D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA
TINGKAT
: 1B.2
KATA PENGANTAR
Palem
bang,
Mei
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB II
1.1
1.2
Tujuan ..................................4
1.3
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Linen.................................................................6
2.2
.7
2.3.
Pemeriksaan
Penunjang.7
2.4
Upaya Pengendalian Infeksi Pada
Linen............................................. 8
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan...........16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian
infeksi
tidak
terlaksana
dengan
baik
yang
dapat
menyebabkan
infeksi. Upaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Linen
Linen adalah bahan-bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas perawatan
kesehatan oleh staf rumah tangga (kain tempat tidur dan handuk), staf pembersih (kain
pembersih, gaun dan kap), personel bedah (kap, masker, baju cuci, gaun bedah, drapeas,
dan pembungkus), serta staf di unit khusus seperti ICU dqan unit-unit lain yang
melakukan prosedur medik infasif (seperti anestiologi, radiology, atau kardiologi)
etiap penyelenggaraan kesehatan rawat inapselalu menggunakan linen dalam kegiatannya
Pengertian Linen adalah segala jenis aset RS yang terbuat dari kain
kain. Secara umum Linen terdiri atas :
Linen Kelengkapan pakaian
Linen Kelengkapan Tempat tidur
Linen Pelengkap ruangan
Linen Kelengkapan tindakan
.
2.2
jamur dan protozoa. Mikroorganisme yang berada pada peralatan Rumah Sakit
6
dapat
menyebabkan
infeksi
tergantung
pada:
jumlah
dalam
melaksanakan
pelayanan
kesehatan,
tanpa
Surveilans nasional
Pengontrolan antibiotika.
A. Memproses Linen
Memproses linen terdiri dari semua langkah yang diperlikan untuk
mengumpulakan, membawa,dan memilih (menyortir) linen kotor dsan membinatu
(mencuci, mengeringkan, melipat, atau membungkus), kemudian menyimpan dan
8
b) Kalau mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sedikit mungkin dan
dengna kontak minimum untuk mencegah perlikaan dan penyebaran ,
mikroorganisme
c) Anggap semua bahan kain (umpamanya kain bedah, gaun dan pembungkus)
yang telah dipakai untuk suatu prosedur sebagai infeksikus. Sekalipun tidak
tampak adanya kontaminasi, bahan itu harus dibinatu
d) Bawa linen kotor dalam kontainer yang tertutup atau kantong plasitk untuk
mencegah keterceceran, dan dibatasi linen kotor itu dalam area tertentu sampai
dibawa ke binatu
e) Pilih dengan hati-hati semua linen di area binatu sebelum dicuci. Jangan mulai
memilih (presort) atau mencuci linen pada saat mau dipakai
B. Mengumpulkan, membawa, dan memilih linen
a. Mengumpulkan dan membawa
Setelah prosedur medis dan bedah invasif atau selagi mengganti linen di kamar
pasien:
Kumpulkan linen bekas pakai dalam kantong kain, kantong plastik, atau
kontainer yang ada tutupnya. Kalau linen terkontaminasi berat dengan darah
atau caitan tubuh, dengan hati-hati gulungkan area yang terkontaminasiitu ke
pusat linendan ditempatkan pada dalam kantong yang tahan bocor atau
kontainer dengan penutup
Kantong kain biasanya cukup untuk kebanyakan linen untuk merawat pasien
kantong memerlikan proses yang sama seperti isinya
Tangani linen kotor sedikit mungkin dan jangan dikocok, untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme ke skitarnya, personel, dan pasien lain
Tidak perlu memekai kantong kantong dobel atau menggunakan
perlindungan lain untuk membawa linen dari pasien yang diisolasi
Jangan memilih atau mencuci linen kotor di area perawatan pasien
Kumpulkan dan bawa linen kotor seusai setiap prosedur, setiap hari, atau
kalau diperlukan dari kamar pasien
Bawa linen kotor yang terkumpul dalam kantong tahan bocor, kontainer
dengan penutup, atu kereta yang tertutup ke arah pemrosesan setiap hari atau
lebih sering sebagaimana diperlukan
Bawa kain kotor dan kain bersih secara terpisah. Kalau ada kereta atau
kontainer lain untuk linen kotor dan bersih harus ditandai dengan sangat jelas.
Kalau tidak, bersihkan seluruh kontainer dan kereta yang dipakai untuk
membawa linen kotor sebelum dipakai untuk membawa linen bersih
10
Bekerja
hanya
di
waktu
sehat,
dilakukan
dan antiseptic,
bekerja
sesuai
kebersihan
lingkungan,
melakukan
asuhan
dari
bahan
yang
mudah
dibersihkan,
tidak
perhatian
khusus
pada
pasien
dengan
udara
harus
cukup,
menjaga
kebersihan,
Langkah 2 : Cuci semuanya dalam sair dengan sabun cair untuk mengeluarkan
kotorannya, bahkan kalau tidak tampak sekalipun :
12
atau bernoda.
Langkah 4
: Cuci linen yang kotor sekali terpisah dengan linen yang tidak kotor.
Langkah 2
: Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi pabrik
dan jenis sabun atau sabun pencuci lainnya yang akan dipakai. Baik siklus mencuci
dingin maupun panas dengan pemutih menurunkan jumlah bakteri pada linen.
4.Mencuci dengan air panas
Gunakan air panas di atas 71 derajat Celcius dan sabun untuk membantu
melepaskan kotoran.
Tambahkan pemutih dan asam seperti di atas.
Sesuaikan siklus waktu mesin menurut instruksi pabrik.
Langkah 3
ulang kalau masih kotor atau bernoda. Linen yang lotor sekali memerlukan cuci
ulang.
4. Mengeringkan, Memeriksa, dan melipat Linen
Baik pencucian dengan tangan maupun dengan mesin, langkah-langkahnya sama.
Langkah 1
Langkah 2
area yang usang. Kalau ada, bahan itu harus dibuang atau diperbaiki sebelum dipakai
lagi atau disimpan. (kalau berlubang atau banyak area yang harus diperbaiki, bahan
itu jangan dipakai lagi sebagai drape. Bahan dapat dipotong-potong kecil dan
digunakan sebagai lap pembersih).
Langkah 3
: Linen yang bersih dan kering harus disetrika sejauh diperlukan dan
dilipat. Kalau drape bersih dan kering dapat diterima, drape itu dapat disetrika
sebelumditempatkan dalam rak atau dalam kontainer untuk disimpan.
C. Menyimpan, membawa, dan mendistribusikan linen bersih
a. Menyimpan Linen Kering
Simpan linen bersih dalam area penyimpanan tertutup yang bersih.
Gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan penyimpanan
dari area kotor.
BAB III
KESIMPULAN
15
yang
dapat
menyebabkan
infeksi. Upaya
DAFTAR PUSTAKA
16
17