Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN


HASIL BELAJAR DASAR DASAR ELEKTRONIKA BAGI SISWA
KELAS X TIPTL 1 SMK NEGERI 1 NGANJUK

DI SUSUN OLEH :
Sunaryo
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Arti pendidikan menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka perlu
diselenggarakan pendidikan. Dalam pendidikan terdapat tiga jalur pendidikan
yaitu, pendidikan informasi (informal) yang diselenggarakan di lingkungan
keluarga, pendidikan formal yang diselenggarakan di lingkungan sekolah, serta
pendidikan non formal yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat. Ketiga
jalur pendidikan tersebut saling melengkapi dalam mewujudkan cita-cita
nasional melalui pendidikan. Jalur pendidikan formal terbagi lagi menjadi tiga
jenjang, yaitu pendidikan dasar, pendidikan pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan di Indonesia, terdapat pembagian
satuan pendidikan yaitu pendidikan umum yang lebih dikenal dengan Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan pendidikan kejuruan yang lebih dikenal dengan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebagai lembaga pendidikan sekolah
menengah kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan

peserta didiknya untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan
keahliannya.
Dari uraian di atas nampak jelas tuntutan akan keberadaan pendidikan
kejuruan adalah untuk membentuk dan mengembangkan keahlian dan
keterampilan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, mutu
dan efisiensi kerja.
SMK melaksanakan kurikulum seperti yang ditetapkan pemerintah.
Dimana telah disusun program pendidikan dan pelatihan yang terbagi menjadi
tiga yaitu : Normatif, Adaptif dan Produktif. Untuk kategori Normatif di
dalamnya mencakup pelajaran Agama, PPKN, Bahasa Indonesia, dan Sejarah.
Kelompok Adaptif adalah Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Kimia dan
Komputer. Sedangkan kelompok produktif khususnya jurusan elektronika
(audio-video) yaitu gambar teknik, elektronika dasar, teknik audio, rangkaian
listrik, komunikasi data, teknik televisi dan audio, teknik digital dan lain
sebagainya. Ketiga kurikulum yang ditetapkan pemerintah tersebut saling
melengkapi dan menunjang keterampilan siswa terlebih lagi dalam kelompok
kategori Adaptif dan Produktif. Salah satu sekolah yang menggunakan
kurikulum tersebut adalah SMKN 1 di Nganjuk.
SMK Negeri 1 Nganjuk merupakan salah satu bagian dari pendidikan
formal yang memiliki 8 (delapan) program studi. Salah satu diantaranya yaitu
Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik (TIPTL). Program studi ini
mempunyai beberapa kompetensi yang seluruhnya dijadikan judul mata diklat.

Salah satu dari mata diklat itu yaitu Teori Dasar Elektronika dengan Standar
Kompetensi Menguasai Dasar-dasar Elektronika. Mata diklat ini diberikan
pada kelas X semester I. Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk
mendorong siswa berdiskusi, saling bantu menyelesaikan tugas, menguasai dan
pada akhirnya menerapkan keterampilan yang diberikan untuk meningkatkan
hasil belajar adalah dengan mengubah cara belajarnya dan menggunakan
model pembelajaran dengan model cooperative learning yang bertujuan
merangsang keaktifan siswa dalam belajar. Salah satu model pembelajaran itu
adalah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
(STAD).
2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah :
Apakah melalui penerapan model pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar dasardasar elektronika siswa kelas X Teknik Audio Video SMK Negeri 1
Nganjuk ?
3

Pembatasan Masalah
Dari latar belakang masalah dan berbagai permasalahan yang telah
diidentifikasi di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam
penelitian ini, pembahasan masalah hanya mencakup:

Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe


Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatakan
hasil belajar Dasar Dasar Elektronika?
4 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division
(Stad) Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dasar Dasar Elektronika
Bagi Siswa Kelas X Teknik Audio Video (Tav) SMK Negeri 1 Nganjuk.
5 Tujuan Penelitian
1

Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi
guru dan siswa untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran melalui
penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
(STAD).

Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah
melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions
(STAD).dapat meningkatkan hasil belajar dasar-dasar elektronika bagi siswa
kelas X TAV SMK Negeri 1 Nganjuk.

6 Manfaat Hasil Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1

Sekolah
Dalam hal ini adalah SMK Negeri 1 Nganjuk dengan hasil penelitian ini
diharapkan SMK Negeri 1 Nganjuk dapat lebih meningkatkan kegiatan
pembelajaran melalui model pembelajaran Student Teams Achievement
Divisions (STAD) agar prestasi belajar siswa lebih baik dan perlu
dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

Guru
1

Guru sebagai bahan masukan guru dalam meningkatkan mutu


pendidikan di kelasnya.

Menambah wawasan guru untuk menerapkan model pembelajaran


Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Menjadi umpan balik untuk mengetaui kesulitan siswa yang dihadapi


siswa.

Siswa

Menggembangkan kemamapuan berfikir, belajar berdiskusi, serta


kerja sama dalam kegiatan belajar dasar dasar elektronika.

Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan melalui model


pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD).

Meningkatkan hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran


Dasar Dasar Elektronika.

Peneliti

1 Memperoleh pengalaman strategi pembelajaran, melakukan seleksi materi, dan


mengembangkan seleksi instrument.
2 Memperoleh pengalaman tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang berorientasi pada hasil belajar
siswa.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1

Hakikat Belajar

Hasil belajar menurut Rohani adalah kemajuan belajar peserta didik dalam
penguasaan materi pelajaran yang dipelajarinya sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan menurut Winarno Surahmad (1997 : 88) sebagai berikut :
hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman
interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku.
Sedangkan menurut pendapat Suharsimi Arikunto, hasil belajar adalah akhir
setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah itu tampak dalam bentuk
perbuatan yang dapat diamati dan diukur. Belajar dalam penelitian ini diartikan
segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa
yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Dasar Dasar Eelektronika
Teknik Audio Video.
2

Hakikat Hasil Belajar


Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
serangkaian kegiatan instruksional tertentu. Hasil belajar yang dicapai oleh
siswa erat kaitannya dengan rumusan instruksional yang direncanakan oleh
guru sebelumnya. Hasil dan bukti belajar ialah adanya perubahan tingkah
laku orang yang belajar yang terjadi karena proses kematangan dan hasil
belajar bersifat relatif menetap, misalnya dati tidak tahu menjadi tahu dan

dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Mudjiono (2000), bahwa


hasil dan bukti belajar adalah adanya perubahan tingkah laku orang yang
belajar.
Menurut Howard Kingsley (Sudjana, 1989), ada tiga macam hasil
belajar yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing dapat golongan,
dapat diisi dengan bahan yang diterapkan dalam kurikulum sekolah.
Benyamin Bloom berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak kita
capai terdiri dari tiga bidang, yaitu bidang kognitif, bidang afektif, dan
bidang psikomotorik.
Setiap kegiatan yang berlangsung pada akhirnya kita ingin
mengetahui hasilnya, demikian pula dengan pembelajaran. Untuk
mengetahui hasil kegiatan pembelajaran, harus dilakukan pengukuran dan
penilaian. Pengukuran adalah suatu usaha untuk mengetahui sesuatu
seperti apa adanya, sedangkan penilaian adalah usaha yang bertujuan
untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam penguasaan kompetensi
(Haling, 2002). Dengan demikian pengukuran hasil belajar adalah suatu
usaha untuk mengetahui kondisi status kompetensi dengan menggunakan
alat ukur sesuai dengan apa yang diukur, sedangkan penilaian adalah usaha
untuk membandingkan hasil pengukuran dengan patokan yang ditetapkan.
3

Hasil Belajar Dasar Dasar Elektronika

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa hasil belajar adalah


hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti serangkaian kegiatan
instruksional tertentu. Maka hasil belajar dasar dasar elektronika adalah
hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang erat kaitannya dengan rumusan
instruksional yang direncanakan oleh guru sebelumnya pada hal ini adalah
penyesuaian pencapaian indikator kriteria keberhasilan dalam hasil belajar
atau Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah di tetapkan oleh
seorang guru sebelum mengajar pada silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Dalam hal ini tentunya seorang guru hendaknya
menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar
apa saja yang akan di ajarkan dalam kegiatan pembelaran yang semuanya
telah tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
silabus dalam hal ini adalah mata pelajaran Dasar - Dasar Elektronika.
Dasar - Dasar Elektronika adalah salah satu mata pelajaran kejuruan
teknik audio video yang ada di SMK. Bahkan sebagian mata pelajaran ada
yang sudah menjadi mata diklat pada kejuruan teknik audio video. Hasil
belajar yang dicapai dapat di lihat melalui hasil belajar teori atau praktik
pada saat kegiatan pembelajaran dan tentunya mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus yang digunakan pada saat
Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM).
4

