Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang

Era globalisasi membuat semakin banyak wisatawan asing maupun lokal lebih
mudah melakukan perjalanan wisatanya. Global Tourism 2014 menyatakan bahwa
Indonesia berada di urutan ke-5 kunjungan wisatawan terbanyak bagian Asia
tenggara dan urutan ke-7 dari 133 negara berkembang lainnya. Data tersebut
menunjukkan bahwa Indonesia

merupakan salah satu destinasi wisata yang

mampu bersaing dengan negara lain. Indonesia memiliki keanekaragaman fasilitas


wisata yang melimpah dari Sabang sampai Merauke sebagai keunggulannya.
Para turis asing maupun lokal yang datang, memerlukan fasilitas penginapan baik
sebagai tempat tujuan untuk berwisata ataupun sekedar menginap untuk melepas
lelah perjalanan. Fasilitas yang diharapkan mampu menyediakan tempat menginap
yang nyaman, pelayanan makanan, tempat pertemuan bisnis yang memadai,
sekaligus sebagai tempat rekreasi. Media yang mampu memenuhi kriteria diatas
salah satunya adalah bangunan hotel. Hotel bukan hanya tentang pemenuhan
untuk beristirahat melainkan sudah menjadi salah satu gaya hidup masyarakat
masa kini. Penggunaan sosial media menjadi salah satu faktor yang mendorong
kebutuhan tersier dianggap semakin penting eksistensinya. Salah satu dampak
positif fenomena tersebut adalah sebagai media yang mampu memperkenalkan
kekayaan budaya setempat pada khalayak luas menjadi lebih mudah.
Fenomena ini berlangsung di sebagian besar kota di Indonesia salah satunya Kota
Bandarlampung. Kota ini menjadi pusat kegiatan jasa, perdagangan, dan
perekonomian di Provinsi Lampung. Provinsi Lampung sebagai gerbang Pulau
Sumatera memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas
pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya. Provinsi
ini berada di Pulau Sumatera yang merupakan salah satu pulau terbesar dan
memiliki sumber daya alam penghasil ke-2 setelah Pulau Jawa (Litbang SDA,
2014).

Lampung berada di sebelah Barat Laut Ibukota Negara Indonesia yaitu DKI
Jakarta. Hal tersebut membuat daerah ini memiliki potensi baik untuk
dikembangkan karena letak geografisnya yang strategis. Data Badan Pusat
Statistik menunjukkan bahwa kota ini memiliki pertumbuhan penduduk sekitar
5.304 jiwa/km atau 1 juta jiwa akhir tahun 2014 dan diproyeksikan
pertumbuhan penduduk mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2030. Pertumbuhan
penduduk yang semakin pesat ditambah lagi dengan kunjungan wisatawan harus
diimbangi dengan pembangunan daerah.
Data di atas juga mendorong pemerintah Kota Bandarlampung semakin gencar
melaksanakan pembangunan daerah khususnya di sektor Industri Pariwisata.
Upaya ini terbukti dengan bertambahnya pembangunan hotel berbintang di pusat
kota pada awal tahun 2015 yaitu hotel Horizon dan N7 berbintang 4. Para investor
yang ikut mendukung pembangunan ini menunjukkan besarnya potensi kemajuan
daerah Lampung di waktu mendatang. Berikut data ketersediaan hotel di Kota
Bandarlampung sesuai data PHRI tahun 2014:
NO
.

KLASIFIKASI

1.

Belum ada bangunan hotel bertaraf


bintang 5 di Kota Bandarlampung.

2.

Hotel Sheraton dan Novotel.

3.

Hotel Marcopolo, Sahid, Indra Puri,


Grand Anugerah dan hotel Amalia.

4.

Hanya ada 1 hotel yaitu Hotel


Kartika.

18

Hotel Hartono, Arinas, Hanum,


Grande, Nusantara, Nusa Indah,
Kurnia Perdana, Andalas, Kurnia
Dua, Pelangi, Ria, Purnama,
Mahligai Puri, Kemala, Sari Damai,
Parahiyangan, Fasific dan Merpati.

5.

KETERSEDIAAN
BANGUNAN

KETERANGAN

Tabel 1. Data Ketersediaan Hotel Di Kota Bandarlampung Tahun 2014


(Sumber Data: Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI
daerah Lampung tahun 2014)

Data berikut juga mendukung tingkat kebutuhan hunian hotel (lampost, 2014)
yaitu:
Hari biasa: 60 90%
Hari libur: 85 95%
Data di atas menunjukkan bahwa kebutuhan bangunan hotel mencapai 95%
bahkan penuh. Contohnya pada hari libur mencari hotel berbintang 3 ataupun 4
sulit karena sudah ditempati ataupun sudah di-booking. Tamu lokal ataupun asing
yang datang mendadak di hari libur dapat dipastikan tidak akan mendapatkan
fasilitas menginap yang mereka inginkan.
Penyediaan fasilitas hotel juga harus menyertakan penyajian budaya lokal dalam
disain perancangannya. Hal ini penting dalam suatu pembangunan daerah karena
budaya merupakan identitas yang harus ditampilkan kepada para wisatawan.
Namun, penyediaan fasilitas hotel yang sudah ada di Kota Bandar Lampung
belum cukup merepresentasikan kebudayaan lokal sebagaimana mestinya.
Representasi budaya lokal Indonesia yang sudah berhasil diterapkan salah satunya
daerah Bali. Daerah ini berhasil menerjemahkan budaya lokal yang ada dengan
kemajuan moderinitas yang semakin berkembang. Budaya lokal yang ada justru
semakin menarik para wisatawan untuk berkunjung bahkan datang kembali
dengan massa yang lebih besar.
Proses berkembangnya suatu daerah di industri pariwisata memunculkan dampak
positif dan negatif dari eksternal yang sulit dibendung. Dampak negatif yang
muncul memungkinkan hancurnya identitas budaya lokal pada masyarakat
Lampung. Hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai
bangunan hotel sebagai tempat kunjungan pertama para wisatawan mengenali
daerah yang didatanginya. Bangunan hotel merupakan salah satu elemen penting
dalam industri pariwisata. Hotel diharapkan proaktif memperkuat sense budaya
setempat dengan penyajian fasilitas-fasilitas yang mencerminkan khas Lampung.

I.2

Masalah

Upaya untuk menyertakan penyajian budaya lokal dalam disain perancangan


bangunan hotel salah satunya dapat diterapkan pada interior bangunan. Berikut
merupakan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini:
1. Apa saja unsur budaya Lampung yang cocok diterapkan dalam disain
interior hotel?
2. Bagaimana cara menerapkan unsur budaya Lampung pada interior hotel?
3. Dimana saja ornamen tersebut dapat diterapkan pada interior hotel?
I.3

Batasan

Pembahasan penelitian ini meliputi penerapan budaya lokal pada interior ruangruang publik hotel khususnya di area:

Resepsionis
Sirkulasi menuju ruang umum
Restoran
Ballroom

Penelitian ini akan dilakukan di Hotel Novotel Lampung dan N7 yaitu hotel yang
sudah menerapkan budaya Lampung pada konsep perancangan interiornya.
I.4

Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai oleh penulis dalam melakukan penelitian
ini adalah:
1. Mengetahui unsur budaya Lampung yang cocok diterapkan dalam disain
interior hotel.
2. Mengetahui cara menerapkan unsur budaya Lampung pada pada konsep
interior hotel.
3. Mengetahui letak ornamenornamen Lampung tersebut dapat diterapkan
pada interior hotel.
Setelah semua tujuan diatas terpenuhi untuk kedepannya ornamenornamen khas
daerah Lampung mudah dikenal juga dapat dibanggakan sebagai warisan budaya
lokal.
I.5

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif.

Pengumpulan

data

dilakukan

secara

Primer

dan

Sekunder.

Pengumpulan data secara primer yaitu berupa pengumpulan data yang secara
langsung dilakukan penulis. Sedangkan pengumpulan data sekunder berupa
pengumpulan data dari literatur, dokumen perencanaan, juga dokumen terdahulu
yang pernah dipublikasikan.
I.5.1

Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer berupa:


1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan gambaran
yang lebih nyata seperti pengetahuan tentang karakteristik ruang dan suasana
yang tercipta dari penataan tersebut.
2. Dokumentasi
Penulis melakukan dokumentasi berupa pemotretan beberapa ruangan yang
tersedia untuk mendapatkan informasi data yang akurat secara visual.
3. Interview/ Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihakpihak yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini. Sehingga,

hasil

wawancara yang diperoleh menjadi informasi yang lebih lengkap dan jelas.
I.5.2

Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder berupa:


1. Literatur
Pengumpulan data sekunder diperoleh berasal dari mempelajari, membaca,
mencatat, memahami dan mengutip datadata yang diperoleh dari beberapa
literatur beberapa bukubuku yang berkaitan dengan pokok pembahasan pada
penelitian ini.
2. Arsip
Arsip yang berkaitan berupa standar kebutuhan besaran ruang yang harus
dimiliki sebuah hotel, konsep perancangan yang digunakan dan beberapa data
lain yang dapat melengkapi penelitian ini.

I.6

Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan dalam penyusunan penelitian ini yaitu :


BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, masalah juga batasan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian dan metode pengumpulan data.
BAB II TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori yang berkaitan dengan elemen-elemen pembentuk
ruang dan data tentang ornamen tradisional Lampung yang cocok ditampilkan
pada bangunan hotel.
BAB III DESKRIPSI HOTEL NOVOTEL LAMPUNG DAN THE 7th
HOTEL
Bab ini berisi tentang deskripsi umum Hotel Novotel Lampung dan The 7th Hotel.
Deskripsi bangunan kedua hotel tersebut meliputi data umum hotel, konsep
perancangan, zonasi ruang, fasilitas yang disediakan dan beberapa informasi
penting yang didapat dari hasil observasi penulis.
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tahapan yang dilakukan selama penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Hotel Novotel
dan N7 yang berada di Kota Bandar Lampung.
BAB IV ANALISIS
Bab ini berisi tentang analisis disain yang berkaitan dengan analisis penerapan
ornamen Lampung pada hotel yang telah terbangun kemudian dideskripsikan
sehingga mendapatkan sejauh mana manfaat dan dampaknya pada pengguna
hotel.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan kajian teori beserta analisis studi kasus yang
didapat dan saransaran bagi perencana proyek gedung hotel selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai