Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

OLEH
KELOMPOK 4 :
KETUA

: NOPIYANTI

WAKIL KETUA : ARIFUN


SEKRETARIS

: WIDYA ASTUTI

ANGGOTA

:
1. IRMAWATI

5. HERAWATI

2. ANGGITA PUTRI

6. HAJRA

3. ZOHRA

7. FAISAL

4. SUNARTI

8. HENDRA

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Manusia, Keragaman dan Kesederajatan. Makalah ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dan
untuk menambah wawasan kami maupun pembaca tentang keragaman dan
kesederajatan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Musliha Karim
M.Si. selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang telah
membimbing kami agar dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini dirasakan masih banyak
kekurangan, baik secara sistematika penyusunan maupun penggunaan kata-kata,
karena itu kami mengharapkan dengan kerendahan hati memberikan kritik dan saran
yang membangun agar penusuan makalah selanjutnya lebih baik. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami, dan umumnya bagi para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, kamu ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 01 April 2015

Penyusun

iii

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ...................................................................................................... i
Halaman Judul ......................................................................................................... ii
Kata Pengantar ......................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
A. Pengertian Manusia ............................................................................. 3
B. Pengertian Keragaman dan Kesederajatan .......................................... 4
C. Pengertian Diskriminasi ...................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
A. Makna Keragaman dan Kesederajatan ................................................ 6
B. Unsur-Unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia ...................... 7
C. Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global............................. 9
D. Problematika Diskriminasi .................................................................. 12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 16
A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17

iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat tentunya tidak
bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta makhluk yang berbudaya
yang dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan tatanan hidup
yang bahagia dan sistem kemasyarakatan yang terbentuk karena interaksi dan
kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainnya. Antar manusia
pasti memiliki perbedaan, bahkan yang kembar identik pun pasti ada
celah perbedaannya. Perbedaan itulah yang pada akhirnya menimbulkan suatu
keragaman.
Keberagaman manusia yaitu manusia yang memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan,
temperamen, dan hasrat. Selain individu, terdapat juga keragaman sosial. Jika
keragaman individu terletak pada perbedaan secara individu atau perorangan,
sedangkan keragaman sosial terletak pada keragaman dari masyarakat satu
dengan masyarakat lainnya.
Indonesia merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa pulau dengan
karakteristik yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Indonesia adalah Negara
kesatuan yang penuh dengan keragaman. Indonesia terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan, dan lainnya.
Jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta jiwa, mereka tinggal tersebar di
pulau-pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi
geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, daratan
rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Indonesia adalah negara salah satu negara
dengan tingkat keanekaragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang
tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga
keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradisional hingga ke
modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia
dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya.
Namun keragaman tersebut dapat menimbulkan konflik dimana-mana.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah makna keragaman dan kesederajatan?
2. Apakah unsur-unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia?
3. Bagaimana

pengaruh

keragaman

terhadap

kehidupan

beragama,

bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan sosial?


4. Apa problematika diskriminasi dalam masyarakat yang beragam?

C. Tujuan
1. Mengetahui makna keragaman dan kesederajatan.
2. Mengetahui unsur-unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia.
3. Mengetahui

pengaruh

keragaman

terhadap

kehidupan

beragama,

bermasyarakat, bernegara, dan kehidupan sosial.


4. Mengetahui penyebab terjadinya problematika diskriminasi dalam
masyarakat yang beragam.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manusia
Kata manusia berasal dari kata manu dari bahasa Sanksekerta atau
mens dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga
dikatakan homo yang juga berasal dari bahasa Latin. Manusia adalah
makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
mati, serta terkait serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah
hubungan timbal balik secara positif maupun negatif. (Ahmad Yusuf Efendi :
2014).
Menurut Nicolaus D. dan Sudiarja, manusia adalah Bhineka, tetapi
tunggal. Bhineka karena jasmani dan rohani merupakan satu barang. Sedangkan
menurut Upanisads, manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh, jiwa,
pikiran, dan prana atau badan fisik. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany
berpendapat bahwa manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah
mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi
(badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor
keturunan dan lingkungan. (Bima Indra Mulya : 2014).
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa manusia adalah
makhluk yang berfikir, makhluk sosial, mahluk material dan mahluk spiritual.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, artinya makhluk yang
tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal memerlukan
orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan

hidupnya.

Kenyataan

ini

sesuai

dengan

pendapat

Aristoteles, menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti


selain sebagai makhluk individu, manusia juga termasuk dalam makhluk sosial
yang harus berinteraksi dengan manusia lain. Pada perkembangan secara lebih
luas dan kompleks, manusia membutuhkan tata masyarakat, lembaga-lembaga
sosial, dan juga membutuhkan negara. (Deo Pradipta : 2013).

B. Pengertian Keragaman dan Kesederajatan


Keragaman atau diversity dipergunakan dalam pengertian secara umum
sebagai pernyataan yang bervariasi. Menurut Roosevelt Thomas, Keberagaman
adalah menunjukan adanya perbedaan, kesamaan dan tegangan yang
berhubungan, yang terjadi pada setiap bauran yang dapat timbul diantara elemen
dari collective mixture. Mixture atau bauran dapat terdiri beberapa dimensi
keberagaman, dapat berupa ras, gender, etnis, asal daerah, umur, afiliasi politik,
kelas sosial-ekonomi dan sebagainya. ( Makalah, Ahmad Yusuf Efendi dkk :
2014).
Keberagaman merupakan suatu perbedaan yang terjadi pada kelompok
manusia dan merupakan suatu kondisi yang terdapat perbedaan-perbedaan
diberbagai bidang. Bidang tersebut diantaranya suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.
Kesederajatan adalah suatu kondisi yang di dalamnya terdapat perbedaan
dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki. (Elly dkk : 2006)

C. Pengertian Diskriminasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diskriminasi merupakan
pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit,
golongan, suku, ekonomi, agama, dsb). Diskriminasi yang sering ditemui yaitu
berdasarkan kelamin, pembedaan sikap dan perlakuan terhadap sesama manusia
berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Ras, anggapan segolongan ras tertentu
bahwa rasnya itulah yg paling unggul dibandingkan dengan golongan ras lain.
Rasial, pembedaan sikap dan perlakuan terhadap kelompok masyarakat tertentu
karna perbedaan warna kulit. Dan sosial, pembedaan sikap dan perlakuan
terhadap sesama manusia berdasarkan kedudukan sosialnya.
Menurut Hariyono, diskriminasi adalah setiap tindakan yang dilakukan
untuk membedakan seseorang atau sekelompok orang berdasarkan atas ras,
agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis
kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi dan
politik, serta batas Negara, dan kebangsaan seseorang. Padahal manusia

dilahirkan tidak dapat menghendaki keturunan dari faktor tertentu. Karena itu,
tidak layak apabila manusia memperoleh perlakuan diskriminasi.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa diskriminasi adalah
perlakuan terhadap seseorang atau kelompok tertentu karena perbedaan yang
dimiliki.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Makna Keragaman dan Kesederajatan
1. Makna Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) artinya : 1) tingkah laku; 2) macam, jenis; 3) lagu: musik;
langgam; 4) warna, corak, ragi; 5) laras (tata bahasa). Sehingga keragaman
berarti perihal beragam-ragam: berjenis-jenis; perihal ragam; hal jenis.
Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dalam masyarakat
yang terdapat perbedaan-perbedaan didalam berbagai bidang, terutama suku
bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan, serta situasi
ekonomi.
Keragaman adalah suatu keadaan masyarakat yang didalamnya terdapat
perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal. Keragaman dipandang sebagai
kekayaan budaya yang membanggakan, artinya bahwa bangsa Indonesia
memiliki berbagai unsur kebudayaan yang berasal dari beragam golongan,
kelompok, atau komponen bangsa lainnya. Unsur-unsur keragaman yang
merupakan sumber kekayaan bangsa dan sekaligus menjadi sumber
kerawanan timbulnya konflik tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
lingkupnya bersifat umum (misalnya: suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi dan politik, adat dan kesopanan, kesenjangan ekonomi
dan kesenjangan sosial) dan yang bersifat pribadi (misalnya: perilaku
seseorang, minat seseorang, cita-cita seseorang, dan sebagainya). Berbagai
perbedaan tersebut dapat menjadi penguat persatuan bukan menjadi jurang
pemisah atau penyebab konflik.

2. Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut KBBI artinya
adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks
kesederajatan di sini adalah suatu kondisi di mana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan
satu tingkatan hierarki.

B. Unsur-Unsur Keragaman dalam Masyarakat Indonesia


1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokkan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang
sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata, ukuran kepala,
dan lain sebagainya.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari Sulawesi adalah
termasuk ras Mongoloid Melayu Muda (Deutero Malayan Mongoloid).
Kecuali Batak dan Toraja yang termasuk Mongoloid Melayu Tua (Proto
Malayan Mongoloid). Sebelah timur Indonesia termasuk tas Austroloid,
termasuk bagian NTT. Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk
kelompok pribumi adalah golongan China yang termasuk Astratic
Mongoloid.

2. Agama dan keyakinan


Menurut Harun Nasution, Agama mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat
ditangkap dengan pancaindra. Namun mempunyai pengaruh besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari.
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan
rinci. Hal ini pula yang barangkali menyulitkan para ahli untuk memberikan
definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk kepercayaan yang
dianggap sebagai agama, tampaknya memeang memiliki ciri umum yang
hampir sama, baik dalam agama primitif maupun agama monoteisme.
Menurut Robert H. Thouless. Fakta menunjukkan bahwa agama berpusat
pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh
diabaikan (psikologi Agama: 14).

Masalah agama tak akan mungkin dipisahkan dari kehidupan


masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain
adalah:
1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan
melarang
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai social control
5. Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas
6. Berfungsi transformatif
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi sublimatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam
keragaman bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang di
akui di Indonesia.
3. Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang
berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena
merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
Ideologi membantu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah
tindakan. Politik mencakup baik antara individu-individu dan kelompok
untuk memperoleh kekuasaan, yang di gunakan oleh pemenang bagi
keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukan. Politik juga
bermaksa usaha untuk menegakkan ketertiban sosial.
Keragaman masyarakat Indonesia dalam ideologi dan politik dapat
dilihat dari banyaknya partai politik sejak berakhirnya orde lama. Meskipun
pada dasarnya Indonesia hanya mengakui satu ideologi, yaitu Pancasila yang
benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
4. Tata krama
Tata krama yang dianggap dari Bahasa Jawa yang berarti adat sopan
santun, basa-basi pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat,
tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.

Tata krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan terdiri


dari aturan-aturan yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi
sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan.
Indonesia memiliki beragam suku bangsa di mana setiap suku bangsa
memiliki adat istiadat sendiri meskipun karena adanya sosialisai nilai-nilai
dan norma secara turun-menurun dan berkesinambungan dari generasi ke
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa
yang sama akan memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.
5. Kesenjangan ekonomi
Bagi sebagian negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah
satu perhatian yang terus ditingkatkan. Namun umunya, masyarakat kita
berada di golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu saja
menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat dihindari lagi.
6. Kesenjangan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan
bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial yang hierarkis. Hal ini, dapat
terlihat dan dirasakan jelas dengan adanya penggolongan orang berdasarkan
kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja
dapat menyakitkan, namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat.
Tak hanya itu, bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang antar-etnis atau
suku.

C. Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,


Bernegara, dan Kehidupan Global
Berdirinya negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang
demikian majemuk, baik secara etnis geografis, kultural, maupun religius. Kita
tidak dapat mengingkari sifat pluralistik bangsa kita. Sehingga kita perlu
memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan
beragama yang dianut oleh warga negara Indonesia.
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai
harmoni. Perbedaan nyang mewujudkan baik secara fisik ataupun mental,

10

sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai


sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi. Berbagai kebudayaan itu beriringan, saling melengkapi. Bahkan
mampu untuk saling menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi sering
kali yang terjadi malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut menciptakan
ketegangan hubungan antaranggota masyarakat. Hal ini disebabkan oleh sifat
dasar yang selalu dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana dijelaskan oleh
Van de Berghe:
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali
memiliki kebudayaan yang berbeda
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non-komplementer
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat
tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
e. Secara

relatif integrasi

sosial

tumbuh

diatas

paksaan

dan

saling

ketergantungan di dalam bidang ekonomi


f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
Realitas diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukkan yang ada dapat dipertumpul. Jika keterbukaan dan
kedewasaaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalahmasalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti:
1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara
manusa dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus
paradoks yang ada dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu masyarakat
dunia dengan tawarannya alan keseraaman global untuk maju bersama dalam
komunikasi gaya hidup manusia yang bebas dan harmonis dalan tatanan
dunia, dengan menyampingkan keunikan dan keberagaman manusia sebagai
pelaku utamanya.

11

2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan


memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang
yang tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat
bermacam-macam,

antara

lain;

keyakinannya

bahwa

secara

kodrati

ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang
diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:
a) Semangat Religius
Semangat religius merupakan suatu tindakan oleh masyarakat yang
masih menjunjung tinggi nilai dan norma agama dalam mengahadapi arus
globalisasi dan modernisasi, atau westernisasi. Adanya isu memecah belah
antar umat beragama maupun interen agama masing-masing hendaknya terus
diwaspadai, karena tidak mustahil memang sengaja dihembuskan oleh oknum
atau kelompok yang ingin mengacaukan suasana ketentraman yang telah
berhasil dicapai demi kepentingan politik mereka sendiri.
b) Semangat Nasionalisme
Semangat nasionalisme merupakan suatu tindakan dimana masyarakat
sangat menjunjung tingggi nilai semangat Bhineka Tunggal Ika dalam
menghadapi

berbagai penghalang dari luar yang dapat menyebabkan

pudarnya nilai toleransi dan gotong royong dalam berbagai kalangan suku,
agama, ras, dan antar golongan. Untuk dapat tampil sebagai negara maju dan
kuat Indonesia harus mewaspadai potensi-potensi konflik tersebut dan
mendeteksinya secara cermat untuk kalau mungkin mengubahnya menjadi
unsur kesatuan yang memperkokoh negara Indonesia yang merdeka dan
demokratisasi.
c) Semangat pluralisme
Semangat pluralisme merupakan menyadari bahwa negara indonesia
terdiri dari berbagai macam suku. Bangsa kita telah menjadi bangsa yang
besar dan bisa membangun karena telah berhasil menyatukan berbagai
perbedaan suku, agama maupun ras dalam satu kesatuan yang utuh. Jangan

12

rusak ini karena kepentingan-kepentingan yang sempit atau satu golongan


kecil. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam bangsa Indonesia baik itu
perbedaan etnik, agama, ras, perbedaan derajat maupun kondisi ekonomi,
telah berhasil disatukan pemerintah selama ini sebagai kekuatan untuk
membangun bangsa dan negara seperti sekarang ini.
d) Semangat humanisme
Semangat humanisme merupakan suatu semangat dimana masyarakat
satu dengan masyarakat yang lainnya memikirkan jalan keluar masalah yang
terjadi dalam hubungan antar manusia atau golongan, agar tidak ada terjadi
konflik yang terus-menerus dan menuju Indonesia raya yang merdeka.
e) Dialog antar umat beragama. : adanya pertemuan antar pemuka agama yang
ada di masyarakat, untuk menyelesaikan suatu masalah yang terjadi di dalam
masyarakat yang berbeda agama.
f)

Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi , maupun konfigurasi


hubungan antar agama, media masa, dan harmonisasi dunia.
Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif,

serta kesadaran kebersamaan dalam mempengaruhi sejarah, merupakan modal


yang sangat menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang Bhineka Tunggal
Ika. Menyatu dalam keragaman dan beragam dalam kesatuan. Segala bentuk
kesenjangan didekatkan segala keanekaragaman dipandang sebagai kekayaan
bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan dalam pola pikir
masyarakat untuk menuju Indonesia Raya merdeka.

D. Problematika Diskriminasi
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok,
golongan, status, dan kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh,
usia, orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas negara, dan
kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsipprinsip hak asasi manusia (HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa
pengecualian, tidak dapat dipisahkan, dan saling tergantung. Berangkat dari

13

pemahaman

tersebut

seyogianya

sikap-sikap

yang

didasarkan

pada

ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan diskriminasi harus dipandang


sebagai tindakan yang menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi,
penegakan hukum dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.
Pasal 281 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: setiap
orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu. Sementara itu Pasal 3 UU No. 30 Tahun 1999 tentang HAM
telah menegaskan bahwa ... setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan
martabat yang sama dan sederajat... ketentuan tersebut merupakan landasan
hukum yang mendasari prinsip non-diskriminasi di Indonesia.
Pencantuman prinsip ini pada awal pasal dan berbagai instrumen hukum
yang mengatur HAM pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah
menjadi sebuah realitas yang problematik, sehingga:
a. Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi di
berbagai belahan dunia
b. Prinsip nondiskriminasi harus mengawali kesepakatan antarbangsa untuk
dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.
Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya
kesetaraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah
satu wujud ideal dalam kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi, berbagai
penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia saat ini
belum mencerminkan penerapan asas persamaan di muka hukum secara utuh.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena
adanya beberapa faktor penyebab, antara lain:
1. Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama
ekonomi. Timbullah persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok
pribumi, yang kerap kali menjadi awal pemicu terjadinya diskriminasi.
2. Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan
terhadao keompok atau golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi
masyarakat dalam suatu negara menjadi tiga kelompok: kaya, miskin dan
yang berada di antaranya. Kelompok-kelompok kaya (bangsawan, tuan

14

tanah)

biasanya

melakukan

intimidasi

dan

tekanan

sehingga

mendiskriminasikan orang-orang miskin.


3. Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan
membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya
disintegrasi bangsa. Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus
disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya enam
faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:
1.

Kegagalan kepemimpinan
Integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern.
Keutuhan wilayah negara amat di tentukan oleh kemampuan para pemimpin
dan masyarakat warga negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai
suatu bangsa

2.

Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama


Krisis di sektor ini selalu merupakan amat signifikan dalam mengawali
lahirnya krisis yang lain.

3.

Krisis politik
Krisis politik merupakan perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga
menyulitkan lahirnya kebijakan utuh dalam mengatasi krisis ekonomi.
Krisis politik juga dapat dilihat dari absennya kepemimpinan politik yang
mampu membangun solidaritas sosial untuk secara solid menghadapi krisis
ekonomi. Semua ini mengakibatkan kepemimpinan nasional semakin tidak
efektif, maka kemampuan pemerintah dalam memberi pelayanan publik
akan makin merosot.

4.

Krisis sosial
Krisis sosial dimulai dari adanya disharmoni dan bermuara pada meletusnya
konflik kekerasan diantara kelompok-kelompok masyarakat.

5.

Demoralisasi tentara dan polisi


Demoralisasi tentara dan polisi dalam bentuk pupusnya keyakinan mereka
atas makna pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bhayangkari
negara. Demorilisasi itu, pada kadar yang rendah dipengaruhi oleh
merosotnya nilai gaji yang mereka terima akibat krisis ekonomi.

15

6.

Intervensi asing
Intervensi internasional yang bertujuan memecah belah, seraya mengambil
keuntungan dari perpecahan itu melalui dominasi pengaruhnya tehadap
kebijakan politik dan ekonomi negara-negara baru pasca disintegrasi.
Intervensi itu bergerak dari yang paling lunak hingga berupa provokasi
terhadap kelompok-kelompok yang berkonflik.
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang

merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang


majemuk atau heterogen. Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil
interaksi sosial dari banyak suku bangsa dengan beraneka ragam latar belakang
kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut, Kebudayaan
Nasional.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Keberagaman yang ada di Indonesia menjadikan setiap individu yang
berasal dari setiap daerah memiliki tingkah laku dan aktivitas yang berbedabeda. Perbedaan tersebut harus dijadikan sebagai suatu kesatuan bukan suatu
pertikaian. Kehidupan bermasyarakat perlu adanya rasa saling menghormati dan
saling memahami, karena kita tinggal berdampingan dengan berbagai macam
suku, budaya, agama dan lainnya. Upaya untuk menghindari adanya perpecahan
di

masyarakat

yang

diakibatkan

adanya

keberagaman

yaitu

melalui

pembangunan yang merata di semua lapisan masyarakat. Pembangunan tidak


hanya mengejar kemajuan lahiriah semata, namun juga dibutuhkan adanya
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara keduanya. Pembangunan
harus diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat, sehingga dapat mencapai
kesejahteraan bersama.
B. Saran
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran sebagai pembangun untuk penulis demi kesempurnaan makalahmakalah selanjutnya.

16

17

DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, Dewi Eka dkk. 2013. Makalah ISBD Keragaman dan Kesederajatan.
http://obengg.blogspot.com/2013/12/makalah-isbd-keragaman-dankesederajatan.html. (Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 10:22
WITA.
Besra, Fahdisjro. 2015. Keberagaman dan Kesetaraan Sosial.
http://www.fahdisjro.com/2014/10/keberagaman-dan-kesetaraan-sosial.html.
(Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 10:36 WITA.
Effendi, Ahmad Yusuf. 2014. Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Manusia
Keragaman dan Kesederajatan.
http://www.slideshare.net/aalfinn/manusiakeragaman-dan-kesederajatan.
(Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 10:33 WITA.
Larashati, Rizka. 2013. Manusia, Keragaman, dan Kesederajatan.
http://rizkalarashati.blogspot.com/2013/11/manusia-keragaman-dankesederajatan.html. (Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 13:06
WITA.
Mawar, Juwita. 2015. Manusia, Keragaman, Kesederajatan dan Kemartabatan.
http://www.academia.edu/3707238/MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KEM
ARTABATAN. (Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 10:03
WITA.
Mulya, Bima Indra. 2014. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan
Berbudaya. http://www.wongdarjo.com/2014/03/pengertian-manusia-sebagaimakhluk.html. (Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 11:18
WITA.
Pradipta, Deo. 2013. Pengertian Hakikat Manusia.
http://sman1glagah.com/pengertian-hakikat-manusia/. (Online). Diakses pada
tanggal 27 Maret 2015 pukul 11:30 WITA.
Setiadi, Elly M. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.
Setiawan, Ebta. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
http://kbbi.web.id/diskriminasi. (Online). Diakses pada tanggal 27 Maret 2015
pukul 12:35 WITA.
. 2012. SARA dan Anti SARA. https://id-id.facebook.com/notes/kata-mutiaraindonesia/sara-dan-anti-sara/10150671774639838. (Online). Diakses pada
tanggal 27 Maret 2015 pukul 14:03 WITA.

Anda mungkin juga menyukai