Hakikat Model Pembelajaran

10

Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun


model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar
pengertian tersebut, maka model mengajar dapat dipahami sebagai kerangka
konseptual

yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik

dalam mengorganisasikan
mencapai

pengalaman

belajar

dan

pembelajaran

untuk

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perencanaan pengajaran

bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas

pembelajaran (Sagala, 2005:176).


Model

pembelajaran

adalah

pola

pembelajaran

khusus

yang

direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu ( Agustian, 2004:8).


Model pembelajaran sesungguhnya disusun untuk mengarahkan belajar, dimana
guru membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai,
cara berfikir dan mengekspresikan dirinya (Joyce et al, 2009:7).
5

Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi


belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran

11

Pembelajaran

kooperatif

merupakan

model

pembelajaran

yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.


Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1

Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara


bekerja sama

Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah

Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis
kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.

Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.


Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalm tugastugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya


yang mempunyai berbagai macam latar belakang.

Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan


social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan
bekerja dalam kelompok.

Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif :

Fase

Indikator

Aktivitas Guru

12

Menyampaikan tujuan dan

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin

memotivasi siswa

dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan


demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Mengorganisasikan siswa ke

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya

dalam kelompok-kelompok

membentuk kelompok belajar dan membantu setiap

belajar

kelompok agar melakukan transisi efisien

Membimbing kelompok

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat

bekerja dan belajar

mengerjakan tugas

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah


dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar


siswa baik individu maupun kelompok.

Hakikat Model Pembelajaran STAD


STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan

siswa dalam kelompok kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang


siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang
berbeda.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 langkah
tahapan yaitu : persiapan, penyajian materi (precentation), tahap kerja

13

kelompok (teams), tahap tes individu, dan tahap perhargaan kelompok ( team
recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model
pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki ciri ciri sebagai berikut.

Siswa Bekerja Dalam Kelompok Kelompok Kecil


Siswa

ditempatkan

dalam

kelompok

kelompok

belajar

yang

beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan


suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok,
diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang
berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai
materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri
siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
2

Tahap Tes Individu


Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai,
diadakan tes secara individual atau quiz mengenai materi yang telah
dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended tasks
dimana tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan. Tujuannya
agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dan apa yang telah dipelajari
sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per individu ini didata dan
diarsipkan sebagai bahan untuk perhitungan skor kelompok.

Penghargaan Kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah
menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok

14

dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing masing
anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.
Pemberian penghargaan didasarkan atas rata rata poin yang didapat oleh
kelompok tersebut.
Penghargaan pada kelompok terdiri atas 3 tingkat, yaitu:
1

Super team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 25

Great team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 20

Good team diberikan bagi kelompok yang memperoleh skor rata-rata 15

1 Kerangka Berfikir
Proses belajar mengajar (PBM) dipandang berkualitas jika
berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar.
Proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil jika siswa menunjukkan
tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus
dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru
sebagai pendidik bertanggung jawab merencanakan dan mengelola
kegiatan-kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tuntutan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran.
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efisiensi, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu strategi yang harus dimiliki oleh guru adalah harus
menguasai cara cara penyajian atau biasa disebut model pembelajaran.

15

Model pembelajaran adalah pola

pembelajaran

khusus

yang

direncanakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini guru
menngunakan metode pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya dengan
tujuan agar siswa dapat berfikir kritis, kreatif, dan mengembangkan kerja
sama antar tim dalam pembelajaran kooperatif
Berbagai macam-macam model pembelajaran, model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) diharapkan
siswa dapat lebih berminat dalam belajar mata pelajaran Dasar Dasar
Elektronika dan dapat memberikan solusi dalam memahami materi, serta
memberikan keaktifan, perhatian, belajar memecahkan masalah yang dapat
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dalam rangka perbaikan
proses belajar mengajar. Dengan demikian diharapkan agar siswa dapat
meningkatkan prestasinya.
2 Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang akan diajukan dalam proposal penelitian ini adalah
Jika

pembelajaran

kooperatif

tipe Teams

Games

Tournament

(TGT) diterapkan maka ada peningkatan hasil belajar Dasar Dasar


Elektronika pada siswa kelas X Teknik Audio Video (TAV) SMK Negeri 1
Nganjuk.

