PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
I.2
Tujuan Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Dasar Teori
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok
perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali, dapat mengandung
zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan suspensi tidak
boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang (Anief, 2000).
II.2
Kelarutan :
pKa
pH
Ukuran Partikel
Inkompatibilitas
:
:
:
:
-
Stabilitas :
Koefisien Partisi
:
-
Dosis
menghambat
sintesis
DNA
bakteri
dengan
Analisis Permasalahan
a. Siprofloksasin merupakan antibiotik golongan kuinolon yang digunakan
dalam mengobati berbagai infeksi salah satunya infeksi saluran kemih
(Jawetz, 2005)
b. Salah satu alasan pembuatan suspensi oral adalah karena obat-obat
tertentu tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tetapi stabil bila
disuspensi. Dalam hal seperti ini suspensi oral menjamin stabilitas kimia
dan memungkinkan terapi dengan cairan. Umumnya bentuk cairan lebih
disukai daripada bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama),
karena mudah saat meminumnya lebih mudah untuk memberikan dosis
yang relatif besar dan mudah diberikan untuk anak-anak (Ansel et al.,
c.
1995).
Penggunaan suspending agent bertujuan untuk meningkatkan viskositas
dan memperlambat proses pengendapan sehingga menghasilkan suspensi
yang stabil (Nash, 1996). Suspensi stabil apabila zat yang tersuspensi
tidak cepat mengendap, harus terdispersi kembali menjadi campuran yang
homogen dan tidak terlalu kental agar mudah dituang dari wadahnya
(Ansel et al., 1995). Salah satu suspending agent yang biasa digunakan
dalam pembuatan sediaan suspensi adalah Pulvis Gummi Arabici. Alasan
pemilihan Pulvis Gummi Arabici sebagai suspending agent karena mudah
larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya
(Anonim, 1979), tidak merubah struktur kimia, bersifat alami, dan dapat
menghindari pengendapan (Wolff, 2007).
BAB III
PENDEKATAN FORMULASI (URAIAN BAHAN)
III.1
PGA
-
Kelarutan :
pH
Ukuran Partikel
:
:
-
2009)
4,5 5,0 (Rowe, 2009)
45 297 m (Rowe, 2009)
Inkompatibilitas :
Inkompatibel
dengan
2009)
Stabilitas :
Larutan
air
dapat
menjadi
dalam
menginaktivasi
III.2
waktu
yang
kehadiran
singkat
enzim;
untuk
iradiasi
Kelarutan :
:
:
-
Veegum
pH
Ukuran Partikel
Praktis
tidak
larut
dalam
2009)
Stabilitas :
2009)
Konsentrasi
2009)
III.3
Kelarutan :
Sedikit
larut
dalam
etanol
kempa
langsung
menunjukkan
bahwa
magnesium stearat.
Stabilitas :
Aspartam stabil dalam kondisi
kering .jika pada keadaan lembab hidrolisis terjadi
untuk
III.4
membentuk
Kelarutan
pH
Ukuran Partikel
Konsentrasi
III.5
Propilen Glikol
III.6
Pinneapple Yellow
degradasi
:
:
:
-
Inkompatibilitas :
Stabilitas :
produk
yang
BAB IV
FORMULASI DAN PERHITUNGAN
IV.1
Formulasi
a. Formula Utama
R/
Ciprofloxacin
PGA
Veegum
Aspartam
Nipasol
()
PG
Pinneapple Yellow
b. Formula Alternatif
c. Formula Yang Disetujui
IV.2
Perhitungan
a. Perhitungan Dosis
b. Perhitungan Bahan
500mg/5mL
7,5%
2,5%
0,015-0,2%
10-20%
q.s
BAB V
CARA KERJA DAN EVALUASI
V.1
Cara Kerja
V.2
Evaluasi
BAB VI
PEMBAHASAN
BAB VII
PENUTUP
VII.1 Kesimpulan
VII.2 Saran