Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Setiap manusia mempunyai hak asasi untuk
berbuat, menyatakan pendapat, memberikan sesuatu kepada orang lain dan menrima sesuatu dari
orang lain atau lembaga tertentu. Hak tersebut dapat dimiliki oleh setiap orang. Dalam menuntut
suatu hak, tanggung jawab moral sangat diperlukan agar dapat terjalin suatu ikatan
yangmerupakan kontrak sosial, baik tesurat maupun yang tersirat, sehingga segala sesuatunya
dapat memberikan dampak positif.
Semakin baik kehidupan seseorang atau masyarakat, semakin perlu pula pemahaman
tentang hak-hak tersebut agar terbentuyk sikap saling menghargai hak-hak orang lain dan tercipta
kehidupan yang damai dan tentram.
Hak-hak pasien pada prinsipnya tidak terlepas pula dengan hak-hak manusia atau lebih dasar lagi
hak asasi manusia. Hak asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap
negara/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat dilaksanakan dan
dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.
Menurut sifatnya hak asasi manusia dibagi dalam beberapa jenis :
1. Personal Rights (hak-hak asasi pribadi)
Meliputi kemerdekaan menyatakan pendapat dan memeluk agama, kebebasan bergerak, dsb.
2. Property Rights (Hak untuk memiliki sesuatu)
Meliputi hak untuk membeli, menjual barang miliknya tanpa dicampuri secara berlebihan
oleh pemerintah termasuk hak untuk mengadakan suatu perjanjian dengan bebas.
3. Rights of legal aquality
Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan sederajat dalam hukum dan
pemerintahan.
4. Political Rights (hak asasi politik)
Yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan dengan ikut memilih atau dipilih, mendirikan
partai politik, mengadakan petisi, dll.
5. Social and Cultural Rights (hak asasi sosial dan kebudayaan), diantaranya hak untuk memilih
pendidikan serta mengembangkan kebudayaan yang disukai.
6. Procedural Rights, yaitu hak untuk memperoleh tata cara peradilan dan jaminan perlindungan
misalnya dalam hal penggeledahan dan peradilan.
Dalam UUD 1945 baik pada pembukaan maupun batang tubuh telah diuraikan dengan jelas
beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan disebutkan hak kemerdekaan, hak asasi ekonomi
berupa kemakmuran dan hak asasi sosial serta kebudayaan. Kemudian dalam batang tubuh
terdapat dalam pasal-pasal :
1. Pasal 27 (persamaan dalam hukum dan penghidupan yang layak)
2. Pasal 28 (beserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan
Contoh :
Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk menginstruksikan
pengobatan yang ia inginkan untuk pasiennya. Disini terlihat bahwa dokter tersebut
mengekspresikan kekuasaannnya untuk menginstruksikan pengobatan terhadap pasien, hal
ini mmerupakan haknya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh :
Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat kritikan karena
terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan
bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasien
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, perawat tersebut mempunayi
hak melakukan asuhan keperawatan sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang seringkali dapat
menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga dapat diakui oleh orang
lain.
Contoh :
Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama dihospitalisasi.
Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan pasien tersebut
mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan bilamana ia
mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak merugikan
kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia
mengingkari kebebasan pasien.
Jenis-jenis hak :
1.Hak untuk memilih/kebebasan
Yaitu hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang telah
ditentukan.
Contoh :
Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan seragam yang
diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas.
Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.
2. Hak kesejahteraan
Yaitu hak-hak yang diberikan secara hukum untuk untuk hal-hal yang merupakan standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Contoh :
Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh air bersih,
dan lain-lain.
3. Hal legislatif
Yaitu hak yang diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep keadilan.
Contoh :
Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh suaminya.
Bandman dan Bandman (1986) menyatakan bahwa hak legislatif mempunyai 4 peranan
dimasyarakat yaitu membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap
peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan
perselisihan.
5 syarat yang mempengaruhi penentuan hak-hak seseorang (Bandman and Bandman, 1985)
1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang dipilih oleh seseorang lain, orang yang bersangkutan
tidak disalahkan atau dihukum karena menggunakan atau tidak menggunakan hak tersebut.
Contoh :
Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh dokter, tapi dia mempunyai
hak untuk menerima atau menolak pengobatan tersebut.
