yang
sifatnya
global.
Tanpa
pemahaman
hadits
secara
komprehensif, umat islam tidak akan bisa memahami Al-Qur'an secara benar
A. Rumusan Masalah
a. Bagaimana standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Al-Quran Hadis pada Madarasah Aliyah
b. Apa tujuan diadakan mata pelajaran Quran Hadis di Madrasah Aliyah
c. Apa ruang lingkup mata pelajaran Quran Hadis di Madrasah Aliyah
B. Tujuan
Dalam menyusun makalah ini tentunya ada tujuan yang dicapai untuk
a.
b.
Madrasah Aliyah
Dapat menjelaskan Tujuan Al-Quran Hadits di Madrasah Aliyah
c.
Dapat menjelaskan Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di Madrasah Aliyah
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini diharapkan tidak hanya bagi penyusun makalah
saja namun juga bagi pembaca.
a.
Manfaat
bagi
pembaca:
diharapkan
para
pembaca
mendapatkan
Manfaat bagi penulis: diharapkan agar lebih memahami materi dan dapat mengembangkan
kemampuan dalam pembahasannya.
1. Sistematik Makalah
a. Bagian Awal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Manfaat Makalah
1.5 Sistematik Makalah
b. Bagian Inti
BAB II
LANDASAN TEORI
1.1 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di
Madrasah Aliyah kelas X.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Al-Quran Hadits pada Madrasah Aliyah
3.2 Tujuan Al-Quran Hadits di Madrasah Aliyah
3.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di Madrasah Aliyah
c. Bagian Akhir
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Standar Kompetensi
1. Memahami ayat-ayat Al-Quran manusia dan tugasnya sebagai kholifah dibumi
Kompetensi Dasar
5.1 mengartikan Q.S al-Muminun: 12-14, an-Nahl: 78, al-Baqarah: 30, an az-Zariyat: 56
( )
( )
()
Artinya:
Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal ) dari tanah.
kemudian kami jadikan saripati air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
kemudian, air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu kami bungkus dengan daging. kemudian, Kami jadika dia makhluk yang (berbentuk)
lain.Maka maha sucilah Allah, pencipta yang paling baik. (Q.S. al Muminun/23:12-14 )1[1]
()
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia member kalian pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kalian
bersyukur,. (Q.S. an- Nahl/16:78)2[2]
()
Artinya:
1[1] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah TafsirAl-Maraghi jilid 18, Semarang: Toha
Putra, hlm10-11
2[2] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah TafsirAl-Maraghi jilid , Semarang: Toha
Putra hlm: 207-208
()
Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
(Q.S.az-zariyat/51:56) 4[4]
5.2 Menjelaskan kandungan Q.S al-Muminun: 12-14, an-Nahl: 78, al-Baqarah: 30, azZariyat: 56
1. Q.S al-Mumin:12-14
Ayat 12, Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dari sari pati tanah. Hanya saja diini
terjadi perbedaan pendapat dari para ulama tentang siapa yang dimaksud dengan al insan.
Mayoritas ulama menyatakan bahwa yang dimaksud al insane adalah nabi Adam a.s.pendapat
ini mendasarkan argumennya pada ayat selanjutnya yang menyatakan bahwa kami
menjadikannya (Adam) nutfah. Sudah mafhum (dipahami) bahwa anak keturunan Adam tercipta
dari nutfah. berbeda dengan mayoritas ulama tersebut, sebagian ulama menyatakan bahwa sari
pati tanah merupakan tanah yang menjadi bahan penciptaan Adam a.s. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan al insane tidaklah mungkin Adam a.s. tetapi jenis manusia.5[5]
2. Surah an-Nahl:78
3[3] Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah TafsirAl-Maraghi jilid 1, Semarang: Toha
Putra, hlm: 130
4[4] Sayyid qutbh, 2004, Tafsir fi Zhilalil-Quran dibawah naungan Al-quran jilid 11,
jakarta: gema insani, hlm: 31-33
5[5] Ahmad mustafa Al-Maraghi, jilid 18, op.cit. hlm: 12-13
Dapat ditarik benang merah bahwa ayat ini berkait erat dengan kekuasaan-Nya untuk
menghidupkan dan membangkitkan orang-orang yang telah meninggal pada hari kiamat nanti.
logika sederhananya, jika Allah mampu mengeluarkan manusia, yang sebelumnya tidak ada, dari
perut ibunya, pastilah Dia mampu mengeluarkan manusia yang sudah meninggal dari perut bumi.
Selain itu, ayat ini juga mengingatkan kita bahwa pada saat kita dilahirkan dari perut ibu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun. bersamaan dengan itu, Allah menganugerahkan
pendengaran, penglihatan dan hati sebagai bekal bagi kita untuk meraih pengetahuan. Dengan
anugerah tersebut, seharusnya membuat kita menjadi bersyukur dengan menggunakan alat-alat
tersebut sesuai dengan tujuan penganugerahan Allah kepada kita.6[6]
3. Surah al-Baqarah Ayat 30
Ayat ini memberikan perinatan kepada manusia akan awal perencanaan atas penciptaannya
oleh Allah yang pernah disampaikan-Nya kepada malaikat. Dialog spiritual yang terjadi antara
Allah dan malaikat oleh ulama salaf diterima begitu saja tanpa bertanya bagaimana peristiwa itu
terjadi. Namun hal ini bukan berarti kita tidak boleh membahas apa yang terkandung dalam
dialog itu untuk kita bisa ambil pelajarannya.7[7]
4. Surah az-Zariyat Ayat 56
Allah menegaskan dalam ayat tersebut bahwa jin dan manusia diciptakan supaya menyebah
da beribadah kepadaNya. Ibadah berarti menghambakan diri, tunduk, dan patuh kepada Allah
swt. Lebih dari itu, ibadah mengandung pengertian yang sangat luas, yaitu seluruh ketaatan dan
kesetiaan terhadap jukum Allah, baik ketaatan lahir maupun batin.8[8]
5.3 Menerapkan perilaku sebagai kolifah dibumi sepeti terkandung dalam Q.S alMuminun: 12-14, an-Nahl: 78, al-Baqarah: 30, az-Zariyat: 56
Q.S al-Muminun: 12-14 yaitu dengan menghayati dan memahami jati dirinya sendiri
dalam menempatkan dirinya di tengah-tengah ciptaan yang lain sebagai kholifah.9[9]
An-Nahl: 78: yaitu Allah dengan menganugerahkan pendengaran, penglihatan, dan hati
sebagai bekal bagi kita untuk meraih pengetahuan. Dengan anugerah tersebut, seharusnya
membat kita menjadi bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebt sesuai dengan tujuan
penganugerahan Allah kepada kita. 10[10]
Al-Baqarah: 30: yaitu kekhalifahan mengharuskan makhluk yang diserahi tugas itu
melaksanakan tugasnya sesuai dengan petuntuk Allah yang memberinya tugas dan wewenang.
Kebijaksanaanyang tidak sesuai dengan kehendaknya adalah pelanggaran terhadap makna dan
tugas khalifahan.11[11]
Az-zariyat: 56: yaitu yang merupakan tugas utama manusia adalah lebih luas dan komprehensif
daripada pelaksanaan simbol-simbol. Jelaslah bahwa kekhalifahan itu masuk dalam konsep
ibadah. Dengan demikian, hakikat ibadah tercermin dalam masalah pokok berikut.
Pertama, mengkokoh konsep penghambaan kepada Allah di dalam diri. Kedua,
menghadapkan diri kepada Allah dengan seluruh gerak hati gerak anggota badan, dan gerak
kehidupan. Melalui kedua hal itu, semuanya merupakan perwujudan tugas utama.12[12]
9
10[10] Shihab, M. Quraish (vol,7), ibid, hlm: 302-304
BAB III
PEMBAHASAN
1. Tujuan Mata Pelajaran Quran Hadis pada Madrasah Aliyah
Mata pelajaran Quran Hadis di Madrasah Aliyah bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
Mewujudkan manusia untuk menjadi yang taat beragama dan beraklak mulia.
Memahami ayat-ayat Al-Quran tentang manusia dan tugasnya sebgai kholifah dibumi
Mengusai metode dan bahan pembelajaran adalah mutlak diperlukan, karena hal tersebut
adalah hal terpenting dalam pengajaran dan pembelajaran. Dengan cara yang paling efektif
metode pembelajaran menggunakan metode demonstrasi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan materi mata pelajaran
Quran Hadis sudah sesuai dengan SK dan KD. Yang terpenting dalam pembelajaran Al Quran
Hadis, peran seorang guru sangat penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam menguasai
materi yang ada. Serta dapat mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik untuk
dijadikan pedoman hidup dan menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, dan berakhlak
mulia.
Saran
Demikianlah
makalah
yang
telah
penulis
sampaikan,
semoga
bermanfaat
bagi
semuapembaca. Penulis menyadari bahwa ini jauh dari sempurna. oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat menghasilkan karya yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Maraghi, Mustafa. Tafsir al-maragi. Semarang: CV. Toha Putra Semarang
QUTHB, Sayyid. 2004. Tafsir fi Zhilalil-Quran dibawah naungan Al-quran jilid 11. Jakarta:
Gema Insani
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Quran. Jakarta:
Lentera Hati.