Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP SEL

Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi sel
Disusun oleh :
Zulia Erni Rahmawati (10060313141)
Zidni Hadyarrahman (10060313145)
Sita Fitriati (10060313147)
Keukeu Nurdianti (10060313148)
Vivi Handayani (10060313

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2013

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum WR. WB

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan nikmat serta
kemudahan yang telah diberikan kepada kita semua sehingga makalah
KEMOTERAPI ini dapat disusun dengan lancar.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk menambah
pengetahuan tentang kemoterapi kepada pembaca. kepada teman teman
kelompok yang telah bersama sama menyusun makalah KEMOTERAPI ini,
serta semua pihak yang telah berperan hingga tersusunya makalah ini.
Walaupun kami sudah berusaha sungguh sungguh dan semaksimal
mungkin. Tapi kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan, untuk memperbaiki pembuatan makalah makalah yang akan datang.

Wassalamu alaikum wr. wb


Bandung, 30 Desember 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................... ii
DAFTAR ISI .............................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.....................
1.2 TUJUAN............................. 1
1.3 PERUMUSAN MASALAH.................. 1
1.4 MANFAAT PENULISAN.................. 1
BAB II ISI
2.1 DEFINISI
2.2 CARA KEMOTERAPI
2.3 MANFAAT KEMOTERAPI.
2.4 EFEK SAMPING KEMOTERAPI
2.5 MENGURANGI DAMPAK KEMOTERAPI
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN .......................
3.2 SARAN.............................
DAFTAR PUSTAKA..........................

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, berpengaruh juga pada
perkembangan teknologi dibidang kesehatan. Salah satunya adalah
kemoterapi, dulu pada saat teknologi belum berkembang, pengobatan hanya
dilakukan seadanya dan memanfaatkan apa yang ada di alam. Namun Seiring
dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka pengobatan pun
juga ikut berkembang, ada metode penyinaran, operasi dsb. Dan salah satu
perkembangan itu adalah kemoterapi. Pengobatan modern yang salah satunya
digunakan untuk mengobati kanker. Namun masih dangkalnya pengetahuan
tentang kemoterapi ini mendorong kami untuk membuat makalah tentang
kemoterapi. Agar dapat lebih mendalami semua hal yang berkaitan tentang
kemoterapi, prosesnya, manfaatnya, serta efek samping atau kerugianya.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kemoterapi ?
2. Bagaimana proses pengobatan dengan kemoterapi ?
3. Apa manfaat pengobatan dengan kemoterapi ?
4. Apa kerugian / efek samping pengobatan dengan kemoterapi terhadap sel?
5. Bagaimana meminimalkan efek samping dari kemoterapi?

3.

Tujuan penulisan
1) Mengetahui pengertian tenang kemoterapi

2)
3)
4)
5)

Mengetahui proses pengobatan dengan kemoterapi.


Mengetahui manfaat pengobatan dengan kemoterapi.
Mengetahui efek Pefek samping pengobatan dengan kemoterapi.
Manfaat Penulisan dapat menambah pengetahuan tentang pengobatan
metode kemoterapi.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kemoterapi Dan Kegunaanya
Kemoterapi, dalam pengertian yang paling umum, adalah pengobatan

penyakit dengan bahan kimia terutama oleh membunuh mikro-organisme atau


sel-sel kanker. Dalam penggunaan populer, itu merujuk kepada antineoplastic
obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kanker atau kombinasi obat ini
ke rejimen sitotoksik standar perawatan. Dalam penggunaannya nononkologisnya, istilah mungkin juga menunjuk ke antibiotik ('' kemoterapi
antibakteri ''). Dalam pengertian itu, agen studi dan modern pertama adalah
arsphenamine Paul Ehrlich, sebuah senyawa arsenik yang ditemukan pada
1909 dan digunakan untuk merawat sifilis. Hal ini kemudian diikuti oleh
Sulfonamida ditemukan oleh Gerhard Domagk dan penisilin g ditemukan oleh
Alexander Fleming.
Umumnya, kemoterapi bertindak dengan membunuh sel yang
membelah dengan cepat, salah satu sifat-sifat utama sel-sel kanker. Ini berarti
bahwa itu juga merugikan sel yang membelah dengan cepat dalam keadaan
normal: sel-sel di sumsum tulang, saluran pencernaan dan folikel rambut; Hal
ini mengakibatkan efek samping yang paling umum kemoterapimyelosuppression (penurunan produksi sel darah), mucositis (peradangan
lapisan saluran pencernaan) dan alopecia (rambut kehilangan).
Kegunaan lain dari agen kemoterapi cytostatic (termasuk orang-orang
yang disebutkan di bawah ini) adalah pengobatan penyakit autoimun seperti
multiple sclerosis, Dermatomyositis, Polymyositis, Lupus, rheumatoid arthritis
dan penindasan penolakan transplantasi (lihat imunosupresi dan DMARD).
Baru obat antikanker bertindak langsung terhadap abnormal protein dalam selsel kanker; ini disebut terapi bertarget.

Kemoterapi (bahasa Inggris: chemotherapy) adalah penggunaan zat


kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini
hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk
merawat kanker. Kemoterapi pada Pengobatan kanker dewasa ini hampir
selalu melibatkan operasi, penyinaran atau kemoterapi. Tujuan kemoterapi
pada penyembuhan kanker adalah menghambat atau menghentikan
pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada tubuh pasien. Prinsip kerja obatobatan kemoterapi adalah menyerang fase tertentu atau seluruh fase pada
pembelahan mitosis pada sel-sel yang bereplikasi atau berkembang dengan
cepat, yang diharapkan adalah sel onkogen yang bereplikasi. Obat kemoterapi
hampir tidak menimbulkan dampak pada sel yang sedang dalam masa
beristirahat (tidak melakukan pembelahan), namun terkadang sel-sel rambut
dan sel-sel yang sedang aktif membelah lainnya dapat terkena dampak obat ini
apabila siklus mitosisnya berada dalam target obat-obatan kemoterapi yang
sedang digunakan.
Kemoterapi selain Kanker dalam penggunaaan selain kanker, istilah ini dapat
juga menunjuk ke antibiotik (kemoterapi antibakteri). Dalam artian tersebut,
agen kemoterapi modern pertama adalah arsfenamin Paul Ehrlich, sebuah
senyawa arsenik yang ditemukan pada 1909 dan digunakan untuk merawat
sifilis. Ini kemudian diikuti oleh sulfonamida ditemukan oleh Gerhard
Domagk dan penisilin G ditemukan oleh Alexander Fleming. Penggunaan lain
dari agen kemoterapi sitostatik adalah perawatan penyakit autoimun dan
penekanan transplant rejection (lihat immunosupresi dan DMARD).

Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit.


Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif
kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker.
Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan
sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk
mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa,
biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel
untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah ciri
khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan
beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan
garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel
biasa dan menyebabkan efek samping.
Satu pendekatan baru untuk membatasi efek samping dan meningkat
efektivitas penggunaan jenis obat yang "diarah secara molekuler". Obat ini
mematikan sel kanker dengan menyerang saluran dan proses vital untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan sel kanker. Misalnya, sel kanker
memerlukan pembuluh darah untuk memberikan gizi dan oksigen. Beberapa
obat bisa menghalangi pembentukan pembuluh darah ke sel kanker atau
saluran pemberian sinyal utama yang menguasai pertumbuhan sel. Imatinib,
obat pertama yang seperti itu, sangat efektif untuk kronis myelocytic leukemia
dan kanker tertentu saluran pencernaan. Erlotinib dan gefitinib untuk receptors
bertempat di permukaan sel pada sel paru-paru kanker kecil-non kanker. Obat

yang diarahkan secara molekuler ternyata berguna dalam mengobati banyak


kanker lain, termasuk payudara dan kanker ginjal.
Tidak semua kanker memberi respon pada kemoterapi. Jenis kanker
menentukan obat mana yang digunakan, dengan kombinasi apa, dan dengan
dosis berapa. Kemoterapi mungkin dipakai sebagai satu-satunya perlakuan
atau digabungkan dengan terapi radiasi atau pembedahan, atau keduanya.
2.2 Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker.
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini
bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin
aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap
sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat
prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut
Kemoresisten. Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah
1.Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan
Antibiotik Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain
mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa
melakukan replikasi.
2.Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa
inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.
3.Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan
Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi
hambatan mitosis sel.
4.Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan
menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam
sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.

2.3 Pola Pemberian Kemoterapi


1.Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel
kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor)
atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga
dengan pengobatan penyelamatan.
2.
Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau
radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih
tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).
3.
Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada
kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum
pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.
4.
Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti
pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi.
Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga
operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.
2.4 Cara Pemberian Obat Kemoterapi.
1. Intra vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV
pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 120 menit,
atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih
akurat tetesannya.
2. Intra tekal (IT)

Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor


dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3. Radiosensitizer,
Yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk
memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain
Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran, Myleran,
Natulan, Puri-netol, hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec.
5. Subkutan dan intramuscular
Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah LAsparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis.
Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian
Bleomycin.
6.
7.
8.
9.

Topikal
Intra arterial
Intracavity
Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang
banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin.
Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk
memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk mengehntikan
produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak , contohnya Bleocin.

2.5 Tujuan Pemberian Kemoterapi.


1.
2.

Pengobatan.
Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.

3.
4.

Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.


Mengurangi komplikasi akibat metastase.

2.6 Persiapan Dan Syarat Kemoterapi.


1.

Persiapan

Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan


yang meliputi:
a)
Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.
b)
Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.
c)
Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test

2.

bila serim creatinin meningkat.


d) Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum).
e)
EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).
Syarat
a.
Keadaan umum cukup baik.
b.
Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan
c.
d.
e.
f.
g.

terjadi, informed concent.


Faal ginjal dan hati baik.
Diagnosis patologik.
Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.
Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10
gram %, leukosit > 5000 /mm, trombosit > 150 000/mm.

2.7 Efek Samping Kemoterapi.


Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :
1.
Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul
2.

dalam 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.


Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya
netripenia dan stomatitis.

3.

Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang


timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya

4.

neuropati perifer, neuropati.


Effek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang
timbul dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan
sekunder. Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat,
dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek
samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun
dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga
mempunyai pengaruh bermakna. Efek samping yang selalu hampir
dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang,
kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah
mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis,
mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah
pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam. Gejala
supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel
darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel
darah merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat
pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada
supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit
mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu
diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya
kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian
penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada

minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar
leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati
normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya
tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terusmenerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai
pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah
penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru,
kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis,
gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang
dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru. Kardiomiopati akibat
doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar
penderita meninggal karena pump failure, fibrosis paru umumnya
iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian
sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir
dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran
kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.
2.8 Manfaat kemoterapi
Sampai saat ini tidak semua kanker mendapat manfaat dari kemoterapi.
Berikut ini rincian beberapa manfaat kemoterapi pada berbagai jenis kanker.
1. Kemoterapi sangat bermanfaat (karena dapat sembuh atau hidup lama).
a. Penyakit Hodgkin
b. Non Hodgkin limfoma jenis large sel

c. Kanker testis jenis germ sel


d. Leukemia dan Limfoma pada anak
2. Kemotarapi bermanfaat (karena dapat dikendalikan cukup lama, kadangkadang sembuh)
a. Kanker Payudara
b. Kanker Ovarium
c. Kanker Paru jenis small sel
d. Limfoma non Hodgkin
e. Multiple Mieloma
3. Kemoterapi bermanfaat untuk paliatif (dapat mengulang gejala)
a. Kanker Nasofaring
b. Kanker Prostat
c. Kanker Endometrium
d. Kanker Leher dan Kepala
e. Kanker Paru jenis non small sel
4. Kemoterapi kadangkala bermanfaat
a. Kanker Nasofaring
b. Melanoma
c. Kanker usus besar
Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi, maka digunakan kombinasi
dengan cara pengobatan lain untuk mengambil masing-masing manfaat, yaitu:
Kemoterapi adjuvant, ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi.
Manfaatnya mengurangi kekambuhan local dan mengurangi penyebaran yang

akan timbul.
Kemoterapi neo adjuvant ialah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi
manfaatnya adalah mengurangi ukuran tumor sehingga mudah dioperasi.
Kemoterapi paliatif diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang
dalam hal ini karena atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri ataupun
sulit bernafas. Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang sudah
teruji, meski pun tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitianpenelitian yang professional tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan untuk
pengobatan kanker dan mengeliminasi efek samping yang terjadi.
Rumah Sakit Kanker Dharmais selalu mengembangkan pengetahuan
dibidang pengobatan penyakit kanker, termasuk pengobatan dengan
kemoterapi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan.
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit.
Kemoterapi adalah mengobati kanker dengan tujuan keseluruh tubuh atau efek
sistemik dengan obat-obatan atau bahan kimia yang dapat menghentikan siklus
kehidupan sel kanker dan juga dapat menghambat dan menghancurkan inti sel
untuk membelah diri.
Prinsip kemoterapi adalah pemberian sitostika yang efektif dengan toksisitas yang
minimal sampai sedang.
Manfaat dari kemoterapi adalah :
1. Pengobatan.
2. Kontrol.
3. Mengurangi gejala.
Efek Samping Dari Kemoterapi.
1. Mual dan mumtah.
2. Lemah.
3. Gangguan pencernaan.
4. Sariawan.
5. Rambut rontok.
6. Otot dan saraf.
7. Efek pada darah.
3.2 Saran.
Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan pembaca dapat
menerapkan isi dari makalah ini tentang KEMOTERAPI.Sehingga resiko
infeksi dan penyakit kelamin dapat dicegah.Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan makalah saya yang
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai