Laporan Tutorial 2 - 6.3kejang
Laporan Tutorial 2 - 6.3kejang
Sumber : Dorland, W.A Newman. 2010.Kamus Kedokteran Dorland Ed.31 (Alih Bahasa:
Albertus Agung Mahode ). Jakarta : EGC
lesi neuron, akan lebih banyak kanal Ca +2 yang diekspresikan. Kanal Ca+2 dihambat oleh
Mg+2, sedangkan hipomagnesia akan meningkatkan aktivitas kanal ion ini. Peningkatan
konsentrasi K+ ekstrasel akan mengurangi efluks K+ melalui kanal K+. Hal ini berarti K+
memiliki efek depolarisasi dan karena itu pada waktu yang bersamaan mengaktifkan kanal
Ca+2.
Dendrit sel piramidal juga didepolarisasi oleh glutamate dari sinaps eksitatorik.
Glutamat bekerja pada kanal kation yang tidak pemeabel terhadap Ca +2 (kanal AMPA) dan
kanal yang permeable terhadap Ca+2 (kanal NMDA). Kanal NMDA normalnya dihambat oleh
Mg+2. Akan tetapi, depolarisasi yang dipicu oleh pengaktifan kanal AMPA menghilangkan
penghambatan Mg+2. Jadi, defisiensi Mg+2 dan depolarisasi memudahkan pengaktifan kanal
NMDA.
Potensial membran neuron normalnya dipertahankan oleh kanal K +. Syarat untuk hal ini
adalah gradien K+ yang melewati membrane sel harus adekuat. Gradien ini dihasilkan oleh
Na+/K+/ATPase. Kekurangan energi (misal karena hipoksia atau hipoglikemia) akan
menghambat Na+/K+-ATPase sehingga memudahkan depolarisasi sel.
Depolarisasi normalnya dikurangi oleh neuron inhibitorik yang mengaktifkan kanal
K+atau Cl- di antaranya melalui GABA. GABA dihasilkan oleh glutamat dekarboksilase yakni
enzim yang membutuhkan piridoksin sebagai ko-faktor. Defisiensi piridoksin atau
berkurangnya afinitas enzim terhadap piridoksin memudahkan terjadinya epilepsi.
Hiperpolarisasi neuron thalamus dapat meningkatkan kesiapan kanal Ca+2 tipe-T untuk
diaktifkan sehingga memudahkan serangan absans.
Sumber : Silbernagl,S,. Lang, F. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. (Alih Bahasa:
Iwan Setiawan). Jakarta : EGC. 2006.