Disusun oleh:
Eka Permata
03031181419062
M. Fakhrurrozi NST
03031181419057
M. Fauzan Fathullah
03031281419084
Dwi Fuspitasarie
03031181419044
Lisa Zulmayeti
03031281419154
Fitriani
03031281419146
Siti Nurhayati
03031181419020
Abdul Apandi
030312181419073
03031181419070
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan
segala rahmat
karunia
dan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
menyadari
dalam
penyusunan
itu, dengan
segala
makalah
kerendahan
penulis
dari
sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak dan rekanrekan pembaca. Dan semoga karya tulis yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
dan dapat menjadi sumber referensi bagi para pembaca.
Penulis
Piknometer
Penetapan bobot jenis suatu larutan dengan penimbangan pikno kosong dan pikno yang berisi
cairan, selisih kedua timbangan dibandingkan volume larutan uji dan hasilnya adalah bobot
jenis larutan tersebut.
Prosedur Kerja
Bersihkan piknometer sehingga tidak meninggalkan bekas tetesan air dengan cara
setelah dibersihkan dengan aquadest, bilas dengan pelarut aseton atau alkohol pekat.
Piknometer panaskan pada suhu 100 0C selama 1 jam, kemudian masukkan ke dalam
eksikator sampai dingin. Timbang dalam neraca analitik (bobot a gram).
Isikan air suling yang akan diukur ke dalam piknometer hingga penuh.
Seluruh piknometer dengan isinya didinginkan dalam es hingga suhu air dalam
piknometer mencapai 25 0C dengan menggunakan termometer.
Setelah suhu telah mencapai tepat 25 0C segera piknometer ditutup dengan kain
bersih. Biarkan pada suhu kamar dan timbang secare teliti yaitu menggunakan neraca
analitik (bobot b gram).
Hidrometer
Penetapan bobot jenis suatu larutan dengan memasukkan hidrometer dalam larutan uji, angka
yang terbaca pada permukaan cairan menunjukkan bobot jenis larutan uji.
Prosedur Kerja
Ambil gelas ukur volume 500 ml, selanjutnya masukkan cairan yang akan diukur. Hidrometer
bersihkan dahulu dan masukkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi cairan yang akan
diperiksa. Catat angka yang tertanda tepat di permukaan cairan. Angka tersebut menunjukkan
bobot jenisnya.
2. Tekanan Uap
Untuk bensin, minyak mentah yang volatile. Tekanan uap reid adalah tekanan mutlak pada
suhu 37,8 C (1000F) dalam psia atau Kpa.
Alat utama untuk menentukan tekanan uap reid terdiri dari ruangan bensin, ruangan udara,
manometer, thermometer, dan penangas air yang dilengkapi dengan termosat. Uji dilakukan
dengan mengisi ruangan bensin sampai penuh. Ruangan bensin kemudian dihubungkan
dengan ruangan udara dan manometer dan selanjutnya rangkaian alat ini direndam dalam
penangas air yang mempunyai suhu tetap yaitu 37,8+0,1C. Secara periodic rangkaian alat ini
dikeluarkan dari penangas air dan digojok sampai akhirnya manometer menunjukan harga
tekanan keseimbangan yang tetap yang merupakan tekanan uap Reid.
4. Titik Nyala
Titik nyala adalah suhu terendah di mana uap minyak bumi dan produknya dalam
campurannya dengan udara akan menyala kalau dikenai nyala uji pada kondisi
tertentu. Sedangkan Titik bakar adalah suhu terendah dimana uap minyak bumi
dan produknya akan menyala dan terbakar secara terus menerus kalau dikenai
nyala uji pada kondisi tertentu.
Metode Titik Nyala Open Cup (Wadah Terbuka)
Mengukur titik nyala menggunakan metode cawan terbuka, seperti namanya, dilakukan di
sebuah vessel yang terpapar udara luar. Suhu zat secara bertahap meningkat dan sumber
pembakaran dilewatkan di atas wadah terbuka tersebut, hingga mencapai titik di mana ia
"menyala" dan terbakar.
Titik nyala di sini akan bervariasi sesuai dengan jarak antara substansi dan sumber api ketinggian sumber di atas cawan. Metode open cup yang umum digunakan adalah open cup
Cleveland (COC).
Metode Titik Nyala Close Cup (Wadah Tertutup)
Titik nyala dalam metode cup tertutup dilakukan di dalam wadah tertutup yang tidak terbuka
untuk lingkungan luar. Tutupnya disegel dan sumber pembakaran dimasukkan ke dalam
vessel itu sendiri, memungkinkan untuk pendekatan lebih dekat dengan kondisi pembakaran
nyata (seperti yang ditemukan di dalam tangki bahan bakar).
Empat jenis utama dari titik nyala close cup adalah Pensky Martens, Abel, Tag, dan yang
paling banyak digunakan pada skala Kecil, dikenal sebagai Setaflash. Namun, perkembangan
baru di pengujian Flash point telah menyebabkan aturan pengenalan standar keselamatan
dimodifikasi.
Titik Nyala Tag Tester
Tag Closed Tester adalah alat yang digunakan untuk menentukan titik nyala dari cairan
cairan yang mempunyai viscositas kurang dari 5,5 cts (pada 40 OC) atau 9,5 cts (pada 25 OC)
dan titik nyala dibawah 200 OF kecuali cairan cairan yang cenderung membentuk surface
film dibawah kondisi percobaan dan material material yang mengandung suspended film.
Tester juga dapat digunakan untuk mendeteksi kemampuan sampel untuk menghasilkan uap
yang mudah terbakar ketika dijaga pada suhu kesetimbangan dengan flash / tidak ada metode
flash.
5. Uji Warna
-
SAYBOLT CHROMOMETER
- UNION COLORIMETER
PRINSI KERJA
Pada posisi paling dasar, kolorimeter bekerja dengan melewati panjang gelombang
cahaya tertentu melalui solusi, dan kemudian mengukur cahaya yang datang melalui di
sisi lain. Dalam kebanyakan kasus, lebih terkonsentrasi solusinya yaitu cahaya lampu
akan lebih banyak diserap, dan dapat dilihat pada perbedaan antara cahaya pada sumber
asalnya dan setelah itu melewati solusi. Untuk mengetahui konsentrasi suatu sampel,
maka sampel dilihat dari solusi di mana konsentrasi diketahui yang pertama disiapkan dan
diuji. Ini kemudian diplot pada grafik dengan konsentrasi pada satu sumbu dan absorbansi
di sisi lain untuk membuat kurva kalibrasi, ketika sampel tidak diketahui diuji, hasilnya
dibandingkan dengan sampel yang dikenal pada kurva untuk menentukan konsentrasi.
Beberapa jenis colorimeters otomatis akan membuat kurva kalibrasi didasarkan pada
kalibrasi awal.
6. Viskositas
- Saybolt universal
viscosity
alir contoh. Suhu tertinggi saat contoh tidak dapat mengalir dicatat sebagai titik padat
(solid point). Titik tuang juga menunjukkan suhu terendah dimana minyak bumi dan
produknya masih dapat dipompa. Pour point atau titik tuang adalah harga temperatur
yang menyebabkan minyak bumi yang didinginkan mengalami perubahan sifat dari bisa
menjadi tidak bisa dituangkan atau sebaliknya. Semakin rendah titik tuang maka kadar
parafin juga semakin rendah sedangkan kadar aromatnya semakin tinggi.
Titik kabut & titik tuang dimaksudkan untuk memperkirakan jumlah lilin yg terdapat
didalam minyak. Semua minyak akan membeku jika didinginkan pd suhu yg cukup
rendah, mk pemeriksaaan ini tidak menunjukkan adanya sejumlah lilin atau padatan lain
dlm minyak. Ini berarti pada pemeriksaan tsb terlihat bahwa lilin akan meleleh diatas titik
tuangnya sehingga dapat dipisahkan dari minyaknya.
8. Angka Oktan
Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam
bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar
oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin
juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini
terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi
knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak,
sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C 8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana
yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa
mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat
terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari 87% oktana dan 13% heptana
(atau campuran molekul lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka tingkat
kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang
memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.
Umumnya skala oktan di dunia adalah Research Octane Number (RON). RON ditentukan
dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi
yang teratur.
Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:
87 Bensin standar di Amerika Serikat
88 Bensin tanpa timbal Premium-TT
91 Bensin standar di Eropa
94 Premix-TT
95 Super-TT
Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Menambahkan
tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut,
sehingga bensin "murah" dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal
ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL
dibutuhkan etilen bromida (C 2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer
dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah
dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl tertiary
butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan
118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada
campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin
yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi
lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika
terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin ) MTBE
masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari
TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah diperoleh
dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah.
Etanol semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi
semakin meningkat.
Jenis-jenis bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang
diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat
beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai
mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number).
Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
3. PETRONAS
Anti-Knocking dan cara mencegah knocking
Knocking (ketukan) adalah peledakan campuran (uap bensin dengan udara) didalam silinder
mesin dengan siklus Otto sebelum busi menyala. Peristiwa knocking ini angat mengurangi daya
mesin. Hidrokarbon rantai lurus cenderung membangkitkan knocking. Ketukan dalam mesin
terjadi karena pembakaran tidak sempurna yang disebabkan oleh tidak tepatnya perbandingan
uap bahan bakar dan udara yang tidak seimbang. Hal ini akan menyebabkan tidak semua bahan
bakar terbakar dalam mesin. Bahan bakar yang tidak terbakar akan mengakibatkan panas tidak
merata dan menyebabkan terjadinya kerak mesin. Pembakaran tidak sempurna akan
menyebabkan tekanan dan panas yang tinggi, sehingga mengakibatkan kerugian tenaga,
pemborosan bahan bakar dan kerusakan pada mesin. Mutu pembakaran mogas oleh sifat
ketukan yang dapat dilihat pada besarnya angka oktana. Terjadinya ketukan pada mesin
disebabkan karena kurang terpenuhinya angka oktana, yang ditandai dengan terjadinya reaksi
MTBE ini
selain dapat meningkatkan bilangan oktan, juga dapat menambahkan oksigen pada campuran
gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang
menghasilkan gas CO. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi
lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga
jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin) dan
MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.
9. Uji Belerang
ASTM-D525
Untuk mengukur stabilitas getah minyak dilakukan metode yang dinamakan ASTM-D381.
Pemeriksaan Rutin :
1. Titik Lilin
2. Bilangan Setana
3. Indeks Diesel
4. Titik Asap
Titik asap (smoke point) diddefinisikan sebagai tinggi nyala maksimum dalam millimeter
di mana kerosin terbakar tanpa timbul asap apabila ditentukan dalam alat uji baku pada
kondisi tertentu (IP 57). Di samping dikenakan kepada kerosin, uji titik asap juga
dikenakan kepada bahan bakar jet (ASTM D1322-90).
Titik asap ditentukan dengan cara membakar contoh kerosin atau bahan bakar jet dalam
lampu titik asap. Nyala dibesarkan dengan jalan menaikkan sumbu sampai timbul asap,
kemudian nyala
dikecilkan sampai asap hilang. Tinggi nyala dalam keadaan terakhir ini dalam millimeter
adalah asap contoh. Asap terutama disebabkan oleh adanya senyawa aromat dalam bahan
minyak.
Titik asap adalah temperatur ketika minyak atua lemak pada kondisi tertentu
menguapkan sejumlah senyawa volatil yang memberikan penampakan asap yang jelas.
Istilah ini biasanya digunakan dalam bidang kuliner untuk menentukan jenis minyak yang
tepat untuk proses tertentu. Konsentrasi senyawa volatil dalam minyak mencakup air,
asam lemak bebas, dan produk hasil degradasi oksidasi. Temperatur yang menyebabkan
minyak terdekomposisi tidak termasuk titik asap. Lebih tinggi dari titik asap akan menuju
ke titik nyala di mana uap dari minyak akan bercampur dengan udara dan membentuk api.
Titik asap dari satu jenis minyak dapat bervariasi tergantung asal bahan dan derajat
kemurniannya. Titik asap cenderung meningkat ketika kadar asam lemak bebas berkurang
dan derajat kemurnian bertambah. Memanaskan minyak akan menghasilkan asam lemak
bebas dan seiring waktu pemanasan jumlah asam lemak bebas akan terus bertambah.
Asam lemak bebas di dalam tubuh hanya mampu terikat dan ditransportasikan dalam
darah oleh protein albumin dalam darah sehingga metabolismenya amat tergantung pada
kadar albumin dalam darah. aktivitas menggoreng berkali-kali dengan minyak yang sama
dapat mempercepat kerusakan minyak goreng sehingga minyak goreng disarankan untuk
tidak digunakan lebih dari dua kali.
Minyak/lemak
Tingkat kemurnian
Minyak almond
Titik asap
420F
216C
Minyak apokat
Un-Refined, Virgin
375-400F
190-204C
Minyak apokat
Refined
520F
271C
250300F
121149C
Mentega
Minyak kanola
Expeller Press
375-450F[5]
190-232C
Minyak kanola
High Oleic
475F
246C
Minyak kanola
Refined
400F
204C[1]
Minyak jarak
Refined
392F
200C[6]
Minyak kelapa
Virgin (Unrefined)
350F[7]
177C
Minyak kelapa
450F
232C
Minyak jagung
Unrefined
352F
178C[6]
Minyak jagung
Refined
450F
232C[1]
420F
216C[1]
225F
107C
485F
252C
Unrefined
Minyak/lemak
Tingkat kemurnian
Titik asap
420F
216C
Minyak hazelnut
430F
221C
Minyak hemp
330F
165C
Minyak babi
390F
192C
Minyak makadamia
413F
210C
Minyak mustard
489F
254C
Minyak zaitun
Extra virgin
375F
191C
Minyak zaitun
Virgin
391F
199C[6]
Minyak zaitun
Pomace
460F
238C[1]
Minyak zaitun
Extra light
468F
242C[1]
Minyak zaitun
405F
207C
Minyak sawit
Difractionated
455F
235C[8]
Unrefined
320F
160C
Refined
450F
232C[1]
490F
254C
Minyak bekatul
Minyak kesumba
Unrefined
225F
107C
Minyak kesumba
Semirefined
320F
160C
Minyak kesumba
Refined
510F
266C[1]
Minyak wijen
Unrefined
350F
177C
Minyak wijen
Semirefined
450F
232C
Minyak kedelai
Unrefined
320F
160C
Minyak kedelai
Semirefined
350F
177C
Minyak kedelai
Refined
460F
238C[1]
Unrefined
225F
107C
Semirefined
450F
232C
Refined
440F
227C[1]
320F
160C
420F
215C
Tallow
Minyak/lemak
Tingkat kemurnian
Titik asap
485F
252C
Shortening nabati
360F
182C
Minyak walnut
Unrefined
320F
160C
Minyak walnut
Semirefined
400F
204C
5. Bilangan Cincin
6. Indeks Korelasi
7. Nilai Kalor
Nilai kalor bahan bakar adalah suatu besaran yang menunjukkan nilai energi kalor
yang dihasilkan dari suatu proses pembakaran setiap satuan massa bahan bakar. Bahan bakar
yang banyak digunakan umumnya berbentuk senyawa hidrokarbon.
Enthalpi pembakaran adalah selisih antara enthalpi dari produk dengan enthalpi dari
reaktan ketika pembakaran sempurna berlangsung pada temperatur, dan tekanan tertentu
(T,P). Pembakaran sempurna terjadi jika semua komponen bahan bakar (seperti C,H & N)
terbakar semuanya dan membentuk ikatan dengan komponen-komponen udara membentuk
suatu senyawa baru (CO2, H2O, N2).
Secara teoritik, jika diketahui struktur molekul dari bahan bakar (misal: CH4, C8H18,
C12H26) dan nilai enthalpi pembentukan untuk setiap komponen reaktan dan produk, harga
enthalpi pembakaran bahan bakar dapat dihitung dengan menggunakan rumus .
Cara untuk menentukan nilai kalor bahan bakar yaitu secara eksperimental dengan
menggunakan suatu alat yang disebut kalorimeter bom. Pada pengujian kali ini akan
ditentukan nilai kalor bahan bakar dengan menggunakan kalorimeter bom.
Tujuan dari mengetahui nilai bahan bakar adalah untuk :
1. Memilih bahan bakar yang sesuai untuk keperluan.
2. Menghitung efisiensi dari suatu sistem yang menggunakan bahan bakar (misal boiler,
motor bakar torak) dengan sebelumnya terlebih dahulu menghitung energi kalor yang
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar.
3. Menentukan kualitas suatu bahan bakar berdasarkan besar kecilnya nilai kalor yang
dimilikinya.
Berdasarkan fasa H2O yang terbentuk sebagai hasil pembakaran, nilai kalor dibagi menjadi
dua jenis, yaitu :
1. LHV (Low Heating Value), yaitu nilai kalor bahan bakar jika H2O yang dihasilkan
sebagai produk pembakaran berada dalam fasa uap (gas).
2. HHV (High Heating Value), yaitu nilai kalor bahan bakar jika H2O yang dihasilkan
sebagai produk pembakaran berada dalam fasa cair.
Nilai kalor dari bahan bakar diesel dapat diukur dengan bom kalori meter . untuk
memproleh perkiraan nilai panasnya bisa dipakai rumus empiris dibawah ini
HHV = 18650 + 40 ( API - 10 )
btu/lb
Nilai LHV selalu lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai HHV. Hal ini
dikarenakan kalor yang dihasilkan pada proses pembakaran dengan LHV sebagian digunakan
untuk mengubah H2O dari fasa cair menjadi fasa gas sehingga besar energi kalor yang dapat
dimanfaatkan menjadi lebih kecil.
Penurunan rumus NBB :
Secara umum, rumus nilai kalor bahan bakar adalah :
Nbb = ((H x T)- (N x m)kp-(Nxm)kw)/m_bb ( kJ/kg)
Dimana :
Nbb = Nilai Kalor Bahan bakar [kJ/kg)]
H = Nilai air kalorimeter = 11,5664 kJ/oC
T = Tf Ti [oC]
Nkp = Nilai kalor kapsul = 19222,04 kJ/kg
mkp = Massa kapsul [kg]
Nkw = Nilai kalor kawat = 5860,40 kJ/kg
mkw = Massa kawat yang terbakar [kg]
mbb = Massa bahan bakar [kg]
Untuk menentukan harga Tf, Ti dan Tawal digunakan grafik antara temperatur yang
diukur terhadap waktu. Selanjutnya Ti dapat dihitung dengan menggunakan rumus
perbandingan antara Tf dan Tawal.
Harga perbandingan tersebut adalah spesifik untuk kalorimeter bom yang digunakan
dalam percobaan ini. Harga tersebut dikeluarkan oleh produsen dari kalorimeter bom. Untuk
menentukan harga perbandingan setiap kalorimeter bom, perlu dilakukan kalibrasi
kalorimeter bom.
Dalam kehidupan sehari-hari, untuk melakukan aktivitasnya, manusia memerlukan
banyak energi. Sumber energi tersebut dapat diperoleh dari minyak bumi. Untuk memperoleh
energi dari minyak bumi biasanya melalui reaksi pembakaran dari sumber energi tersebut.
Jadi, sumber energi seperti minyak bumi digunakan sebagai bahan bakar. Dari reaksi
pembakaran bahan bakar ini akan dilepaskan sejumlah tertentu panas (kalor). Komposisi dan
nilai kalor dari berbagai jenis bahan bakar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Jenis Bahan Bakar Komposisi (%) Nilai Kalor
KJ/g
C
Gas Alam
70
23
49
Batubara
(Antrasit)
82
31
Batubara
(Bituminus)
77
77
32
Minyak
Mentah
85
12
45
Bensin
85
15
48
Arang
50
34
Kayu
50
44
18
Hidrogen
100
142
Suatu bahan bakar dapat dipandang ekonomis atau tidak bergantung pada kalor
pembakaran bahan-bahan tersebut. Semakin besar jumlah kalor yang dilepaskan pada reaksi
pembakaran, semakin besar pula nilai H pembakarannya (Hc). jadi, bahan bakar akan
bernilai ekonomis jika dalam pembakarannya dapat dilepaskan kalor dalam julah yang besar,
sedangkan harga bahan bakarnya murah. Akan tetapi, tidak semua bahan bakar dapat terbakar
sempurna, sebagian ada yang pembakarannya tidak sempurna. Pembakaran sempurna bahan
bakar akan menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran tidak sempurna dari nbahan bakar
akan menghasilkan gas CO yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Berikut adalah reaksinya:
Pembakaran sempurna isooktana:
C8H18 + O2(g) 8CO2(g) + 9H2O(g) H = -5.460 kJ/mol
Pembakaran tidak sempurna isooktana:
C8H18 + O2(g) 8CO2(g) + 9H2O(g) H = -2.2924,4 kJ/mol
Pada reaksi 1 dan 2, pembakaran tidak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi,
pembakaran tidak sempurna dapat mengurangi efisiensi bahan bakar. Kerugian lain dari
pembakaran tidak sempurna adalah akan dihasilkan gas karbon monoksida (CO) yang
bersifat racun (mencemari udara).
8. Bilangan Penetrasi
Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila di panaskan dan akan
membeku/mengental apabila didinginkan, namun demikian prinsip material tersebut terhadap
suhu prinsipnya membentuk sautu sprektum/beragam tergantung komposisi unsur unsur
penyusunnya.
Dari sudut pandang rekayasa, ragam dari komposisi unsur aspal biasanya tidak ditnjau lebih
lanjut, untuk menggambarkan karakteristik ragam respon aspal tersebut diperkenalkan
beberapa parameter, salah satunya adalah Pen (penetrasi). Nilai ini menggambarkan
kekerasan asapl pada suhu standar yaitu 25 C , yang diambila dari pengukur kedalaman
penetrasi jarum standar (5 gr/100 gr) dalam rentang waktu standar (5 detik)
Aspal penetrasi rendah 60/70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
Aspal penetrasi tinggi 80/100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
Aspal penetrasi tinggi 100/110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas
rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
Uji Penetrasi
A. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Stopwatch
Tinbox
Bahan :
Aspal cair
B. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapan benda uji
- Menyiapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
- Panaskan contoh dengan perlahan dan diaduk hingga cair untuk di tuangkan
- Setelah contoh cair dan merata , tuangkan kedalam cawan dan di diamkan
hingga dingin . tinggi contoh didalam cawan tidak bokeh kurang dari angka
penetrasi ditambah 10 mm, buatlah 2 contoh benda uji.
- Tutuplah benda uji hingga bebas dari debu dan diamkan pda suhu ruang selam
1-1,5 jam untuk benda uji kecil dari 1,5 2 jam untuk bendan ui besar.
2. Pengujian penetrasi
- Masukkan benda uji kedalam water bath selam 1 2 jam.
- Periksalah pemegang jarum, agar jarum dapat di pandang dengan baik dan
benar , kemudian bersihkan jarum tersebut hingga benar benar bersih dan
apsang lah jarum tersebut pada pemegang jarum
- Letakkan pemberat 50 gr di atas jarum ntuk memperoleh beban sebesar 100
1 gr.
- Persiapkan kertas bulat berdiameter sama dengan thin box, dan buat grid
kotak-kotak pada kertas tersebut.
Keluarkan benda ui dari waterbath dan kemudian letakkan benda uji dibawah
alat uji penetrasi yang mana benda uji yang telah dilatakkan dalam wadah
kecil dan direndam dengan air dari air water bath/ air suling.
Atur kondisi alat uji penetrasi pada dial nol setealh jarumnya di paskan diatas
pemukaan benda uji, jarum jangan sampai menekan benda uji.
Lepaskan pemegang jarum serentak dengan menjalankan stop wath selama ( 5
0,1) detik atau selama 5 detik
Putar arloji parameter dan bacalah angka yang di tunjukan
Lakukan kegiiatan diatas untuk 1 benda uji dengan 5 kali pengujian dengan
ketentuan setiap titik memeriksa berjalan ( berjarak per 1 cm )
untuk itu dilakukan penekanan di atas benda uji di pasang kertas yang telah
bergaris per 1 cm.
Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat untuk pengujian
berikutnya.