Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang

I.2

Tujuan Percobaan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Dasar Teori
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok
perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali, dapat mengandung
zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak
boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang (Anief, 2000).

II.2

Studi Preformulasi Zat Aktif


-

Kelarutan :

Praktis tidak larut dalam air,

sangat mudah larut dalam alkohol terdehidrasi dan


-

pKa
pH
Ukuran Partikel
Inkompatibilitas

:
:
:
:
-

dikhlorometana (Martindale, ..........)


6,8-8 (Gerald, 2005)

Stabilitas :

Siprofloksasin harus disimpan

dalam wadah kedap udara pada suhu dari 25.


Hindari suhu di atas 40 dan sinar matahari
langsung (Martindale, ..........).
-

Koefisien Partisi

:
-

Dosis

Dosis ringan-sedang : sehari

2x250 mg dan dosis berat 2x500 mg (Sirait, 2013)


Efek Farmakologi :
A. Efek Farmakokinetik
Sekitar 70 % dari siprofloksasin hidroclorida (cipro) diabsorpsi melalui
saluran gastrointestinal. Obat ini mempunyai efek peningkatan pada
protein yang rendah dan mempunyai waktu paruh yang cukup singkat
yaitu 3 4 jam. Sekitar setengah dari obat ini diekskresikan tanpa
mengalami perubahan ke dalm urin.
B. Efek Farmakodinamik
Siprofloksasin

menghambat

sintesis

DNA

bakteri

dengan

menghambat enzim, girase DNA. Obat ini mempunyai distribusi


jaringan yang tinggi. Jika memungkinkan, obat ini dipakai sebelum

makan karena makanan memperlambat laju absorpsi. Jika memakai


probenesid bersama siprofloksasin, maka kerja obat siprofloksasin
meningkat. Siprofloksasin memperpanjang kerja obat dari teofilin.
Siprofloksasin mempunyai mula kerja rata-rata sekitar 0,5 1,0
jam, dan waktu untuk mencapai konsentrasi puncak adalah 1 2 jam.
Lama kerja obat ini tidak diketahui
II.3

Analisis Permasalahan
a. Siprofloksasin merupakan antibiotik golongan kuinolon yang digunakan
dalam mengobati berbagai infeksi salah satunya infeksi saluran kemih
(Jawetz, 2005)
b. Salah satu alasan pembuatan suspensi oral adalah karena obat-obat
tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tetapi stabil bila
disuspensi. Dalam hal seperti ini suspensi oral menjamin stabilitas kimia
dan memungkinkan terapi dengan cairan. Umumnya bentuk cairan lebih
disukai daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama),
karena mudah saat meminumnya lebih mudah untuk memberikan dosis
yang relatif besar dan mudah diberikan untuk anak-anak (Ansel et al.,

c.

1995).
Penggunaan suspending agent bertujuan untuk meningkatkan viskositas
dan memperlambat proses pengendapan sehingga menghasilkan suspensi
yang stabil (Nash, 1996). Suspensi stabil apabila zat yang tersuspensi
tidak cepat mengendap, harus terdispersi kembali menjadi campuran yang
homogen dan tidak terlalu kental agar mudah dituang dari wadahnya
(Ansel et al., 1995). Salah satu suspending agent yang biasa digunakan
dalam pembuatan sediaan suspensi adalah Pulvis Gummi Arabici. Alasan
pemilihan Pulvis Gummi Arabici sebagai suspending agent karena mudah
larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya
(Anonim, 1979), tidak merubah struktur kimia, bersifat alami, dan dapat
menghindari pengendapan (Wolff, 2007).

BAB III
PENDEKATAN FORMULASI (URAIAN BAHAN)
III.1

PGA
-

Kelarutan :

Larut dalam 20 bagian gliserin,

dalam 20 bagian propilenglikol, dalam 2,7 bagian


air; praktis tidak larut dalam etanol (95%) (Rowe,
-

pH
Ukuran Partikel

:
:
-

2009)
4,5 5,0 (Rowe, 2009)
45 297 m (Rowe, 2009)
Inkompatibilitas :
Inkompatibel

dengan

beberapa substansi seperti amidopirin, apomorfin,


kresol, etanol (95%), garam-garam besi, morfin,
fenol, fisostigmin, tanin, timol dan vanillin (Rowe,
-

2009)
Stabilitas :

Larutan

air

dapat

menjadi

subyek bakterial atau degradasi enzimatik tapi


mungkin dapat dikurangi dengan memanaskan
larutan

dalam

menginaktivasi

III.2

waktu

yang

kehadiran

singkat
enzim;

untuk
iradiasi

microwave juga dapat digunakan. (Rowe, 2009)


Konsentrasi
:
5 10 % (Rowe, 2009)

Kelarutan :

:
:
-

alkohol, air dan pelarut organik (Rowe, 2009)


9,0 10,0 (Rowe, 2009)
45 297 m (Rowe, 2009)
Inkompatibilitas :
Tidak
sesuai
untuk

Veegum

pH
Ukuran Partikel

Praktis

tidak

larut

dalam

larutan asam dengan pH dibawah 3,5. (Rowe,


-

2009)
Stabilitas :

Sangat stabil jika disimpan di

tempat yang kering, dan juga sangat stabil dalam


range pH yang luas, memiliki penukaran kapasitas,
dapat mengabsorbsi beberapa substansi organik

dan kompatibel dengan pelarut organik. (Rowe,


-

2009)
Konsentrasi

0,5 2,5 % (Rowe,

2009)
III.3

Aspartam (Rowe, 2009)


-

Kelarutan :

Sedikit

larut

dalam

etanol

(95%); sedikit larut dalam air. Pada 20oC larut


dalam air adalah 1% b / v pada titik isoelektrik (PH
5.2). Kelarutan meningkat pada suhu yang lebih
-

tinggi dan pada suasana yang lebih asam.


Inkompatibilitas :
dalam
perbedaan
percobaan kalorimetri dengan beberpa eksipien
tablet

kempa

langsung

menunjukkan

bahwa

aspartam inkompatibel dengan kasium fosfat dan


-

magnesium stearat.
Stabilitas :
Aspartam stabil dalam kondisi
kering .jika pada keadaan lembab hidrolisis terjadi
untuk

III.4

membentuk

Kelarutan
pH
Ukuran Partikel

Konsentrasi

III.5

Propilen Glikol

III.6

Pinneapple Yellow

degradasi

menghasilkan kurangnya rasa manis


Konsentrasi
:
-

:
:
:
-

Inkompatibilitas :
Stabilitas :

Nipasol (Rowe, 2009)


-

produk

yang

BAB IV
FORMULASI DAN PERHITUNGAN
IV.1

Formulasi
a. Formula Utama
R/
Ciprofloxacin
PGA
Veegum
Aspartam
Nipasol
()
PG
Pinneapple Yellow
b. Formula Alternatif
c. Formula Yang Disetujui

IV.2

Perhitungan
a. Perhitungan Dosis
b. Perhitungan Bahan

500mg/5mL
7,5%
2,5%
0,015-0,2%
10-20%
q.s

BAB V
CARA KERJA DAN EVALUASI
V.1

Cara Kerja

V.2

Evaluasi

BAB VI
PEMBAHASAN

BAB VII
PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
VII.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai