Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai luas

wilayah perairan sekitar 2.981.211km2 (KKP,2011). Dan posisinya


diapit oleh dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia)
sehingga

menyebabkan

tiap-tiap

daerah

perairan

Indonesia

mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya


(taufiqurrohman,

2003).

Wilayah

Indonesia

berada

pada

garis

khatulistiwa sehingga Indonesia beriklim tropis. Perairan Indonesia


yang luas tersebut membutuhkan pemantauan dan kajian parameter
kelautan untuk menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi di laut.
Ditambah lagi dengan adanya kondisi atsmosfer yang berpengaruh
terhadap permukaan bumi termasuk di dalamnya yaitu permukaan
laut.

Karena

laut

dan

atsmosfer

bersifat

dinamis,

saling

mempengaruhi dan bergantung pada kondisi lokal dan faktor


musiman yang mempengaruhinya. Salah kondisi atmosfer yang
mempengaruhi yaitu penyinaran matahari sepanjang tahun dengan
posisi matahari selalu berubah. Perubahan posisi matahari ini
mempengaruhi perubahan suhu di Perairan Indonesia. Perbedaan
tekanan udara di Benua Asia dan Benua Australia juga mempengaruhi
perubahan suhu di Perairan Indonesia yang berada diantara kedua
benua tersebut (Nontji, 2002).
Kabupaten

Seram

Bagian

Timur

merupakan

salah

satu

kabupaten yang berbatasan dengan Laut Seram disebelah utara, Laut


Banda disebelah selatan, Laut Arafura disebelah timur dan Laut
Maluku disebelah barat. Secara geografis kabupaten ini terletak
diantara Benua Asia dan Australia, sehingga beriklim tropis dengan
curah hujan yang cukup tinggi. Temperatur rata-rata dikabupaten

seram bagian timur berkisar antara 27.9 0 C, dengan temperatur


terendah 20.20C dan temperatur tertinggi dapat mencapai 31.9C.
Suhu adalah besaran yang menyatakan banyaknya energi
panas atau bahang (heat) yang terkandung dalam suatu benda. Suhu
perairan

merupakan

parameter

yang

penting

bagi

kehidupan

berbagai organisme laut karena dapat mempengaruhi metabolisme


maupun

perkembangbiakan

organisme,

juga

sebagai

indikator

fenomena perubahan iklim (Hutabarat dan Evans, 1986).


Mengingat besarnya pengaruh suhu terhadap sumberdaya
perairan, hal ini mendorong berbagai penelitian tentang suhu
permukaan

laut.

Tetapi

penelitian

tersebut

pada

umumnya

menggunakan kapal penelitian atau secara konvensional banyak


mengalami

hambatan,

pengambilan

data

relatif

menggunakan teknologi
dalam pemasangan

yaitu

waktu

lebih

lama

yang

diperlukan

dibandingkan

dalam
dengan

penginderaan jauh, faktor human error

alat, faktor cuaca yang dapat menghambat

pengambilan data, dan keterbatasan kapal dalam mencapai posisi


yang sulit di laut serta biaya yang relatif besar.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
mempermudah dan mempercepat penyampaian informasi. Begitu pula dengan teknologi
penginderaan jauh (remote sensing) yang mana saat ini telah berkembang sesuai dengan
kebutuhan informasi para pemakai jasa tersebut. Sehingga pengkajian suhu pemukaan
laut merupakan salah satu program penelitian yang sangat penting dalam bidang
perikanan. Dengan teknologi penginderaan jauh satelit pengukuran secara langsung
faktor-faktor oseanografi conventional secara berangsur angsur dapat dikurangi.
Penginderaan jauh satelit dapat mencakup wilayah laut yang luas dalam waktu yang
singkat, sementara itu pengukuran secara langsung ke lapangan memerlukan banyak
biaya, tenaga dan waktu yang lama. Adanya kemudahan mendapatkan data suhu
permukaan laut memungkinkan adanya pengembangan lebih lanjut dari data tersebut
untuk dapat mengolah distribusi suhu permukaan laut secara musiman. Hal ini di
karenakan penginderaan jauh mempunyai sistem sensor satelit yang dapat memantau

berbagai kondisi atau fenomena yang terjadi di lautan terutama suhu permukaan laut
yaitu menggunakan MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) dari
satelit Aqua atau Terra karena satelit ini mempunyai band thermal dan resolusi temporal
yang tinggi, sehingga distribusi suhu permukaaan laut (SPL) dapat diamati secara
kontinu. Menurut Purba (1992) data suhu yang dihasilkan dari hasil pengolahan citra
satelit dapat diaplikasikan untuk kelautan atau oseanografi, baik secara visual maupun
secara digital. Variasi suhu permukaan laut dapat digunakan untuk melihat prosesproses fisik seperti upwelling (penaikan massa air dari lapisan dalam ke lapisan yang
lebih atas), divergen, konvergen, oceanic front (pertemuan dua massa air yang berbeda
suhunya), dan sebagainya. Daerah-daerah tersebut dapat memberi petunjuk tentang
tingkat kesuburan suatu perairan. Proses-proses tersebut sangat bermanfaat untuk
peningkatan pemanfaatan sumber daya hayati perairan tersebut.

Dengan demikian

teknologi penginderaan jauh dengan sensor satelit dapat dimanfaatkan untuk tujuan
tersebut.
1.2.

Rumusan Masalah
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan

dalam bidang kelautan, eksplorasi sumber daya hayati telah


banyak dilakukan baik secara konvensional maupun dengan
penginderaan jauh melalui satelit. Kegiatan eksplorasi tersebut
dilakukan untuk memetakan lokasi sumberdaya perairan laut, agar
dalam usaha eksploitasi menjadi efisien. Salah satu faktor penting
dalam

kegiatan

eksplorasi

sumberdaya

laut

yang

harus

diperhatikan adalah Suhu Permukaan Laut (SPL). Berdasarkan


rumusan masalah diatas penulis bermaksud melakukan penelitian
mengenai Distribusi Suhu Permukaan Laut Pada Musim Timur Di
Perairan Seram Timur untuk melihat potensi laut di perairan
tersebut.
1.3. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari
penulisan ini adalah untuk memetakan pola distribusi suhu
permukaan laut (SPL) pada musim timur. Serta mengatahui

fluktuasi bulanan suhu permukaan laut (SPL) pada musim timur di


perairan seram timur.
1.4.

Manfaat
Manfaat dari penulisan ini yaitu memberikan informasi tentang

bagaimana distribusi suhu permukaan laut (SPL) pada musim timur


di Perairan Seram Timur dan bisa dijadikan sebagai informasi untuk
masyarakat guna pengembangan dan pelestarian sumber daya
laut seperti mengetahui lokasi front, upwelling, potensi distribusi
ikan, dan perubahan pola distribusi suhu yang terjadi pada lautan.

Anda mungkin juga menyukai