Anda di halaman 1dari 17

Upaya Pengendalian Infeksi Pada Linen

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA

: 1. PUTERI HIRIKA REPTES


2. POPI RIZKI
3. SEPTISA NURMIA ANGGRAINI

TINGKAT

: 1B.2

DOSEN PEMBIMBING : Ismar Agustin,.Skp,.M.Kes


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Upaya Pengendalian Infeksi Pada Linen .
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai linen , infeksi linen
serta upaya mencegah rerjadinya infeksi pada linen .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palem
bang,

Mei

2012

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......... i


KATA PENGANTAR ........... ii
DAFTAR ISI .......... .iii
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

1.1

Latar Belakang ..............4

1.2

Tujuan ..................................4

1.3

Rumusan Masalah ................................4

PEMBAHASAN
2.1

Pengertian

Linen.................................................................6
2.2

Etiologi Infeksi Linen...

.7
2.3.

Pemeriksaan

Penunjang.7
2.4
Upaya Pengendalian Infeksi Pada
Linen............................................. 8
BAB III

PENUTUP
3.1

Kesimpulan...........16

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian

infeksi

tidak

terlaksana

dengan

baik

kemungkinan makin besar kejadian infeksi dan risiko penyebaran


melalui fasilitas kesehatan juga meningkat. Maka semua alat yang
terkontaminasi seperti jarum, alat suntik dan perlengkapan lain dari
pasien harus senantiasa ditangani sebagai benda terinfeksi.
Pengendalian infeksi dapat mengandalkan daerah barier
antara penjamu dan mikroorganisme yang tujuannya memutus
rantai penyebaran pada beberapa tempat, misalnya melalui proses
fisik, mekanik atau kimia dalam mencegah penyebaran infeksi dari
penderita satu ke penderita yang lain.
Pengendalian infeksi dapat melalui berbagai upaya yang
dilakukan untuk mengurangi kejadian infeksi yang diakibatkan
olehmikroorganisme

yang

dapat

menyebabkan

infeksi. Upaya

tersebut ditujukan bagi pasien, klien dan tenaga kesehatan, dengan


kata lain upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
aman bagi semua dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, tanpa
memperhatikan ukuran fasilitas maupun lokasi pelayanan.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca mengenai upaya pengendalian infeksi pada linen.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan pembaca mengenenai linen
2. Menambah wawasan pembaca mengenai upaya pengendalian terjadinya infeksi pada
linen
4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Linen
Linen adalah bahan-bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas perawatan
kesehatan oleh staf rumah tangga (kain tempat tidur dan handuk), staf pembersih (kain
pembersih, gaun dan kap), personel bedah (kap, masker, baju cuci, gaun bedah, drapeas,
dan pembungkus), serta staf di unit khusus seperti ICU dqan unit-unit lain yang
melakukan prosedur medik infasif (seperti anestiologi, radiology, atau kardiologi)
etiap penyelenggaraan kesehatan rawat inapselalu menggunakan linen dalam kegiatannya
Pengertian Linen adalah segala jenis aset RS yang terbuat dari kain
kain. Secara umum Linen terdiri atas :
Linen Kelengkapan pakaian
Linen Kelengkapan Tempat tidur
Linen Pelengkap ruangan
Linen Kelengkapan tindakan

A. Linen Kelengkapan Pakaian


Baju Pasien dewasa pria
Baju pasien dewasa wanita
Baju Pasien anak
Sarung
Pakaian Pelindung
Pakaian khusus ruang OK pria
Pakaian khusus ruang OK wanita
Masker kain
Head cap kain
B. Linen Kelengkapan tempat tidur
Seprai putih
Laken
Handuk alas kepala
Sarung bantal
Sarung guling
Seprai warna
5

Selimut tipis bergaris


C. Linen Kelengkapan Ruangan
Gordyn jendela tipis
Gordyn jendela tebal pendek
Gordyn Jendela tebal panjang
Gordyn penyekat
D. Linen Kelengkapan tindakan
Pakaian Operasi
Apron
Duk kecil
Duk sedang
Duk Besar
Duk Bolong kecil
Duk bolong sedang
Dilihat dari potensi infeksinya, Linen dibagi dalam tiga kategori :

Linen Non Infeksius


Yaitu Semua linen yang tidak berhubungan langsung dengan
tubuh pasiendan tidak terkontaminasi oleh cairan tubuh
pasienContoh : Gordyn, tirai,kelambu, taplak meja, (yg tidak
kontak dg tubuh ataucairan tubuh pasien )

Linen Infeksius non kontaminasi


Yaitu Linen yang berhubungan langsung dengan tubuh pasien
namun tidakterkontaminasi cairan tubuh pasienContoh : Pakaian
pasien, selimut, seprai,sarung, dll yang tidak terkenacairan
tubuh pasien

Linen Infeksius Terkontaminasi


Yaitu Linen yang langsung berhubungan dengan tubuh pasien
ataupun tidak,yang terkontaminasi cairan tubuh pasienContih :
Duk, jas operasi, atau linen lain yang terkontaminasi cairan
tubuhpasien (darah, urine, muntahan, sputum, faeces, dll)

.
2.2

Etiologi Infeksi Linen


Microorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri, virus,

jamur dan protozoa. Mikroorganisme yang berada pada peralatan Rumah Sakit
6

seperti linen yaitu Pseudomonas, Acinetobacter, Mycobacterium. Mikroorganisme di


kulit bisa merupakan flora transient maupun resident. Organisme transient normalnya
ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan berbiak di kulit. Organisme
transien melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan obyek atau orang lain
dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan, kecuali dihilangkan dengan
cuci tangan.
Organisme residen tidak dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan
dengan sabun dan deterjen biasa kecuali bila gosokan dilakukan dengan seksama.
Mikroorganisme

dapat

menyebabkan

infeksi

tergantung

pada:

jumlah

microorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit), kemampuan untuk


masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dari host/penjamu.
2.3 Pemeriksaan Penunjang
Dr. Anis Karuniawati, PhD, SpMK (K), ketua Departemen Mikrobiologi FKUI
menjelaskan, Mengingat pentingnya peran lingkungan RS dalam pencegahan
terjadinya infeksi di RS, maka persyaratan kesehatan lingkungan RS harus dipenuhi
sesuai standar yang telah ditentukan. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan fisik,
kimia dan mikrobiologi.
Pemeriksaan mikrobiologi, lanjut dr. Anis, merupakan salah satu faktor
penting dalam penentuan bahwa lingkungan RS telah memenuhi standar. Selain
berguna untuk mengetahui bahwa metode pembersihan atau sterilisasi yang
dilakukan telah mencapai tujuan, juga untuk mencari sumber infeksi bila terdapat
kejadian luar biasa (KLB).
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui Laboratorium
Mikrobiologi Klinik (LMK)-nya telah melakukan beberapa jenis pemeriksaan
mikrobiologi lingkungan di berbagai RS di Jakarta dan sekitarnya. Pemeriksaan
tersebut di antaranya meliputi kultur kuantitatif mikroba di udara, ruang operasi,
kultur semi kuantitatif mikroba pada permukaan meja operasi, peralatan atau linen,
uji sterilitas alat, uji sterilisator, uji mikrobiologi makanan dan minuman, serta
skrining karier salmonellapada pengolah atau penyaji makanan.
Selain kultur mikroba, dapat pula dilakukan uji genotype untuk membuktikan
sumber infeksi. Selain itu LMK-FKUI juga mampu melakukan kultur dan identifikasi
bakteri Legionella pneumophilla, penyebab pneumonia yang dapat ditemukan di air
pendingin (cooling tower) pada gedung rumah sakit yang menggunakan sistem
pendingin sentral atau di dalam container air panas untuk mandi.
2.4

Upaya Pengendalian Infeksi Pada Linen


7

Pengendalian infeksi dapat melalui berbagai upaya yang


dilakukan untuk mengurangi kejadian infeksi yang diakibatkan oleh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Upaya tersebut
ditujukan bagi pasien, klien dan tenaga kesehatan, dengan kata lain
upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi
semua

dalam

melaksanakan

pelayanan

kesehatan,

tanpa

memperhatikan ukuran fasilitas maupun lokasi pelayanan. Infeksi


linen termasuk infeksi nosokomial karena itu pencegahannya adalah
dengan:

Surveilans nasional

Membatasi transmisi : asepsis, isolasi, sterilisasi dan disinfeksi.