16

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1 Lokasi dan Waktu Penelitian
1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan di ajukan dalam proposal penelitian ini adalah SMK
Negeri 1 Nganjuk.
2

Waktu Penelitian

17

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan menggunakan


waktu penelitian selama 3 bulan Februari s/d April.
2 Subyek penelitian
Subyek yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah siswa kelas
X SMK Negeri 1 Nganjuk dengan jumlah sampel siswa 40 orang.
3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1

Perencanaan
Meliputi penyampaian Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP),
materi pelajaran, Guru membentuk siswa ke dalam beberapa grup,
membantu pekerjaan siswa, latihan soal, pembahasan latian soal, ulangan
harian. Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan kepada siswa
sesuai dengan yang tertulis pada rencana tindakan. Di luar itu adalah
pembelajaran-biasa yang telah anda lakukan sehari-hari, tidak perlu
dituliskan di sini. Harus dibedakan benar antara pembelajaran biasa dengan
PTK. Yang dituliskan dalam siklus hanyalah bagian yang diteliti saja.
2

Tindakan ( Action )
Pada fase Tindakan ini kegiatan mencakup :

Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan penutup.

18

Siklus II ( sama dengan I )

Siklus III ( sama dengan I dan II )


3

Pengamatan
Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai
instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat triangulasi dan
saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan di
sini.

Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus siklus


tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil dari
penelitian.Refleksi berisikan penjelasan tentang keberhasilan atau
kegagalan yang terjadi setelah selang waktu tertentu. Refleksi diakhiri
dengan perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.

4 Instrument penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam pengajuan proposal ini adalah:
1

Data Hasil Belajar Siswa Kelas X Teknik Audio Video (TAV)


Dalam hal ini peneliti hanya mengambil sampel 40 siswa pada data
hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar dasar elektronika.

Dokumen siswa

19

Dokumen siswa berupa catatan siswa untuk menunjang lembar observasi


berkurangnya kemalasan maupun kebosanan siswa. Dokumen siswa dilihat
dan dicatat peneliti pada setiap akhir pelajaran.
3

Catatan Lapangan
Catatan catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan dari hasil
refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan perbaikanterhadap rencana
awal.

Wawancara dengan siswa


Wawancara dengan siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan pemilihan
siswa yang diwawancarai secara acak sesuai dengan kebutuhan refleksi
untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya. Pedoman wawancara
dengan siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan belajar siswa
selama proses pembelajaran berikutnya.

5 Teknik analisis data


Data hasil belajar siswa berupa tes akan dianalisis dengan
menggunakan skor yang berdasarkan penilaian acuan patokan, dihitung
berdasarkan skor maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa. Nilai yang
diperoleh dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah dan sangat rendah. Pedoman pengkategorian hasil belajar

20

siswa yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Di samping itu juga
dideskripsikan hasil pengamatan aktifitas pembelajaran dan perilaku siswa
yang diketahui dari hasil pengamatan dengan menggunakan lembar
observasi yang terjadi pada pelaksanaan proses belajar mengajar.
Tabel 1. Tingkat penguasaan dan kategori hasil belajar siswa
Tingkat Penguasaan
8,0-10
6,6-7,9
5,6-6,5
40-5,5
0-3,9

Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat Rendah

DAFTAR PUSTAKA
Ali Imron. (1996). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya.
Ahmad Rohani. (1995). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bambang Prasetyo, Lina Mifhatul Jannah. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Depdiknas. (2004). GBBP dan Kurikulum SMK Edisi 2004. Jakarta : Depdiknas.
Dekdikbud. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung : Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
PengertianBelajardanHasilBelajar.Dalamhttp://duniabaca.com/pengertianbelajar-hasil-belajar.html.diunduh pada 4 Desember 2011.

21

Anda mungkin juga menyukai