LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
104
Peneliti
(Yulis Hati)
105
(...)
Peneliti
(Yulis Hati)
106
KUESIONER PENELITIAN
Efektifitas Diabetes Self-Management Education (DSME) Terhadap Efikasi Diri
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Petunjuk:
1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik responden, kuesioner
tentang dan kuesioner tentang efikasi diri
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, beri tanda silang (x) pada jawaban yang
tersedia
3. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai, khusus untuk pertanyaan pilihan
harap diisi dengan cara member tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia
A. Karakteristik Responden
No.Responden
:
Inisial responden
:
1. Umur :tahun
2. Jenis kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Tingkat pendidikan :
1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PT
4. Pekerjaan :
1. Tidak bekerja
2. PNS/POLRI/TNI
3. Petani/pedagang/buruh
4. LAIN-LAIN,sebutkan
5. Penghasilan perbulan : Rp
6. Status pernikahan :
1. Menikah
2. Tidak Menikah
3. Janda/duda
7. Lama menderita DM : .tahun..bulan
107
TM
KM
108
Aktivitas
Hari
1
Diet
3
Sarapan
Makan 3 x sehari
Makan Buah
Aktivitas Fisik
7
Perawatan Kaki
9
Memeriksa kaki
10
11
Mencuci kaki
12
Merendam kaki
13
Terapi Obat
14
Petunjuk Pengisian:
1. Tabel diisi setiap hari selama 7 hari
2. Jika aktivitas diatas dilakukan maka beri tanda ()
3. Jika aktivitas diatas tidak dilakukan maka beri tanda (x)
109
PANDUAN WAWANCARA
110
OBSERVASI
Aktif bertanya
RESPONDEN
1
KETERANGAN
Petunjuk Pengisian:
1. Diisi oleh peneliti
2. Jika responden melakukan aktivitas diatas dilakukan maka beri tanda ()
3. Jika responden melakukan aktivitas diatas tidak dilakukan maka beri tanda (x)
111
MATERI EDUKASI I
GAMBARAN DIABETES MELLITUS
1. Definisi DM
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar
glukosa (gula) darah akibat kekurangan insulin.
2. Patofisiologi DM
Pankreas (kelenjar ludah perut) adalah kelenjar penghasil insulin yang
terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang
berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau langerhans
yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang sangat berperan
dalam mengatur kadar gula darah.
Pada keadaan DM tipe 2, jumlah insulin bisa saja normal, bahkan lebih
banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap insulin) di permukaan sel bisa
kurang. Reseptor insulin dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk
kedalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang,
sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang
kuncinya (reseptornya) kurang, maka glukosa yang masuk kedalam sel
sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa
dalam darah meningkat.
3. Penyebab DM
Faktor bibit merupakan faktor penyebab utama timbulnya penyakit DM di
samping penyebab lain seperti infeksi, kehamilan dan obat-obatan. Tetapi
meskipun demikian, pada orang dengan bibit diabetes, belum menjamin
timbulnya penyakit diabetes. Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan
secara nyata sampai akhir hayatnya.
112
Beberapa faktor pencetus yang dapat memperburuk diabetes dan sering juga
merupakan faktor pencetus DM adalah: kurang gerak, makan berlebihan,
kehamilan, kurang produksi horon insulin, penyakit hormon.
b. Keluhan Lain
1) Gangguan saraf tepi/kesemutan
113
2) Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit DM sering terjadi gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia
tetap dapat melihat dengan baik
3) Gatal/bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan dibawah payudara. Sering pula
dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini
dapat timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau
tertusuk peniti.
4) Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak
secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan
budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks,
apalagi meyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang
5) Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluha yang sering
ditemukan
dirasakan
5. Diagnosis
Apabila ditemukan gejala-gejala dan tanda-tanda seperti diatas, sebaiknya
anda pergi kedokter untuk berkonsultasi. Diagnosis DM hanya bisa ditegakkan
setelah terbukti dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan dengan air
seni sering kurang dapat dipercaya karena beberapa keadaan dapat menyebabkan
ketidak akuratan.
6. Komplikasi
114
8. Pencegahan
115
pencegahan
mandiri
terhadap
kemungkinan
timbulnya
116
MATERI EDUKASI II
DIET DIABETES MELLITUS
Karbohidrat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
h.
i.
Lemak
117
a.
b.
c.
Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal.
d.
e.
3.
Protein
a.
b.
c.
4.
Natrium
a.
b.
c.
Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
5.
Serat
a. Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes dianjurkan
mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran
118
6.
Pemanis alternatif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7.
Kebutuhan kalori
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah 160 cm dan wanita di bawah 150 cm,
rumus dimodifikasi menjadi :
119
TB(m2)
Klasifikasi IMT*
BB Kurang < 18,5
BB Normal 18,5-22,9
BB Lebih 23,0
*WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective:RedefiningObesity
and its Treatment.
Dengan risiko 23,0-24,9
Obes I 25,0-29,9
Obes II > 30
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain :
Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori
wanita sebesar 25 kal/kg BB dan untuk pria sebesar 30 kal/ kg BB.
120
Berat Badan
a. Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat
kegemukan
b. Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk
meningkatkan BB
c. Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling
sedikit 1000-1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200-1600 kkal perhari
untuk pria.
d. Makanan sejumlah kalori terhitung dengan komposisi tersebut di atas
dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi (20%), siang (30%), dan
sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) di antaranya.
Untuk meningkatkan kepatuhan pasien, sejauh mungkin perubahan
dilakukan sesuai dengan kebiasaan.
e. Untuk penyandang diabetes yang mengidap penyakit lain, pola
pengaturan makan isesuaikan dengan penyakit penyertanya.
121
makan. Satu sendok makan gula akan menggantikan 1 penukar buah (mis: 1 buah
pisang)
Pasien DM juga harus membiasakan sarapan pagi, karena pasien DM yang
menggunakan obat penurun KGD ataupun insulin tidak makan pagi mempunyai
resiko menurunya KGD yang membahayakan kesehatan.
122
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan
jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan
kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif
sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah
mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang
kurang gerak atau bermalas-malasan.
Prinsip latihan jasmani bagi pasien DM pada prinsipnya sama saja dengan prinsip
latihan jasmani pada umumnya, yaitu mengikuti: F, I, D, J yang dapat dirinci
sebagai berikut: (F) Frekuensi 3 5 kali perminggu dan teratur, (I) intensitas
123
ringan dan sedang (60% - 70% maksimum dari nadi), (D) Durasi 30 60 menit
setiap melakukan latihan jasmani, dan (J) jenis latihan yang dianjurkan adalah
aerobic yang bertujuan untuk meningkatkan stamina seperti jalan, jogging,
berenang, senam dan bersepeda. Jenis latihan jasmani juga harus ditentukan
secara hati-hati agar tidak membahayakan bagi penyandang M. Patut diperhatikan
pula latihan jasmani yang dipilih adalah latihan jasmani yang disenangi atau
memungkinkan untuk dilakukan oleh penyandang DM.
Untuk menentukan intensitas latihan, terlebih dahulu ditentukan denyut nadi
maksimum (MHR) yaitu: 220 umur , lalu ditentukan denyut nadi sasaranb
(THR: target heart rate), sebagai contoh: pada penyandang FM yang baru mulai
melakukan latihan jasmani (pemula) yang berusia 40 tahun diberikan intensitas
latihan sebesar 60%, berarti:
THR = 60% x (220 40) = 108
THR adalah denyut nadi yang harus dicapai pada saat seseorang melakukan olah
raga (training zone) dan durasi pencapaian ini diharapkan berlangsung selama
minimal 15 20 menit agar member hasil yang diinginkan.
Dengan demikian bila pasien DM ini melakukan latihan jasmani, intensitas jangan
melebihi 60% yaitu denyut nadi pada training zone= zone latihan tidak melebihi
108. Sebagai informasi denyut nadi orang dewasa berkisar 70 80 kali permenit.
Berat ringannya intensitas latihan ditentukan oleh antara lain tingkat kebugaran,
umur dan kondisi pasian DM. sebaiknya intensitas latihan dikoreksi setiap selang
waktu tertentu sesuai perkembangan kebugaran dan kondisi pasien DM
Pada waktu pasien DM melalukan latihan jasmani perlu mengikuti latihan jasmani
perlu mengikuti tahapan kegiatan yang telah baku digunakan dan dianjurkan oleh
para ahli olah raga, yaitu:
1) Pemanasan
124
Cek gula darah sebelum olahraga, cek apakah butuh tambahan olahraga
125
126
MATERI EDUKASI IV
SENAM KAKI DIABETES DAN PERAWATAN KAKI DIABETES
b. Prosedur
Alat yang harus disiapkan adalah:
Kertas Koran
Persiapan pasien:
127
Mencuci tangan
Posisi pasien duduk tegak diatas kursi dengan kaki menyentuh lantai.
Dapat juga dilakukan dalam posisi berbaring dengan meluruskan kaki
128
gerakan
memutar
dengan
pergerakan
pada
129
B. PERAWATAN KAKI
a. Masalah-masalah pada kaki pasien DM
1. Gangguan Pembuluh darah
Gangguan pembuluh darah pada pasien DM terjadi karena keadaan
hiperglikemia sehimgga pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi
berkurang. Gejala-gejala gangguan sirkulasi antara lain:
a) Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dengan melakukan kegiatan fisik
b) Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat
c) Rasa nyeri pada waktu istirahat dan malam hari
d) Sakit pada telapak kaki setelah berjalan
e) Jika luka sukar sembuh
f) Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang
g) Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat dan kebiruan
2. Gangguan Persarafan (neuropati)
Kaki DM dengan neuropati akan mengalami gangguan sensori dan
motorik. Neuropati sensori ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal
(parastesia), kurang berasa (hipestesia), teritama diujung-ujung kaki terhadap rasa
panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki
Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil,
mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charchot) dan ibu jari seperti palu
(hummer toe), sulit mengatur keseimbangn tubuh. Gangguan saraf otonomik pada
kaki ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat
karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang.
3. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus ganggren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke
tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus ganggren luas sulit diatasi,
yang memerlukan tindakan amputasi.
130
131
132
dipotong, rendam kaki dengan air hangat (37 oC) selama sekitar 5 menit,
bersihkan dengan sikat kuku, sabun dan air bersih. Bersihkan kuku setiap
hari pada waktu mandi dan berikan krem pelembab pada kuku
4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka, juga di dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena
dapat menyebabkan lecet di sela jari pertama dan kedua.
5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik sesuai dengan ukuran dan enak di
pakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari. Pakailah
kaus/stoking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung
katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetic:
a) Ukuran : sepatu lebih dalam
b) Panjang sepatu inci atau lebih panjang dari jari-jari kaki
terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki)
c) Bentuk: ujung sepatu lebar (sesuai dengan jari-jari kaki)
d) Tinggi tumit sepatu <2 inci
e) Bagian dalam bawah sepatu tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan
busa karet, pelatik dengan tebal 10 12 mm
f)
133
134
MATERI EDUKASI V
MANAJEMEN STRES
Ada lima cara dalam mengendalikan stres yang menyebabkan timbulnya penyakit,
yaitu:
a. Mencoba merasa optimis mengenai masa depan
Meskipun sedang mengalami suatu gangguan yang ada didalam diri,
seseorang harus tetap optimis dalam menatap masa depan dan meneruskan
kehidupanya dengan selalu berfikir positf melangkah kedalam hidup yang sehat.
c.
stres seseorang yaitu dengan melakukan kegiatan yang bersifat spiritual misalnya
saja mengikuti kegiatan ibadah, yoga, perana, maupun kegiatan lain yang bisa
merelaksasikan pikiran.
135
136
Tn. Bambang diminta oleh dokternya untuk memulai program latihan jasmani.
Yang pertama dipikirkan oleh Tn. Bambang adalah : huhHal yang sama lagi!
Seperti dokter-dokter lain ang menyuruh hal yang sama. Sebenarnya Tn.
Bambang sudah mengetahui pentingnya latihan jasmani : memperbaiki kadar
glukosa darah dan kesegaran tubuh, serta mengurangi risiko penyakit jantung.
Tetapi ia merasa tua, 52 tahun dan tidak pernah berolah raga lagi sejak lulus
SMU. Jadi bagaimana cara memulainya?
Jika anda ingin memulai program latihan jasmani seperti yang dianjurkan
dokter, langkah pertama adalah memikirkan jenis latihan jasmani yang ingin anda
coba. Itu saja. Anda tidak perlu langsung melakukan latihan jasmani tapi hana
membuat daftar jenis latihan jasmani yang menarik minat anda, misalnya jalan
pagi, senam, dan lain-lain. Langkah kedua adalah melihat kapan anda punya
kesempatan untuk melakukan latihan jasmani, pertimbangkan jenis latihan
jasmani mana yang masih sempat anda lakukan. Langkah ketiga adalah membuat
jadual kegiatan latihan jasmani, dimana anda akan melakukannya (di rumah atau
di luar rumah), termasuk bersama siapa anda ingin melakukannya (misalnya
dengan istri, anak anda). Buatlah jadual yang realistis, sehingga anda yakin
sempat, mau dan mampu melakukannya, mulai menggerakkan otot untuk latihan
jasmani. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program latiha jasmani yang
telah anda buat. Bila ternyata kemudian jadual yang telah anda pilih tidak
berjalan, anda dapat menggubah jadual tersebut sesuai dengan kesempatan dan
kemampuan anda. Bila anda berhasil melakukan semua hal di atas, akan
meningkatkan rasa percaya diri bahwa anda dapat melakukannya.
2. Obsesi
Obsesi adalah kebalikan dari sikap penyangkalan terhadap diabetes. Pasien
yang terobsesi biasanya sangat memperhatikan setiap hal mengenai diabetesnya.
Ia akan melakukan semua hal sesempurna mungkin, karena yakin bahwa dengan
demikian diabetesnya dapat dikendalikan dengan sempurna. Tetapi sayangnya
manajemen diabetes bukan suatu hal yang sempurna. Sifat selalu ingin sempurna
137
138
139
Pada waktu menerima hasil pemeriksaan gul darah = 287 mg/dl, pasien
yang harus frustasi akan mengatakan Saya telah lakukan segalanya dengan
benar, tetapi gula darah tetap tinggi. Sudahlah, saya menyerah. Tentunya anda
tidak demikian. Coba analisis apa yang menyebabkan glukosa darah naik. Apakah
ada makanan yang melebihi takaran? Apakah lupa latihan jasmani? Bila ternyata
semuanya sudah dilakukan dengan benar, coba dari penyebab lainnya : apakah
obat sudah diminum? Apakah ada infeksi saluran nafas ? Stress di pekerjaan? Bila
ternyata tetap tidak ditemukan jawaban yang memuaskan, cobalah untuk minta
pertolongan tenaga kesehatan.
5.
Takut
Banyak hal yang menimbulkan ketakutan pada penyandang diabetes.
Penyandang diabetes akan lebih sering memikirkan kematian bila ada keluarganya
yang meninggal akibat komplikasi diabetes. Penyandang diabetes lainnya takut
disuntik insulin atau takut akan mengalami komplikasi diabetes.
Sebenarnya rasa takut tersebut wajar saja, bahkan dapat memperkuat
motivasi untuk mengendalikan diabetes dengan baik. Kadang-kadang penyandang
diabetes mengalami stress yang menimbulkan gangguan emosi yang berat,
misalnya depresi, anxietas/kecemasan, dan gangguan makan. Gangguan ini dapat
berlangsung lama, terasa makin berat, dan sering berulang. Keadaan ini akan
menyebabkan pengendalian diabetes menjadi lebih sulit.
6. Depresi
Banyak orang mengatakan dia sedang depresi. Kebanyakan mereka
menggunakan istilah depresi yang tidak sesuai dengan apa yang dimaskud
sebagai depresi dalam klinik. Mungkin maksud mereka hanya bahwa saat itu
sedang mengalami kesedihan, dengan suatu sebab yang jelas, biasanya belangsung
hanya beberapa jam atau beberapa hari. Berbeda dengan depresi klinik. Biasanya
tidak jelas faktor penyebab/pemicunya, kalaupun ada maka respons emosional
yang timbul terlalu berlebihan dan berlangsung lama.
140
Seorang pasien kami selalu menyimpan dan membawa daftar kegiatankegiatannya seperti di atas. Orang tuanya sudah mengerti apa guna daftar tersebut.
Bila dia mulai menunjukkan gejala depresi, orangtuanya akan mengingatkan :
Ambillah daftarmu, dan coba kerjakan. Kemudian dia memlilih salah satu
kegiatan dalam daftar tadi dan mengerjakannya ternyata hal tersebut dapat
menolongnya.
141
Anda juga dapat melakukan cara yang sama dalam usaha mengendalikan glukosa
darah. Usaha ini mungkin terasa berat pada waktu anda mengalami depresi. Tetapi
yakinkan diri anda bahwa dengan mengendalikan gula darah mungkin dapat
mengurangi depresi yang anda alami. Setiap usaha, walaupun tampaknya
sederhana akan dapat menolong. Misalnya :
Periksa kadar glukosa darah anda lebih teratur, baik dengan alat
glukometer yang anda miliki atau memeriksanya di laboratorium
langganan anda.
Bagaimana jika anda mulai jalan-jalan sekitar rumah tiga kali seminggu,
mulai minggu depan?
Setiap usaha di atas tampaknya sederhana, tetapi merupakan langkah yang sangat
berarti. Yang terpenting adalah usaha untuk memulainya sebagai langkah wal
untuk dilanjutkan dengan langkah-langkah berikutnya.
Segala aktivitas fisik dapat menolong/memperbaiki situasi depresi yang anda
alami. Mungkin olah raga merupakan pilihan terakhir yang ingin anda lakukan
pada waktu anda mengalami depresi, tetapi perlu diingat bahwa olah raga dapat
memberikan beberapa keuntungan antara lain :
1. Dapat memperbaiki pengendalian glukosa darah secara tepat.
2. Dapat mengaktifkan suatu bahan kimia dari otak yang disebut Endorfin,
yang mnimbulkan rasa segar.
3. Dapat meningkatkan rasa percaya diri. Setelah anda mencoba, maka anda
yakin dapat melakukannya sehingga rasa tak berdaya atau putus asa yang
dialami waktu depresi dapat diatasi.
142
143
Setiap penyandang diabetes umumnya menngalami rasa cemas terhadap segala hal
yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya,misalnya : cemas terhadap kadar
glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat
diabetesnya,
dan
lain-lain.
Hal
ini
wajar
terjadi,
seperti
halnya
144
Penyandang diabetes biasanya sangat memperhatikan makanannya seharihari, terutama pada wanita muda yang sangat memperhatikan berat badannya
karena selalu ingin langsing. Hal ini kadang-kadang terjadi berlebihan sehingga
timbul gangguan makan.
Terdapat dua jenis gangguan makan, keduanya berpengaruh buruh bagi
penyandang diabetes :
1. Anoreksia nervosa. Pasien ini biasanya sangat membatasi jumlah makanan
yang dimakannya, sering sampai di bawah 1000 kalori perhari. Mereka
juga cenderung untuk melakukan olahraga yang berlebihan.
2. Balimia nervosa. Pasien ini biasanya makan dalam jumlah besar dalam
satu kali makan, lalu berusaha mengeluarkan apa yang telah dimakannya
dengan berbagai cara misalnya memuntahkannya, menggunakan obat
pencahar, atau obat diuretika (obat untuk memperbanyak kencing).
Adalah wajar bila seseorang ingin selalu langsing dengan cara mengatur makanan
dan berolah raga. Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa anda mengalami
gangguan makan?
Gejala berikut ini tidak normal dan dapat dipakai sebagai pedoman kemungkinan
terjadinya gangguan makan :
1. Sangat khawatir akan mengalami kenaikan berat badan atau menjadi
gemuk, padahal saat ini badan masih kurus. Berat badan kurang dari 85%
dari berat badan ideal.
2. Menganggap diri kegemukan padahal orang lain mengatakan anda kurus.
3. Olahraga berlebihan (melebihi kebutuhan).
4. Tidak mempedulikan akibat buruk dari kondisi badan yang kurus.
5. Mempunyai kebiasaan makan banyak pada sekali makan, yang terjadi
minimal 2 kali seminggu selama tiga bulan.
145
146
LAMPIRAN 2
BIODATA TRASLETOR
147
LAMPIRAN 3
IZIN PENELITIAN
148
149
150
151