Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lesi pra-ganas adalah kondisi penyakit yang secara klinis belum
menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada lesi ganas, namun di dalamnya
sudah terjadi perubahan-perubahan patologis yang merupakan pertanda akan
terjadinya keganasan. Haal ini perlu diperhatikan mengingat pada umumnya
kelainan yang terjadi di dalam rongga mulut, terutama pada mukosa rongga
mulut, kurang mendapat perhatiankarena lesi tersebut sama sekali tidak
memberikan keluhan.
Di Asia Tenggara, frekuensi tumor ganas pada rongga mulut lebih tingga
bila dibandingkan dengan negara lainnya di seluruh dunia. Keadaan yang
demikian diduga ada hubungannya dengan kebiasaan mengunyah tembakau yang
dilakukan sebagian masyarakat di kawasan Asia.
Mukosa rongga mulut merupakan bagian yang paling mudah mengalami
perubahan, karena lokasinya yang sering berhubungan dengan pengunyahan,
sehingga sering pula mengalami iritasi mekanis. Di samping itu, banyak
perubahan yang sering terjadi akibat adanya kelainan sistemik. Perlu diingat
bahwa kelainan yang terjadi pada umumnya memberikan gambaran yang mirip
antara satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menimbulkan kesukaran dalam
menentukan diagnosis yang tepat. Sehingga dalam hal ini diperlukan diagnosis

banding, karena diantara kelainan yang terjadi ada yang berpontesial menjadi
maligna (keganasan).
Terdapat beberapa macam lesi pra-ganas rongga mulut, antara lain
erithroplakia, carsinoma in situ, leukoplakia, dll. Dalam makalah yang akan
dibuat ini, akan membahas lebih lanjut tentang lesi erithroplakia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lesi Rongga Mulut


Masalah kedokteran gigi tidak hanya membahas gigi geligi saja tetapi
meluas ke rongga mulut yang terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak.
Penyakit jaringan lunak pada rongga mulut dewasa ini, menjadi perhatian serius
para ahli terutama dengan meningkatnya kasus kematian yang disebabkan kanker
yang ada di dalam rongga mulut khususnya pada negara-negara berkembang di
Asia (Saranath dkk, 1991).
Salah satu penyakit jaringan lunak padaa rongga mulut adalah lesi merah
(daerah kemerahan di mulut) yang merupakan pertanda dari kanker. Seseorang
dengan erithroplakia pada bagian pinggir lidahnya harus segera memeriksakan diri
ke dokter atau dokter gigi, karena dapat berubah menjadi lesi ganas khususnya
jika keadaan ini persisten di dalam mulut (Holmstrup dkk, 1992).

2.2 Eritroplakia
Eritroplakia didefinisikan sebgai bercak merah seperti beludru, menetap
serta tidak dapat digolongkan secara klinis sebgai keadaan lain manapun. Tetapi
sebgaian besar dari eritroplakia didiagnosis secara histologi sebagai dysplasia
epitel atau lebih buruk lagi karena memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk
menjadi karsinoma. Eritroplakia dapat terjadi di setiap tempat di rongga mulut,
orofaring, dan dasar mulut. Merahnya lesi adalah akibat dari atrofi mukosa yang

menutupi submukosa yang banyak vaskularisasinya. Tepi lesi biasanya berbatas


jelas. Tidak ada predileksi jenis kelamin dan paling sering mengenai pasienpasien yang berusia di atas 60 tahun.

Telah dikenal tiga varian klinis dari eritroplakia, antara lain bentuk
homogen (yang merahnya tampak rata), eritroleukoplakia (yang mempunyai
bercak-bercak merah yang bercampur dengan beberapa daerah leukoplakia), dan
bercak leukoplakia (yang mengandung bintik-bintik atau granula-granula putih
yang menyebar di seluruh lesinya).

Biopsi adalah keharusan untuk semua tipe eritroplakia, karena 91% dari
eritroplakia menunjukkan dysplasia yang parah, karsinoma in situ, karsinoma sel
skuamosa yang invasive. Frekuansi tertinggi berkenaan dengan lokasi terjadinya
eritroplakia sama dengan kanker mulut, yang paling umum adalah dasar mulur,
pilar tonsil, palatum lunak, dan permukaan latera, serta daerah ventral lidah.
Eritroplakia paling umum dijumpai pada pasien-pasien perokok berat dan
alkoholik.

Anda mungkin juga menyukai