Anda di halaman 1dari 10

PENGENALAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

St. Rahma M*), Yunita


Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Universitas Negeri Makassar
2016
LATAR BELAKANG
Di era modern ini, kita telah mengenal berbagai macam alat-alat elektronik. Hampir
semua sudut dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan energi listrik untuk
menjalankan aktifitas. Semua tersebut terjadi atau terwujud di kehidupan nyata karena
pemahaman dan kemampuan pemikiran manusia yang terus berkembang sehingga dapat
mengolah energi listrik menjadi energi lain yang lebih tingkatannya.
Energi merupakan istilah yang digunakan untuk menamakan sesuatu yang
menyebabkan perubahan. Energi tidak berbentuk dan berwujud tetapi dapat dirasakan baik
secara langsung atau tidak langsung. Energi listrik merupakan jenis energi yang sangat unik
karena sifat, ukuran, perubahan yang dihasilkan oleh energi listrik sangat berbeda dengan
energi lain.
Energi itu sendiri tidak berbentuk atau berwujud, energi memiliki sifat dan
karakteristik yang dapat dipelajari sehingga kita mampu memanfaatkan dengan cara
mengolahnya. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, dimana teori ini dieknal
sebagai teori kekekalan energi.
Perlu diketahui bahwa untuk mencapai pemahaman energi listrik seperti pada
sekarang ini diperlukan lebih dari 2500 tahun bagi manusia. Dengan penelitian dan
sumbangan ilmu ilmiah dari para ilmuwan seperti: Volta, Galvani, Faraday, Maxwell, Ohm,
Khirchoff, Franklin, Fleming, Marconi, dan masih banyak lagi yang lain.
Teknik elektronik mengacu pada cabang ilmu pengetahuan tentang proses arus listrik
yang mengalir melalui bahan-bahan penghantar padat, misalnya logam dan bahan cairan
misalnya elektrolit. Arus listrik yaitu apabila ada 2 buah benda yyang berbeda muatan, yyang
kemudian dihubungkan oleh penghantar, maka elektronnya akan bergerak ke benda yang
potensialnya lebih tinggi.
Alat-alat elektronik tersebut bekerja secara efisien, teliti, tepat, dan akurat. Dimana
diketahui bahwa dalam suatu alat elektronik didalamnya terdapat berbagai macam
komponen-komponen kecil yang fungsinya sangat besar. Komponen elektronika merupakan
sebuah benda yang menjdai bagian pendukung dalam suatu sistem rangkaian elektronik.
Komponen elektronik dan juga elektromekanik yang digunakan dalam sirkuit elektronik dan
sumber daya listrik dibedakan menjadi komponen aktif dan komponen pasif. Namun untuk
menunjang lancarnya aliran listrik pada sirkuit tersebut, maka ada pula komponen yang
disebut komponen penunjang.
Perbedaan sebagai komponen aktif dan komponen pasif ini tidak selalu pasti karena
tidak ada definisi yang bersifat mengikat. Perbedaan komponen aktif dan pasif adalah pada
komponen pasif ia tidak mengubah bentuk gelombang sinyal AC (arus bolak balik atau arus
yang terjadi memiliki dua arah) yang diberikan kepadanya, sedangkan komponen aktif dapat
menyearahkan, menguatkan, dan mengubah bentuk gelombang sinyal AC yang diberikan
kepadanya.

Selain itu, diketahui bahwa komponen elektronika dasar tersebut memiliki spesifikasi
atau tipe nya masing-masing dengan kegunaannya yang berbeda pula. Oleh karena, itu
komponen-komponen dasar elektronika ini perlu dikenali terlebih dulu secara lebih detail.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang dapat dirumuskan permasalahan dari percobaan kali ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan elektronika?
2. Apa saja komponen dasar elektronika dan bagaimana fungsi dari masing-masing
komponen?
3. Apa maksud dari kode pada spesifikasi pada setiap komponen dasar elektronika?
4. Bagaimana cara menguji baik tidaknya komponen-komponen dasar elektornika
tersebut?
TUJUAN
Dari rumusan masalah yang diangkat, maka tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian elektronika melalui percobaan
2. Untuk mengetahui kompone-komponen dasar elektronika beserta fungsinya
3. Untuk mengetahui arti dari kode pada spesifikasi setiap komponen dasar elektronika.
4. Untuk mengetahui cara mrnguji baik tidaknya suatu komponen dasar elektronika
KAJIAN TEORI
Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam
suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika,
semnetara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik
elektro , teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi (Unknown, 2016).
Komponen elektronika berupa sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian
pendukung suatau rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya.
Komponen elektronika ini terdiri dari suatu atau lebih bahan elektronika, yang terdiri dari
satu atau beberapa unsur materi jika disatukan, untuk desain rangkaian yang diinginkan
dapat berfungsi sesuai dengan fungsi masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur
arus dan tegangan, meratakan arus, meyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak
fungsi lainnya (Deny kurnia Sandy, 2016).
Menurut Wawan Sutiawan (2013), dikenal ada 2 macam pengelompokan komponen
dasar elektronika, yaitu komponen aktif, pasif dan penunjang. Komponen aktif adalah jenis
komponen elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian
elektronika, sedangkan komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja
tanpa memerlukan arus listrik, kemudian komponen penunjang merupakan komponen yang
mendukung komponen aktif dan pasif untuk beroperasi dengan baik.
Menurut Dedy Ardianto (2013), komponen pasif terbagi atas:
1. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat
arus listrik. Karena tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen
pasif.
2. Kapasitor
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang berfungsi memblokir arus DC dan
meneruskan arus AC. Karena tidak dapat menguatkan, menyearahkan, dan mengubah

suatu energi ke bentuk lainnya, maka kapasitor termasuk komponen pasif. Kapasitor
berdasarkan elektrodanya (kaki-kaki) terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Kapasitor polar, adalah kapasitor yang memiliki elektroda (kaki) positif dan
elektroda negatif. Biasanya nilai kapasitas kondensator polar adalah pada satuan
mikro farad. Karena kapasitor memiliki kaki + dan kaki -, maka pemasangan pada
rangkaian tidak boleh terbalik. Kaki negatif pada kapasiotr polar dikenali dengan
tanda (-) yang terdekat pada badan kapasitor. Contohnya yaitu kapasitor elektrolit
(Elko) dan kapasitor tantalum
b. Kapasitor non polar, adalah kapasitor yang elektrodanya (kakinya) tidak memiliki
polaritas (tidak berkutub + atau -). Biasanya nilai kapasitas non polar di bawah
dari 1 F, satuannya adalah nF sampai PF. Karena kapasitor non ppolar tidak
memiliki kaki + dan kaki -, maka pemasangan pada rangkaian dapat dipasang
secara sembarang. Contohnya kapasitor keramik, kapasitor kertas, kapasitor
polyester, dan kapasitor mika.
3. Induktor
Induktor termasuk komponen pasif karena tidak dapat menguatkan dan menyearahkan
sinyal maupun mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Bagi arus DC induktor
bersifat mengalirkannya tetapi bagi arus AC induktor bersifat menghambat.
4. Transformator
Transformator adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk meanikkan atau
menurunkan tegangan yang berarus AC. Biasanya transformator sering disingkat
menjadi Trafo, dimana trafo terdapat dua kumparan yaitu:
a. Kumparan primer, merupakan kumparan dimana sumber tegangan AC masuk
b. Kumparan sekunder, merupakan kumparan dimana tegangan keluar (setelah
dianaikkan atau diturunkan)
Menurut Ismul Bathni S (2005), berdasarkan karakter penghambatannya resistor
terbagi menjadi 3 :
a. Resistor tetap, merupakan resistor yang nilai hambatannya tidak dapat diubah-ubah
b. Resistor variabel, merupakan resistor yang nilai hambatannya dapt diubah-uabah
sesuai dengan kebutuhan
c. Resistor variabel khusus, merupakan resistor yang niali hambatannya daoat berubah
sesuai dengan kondisi tertentu. Kondisi itu antara lain : perubahan intensitas cahaya,
suhu, medan magnet dll.
Menurut Jayadin Ahmad (2007), nilai resistansi dapat di ketahui dengan mellihat kode
warna pada gambar dibawah ini

Kode huruf
1. Huruf I menyatakan nilai resistor dan tanda koma desimal
Jika huruf I adalah:
R artinya x 1 (kali satu) ohm
K artinya x 103 (kali 1000) ohm
M artinya x 106 (kali 1000000) ohm
2. Huruf II menyatakan tolerasni
Jika huruf II adalah :
J artinya toleransi 5%
K artinya toleransi 10%
M artinya toleransi 20%
Menurut Ismul Bathni S (2005), komponen aktif terdiri atas:
1. Dioda, merupakan komponen elektronika yang hanya dapat menghantarkan arus
dalam 1 arah. Pada dioda arus listrik hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda.
Sifat menghantarkan arus dalam 1 arah saja terjadi karena dioda terbuat dari
bahan semikonduktor. Bahan semikomduktor itu adalah germanium atau silikon.
2. Transistor, merupakan singkatan dari Transferabel resistor. Transistor merupakan
komponen yang dapat menguatkan signal masukan, dalam rangkaian elektronika
komponen transistor merupakan komponen aktif yang bekerja lebih berat
dibanding dengan komponen lainnya, pada beberapa keadaan jika sebuah
rangkaian elektronika bekerja maka transistor akan mengalami pemanasan dan
untuk mencegah kerusakan pada transistor maka transistor dilekatkan pada
lempengan aluminium sebagai pendingin (headsink).transistor memiliki tiga buah
kaki, yaitu :
a. Emitor. Pada umumnya digunakan sebagai sumber atau keluaran
b. Kolektor. Pada umumnya digunakan sebagai keluaran atau sumber
c. Basis. Biasanya digunakan sebagai masukan
Jenis transistor ada dua, yaitu :
1. Transistor PNP (anoda katoda anoda/kaki katoda yang digunakan)
2. Transistor NPN (katoda anoda katoda/ kaki anoda yang digunakan)
3. IC (Integrated Circuit) adalah gabungan dari beberapa komponen yang disatukan.
Untuk menentukan baik tidaknya IC tidak bisa diukur dengan menggunakan
multimeter tapi langsung dicoba ke rangkaian.
METODE PERCOBAAN
Alat dan Bahan
1. Multimeter analog

1 buah

2. Multimeter digital
3. Komponen aktif
a. IC (Integrated Circuit) I 2244 KTK 7400 N
b. IC (Integrated Circuit) II F4047 BPC 8436 INA
c. IC (Integrated Circuit) III Portugal 88130 SN 7447 AN
d. LED (Light Emitting Diode)
e. Dioda Penyearah I IN5402 MIC
f. Dioda Penyearah II 6A05 GD
g. Dioda Zener CC NNS
h. Transostor Topi
i. Transistor I BD138 9517
j. Transistor II BC108 B4C
k. Transistor III BC547A 038
4. Komponen pasif
a. Resistor cincin
b. Resistor Batu I 5W 100J
c. Resistor Batu II 5W 150J
d. Potensiometer I B5K
e. Potensiometer II B10K
f. Potensiometer III B50K
g. Transformator IT 191
h. Polyester I 2A223J
i. Polyester II 334J50V
j. Kapasitor keramik
k. Kapasitor polar I 50V 10 F

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
4 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1

buah
l.

Kapasitor polar II 25V 1000 F

m. Kapasitor polar III 50V 47 F


5. Komponen penunjang
a. Konektor
b. Sekring I F5AL250V
c. Sekring II F15L250V
d. Saklar

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Prosedur Kerja
Sebelum melakukan uji coba kelayakan atau bagus tidaknya komponen tersebut
menggunakan alat ukur, terlebih dahulu praktikan memisahkan terlebih dahulu komponenkomponen yang termasuk aktif, pasif dan penunjang. Sebelumnya, praktikan telah diberi
tugas untuk mencari komponen-komponen dasar elektronika, sehingga memudahkan
praktikan untuk mengenali komponen-komponen yang telah disediakan di laboratorium
untuk diuji coba kelayakan pakai.
Setelah mengelompokkan komponen-komponen berdasarkan golongannya, praktikan
melakukan uji kelayakan dengan menggunakan dua alat, yaitu dengan menggunakan
multimeter digital dan multimeter analog yang sebelumnya telah di kalibrasi. Sebelum
melakukan uji kelayakan, spesifikasi dari masing-masing komponen tersebut dicatat. Pada
saat melakukan uji kelayakan, dicatat angka yang tertera pada multimeter digital atau
penunjukkan skala pada multimeter analaog.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan
No.

Nama
Komponen

Spesifikasi

Nilai yang terukur


Multimeter
Multimeter
Analog
Digital

Kondisi

Ket.

Pasif
1.

Resistor Cincin
I

47.102 5%

3,5.103

4,59 k

Baik

2.

Resistor Cincin
II

47.100 5%

50 k

47,3 k

Baik

3.

Resistor Cincin
III

10.103 5%

9,5.103

9,96 k

Baik

4.

Resistor IV

476.102 1%

48.103

46,7 k

Baik

5.
6.
7.
8.

Resistor batu I
Resistor batu II
Potensiometer I
Poetnsiometer II
Potensiometer
III
Transformator
Polyester I
Polyester II
Kapasitor
keramik

5W 100 J
5W 150 J
B 5K
B 10 K

11.10
17,5.10
10 k

102,8
150,8
1,2
10,93 k

Baik
Baik
Rusak
Baik

Kuning,
Ungu,
Merah,
Emas
Kuning,
Ungu,
Hitam,
Emas
Coklat,
Hitam,
Orange,
Emas
Kuning,
Ungu,
Biru,
Merah,
Coklat
-

B 50 K

49 k

47,3 k

Baik

IT 191
2A223J
334J50V

0,41 nF
331,4 nF

Rusak
Rusak
Rusak

Orange

8,97 nF

Rusak

9,99 nF

292,5 nF

47,80 nF

Baik

Baik

Baik

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

Kapasitor polar
I

50 V 10

Kapasitor polar
II

25 V 103

Kapasitor polar
III

50 V 47 F

Aktif
1.

IC I

2.

IC II

3.

IC III

2244 KTK SN
7400 N
F4047BPC
8436 INA
Portugal

4.

LED
Dioda
5.
Penyearah I
Dioda
6.
Penyearah II
7.
Dioda Zener
8.
Transistor topi
9.
Transistor I
10.
Transistor II
11.
Transistor III
Penunjang
1.
Konektor
2.
Sekring I
3.
Sekring II
4.
Saklar

88130 SN
7447AN
-

Rusak

IN 5402 MIC

0,444 V

6A05 GD

0,429 V

CC NNS
BD138 9517
BC108 B4C
BC547A 038

0,671
-

NPN
PNP
NPN
NPN

F5AL250V
F15L250 V
-

Baik
Baik
Baik
Baik

Pembahasan
Pada praktikum kali ini kita melakuka uji coba kelayakan komponen-komponen
dasar elektronika. Dari melakukan percobaan ini, kita lebih mengenali yang mana komponen
yang tergolong aktif, pasif dan komponen penunjang. Selain dapat mengenali kelompok
komponen tersebut kita juga mengetahui bagaimana komponen tersebut dikatakan baik atau
rusak dengan menggunakan alat ukur yaitu multimeter analog dan digital.
Pada percobaan ini kami melakukan uji kelayakan pada beberapa komponen pasif
seperti :
a. Resistor cincin I dengan menghubungkan probe/ kabel pad masing-masing kaki
resistor. Karena resisitor tidak memiliki polaritas, sehingga saat menghubungkan
probe ke resistor bisa dilakukan ke sembarang kaki. Setalah probe dihubungkan,
terdapat penunjukkan angka/skala pada multimeter analog dan digital masingmasing 3,5.103 dan 4,59 k dan warna cincin pada resistor yaitu kuning ungu
merah dan emas sehingga nilai resistansinya diketahui sebesar 47.10 3

5%.

Dengan nilai resistansi yang tidak terlalu jauh, maka dapat dikatakan resiston cincin
ini baik. Begitu pula dengan resistor cincin yang lainnya dapat dikatakan baik karena
nilai resistansi yang didapati tidak terlalu jauh dengan penunjukkan nilai pada alat
ukur dan penunjukkan warna cincin pada resistor itu sendiri.
b. Resistor batu dengan spesifikasi 5W100J, yang berarti 5W merupakan kemampuan
daya resistor, 100 berarti besarnya nilai resistansi dan J berarti besarnya nilai
toleransi yaitu 5%. Sama dengan resistor cincin, resistor batu tidak memiliki
polaritas sehingga pada saat menghubungkan probe ke resistor bisa dilakukan pada
sembarang kaki. Setelah pengujian dengan menggunakan multimeter analog dan
digital yang masing-masing nilainya sebesar 11.10 dan 102,8 dapat dikatakan
bahwa resistor batu ini baik kualitasnya.
c. Potensiometer dengan spesifikasi B10K, yang berarti B menunjukkan jenis
potensiometer yaitu linear dan 10K berarti nilai dari potensiometer sebesar 10 kilo
ohm. Sama dengan resistor cincin, potensiometer/resistor variable tidak memiliki
polaritas sehingga pada saat menghubungkan probe ke resistor bisa dilakukan pada

sembarang kaki/terminal (dapat dipasang terbalik). Pada saat pengujian


menggunakan alat ukur baik itu multimeter dialog dan analog, apabila kita
mengambil terminal pertama dan ketiga maka nilai yang akan ditunjukkan pada alat
ukur adalah nilai maksimumnya, sedangkan pada saat kita menguji dengan
menggunakan terminal pertama dan kedua, nilai yang akan ditunjukkan pada
multimeter adalah nilai minimumnya, nilai tersebut akan berubah pada saat
potemsiometer tersebut diputar dan angka yang ditunjukkan pada multimeter akan
berhenti berubah saat ia mencapai nilai maksimumnya meskipun potensiometer
tersebut tetap diputar. Potensiometer dapat dikatakan baik apabila pada saat
pengujian menggunakan multimeter analog, skala yang ditunjukkan kembali pada
titik nol dan kemudian menunjukkan skalanya.
d. Polyester bertipe 334 J 50V, yang berarti 50V adalah tegangan kerja sebesar 50V.
Karena polyester merupakan kapasitor non polar (tidak memiliki kutub), maka pada
saat menghubungkan probe merah maupun hitam bisa dilakukan ke sembarang kaki
(terbalik) polyester. Setelah melakukan pengujian menggunakan multimeter digital
didapati nilainya sebesar 0,41 nF tetapi dalam keadaan rusak karena pada saat
pengujian menggunakan multimeter analog tidak ada penunjukkan skala.
e. Kapasitor polar dengan spesifikasi 50V 10 F, yang berarti bahwa 50V

merupakan tegangan yang bekerja pada kapasitor tersebut dan 10 F merupakan


besarnya nilai kapasitor. Karena kapasitor ini memiliki polaritas (kutub) maka untuk
mengubungkan probe tidak boleh terbalik. Probe merah (positif) dihubungkan
dengan kaki katoda/positif kapasitor yang ditandai dengan kakinya lebih panjang
dari pada kaki yang lainnya, kemudian probe hitam (negatif) dihubungkan dengan
kaki anoda/negatif kapasitor. Kemudian tunggu hingga terlihat penunjukkan
nilai/skala pada multimeter digital maupun analog.
Kemudian komponen aktif yang diuji yaitu :
a. Transistor BD138 9517. Dari hasil pengujian menggunakan multimeter digital
didapati transistor ini bertipe NPN (negatif positif negatif) dalam keadaan baik,
karena pada saat probe merah yang dijadikan basis dan probe hitam sebagai emittor,
dan apabila probe merah sebagai basis dan probe hitam sebagai collector, terdapat
penunjukkan nilai yang konstan. Sedangkan hasil tersebut akan terbalik apabila kita
melakukan pengujian menggunakan multimeter analog, apabila probe hitam
dihubungkan pada kaki basis, dan probe merah pada kaki emittor dan kollektor maka
jarum pada multimeter analog akan bergerak ke arah kanan yang menandakan
transistor tersebut ber-tipe NPN.
b. Dioda penyearah 6A05 GD. Dari hasil pengujian menggunakan multimeter digital
diperoleh nilai sebesar 0,444 V. Artinya dioda ini dalam kondisi baik, karena pada
umumnya dioda bekerja dengan besar 0.2 VDC pada germanium dan pada silikon
sebesar 0,6 VDC. Cara menguji dioda menggunakan multimeter baik itu analog
maupn digital, yaitu probe merah dihubungkan pada salah satu kaki dioda yang
memiliki tanda (katoda), sedangkan probe hitam dihubungkan pada kaki yang
lainnya (anoda). Setelah dihubungkan, untuk multimeter analog maka jarum akan
bergerak ke arah kanan dan menunjukkan skala/nilai tertentu, sedangkan pada
multimeter digital akan menampilkan nilai tertentu sesuai dengan jenis dari dioda
tersebut.

c. Dioda zener CC NNS. Dari hasil pengujian menggunakan multimeter digital


diperoleh nilai sebesar 0.671 V, dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa
dioda tersebut terbuat dari silikon
d. IC 2244 KTK SN 7400 N, dikatakan baik karena dilihat IC tersebut memiliki kaki
yang lengkap. Jika kaki dari IC tersebut tidak lengkap, maka dapat dikatakan IC
tersebut rusak, karena setiap kaki dari IC tersbut memiliki fungsinya masing-masing,
sehingga jika kakinya tidak lengkap maka IC tersbut tidak berfungsi sebagaimana
mestinya atau tidak layak digunakan pada suatu rangkaian. Cara selanjutnya untuk
mengetahui baik tidaknya IC tersebut yaitu dapat kita coba langsung untuk
memasangkannya pada suatu rangkaian.
Kemudian yang diuji selanjutnya adalah komponen penunjang, yaitu :
a. Konektor dalam kondisi baik karena dari hasil pengamatan dilihat bahwa tidak ada
kabel yang terputus.
b. Sekring F5AL250V, yang berarti F atau Fuse merupakan simbol yang menandakan
sekring dan 250v merupakan tegangan maksimal yang bisa diberikan pada sekring.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat dismpulkan bahwa elektronika merupakan ilmu yang
mempelajari alat-alat listrik, arus listrik, arus lemah yang dioperasikn dengan cara mengotrol
aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan
elektronik, termokopel, semikonduktor dan lain sebagainya.
Komponen-komponen dasar elektronika terbagi atas 3, yaitu komponen aktif, pasif
dan penunjang. Komponen aktif merupakan komponen yang membutuhkan arus listrik atau
energi listrik untuk mengoperasikannya, sedangkan komponen pasif merupakan komponen
yang tidak memerlukan arus listrik dalam mengoperasikannya atau komponen ini memakai
energi yang disimpan pada saat suatu rangkain diberi energi listrik dan komponen penunjang
merupakan komponen yang akan melengkapi lancarnya pengoperasian suatu rangkaian.
Masing-masing komponen tersebut memiliki fungsi dan spesifikasinya masing-masing.
Dalam menguji mengggunakan multimeter analog dan digital, terdapat perlakuan yang
berbeda pada komponen yang memiliki polaritas. Pada komponen yang tidak memiliki
polaritas misalnya resistor, penghubungan probe merah atau hitam bisa dilkukan terbalik
atau pada sembarang kaki resistor. Sedangkan pada komponen polar, misalnya kapasitor
polar kaki positifnya dihubungkan dengan menggunakan probe merah dan kaki negatifnya
dihubungkan dengan probe.

Daftar Pustaka
Bathni S, Ismul. 2005. Dasar Keterampilan Kelistrikan dan Elektronika. Elektronika 3
Kurnia Sandy, Deny. 2016.https://www.academia.edu/5562494/Makalah_ elektronika
Sutiawan, Wawan. 2013. Komponen dasar elektronika

Anda mungkin juga menyukai