2. Seseorang mempunyai tugas untuk memberikan kemudahan bagi orang lain untuk
menggunakan hak-haknya.
Contoh :
Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak paisen untuk mendapatkan
pengobatan.
3. Hak harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan, yaitu persamaan, tidak memihak dan
kejujuran.
Contoh :
Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
4.Hak untuk dapat dilaksanakan.
Contoh :
Dibeberapa Rs, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk memastikan bahwa pemberian
hak-hak asasi manusia dilaksanakan untuk semua pasien.
5. Apabila hak seseorang bersifat membahayakan, maka hak tersebut dapat dikesampingkan atau
ditolak dan orang tersebut akan diberi kompensasi atau pengganti.
Contoh :
Apabila nama pasien tertunda dari jadwal pembedahan dengan tidak disengaja, pasien
dikompensasikan untuk ditempatkan bagian tertas dari daftar pembedahan berikutnya (bila
terjadi kekeliruan).
Hak-hak pasien sekarang sudah sering dibicarakan, tumbuh dari mata rantai pasal 25 The United
Nations Universal Declaration Of Human rights 1948; pasal 1 The United Nations International
Convention Civil and Political Rights 1966 yaitu :
1.Hak memperoleh pemeliharaan kesehatan (the right to health care)
Ada 4 hak dasar yang dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962) yaitu :
1. Hak mendapatkan perlindungan keamanan
2.Hak mendapat informasi
3. Hak memilih
4. Hak mendengar
Beberapa hak pasien yang dibahas disini adalah :
1.Hak memberikan consent (persetujuan)
Consent mengandung arti suatru tindakan atau aksi beralasan yang diberikan tanpa paksaan
oleh seseorang yang memiliki pemgetahuan yang cukup tentang keputusan yang ia berikan,
dimana secara hukum orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent. Consent
diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak untuk menentukan
apa yang harus dilakukan terhadapnya. Kriteria consent yang sah :
a. Tertulis
partisipasi tanpa sangsi, mendapat privasi, bebas dari bahaya atau resiko cidera, percakapan
tentang sumber-sumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten.
Hak-hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan keperawatan (Annas dan Healey, 1974), terdiri
dari 4 katagori yanitu :
1.Hak kebenaran secara menyeluruh
2. Hak privasi dan martabat pribadi (kerahasiaan dan keamanannya)
3.Hak untuk memelihara pengambilan keputusan untuk diri sendiri sehubungan dengan
kesehatan
4.Hak untuk memperoleh catatan medis baik selama dan sesudah dirawat di rumah sakit
Pernyataan hak-hak pasien (Patient;s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The American Hospital
Association (AHA) pada tahun 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang akan dirawat di RS.
1.Pasien
mempunyai
hak
untuk
mempertimbangkan
dan
menghargai
asuhan
9. Pasein berhak untuk memberi pendapat atau menolak bila diikutsertakan sebagai suatu
eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
10.Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya ke
dokter lainnya, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
11. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan
untuk asuhan keehatannya.
12.Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan RS yang harus dipatuhinya sebagai
pasien dirawat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hak pasien :
1. Meningkatnya kesadaran para konsumen terhadap asuhan kesehatan dan lebih besarnya
partisipasi mereka dalam perencanaan asuhan
2. Meningkatnya jumlah malpraktik yang terjadi dimasyarakat
3. Adanya legislasi (pengesahan) yang diterapkan untuk melindungi hak-hak asasi pasien
4. Konsumen menyadari tentang peningkatan jumlah pendidikan dalam bidang kesehatan dan
penggunaan pasien sebagai objek atau tujuan pendidikan dan bila pasien tidak berpartisipai
apakah akan mempengaruhi mutu asuhan kesehatan atau tidak.
Kewajiban Pasien :
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang
memang harus dilakukan, agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai sesuai dengan haknya.
1. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib yang ada diinstitusi
kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.
2. Pasien wajib mematuhi segala kebijakan yanga da, baik dari dokter ataupun perawat yang
memberikan asuhan.
3. Pasien atau keluarga wajib untuk memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang merawatnya.
4.Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya berkewajiban untuk menyelesaikan
biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selama perawatan.
5. Pasien atau keluarga wajib untuk memenuhi segala sesuatu yang diperlukan sesuai dengan
perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujuinya.