Anda di halaman 1dari 8

JUDUL SKRIPSI :

PENGARUH JUMLAH PEMASANGAN IGNITION BOOSTER DAN


PEMAKAIAN JENIS BUSI TERHADAP EMISI GAS BUANG
CARBON MONOKSIDA (CO) PADA SEPEDA MOTOR
HONDA BEAT PGM FI TAHUN 2013
Disusun guna Memenuhi Mata Kuliah Penelitian Pendidikan Teknik Semester VI
Dosen Pengampu Dr. Suharno S.T., M.T.

Disusun Oleh :
NITA MURTIA HANDAYANI

(K2513048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada era modern seperti ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tumbuh dengan cepat, khususnya dalam bidang transportasi. Dan hal itu menjadikan
manusia lebih mudah melakukan aktivitasnya. Perkembangan yang cepat dalam
bidang transportasi tersebut selain menimbulkan dampak positif, juga menimbulkan
dampak negatif yaitu pencemaran lingkungan. Pencemaran yang dimaksud adalah
pencemaran udara yang terkandung dalam gas buang yang dihasilkan dari
pembakaran kendaraan bermotor. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dinilai
sebanding dengan peningkatan polutan di udara.
Proses pembakaran bahan bakar dari motor bakar menghasilkan gas buang
yang secara teoritis mengandung unsur CO, NO 2, HC, C, H2, CO2, H2O dan N2,
dimana banyak yang bersifat mencemari lingkungan sekitar sehingga menyebabkan
polusi udara. Gas buang dari hasil pembakaran kendaraan bermotor ada yang
beracun dan ada yang tidak beracun, gas yang tidak beracun seperti N 2 (nitrogen),
CO2 (karbon dioksida), dan H2O (air). Sedangkan gas yang beracun seperti gas CO
(karbon monoksida), HC (hidrokarbon) dan N0x (oksida nitrogen).
Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60% dari
polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri dari
hidrokarbon. Sumber-sumber lainnya misalnya pembakaran, proses industri,
pembuangan limbah, dan lain-lain. Polutan yang utama adalah karbon monoksida
yang mencapai hampir setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada.
Emisi gas buang NOx, SO2, CO2, khususnya CO pada pembakaran tidak
sempurna dalam kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi manusia. Polutan

tersebut akan mencemari udara bersih, sehingga kebanyakan udara yang digunakan
untuk bernapas justru udara yang tidak bersih atau banyak mengandung polutan. Hal
tersebut akan berdampak bagi kesehatan manusia yang bisa menimbulkan berbagai
macam gangguan, khususnya gangguan pernapasan. (Srikandi Fardiaz, 1998: 93).
Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas
0
-192 C. komponen ini mempunyai berat sebesar 96,5 % dari berat air dan tidak larut
di dalam air.
Efek buruk yang ditimbulkan gas CO pada manusia yaitu telah lama diketahui
bahwa kontak antara manusia dengan CO pada konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kematian. Tetapi ternyata kontak dengan CO pada konsentrasi yang
lebih rendah (100 ppm atau kurang) juga dapat mengganggu kesehatan. Pengaruh
beracun CO terhadap tubuh terutama disebabkan oleh reaksi antara CO dengan
hemoglobin (Hb) di dalam darah. Hemoglobin di dalam darah secara normal
berfungsi dalam sistem transpor untuk membawa oksigen dalam bentuk
oksihemoglobin (O2 Hb) dari paru-paru ke sel-sel tubuh ke paru-paru.
Dengan adanya CO, hemoglobin dapat membentuk karboksi hemoglobin.
Jika reaksi demikian terjadi, maka kemampuan darah untuk mentransfor oksigen
menjadi berkurang. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi
daripada afinitas oksigen terhadap hemoglobin, akibatnya jika CO dan O2 terdapat
bersama-sama di udara akan terbentuk COHb dalam jumlah jauh lebih banyak
daripada O2Hb (Srikandi Fardiaz, 1998: 99).
Sistem pengapian pada sepeda motor yang tidak tepat akan menyebabkan
proses pembakaran di dalam ruang bakar yang tidak sempurna sehingga
mengakibatkan naiknya kadar gas CO pada sepeda motor. Faktor lain yang
menyebabkan meningkatnya kadar CO gas buang pada sepeda motor yaitu

perbandingan bahan bakar dan udara yang tidak tepat. Apabila perbandingan
campuran bahan bakar dan udara sesuai maka akan memungkinkan terjadi
pembakaran yang sempurna. Perbandingan campuran bahan bakar dan udara ideal
adalah 15:1 (Step 2 MPEG, 1993: 2-12). Faktor-faktor lain yang tidak kalah
pentingnya yaitu homogenitas campuran bahan bakar dan udara, bentuk dan kondisi
ruang bakar, dan kompresi mesin. Jika hal tersebut dapat terpenuhi dengan baik maka
akan tercapai pembakaran yang sempurna.
Salah satu cara untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna adalah
dengan memasang suatu alat ignition booster yang dapat meningkatkan sistem
pengapian. Banyak jenis alat ignition booster yang dapat dijadikan alternatif untuk
meningkatkan kualitas sistem pengapian pada motor bensin salah satu alat tersebut
adalah 9-Power. 9-Power adalah alat yang dipasang dikabel busi untuk
memaksimalkan akselerasi, power, dan speed pada kendaraan bermotor baik

mobil

ataupun sepeda motor. Cara kerja 9-Power adalah dengan menstabilkan arus listrik
yang dihasilkan oleh koil motor, membuang frekuensi liar atau tegangan tak tentu
dari koil, memfokuskan dan mempersempit arus sehingga menjadi titik tembak
menuju ke busi untuk digunakan sebagai api pembakaran. Arus yang stabil
menghasilkan api yang baik sehingga ledakan pembakaran menjadi sempurna dan
hampir tidak ada molekul bensin yang terbuang percuma. Ruang bakar menjadi
bersih dan kerja piston menjadi tidak berat sehingga hasilnya dapat menaikan kinerja
mesin motor.
Selain pemasangan ignition booster, komponen pengapian yang memiliki
peranan penting adalah busi. Busi berfungsi untuk memercikan bunga api, sehingga
dengan desain busi yang lebih baik diharapkan percikan bunga api yang dihasilkan
busi akan semakin sempurna. Untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi
dapat dipengaruhi oleh bentuk elektroda massa busi. Berdasarkan bentuk elektroda
massa busi, elektroda massa busi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : busi
standart NGK CR8E, busi splitfire SF430C dan busi Denso Iridium IU20. Busi

standart NGK CR8E mempunyai desain yang menghasilkan percikan bunga api
hanya satu arah saja dan ini memungkinkan ada campuran bahan bakar dan udara
yang tidak terbakar. Sedangkan busi splitfire SF430C dan busi Denso Iridium IU20,
busi ini menghasilkan percikan bunga api yang lebih besar sehingga memungkinkan
campuran bahan bakar dan udara akan terbakar sempurna.
Sepeda motor matic adalah sepeda motor adalah sepeda motor dengan tipe
transmisi otomatis sehingga tidak memerlukan tuas presneling untuk perpindahan gigi
percepatan, melainkan akan otomatis berubah mengikuti putaran mesin. Sepeda
motor matic baru bisa berjalan jika putaran mesin mencapai putaran 2400 rpm,
sedangkan sepeda motor konvensional sudah bisa berjalan diatas putaran 1500 rpm.
Kekurangan dari sepeda motor matic yaitu performa yang diberikan oleh sepeda
motor matic kurang bertenaga. Pada sepeda motor matic tidak akan menghasilkan
tenaga seresponsif seperti sepeda motor konvensional dan performanya akan
cenderung lebih lambat. (Warju, 2012)
Sepeda motor Honda Beat PGM FI Tahun 2013 adalah jenis sepeda motor 4
tak, yang merupakan motor bensin satu silinder dengan kapasitas mesin 110 cm3
yang sudah menggunakan penginjeksian dalam sistem pemasukan campuran bahan
bakar dan udara. Pada sepeda motor tersebut sudah terdapat alat yang dapat
meningkatkan homogenitas campuran bahan bakar dan udara, untuk menghasilkan
pembakaran yang lebih sempurna maka diperlukan busi yang percikan apinya lebih
besar, dengan kapasitas mesin yang semakin besar mengakibatkan campuran bahan
bakar dan udara yang masuk kedalam silinder juga bertambah banyak. Semakin
banyak bahan bakar yang diperlukan untuk pembakaran, maka gas buang sisa hasil
pembakaran khususnya CO pada sepeda motor akan meningkat jika tidak tercapai
pembakaran yang sempurna.
Berdasarkan uraian di atas, sehingga perlu dilakukan penelitian yang berjudul
PENGARUH

JUMLAH

PEMASANGAN

IGNITION

BOOSTER

DAN

PEMAKAIAN JENIS BUSI TERHADAP EMISI GAS BUANG CARBON


MONOKSIDA (CO) PADA SEPEDA MOTOR HONDA BEAT PGM FI TAHUN
2013.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diidentifikasikan berbagai
permasalahan yang timbul, yaitu :
1. Peningkatan

jumlah

kendaraan

bermotor

dinilai

sebanding

dengan

peningkatan polutan di udara.


2. Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang mencapai hampir
setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada.
3. Emisi gas buang NOx, SO2, CO2, khususnya CO pada pembakaran tidak
sempurna dalam kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi manusia.
4. Gas buang kendaraan bersifat mencemari lingkungan sekitar sehingga
menyebabkan polusi udara.
5. Kontak antara manusia dengan CO pada konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kematian.
6. Sistem pengapian pada sepeda motor yang tidak tepat akan menyebabkan
proses pembakaran di dalam ruang bakar yang tidak sempurna sehingga
mengakibatkan naiknya kadar gas CO pada sepeda motor.
7. Sepeda motor matic kurang bertenaga.
8. Performa sepeda motor matic cenderung lebih lambat.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti, maka
penelitian akan dibatasi permasalahannya yaitu :
1. Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang mencapai hampir
setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada.
2. Emisi gas buang NOx, SO2, CO2, khususnya CO pada pembakaran tidak
sempurna dalam kendaraan bermotor sangat berbahaya bagi manusia.

3. Sistem pengapian pada sepeda motor yang tidak tepat akan menyebabkan
proses pembakaran di dalam ruang bakar yang tidak sempurna sehingga
mengakibatkan naiknya kadar gas CO pada sepeda motor.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
diperlukan suatu perumusan masalah agar penelitian ini dilakukan secara terarah.
Adapun perumusan masalah yang diteliti adalah:
1. Bagaimana cara mengurangi gas karbon monoksida yang menjadi polutan
paling banyak di udara ?
2. Bagaimana cara meningkatkan efisiensi pembakaran agar dapat mengurangi
tingkat gas CO dalam sisa hasil pembakaran ?
3. Bagaimana cara meningkatkan kualitas sistem pengapian pada sepeda motor
untuk dapat mengurangi kadar gas CO pada sepeda motor ?
E. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian akan mempunyai arti dan makna, manakala mempunyai tujuan
yang jelas dan mendatangkan manfaat bagi penelitian dan pihak lain yang
berkepentingan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara mengurangi gas karbon monoksida yang menjadi
polutan paling banyak di udara.
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan efisiensi pembakaran agar dapat
mengurangi tingkat gas CO dalam sisa hasil pembakaran.
3. Untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas sistem pengapian pada sepeda
motor untuk dapat mengurangi kadar gas CO pada sepeda motor.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat praktis dan teoritis,
manfaat itu adalah:

a. Manfaat Teoritis
1) Sebagai pertimbangan bagi pengembangan penelitian sejenis dimasa yang
akan datang.
2) Menambah pengetahuan tentang cara meningkatkan efisiensi pembakaran agar
dapat mengurangi tingkat gas CO dalam sisa hasil pembakaran.
3) Menambah pengetahuan tentang cara meningkatkan kualitas sistem pengapian
pada sepeda motor untuk dapat mengurangi kadar gas CO pada sepeda motor.
b. Manfaat Praktis
1) Memberikan sumbangan pemikiran kepada produsen sepeda motor untuk
menghasilkan sepeda motor yang ramah lingkungan.
2) Memberikan

informasi

kepada

pemakai

kendaraan

bermotor

untuk

menghasilkan pembakaran yang sempurna.


3) Membantu dalam usaha mengendalikan pencemaran udara khususnya emisi
gas buang CO oleh sepeda motor

Anda mungkin juga menyukai