Perbaikan alat invasif : minimalisasi, asepsis, disain baik.

Pengontrolan antibiotika.

Nutrisi baik, vaksinasi, dan antibiotika profilaksis.

Pencegahan infeksi staf RS.

Peningkatan teknik perawatan dan pendidikan staf.

Pengembangan teknik mikrobiologi epidemiologi.


Linen kotor atau yang terkontaminasi (istilah digunakan bergantian). Linen
dari berbagai sumber di rumah sakit atau kinik yang dikumpulkan dan dibawa ke
londry/binatu untuk diproses. Semua bahan, tidak perduli kelihatannya kotor atau
sudah dipakai dalam prosedur bedah, harus dicuci dan dikeringkan. Sekalipun masih
terbungkus dan belum dipakai, kain steril harus dicuci sebelum dilakukan sterilisasi.

A. Memproses Linen
Memproses linen terdiri dari semua langkah yang diperlikan untuk
mengumpulakan, membawa,dan memilih (menyortir) linen kotor dsan membinatu
(mencuci, mengeringkan, melipat, atau membungkus), kemudian menyimpan dan
8

mentribusikannya. Memproses linen secara linen dari berbagai sumber merupakan


suatu proses yang rumit.staf yang ditugasi mengumpulkan, membawa dan
memilih linen kotor harus sangat berhati-hati.
Mereka harus memakai pakaian tebal atau sarung tangan rumah tangga
untuk mengurangi resiko perlukaan oleh jarum atau benda tajam, termasuk
pecahan gelas. Staf yang bertanggung jawab terhadap pencucian barang kotor
harus memakai sarung tangan rumah tangga, alat pelindung mata, apron plastik
atau karet.
a. Deterjen. Bahan pembersih yang membuat antimicrobial hilang. Deterjen (cair
atau bubuk) komposisinya terdiri dari hidropilik (larut dalam air) dan lipopilik
(melarutkan lemak) dan terbagi menjadi empat jenis ; aniotik, kationik,
ampoterik, dan deterjen nanionik.
b. Pemilihan (sorting). Proses pemeriksaan dan pengeluaran benda asing kadangkadang benda berbhaya (seperti; benda tajam, pecahan gelas) dari linen kotor
sebelim pencucian. Langkah ini sangat penting karena linen kotor dari kamar
bedah atau kinik kadang-kadang mengandung benda-benda tajam (seperti
skalpel,gunting tajam, jarum suntik dan jahit, dan jepitan handuk)
c. Perlukaan kerja atau infeksi. Suatu perlukaan atau infeksi yang didapat oleh
staf pelayanan kesehatan selagi melakukan tugasnya yang biasa.
d. Sabun dan deterjen (istilah digunakan bergantian). Produk pembersih
(batangan, cair atau bubuk) mnurunkan tegangan permukaan sehingga membantu
mengeluarkan kotoran, debu,dan mikroorganisme sementara dari tangan sabun
biasa memerlukan gosokan sampai mengilangkan mikroorganisme sevara
mekanis. Sabun antiseptik (antimikrobial)juga membunuh atau menghambat
pertumbuhan kebanyakan mikroorganisme.

Prinsip dan langkah utama dalam memproses linen:


a) Staf rumah tangga atau binatu harus memakai sarung tangan dan alat
pelindung pribadi lainnya apabila mengumpulkan, menangani, membawa,
memilih, dan mencuci linen kotor

b) Kalau mengumpulkan dan membawa linen kotor, tangani sedikit mungkin dan
dengna kontak minimum untuk mencegah perlikaan dan penyebaran ,
mikroorganisme
c) Anggap semua bahan kain (umpamanya kain bedah, gaun dan pembungkus)
yang telah dipakai untuk suatu prosedur sebagai infeksikus. Sekalipun tidak
tampak adanya kontaminasi, bahan itu harus dibinatu
d) Bawa linen kotor dalam kontainer yang tertutup atau kantong plasitk untuk
mencegah keterceceran, dan dibatasi linen kotor itu dalam area tertentu sampai
dibawa ke binatu
e) Pilih dengan hati-hati semua linen di area binatu sebelum dicuci. Jangan mulai
memilih (presort) atau mencuci linen pada saat mau dipakai
B. Mengumpulkan, membawa, dan memilih linen
a. Mengumpulkan dan membawa
Setelah prosedur medis dan bedah invasif atau selagi mengganti linen di kamar
pasien:
Kumpulkan linen bekas pakai dalam kantong kain, kantong plastik, atau
kontainer yang ada tutupnya. Kalau linen terkontaminasi berat dengan darah
atau caitan tubuh, dengan hati-hati gulungkan area yang terkontaminasiitu ke
pusat linendan ditempatkan pada dalam kantong yang tahan bocor atau
kontainer dengan penutup
Kantong kain biasanya cukup untuk kebanyakan linen untuk merawat pasien
kantong memerlikan proses yang sama seperti isinya
Tangani linen kotor sedikit mungkin dan jangan dikocok, untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme ke skitarnya, personel, dan pasien lain
Tidak perlu memekai kantong kantong dobel atau menggunakan
perlindungan lain untuk membawa linen dari pasien yang diisolasi
Jangan memilih atau mencuci linen kotor di area perawatan pasien
Kumpulkan dan bawa linen kotor seusai setiap prosedur, setiap hari, atau
kalau diperlukan dari kamar pasien
Bawa linen kotor yang terkumpul dalam kantong tahan bocor, kontainer
dengan penutup, atu kereta yang tertutup ke arah pemrosesan setiap hari atau
lebih sering sebagaimana diperlukan
Bawa kain kotor dan kain bersih secara terpisah. Kalau ada kereta atau
kontainer lain untuk linen kotor dan bersih harus ditandai dengan sangat jelas.
Kalau tidak, bersihkan seluruh kontainer dan kereta yang dipakai untuk
membawa linen kotor sebelum dipakai untuk membawa linen bersih

10

b. Memilih linen kotor


Area untuk memilih linen kotor harus terpisah dari area lainnya seperti
yang dipakai untuk melipat dan memilih linen bersih, area perawatan pasien
dan area penyediaan makan. Disamping itu, harus cukup ventlasi dan
pembatas fisik (dinding) antara area linen bersih dan linen kotor
Pemilihan linen secara aman itu sangat penting sekali. Pemilihan harus
dilakukan secara cermat karena linen yang kotor (duk yang lebar dan duk yang
kecil/lap/handuk) dari kamar bedah atau area prosedur lainnya tidak jarang
mengandung barang tajam (seperti skalpel,gunting tajam, jarum suntik dan
jahit, dan jepitan handuk yang tajam).selain itu, dari pembersihan kamar tidur
psaien dapat diperoleh kasa yang kotor atauyang terkena darah atau dibasahi
dengan cairan tubuh lainnya. Barang-barang ini harus ditangani secara cermat
dengan memakai sarung tangan pelindung
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya infeksi pada linen antara lain :
a. Petugas :

