Umumnya titik didih azeotrop lebih rendah dari kedua senyawa murninya, kecuali HCl-air.
Berdasarkan sifat ini, campuran azeotrop tidak dapat dipisahkan dengan cara distilasi.
Mengkalibrasi titik nol termometer, dilakukan dengan cara mencelupkan termometer
pada campuran air-es yang diaduk homogen. Sedangkan untuk skala 100 termometer dilakukan
sebagai berikut: isikan kedalam tabung reaksi besar 10 mL akuades, masukkan sedikit batu didih.
Klem tabung tersebut tegak lurus, panaskan perlahan sampai mendidih. Posisikan termometer
pada uap di atas permukaan air yang mendidih tersebut. Untuk menentukan titik didih yang
sebenarnya dari air harus diperiksa tekanan barometer.
3. Peralatan dan Bahan.
Seperangkat peralatan distilasi biasa, gelas ukur, distilasi bertingkat, Metanol dan
akuades ( untuk distilasi biasa), sikloheksana dan toluen ( untuk distilasi bertingkat), benzena
(untuk distilasi azeotrop)
Data fisik untuk beberapa pelarut.
Pelarut
Titik didih C
Aseton
56,5
Metanol
64,7
Hekasana
68,7
CCl4
76,7
Benzen
80,1
Air
100
Toluen
110,6
Panas penguapan
125,3
261,7
79,2
46,4
93,5
536,6
86,8
Tegangan permukaan
23,7
22,6
18,4
26,8
29
72,7
28,4
4. Cara Kerja
4.1. Distilasi Biasa.
Pasang peralatan distilasi , dengan memasang labu bundar 100 mL yang diklem dan disimpan
diatas kawat kasa dan pembakar bunsen. Ujung kondensor dilengkapi dengan adaptor dan
penampungnya gelas ukur.
Alirkan air pada pendingin (kondensor) dengan arah aliran dari bawah ke atas. Masukkan 40
mL campuran metanol-air (1 :1) ke dalam labu ( jumlah maksimum larutan adalah setengan
volume labu).
Masukkan beberapa potong batu didih ke dalam labu. Mulai lakukan pemanasan dengan api
yang diatur perlahan naik sampai mendidih. Atur pemanasan agar supaya distilat menetes
secara teratur dengan kecepatan satu tetes per detik.
Amati dan catat dimana tetesan pertama mulai jatuh. Penampung diganti dengan yang bersih,
kering dan berlabel untuk menampung distilat murni, yaitu distilat yang suhunya sudah
mendekati suhu didih sebenarnya sampai suhunya konstan.
Catatlah suhu dan volume distilat secara teratur setiap selang jumlah penampungan distilat
tertentu, misalnya setiap 5 mL penampungan distilat sampai sisa yang ddidistilasi tinggal
sedikit ( jangan sampai kering).
4.2. Distilasi Bertingkat
Pasang peralatan untuk distilasi bertingkat, dengan mengggunakan labu bundar 100mL di
atas kasa, pasang kolom fraksi kondensor biasa, klem sistem peralatan dengan baik.
Sediakan gelas ukur 10 mL untuk menampung distilat yang keluar dari adaptor. Masukkan
campuran sikloheksana-toluen ( 1 : 1 ) kira-kira 40 mL ke dalam labu, dan beberapa potong
kecil batu didih yang bersih.
2
Lakukan pemanasan sampai campuran mulai mendidih.kecilkan api, dan mulai membesarkan
api perlahan dan teratur, sehingga akan tampak cincin batas uap kondensat naik perlahan di
dalam kolom. Naiknya cincin kondensat harus teratur ( diatur dengan pemanasan) dan
usahakan terlihat jelas atau dapat diikuti.
Bila distilat mulai keluar, seharusnya distilasi berjalan teratur tanpa penurunan suhu dengan
kecepatan tidak melampaui 1 mL dalam 1,5 2 menit atau 1 tetes per detik. Catat suhu
dengan teliti setiap penampungan 5 mL distilat. Pencatatan harus lebih kecil selang
volumenya bila ingin lebih teliti. Hentikan distilasi jika suhu konstan kedua tercapai.
Ulangi distilasi terfraksinasi terhadap gabungan fraksi-fraksi suhu rendah, juga demikian
terhadap gabungan fraksi suhu tinggi.
Satukan fraksi-fraksi yang diduga senyawa murninya. Fraksi yang dianggap murni
kemurniannya menggunakan refraktometer untuk di ukur indeks. Ukur pula indeks bias
senyawa murni terlebih dahulu sebagai standar. Kemudian bandingkan nilai indeks bias
fraksi murni hasil distilasi yang diperoleh dengan indeks bias.
Nama / kelompok
Anggota Kelompok
Tanggal