Anda di halaman 1dari 10

AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR

REPUBLIK INDONESIA 1945

Oleh Kelompok 3 :
Bayu Andhika Putra

143141

Binti Ruliana

1431410139

Diah Lailatul Aula

143141

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016

AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR


REPUBLIK INDONESIA 1945
Oleh Kelompok 3
I.

Kajian tentang Amandemen UUD 1945


Materi kajian tentang amandemen UUD 1945 meliputi ; (1) Pengertian
amandemen, (2) Dasar pemikiran perubahan UUD 1945, (3)Tujuan
perubahan UUD 1945, (4)Prinsip prinsip perubahan UUD 1945,
(5)Dinamika pelaksanaan UUD 1945, dan (6)Tata urutan hukum di
Indonesia.

II.

Batasan kajian
Tidak semua materi kajian tentang amandemen UUD 1945 dibahas
seluruhnya, tetapi dibatasi pada masalah berikut ; (1) Pengertian amandemen,
(2) Tujuan perubahan UUD 1945, dan (3) Prinsip prinsip perubahan UUD
1945. Secara rinci dipaparkan pada uraian berikut.
II.1Pengertian amandemen
(Diuraikan menjadi 1 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)
II.2Tujuan perubahan UUD 1945
(Diuraikan menjadi 1 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)
II.3Prinsip prinsip perubahan UUD 1945
(Diuraikan menjadi 1 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)

III.

Analisis
a. Urgensi amandemen UUD 1945 bagi bangsa Indonesia
(Diuraikan menjadi 3 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan

mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :


halaman)
b. Kedudukan dan fungsi pemerintah atau negara dalam amandemen UUD
1945
(Diuraikan menjadi 3 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)
c. Peran serta masyarakat dalam amandemen UUD 1945
(Diuraikan menjadi 3 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)
IV.

Rekomendasi
a. Bagi pemerintah
(Diuraikan menjadi 1 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)
b. Bagi masyarakat
(Diuraikan menjadi 1 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)
c. Bagi mahasiswa
(Diuraikan menjadi 1 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)
d. Bagi penulis selanjutnya
(Diuraikan menjadi 1 halaman; setiap halaman terdiri dari 3 paragraf;
setiap paragraf terdiri dari 5 sampai 7 kalimat; dan penulisan kutipan
mengikuti kaidah dalam penulisan ilmiah : nama penulis, tahun terbit :
halaman)

Daftar Pustaka

5 berupa buku, penulisan diurut sesuai abjad


5 berupa artikel dari internet (bukan tulisan mahasiswa Jurnal)
Penulisan mengikuti kaidah penulisan daftar pustaka yang benar

Tujuan Perubahan UUD 1945


Dalam perkembangannya, perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dilakukan karena kebutuhan bersama bangsa
indonesia, yaitu dari masyarakat dan kepemerintahan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan bangsa Indonosia sendiri. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk
mencapai cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam
pebukaan UUD 1945 alenia II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Disamping itu, tujuan nasional
Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV, salah
satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Perubahan UUD 1945 yang dilakukan MPR merupakan upaya
penyempurnaan aturan dasar guna lebih memantapkan usaha pencapaian cita-cita
proklamasi

kemerdekaan

17 Agustus1945

sebagaimana

tertuang

dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Tujuan diadakannya amandemen UUD 1945 menurut Husnie Thamrine,
wakil ketua MPR dari F-PP, adalah : (1) untuk menyempurnakan aturan dasar
mengenai tatanan negara agar dapat lebih mantap dalam mencapai tujuan nasional
serta menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kekuatan
rakyat, (2) memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan
paham demokratis, (3) menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan
perlindungan hak agar sesuai dengan perkembangan HAM dan peradaban umat
manusia yang menjadi syarat negara hukum, (4)menyempurnakan aturan dasar
penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern melalui pembagian
kekuasaan secara tegas sistem chek-balances, (5) menyempurnakan aturan dasar
mengenai

jaminan

konstitusional

dan

kewajiban

negara

mewujudkan

kesejahteraan social, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika dan


moral serta solidaritasdalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
(6) melengkapi aturan dasar dalam penyelenggaraan negara yang sangat penting
bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokratis, (7)
menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa
sesuai dengan perkembangan aspirasi kebutuhan dan kepentingan pangsa dan
negara Indonesia (Mundzir, dkk, 2016:77).

Kedudukan dan Fungsi Pemerintah atau Negara dalam


Amandemen UUD 1945
Salah satu kepentingan nasional adalah bagaimana menjadikan bangsa dan
wilayah di Inonesia senantiasa satu dan utuh. Kepentingan nasional merupakan
turunan lanjut dari cita-cita nasional, tujuan nasional maupun misi nasiona
(Hairus,

dkk,

2016:111).

Visi

nasioanl

menurut

ketetapan

MPR

No.

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan adalah terwujudnya


masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,
sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Tujuan negara Indonesia sesuai dengan alinea IV pembukaan UUD 1945, adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi,dan keadilan sosial. Tujuan negara tersebut hendak diwujudkan di atas
landasan Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap,
persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tanpa melalui organisasi negara tujuan tersebut sulit untuk diwujudkan karena
tidak ada pemerintah yang mengatur hal tersebut.
Agar pemerintah suatu negara yang memiliki kekuasaan untuk mengatur
keberlangsungan suatu kepemerintahan, maka ada sistem aturan yang
mengaturnya. Sistem aturan tersebut menggambarkan suatu pertingkatan dari
aturan yang paling tinggi tingkatannya sampai pada aturan yang paling rendah.
Aturan yang paling tinggi tingkatannya dalam suatu negara dinamakan undangundang dasar (Hairus, dkk, 2016:23). Tentang perubahan terhadap UUD 1945,
sesuai pasal 37 ketentuan tentang perubahan itu adalah sebagai berikut:
1. usul perubahan pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar dapat diagendakan
dalam siding Majelis Permusyawaratan rakyat,
2. setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara
tertulis danditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah
beserta alasannya,

3. untuk mengubah

pasal-pasal

Undang-Undang Dasar, siding Majelis

Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah


anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat,
4. putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan
dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu
anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat,
5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan.
Tentang sistem perubahan dan prosedur perubahannya, amandemen terhadap
UUD 1945 menggunakan landasan sistem dan prosedur yang ditentukan pasal 37
UUN 1945. Mengenai bentuk hukumnya, amandemen terhadap UUD 1945 dapat
dikatakan mengikuti pola addendum dimana substansi perubahannya dituangkan
dalam suatu naskah yang terpisah dari naskah aslinya, sedangkan naskah asli itu
sendiri dibiarkan tetap dengan rumusan aslinya (Hairus, dkk, 2016:41).
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang terdiri atas anggota
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
pada era reformasi. Sehingga MPR berarti forum dimana kepentingan rakyat
dibahs dan diputuskan oleh para pihak yang memiliki posisi setara. Musyawarah
(saling member an menerima pendapat) adalah mutlak dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dengan latar belakang dan cara pandang yang berbeda (Masudi,
2013:85). Pada proses pembahasan perubahan UUD 1945 yang dilakukan oleh
MPR RI, maka Panitia Ad Hoc I menyusun berbagai kesepakatan dasar berkaitan
dengan perubahan UUD 1945. Kesepakatan dasar itu terdiri dari lima butir, yaitu:
1.

Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945

2.

Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3.

Mempertegas sistem pemerintah presidensiil.

4.

Penjelasan UUD 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dalam Penjelasan


UUD 1945 harus dimasukkan kedalam pasal-pasal yang ada dalam batang
tubuh UUD 1945.

5.

Perubahan dilakukan dengan cara adendum.

Hak dan Kewajiban MPR diatur dalam UU Nomor 27 Tahun 2009,


sebagai berikut:
Hak Anggota MPR (Pasal 9), anggota MPR mempunyai hak, diantaranya: a)
mengajukan usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; b) menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan
keputusan; c) memilih dan dipilih; d) membela diri; e) imunitas; f) protokoler; dan
g) keuangan dan administratif. Kewajiban Anggota MPR (Pasal 10), anggota
MPR mempunyai kewajiban, diantaranya: a) memegang teguh dan mengamalkan
Pancasila; b) melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan; c) mempertahankan
dan memelihara kerukunan nasional dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia; d) mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi, kelompok, dan golongan; dan e) melaksanakan peranan sebagai wakil
rakyat dan wakil daerah.
Selanjutnya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar dapat ditelaah dari
beberapa segi yaitu menyangkut sistem perubahan dan prosedur/mekanisme
perubahannya, bentuk hokum perubahannya, serta substansi materi yang diubah
(Hidayat, 2002:4). Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami perubahanperubahan

mendasar sejak dari perubahan pertama pada tahun 1999 sampai

perubahan keempat pada tahun 2002. 1) Amandemen pertama: dalam sidang


umum MPR oktober 1999; 2) Amandemen kedua: dalam sidang tahunan MPR
tahun 2000.; 3) Amandemen ketiga: dalam sidang tahunan MPR oktober 2001; 4)
Amandemen keempat: dalam siding tahunan MPR Agustus 2002.
Perubahan-perubahan itu meliputi materi yang sangat banyak, sehingga mencakup
lebih dari 3 kali lipat jumlah materi muatan asli UUD 1945. Jika naskah asli UUD
1945 berisi 71 butir ketentuan, maka setelah empat kali mengalami perubahan,
kini jumlah materi muatan UUD 1945 seluruhnya mencakup 199 butir. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa meskipun namanya tetap merupakan UUD
1945, tetapi dari sudut isinya UUD 1945 pasca perubahan keempat tahun 2002
sudah dapat dikatakan merupakan konstitusi baru sama sekali dengan nama resmi

Undang-Undang Dasar Negar Republik Indonesia Tahun 1945 (Jimly dalam


Soemantri dan Astawa, 2007:70).
Bagi Masyarakat
Tujuan negara Indonesia sesuai dengan alinea IV pembukaan UUD 1945, adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi,dan keadilan sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Hairus, dkk. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan. Malang: Aditya Media
Publishing.
Masudi, Masdar Farid. 2013. Syarah UUD 1945 Perspektif Islam. Jakarta: PT
Pustaka Alvabet.
Mundzir, Hudriyah, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila dalam Perspektif Historis
dan Ketatanegaraan Republik Indonesia. Malang: Aditya Media
Publishing.
Soemantri dan Astawa. 2007. Sistem Ketatanegaraan Indonesia Pasca Perubahan
UUD 1945: Sistem Perwakilan di Indonesia dan Masa Depan MPR RI.
Bandung: Fokus Media.
Hidayat, Arief. 2002. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945: Analisis Kritis
dan Perspektif Ketatanegaraan (Makalah seminar). Semarang: Tidak
Diterbitkan.
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Hak dan Kewajiban Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
Ketetapan MPR No. VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan .

Anda mungkin juga menyukai