bonam
Keluhan sesak berkurang
Suara wheezing di paru menghilang.

1. Alwi, Idrus dkk.Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam


Panduan Praktek Klinis.Jakarta :InternaPublishing Pusa
Penerbitan Ilmu penyakit Dalam, 2015 p5-11

Anda mungkin juga menyukai