Bekerja

hanya

di

waktu

sehat,

dilakukan

pemeriksaan kesehatan secara teratur (tiap 6 bulan), tidak


bekerja bila menderita penyakit infeksi/menular, bekerja
sesuai prinsip aseptic

dan antiseptic,

bekerja

sesuai

prosedur yang benar, mencuci tangan dengan teknik yang


benar, memperhatikan hygiene perorangan yang baik,
menjaga

kebersihan

lingkungan,

melakukan

asuhan

keperawatan yang benar, isolasi dalam keadaan tertentu,


bekerja sesuai peraturan tata tertib yang berlaku.
b. Alat-alat : Selalu disimpan dalam keadaan kering, bersih
steril dan disimpan dalam tempat khusus, tidak memakai
alat yang rusak, tidak memakai alat yang diragukan
sterilitasnya, linen harus bersih, kering dan licin, satu set
alat untuk satu tindakan, tidak memakai alat yang
kadaluwarsa, alat yang ada diruang perawatan seharusnya
terbuat

dari

bahan

yang

mudah

dibersihkan,

tidak

terkontaminasi oleh penyakit tertentu.


11

c. Pasien : Melakukan isolasi pada penyakit yang menderita


penyakit menular, merawat personal hygiene pasien,
memberikan

perhatian

khusus

pada

pasien

dengan

penyakit yang diyakini bisa menularkan penyakit


d. Lingkungan : Penerangan / sinar matahari harus cukup,
sirkulasi

udara

harus

cukup,

menjaga

kebersihan,

menghindarkan serangga, mencegah air menggenang,


tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup, permukaan
lantai rata dan tidak berlubang, dinding ruang perawatan
licin, mudah dibersihkan dan tidak bersudut, ruangan
dibersihkan secara rutin.
c. Mencuci Linen
1. Mencuci dan Mengeringkan
Semua bahan linen misalnya seprei, kain bedah, masker, gaun yang
bersinggungan langsung dengan pasien harus dicuci secara seksama
sebelum dipakai lagi. Dekontaminasi sebelum mencuci tidak diperluka,
kecuali linen itu kotor sekali dan akan dicuci dengan tangan (berulang
merendam linen dalam klorin, bahkan dengan larutan encer sekalipun
dapat merusak kain lebih cepat). Tanggung jawab staf dalam mencuci
linen dengan tangan adalah menggunakan PPD . selain itu, para pekerja
jangan membawa linen basah dan kotor dengan menyentuh badannya
sekalipun mereka memakai apron plastik atau karet.
2. Mencuci dengan tangan
Langkah 1 : Cuci linen yang kotor sekali terpisah dari linen yang tidak
kotor.

Langkah 2 : Cuci semuanya dalam sair dengan sabun cair untuk mengeluarkan
kotorannya, bahkan kalau tidak tampak sekalipun :
12

Pakai air hangat kalau ada.


Tambahkan pemutih (misalnya, 30-60 ml, kira-kira 2-3 sendok meja, dari larutan
klorin 5%) untuk membantu membersihkan dan tindakan terhadap bakteri.
Tambahkan asam (asam yang lemah) untuk mencegah linen jadi kuning, kalau
diinginkan.
Langkah 3

: Periksa kebersihan cucian. Cuci ulang kalau ternyata masih kotor

atau bernoda.
Langkah 4

Bilas cucian itu dengan air bersih.

3. Mencuci dengan mesin


Langkah 1

: Cuci linen yang kotor sekali terpisah dengan linen yang tidak kotor.

Langkah 2

: Sesuaikan suhu dan siklus waktu dari mesin menurut instruksi pabrik

dan jenis sabun atau sabun pencuci lainnya yang akan dipakai. Baik siklus mencuci
dingin maupun panas dengan pemutih menurunkan jumlah bakteri pada linen.
4.Mencuci dengan air panas
Gunakan air panas di atas 71 derajat Celcius dan sabun untuk membantu
melepaskan kotoran.
Tambahkan pemutih dan asam seperti di atas.
Sesuaikan siklus waktu mesin menurut instruksi pabrik.
Langkah 3

: Kalau siklus mencuci telah lengkap, periksa kebersihan linen. Cuci

ulang kalau masih kotor atau bernoda. Linen yang lotor sekali memerlukan cuci
ulang.
4. Mengeringkan, Memeriksa, dan melipat Linen
Baik pencucian dengan tangan maupun dengan mesin, langkah-langkahnya sama.
Langkah 1

: Keringkan di udara atau dengan mesin sebelum diproses selanjutnya.

Keringkan di udara di bawah matahari, apabila mungkin, linen jangan sampai


menyentuh tanah, jauhkan dari debu dan uap.
13

Langkah 2

: Setelah bahan linen seluruhnya kkering, periksa adanya lubang dan

area yang usang. Kalau ada, bahan itu harus dibuang atau diperbaiki sebelum dipakai
lagi atau disimpan. (kalau berlubang atau banyak area yang harus diperbaiki, bahan
itu jangan dipakai lagi sebagai drape. Bahan dapat dipotong-potong kecil dan
digunakan sebagai lap pembersih).
Langkah 3

: Linen yang bersih dan kering harus disetrika sejauh diperlukan dan

dilipat. Kalau drape bersih dan kering dapat diterima, drape itu dapat disetrika
sebelumditempatkan dalam rak atau dalam kontainer untuk disimpan.
C. Menyimpan, membawa, dan mendistribusikan linen bersih
a. Menyimpan Linen Kering
Simpan linen bersih dalam area penyimpanan tertutup yang bersih.
Gunakan penghalang fisik untuk memisahkan kamar melipat dan penyimpanan
dari area kotor.

Rak harus bersih.

Linen yang disimpan ditangani sesedikit mungkin.

b. Membawa Linen Bersih


Linen bersih dan kotor harus dibawa terpisah.
Kontainer atau kereta yang digunakan untuk membawa linen kotor harus
dibersihkan dengan seksama sebelum digunakan untuk emmebawa linen bersih.
Kalau kontainer dan kereta yang berbeda digunakan untuk membawa linen bersih
dan kotor, harus dipasang label.
Linen bersih harus dibungkus atau ditutupi selama dibawa untuk mencegah
kontaminasi.

c. Mendistribusikan Linen Bersih


Lindungi linen bersih sampai dibawa untuk digunakan.
Jangan meninggalkan linen ekstra di kamar pasien.
14

Tangani linen bersih sesedikit mungkin.


Janagan mengebutkan linen bersih karena akan mengeluarkan debu.
Bersihkan kasur kotor sebelum menaruh linen bersih di atasnya.

BAB III
KESIMPULAN

15

Pengendalian infeksi dapat melalui berbagai upaya yang


dilakukan untuk mengurangi kejadian infeksi yang diakibatkan
olehmikroorganisme

yang

dapat

menyebabkan

infeksi. Upaya

tersebut ditujukan bagi pasien, klien dan tenaga kesehatan, dengan


kata lain upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
aman bagi semua dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, tanpa
memperhatikan ukuran fasilitas maupun lokasi pelayanan.
Pengertian Linen adalah segala jenis aset RS yang terbuat dari kain
kain . . Secara umum Linen terdiri atas :
Linen Kelengkapan pakaian
Linen Kelengkapan Tempat tidur
Linen Pelengkap ruangan
Linen Kelengkapan tindakan
Upaya Pengendalian Infeksi Pada Linen
A. Memproses Linen
B. Mengumpulkan, membawa, dan memilih linen

DAFTAR PUSTAKA

16

Weinstein RA. Nosocomial infection update. Emerg


Infect Dis 1998;4:416-20.
Ducel G, Fabry J, Nicolle L. Prevention of Hospital
Acquired Infections, A Practical Guide , 2nd Edition.
WHO, 2002.
irmanweb.files.wordpress.com/2008/08/7-wound-heal.doc
www.scribd.com/arief_prabowo_7/d/.../25-Pengendalian-Infeksi
id.wikipedia.org/wiki/Linen
www.ebookkedokteran.com/pdf/pengertian-linen.html
ml.scribd.com Books - Non-fiction Health & Lifestyle
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27606/.../Chapter%20II.pdf
www.poltektegal.ac.id/files/download/d3.../Penc.%20Infeksi.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai