About
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Gizi memegang peranan sangat penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan
gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan karena
penyakit yang dideritanya, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang
lambat karena penyakit pada gigi, gigi yang berkurang, dan mual karena masalah depresi.
Selain masalah kekurangan gizi, masalah obesitas (kegemukan) juga sering dialami oleh usia
lanjut, yang dapat timbul karena aktivitas pada kelompok ini sudah berkurang sementara
asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Obesitas pada usia lanjut
berdampak pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, hipertensi, dan
penurunan fungsi tubuh.
Asupan gizi yang sangat diperlukan bagi usia lanjut sehat untuk mempertahankan kualitas
hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit, asupan gizi diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakit yang
dideritanya.
Dalam kehidupan ini manusia tidak dapat terhindar dalam proses penuaan yang berlaku
dalam kehidupan dirinya.Banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan
fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah buang air besar (BAB) yang
dapat menyebabkan wasir. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi
lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas
kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal
benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan
gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia
atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan
untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi
paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
1. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga
jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering,
wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada Lansia
seringkali terlihat kurus.
2. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan
dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada
indera pengecap dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan
menurunnya nafsu makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya
kemunduran fungsi sel syaraf pendengaran.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, :
1. Penurunan daya ingat jangka pendek,
2. Melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa,
3. Kesulitan mengenal benda-benda,
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga
usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan
dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang
mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.
Status gizi pada usia lanjut:
1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesita.
2. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas.
3. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas.
4. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang
kronis)
5. Gizi (kurang energi protein yang kronis).
6. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi kalori), hal ini
menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesita.
7. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikr.
8. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia.
9. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu
makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati.
10. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan
makanan sendiri dan menjadi kurang giz.
11. Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan
menurun dan menjadi kurang gizi.
3. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh.
7. Karbohidrat dan serat makanan :
1. Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit
atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada
usus.
2. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar
dan biji-bijian utuh.
3. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual
secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu
banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap
oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
4. Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana
dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari
kacang-kacangan dan biji-bijian yang berfungsi sebagai sumber energi
dan sumber serat.
8. Vitamin dan mineral :
1. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C,
D, dan E umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya
konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran,
2. Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang
mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan
zat besi menyebabkan anemia.
3. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah
hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral
dan serat.
9. Air :
1. Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh
2. Mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),
3. Membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu
fungsi kerja ginjal).
4. Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
Umur.
Jenis kelamin
Postur tubuh
Pekerjaan
Iklim/suhu udara
Lingkungan
1. B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengatasi masalah gizi pada Lansia?
2. Faktor-faktor apa saja yang terkait dengan kebutuhan gizi pada Lansia?
3. Mengapa makanan yang bergizi sangat dibutuhkan Lansia?
4. Apa itu makanan bergizi bagi Lansia?
BAB II
PEMBAHASAN
1. A.
Kebutuhan unsur gizi tertentu pada lansia mengalami peningkatan, hal ini disebabkan oleh
terjadinya proses degradasi (perusakan) yang berlangsung sangat cepat. Misalnya sebagian
besar lansia wanita membutuhkan asupan mineral kalsium sedikit lebih tinggi. Tujuannya
untuk memperlambat proses kerusakan tulang. Di lain pihak, kebutuhan kalori justru
mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia. Penurunan ini berhubungan dengan
rendahnya aktivitas fisik dan metabolisme basal tubuh (Metabolisme : proses kimiawi dalam
tubuh untuk melaksanakan berbagai fungsi pentingnya). Sehingga jika bertambahnya usia
tidak diimbangi dengan penurunan asupan kalori maka terjadinya obesitas atau kegemukan,
kemungkinan besar tidak dapat dihindari. Secara prinsip kebutuhan gizi setiap individu
berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kondisi kesehatan, berat badan aktual, dan tinggi
rendahnya tingkat aktivitas fisik seseorang. Di samping itu, angka kecukupan gizi untuk pria
dan wanita sedikit berbeda karena adanya perbedaan dalam ukuran dan komposisi tubuh.
mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia tidak perlu lagi mengkonsumsi
suplemen makanan.
7. Selain konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih. Kebutuhan air
yakni 1500 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya karena air
menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti
kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan
engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan dan kelenturan
tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk mencegah sembelit, karena untuk
penyerapan makanan dalam usus memerlukan air.
Faktor-faktor yang terkait dengan kebutuhan gizi lansia yaitu :
1. Aktivitas Fisik
Pada umumnya, para lansia akan mengalami penurunan aktivitas fisik. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pertambahan usia yang dapat menyebabkan terjadinya kemunduran
biologis. Kondisi ini setidaknya akan membatasi aktivitas yang menuntut ketangkasan fisik.
Penurunan aktivitas fisik pada lansia harus diimbangi dengan penurunan asupan kalori, hal
tersebut dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit degeneratif.
1. Kemunduran Biologis
Seperti yang sudah diuraikan tadi bahwa memasuki usia senja, sesorang akan mengalami
beberapa perubahan, baik secara fisik maupun biologis, misalnya tanggalnya gigi, kulit
keriput, penglihatan berkurang, keropos tulang, rambut beruban, pikun, depresi, sensitivitas
indera berkurang, metabolisme basal tubuh berkurang, dan kurang lancarnya proses
pencernaan. Oleh karena itu asupan gizi untuk lansia harus disesuaikan dengan perubahan
kemampuan organ-organ tubuh lansia sehingga dapat mencapai kecukupan gizi lansia yang
optimal.
1. Pengobatan
Bertambahnya usia identik dengan ketergantungan obat. Pada dasarnya, pengobatan dapat
memperbaiki kondisi kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup, tetapi di lain pihak
pengobatan pun dapat mempengaruhi asupan kebutuhan gizi lansia, efek ini timbul karena
obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi proses penyerapan zat gizi. Oleh karena itu bagi
lansia yang harus menggunakan beberapa jenis obat dianjurkan untuk selalu
mengkonsultasikan kepada dokter mengenai kemungkinan terjadinya efek samping obat yang
sedang dan akan digunakan selain itu pasien juga dianjurkan untuk meminta saran dari dokter
atau ahli gizi tentang pilihan makanan yang sebaiknya dikonsumsi.
1. Depresi dan Kondisi Mental
Depresi hampir dialami 12 14% populasi lansia. Perubahan lingkungan sosial, kondisi yang
terisolasi, kesepian, dan berkurangnya aktivitas menjadikan para lansia mengalami rasa
frustasi dan kurang bersemangat. Akibatnya, selera makan terganggu sehingga secara tidak
langsung dapat memicu terjadinya status gizi buruk.
1. Penyakit
Meningkatnya usia menyebabkan seseorang menjadi rentan terserang penyakit. Penyakitpenyakit tertentu sering menyebabkan keadaan gizi buruk misalnya penderita diabetes
mellitus umumnya mempunyai berat badan dibawah normal, hal tersebut disebabkan karena
karena defisiensi insulin kondisi ini akan menyebabkan sedikitnya glukosa yang dapat
diserap tubuh untuk diubah menjadi glukogen (energi), dengan demikian untuk memenuhi
kebutuhan energi, tubuh akan merombak lemak (lipolisis) dan protein (proteolisis) untuk
dijadikan sumber energi. Jika kondisi ini terjadi secara terus menerus akan menyebabkan
cadangan lemak dan protein di dalam tubuh berkurang. Akibatnya berat badan akan menurun.
1. B.
Kecukupan makanan sehat sangat penting bagi para usia lanjut. Orang yang berusia 70
tahun, kebutuhan gizinya sama dengan saat berumur 50-an. Sayangnya, nafsu makan
mereka cenderung terus menurun. Karena itu, harus terus diupayakan konsumsi
makanan penuh gizi.
Bertambahnya usia menyebabkan indra rasa menurun. Sebagai kompensasi, banyak orang
lanjut usia (lansia) memilih makanan yang rasanya sangat manis atau asin. Padahal,
penambahan gula hanya memberikan kalori kosong (tidak ada nilai gizinya), sedangkan
garam dapat meningkatkan tekanan darah.
Indra pencium dan penglihatan juga terganggu, sehingga mengakibatkan pemilihan makanan
yang berbau tajam atau minat terhadap makanan menurun. Perubahan emosi karena depresi
dan kesepian juga membuat nafsu makan menurun. Masalah gigi sering dialami lansia,
seperti gigi tanggal, gigi berlubang, dan gigi palsu yang tidak nyaman. Kesemuanya ini
berisiko menimbulkan kurang gizi.
Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari
Waktu Makan
Pagi
Pukul 10.00
Siang
1 btr telur
100 gr sayuran
Snack/buah (Nagasari)
1 gls nasi
Snack/buah
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Pepes
Ikan)
50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-kacangan
25 gr tempe/kacang-kacangan
(Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran
1 ptg buah
50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu
1. C.
Contoh menu :
Pagi : Bubur ayam
Jam 10.00 : Roti
Siang : Nasi, pindang telur, sup, pepaya
Jam 16.00 : Nagasari
Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang
1. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
2. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak
seperti santan, mentega dll.
3. Bagi pasien lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan halhal sebagai berikut : Memakan makanan yang mudah dicerna, menghindari makanan
yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan, bila kesulitan mengunyah karena gigi
rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang,
makan dalam porsi kecil tetapi sering, makanan selingan atau snack, susu, buah, dan
sari buah sebaiknya diberikan.
4. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna
pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
5. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah
lemak, bayam, dan sayuran hijau.
6.
Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
Berikut ini adalah beberapa tips perencanaan makanan untuk usia lanjut :
1. Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda
karena tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
untuk usia lanjut di Indonesia adalah 1850 kalori untuk wanita dan 2000 kalori untuk
pria.
2. Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga agar berat badan tetap ideal.
3. Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan sumber
karbohidrat adalah nasi, roti,mie, jagung, tepung terigu, kentang pasta, ubi, singkong,
dll.
4. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, sirup, dll.
5. Dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein berkualitas baik seperti susu, telur,
ayam tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang dikonsumsi sebaiknya berjumlah 1520% dari total kalori atau sekitar 40-74 gram sehari.
6. Kebutuhan lemak dalam sehari tidak lebih dari 25% dari total kalori atau sekitar 50
gram sehari. Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
seperti otak, kuning telur, jerohan, daging berlemak, susu penuh (full cream), keju dan
mentega.
7. Dianjurkan untuk lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak
nabati atau lemak tidak jenuh, seperti tempe, tahu, minyak jagung, alpukat, dll.
8. Minum air putih 1500-2000 cc (6-8 gelas) sehari
9. Kurangi konsumsi garam, vetsin, dan makanan yang menggunakan pengawet
10. Tingkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat. Kebutuhan serat sehari untuk
usia lanjut adalah 25-30 gram. Serat banyak diperoleh dari sayuran dan buah-buahan,
serta biji-bijian seperti kacang.
11. Konsumsi cukup makanan yang mengandung kalsium, seperti susu, tempe, yogurt,
dll. Kalsium penting untuk kesehatan tulang.
12. Usahakan waktu makan teratur. Jadwal makan dapat dibuat lebih sering namun porsi
kecil.
13. Pilihlah makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna serta hindari makanan
yang terlalu gurih dan manis.
14. Batasi minum kopi atau teh.
15. Hindari rokok dan alkohol.
1. 2.
Nutrisi dan Mineral Yang Dapat Meningkatkan Sistem Imun Orang Tua
Nutrisi dan mineral-mineral yang dapat meningkatkan sistem imun orang tua antara lain
(Dickinson A, 2002) :
1. Beta-glucan.
Adalah sejenis gula kompleks (polisakarida) yang diperoleh dari dinding sel ragi roti,
gandum, jamur (maitake). Hasil beberapa studi menunjukkan bahwa beta glucan dapat
mengaktifkan sel darah putih (makrofag dan neutrofil).
1. Hormon DHEA.
Studi menggambarkan hubungan signifikan antara DHEA dengan aktivasi fungsi imun pada
kelompok orang tua yang diberikan DHEA level tinggi dan rendah. Juga wanita menopause
mengalami peningkatan fungsi imun dalam waktu 3 minggu setelah diberikan DHEA.
1. Protein: arginin dan glutamin.
Lebih efektif dalam memelihara fungsi imun tubuh dan penurunan infeksi pascapembedahan. Arginin mempengaruhi fungsi sel T, penyembuhan luka, pertumbuhan tumor,
dans ekresi hormon prolaktin, insulin, growth hormon. Glutamin, asam amino semi esensial
berfungsi sebagai bahan bakar dalam merangsang limfosit dan makrofag, meningkatkan
fungsi sel T dan neutrofil.
1. Lemak
Defisiensi asam linoleat (asam lemak omega 6) menekan respons antibodi, dan kelebihan
intake asam linoleat menghilangkan fungsi sel T. Konsumsi tinggi asam lemak omega 3 dapat
menurunkan sel helper, produksi cytokine.
1. Yoghurt yang mengandung Lactobacillus acidophilus dan probiotik lain.
Meningkatkan aktivitas sel darah putih sehingga menurunkan penyakit kanker, infeksi usus
dan lambung, dan beberapa reaksi alergi.
1. Mikronutrien (vitamin dan mineral).
Vitamin yang berperan penting dalam memelihara system imun tubuh orang tua adalah
vitamin A, C, D, E, B6, dan B12. Mineral yang mempengaruhi kekebalan tubuh adalah Zn,
Fe, Cu, asam folat, dan Se.
1. Zinc.
Menurunkan gejala dan lama penyakit influenza. Secara tidak langsung mempengaruhi fungsi
imun melalui peran sebagai faktor dalam pembentukan DNA, RNA, dan protein sehingga
meningkatkan pembelahan sellular. Defisiensi Zn secara langsung menurunkan produksi
limfosit T, respons limfosit T untuk stimulasi atau rangsangan, dan produksi IL-2.
1. Lycopene.
Meningkatkan konsentrasi sel Natural Killer (NK)
1. Asam Folat
Meningkatkan sistem imun pada kelompok lansia. Studi di Canada pada sekelompok hewan
tikus melalui pemberian asam folate dapat meningkatkan distribusi sel T dan respons mitogen
(pembelahan sel untuk meningkatkan respons imun). Studi terbaru menunjukkan intake asam
folat yang tinggi mungkin meningkatkan memori populasi lansia (Daniels S, 2002).
1. Vitamin E
Melindungi sel dari degenerasi yang terjadi pada proses penuaan. Studi yang dilakukan oleh
Simin Meydani, PhD. di Boston menyimpulkan bahwa vitamin E dapat membantu
peningkatan respons imun pada penduduk lanjut usia. Vitamin E adalah antioksidan yang
melindungi sel dan jaringan dari kerusakan secara bertahap akibat oksidasi yang berlebihan.
Akibat penuaan pada respons imun adalah oksidatif secara alamiah sehingga harus
dimodulasi oleh vitamin E (Murray F, 1991).
1. Vitamin C.
Meningkatkan level interferon dan aktivitas sel imun pada orang tua, meningkatkan aktivitas
limfosit dan makrofag, serta memperbaiki migrasi dan mobilitas leukosit dari serangan
infeksi virus, contohnya virus influenzae.
1. Vitamin A.
Berperan penting dalam imunitas nonspesifik melalui proses pematangan sel-sel T dan
merangsang fungsi sel T untuk melawan antigen asing, menolong mukosa membran termasuk
paruparu dari invasi mikroorganisme, menghasilkan mukus sebagai antibodi tertentu seperti:
leukosit, air, epitel, dan garam organik, serta menurunkan mortalitas campak dan diare. Beta
karoten (prekursor vitamin A) meningkatkan jumlah monosit, dan mungkin berkontribusi
terhadap sitotoksik sel T, sel B, monosit, dan makrofag. Gabungan/kombinasi vitamin A, C,
dan E secara signifikan memperbaiki jumlah dan aktivitas sel imun pada orang tua. Hal itu
didukung oleh studi yang dilakukan di Perancis terhadap penghuni panti wreda tahun 1997.
Mereka yang diberikan suplementasi multivitamin (A, C, dan E) memiliki infeksi pernapasan
dan urogenital lebih rendah daripada kelompok yang hanya diberikan plasebo.
1. Vitamin D.
Menghambat respons limfosit Th-1.
1. Kelompok Vitamin B.
Terlibat dengan enzim yang membuat konstituen sistem imun. Pada penderita anemia
defisiensi vitamin B12 mengalami penurunan sel darah putih dikaitkan dengan fungsi imun.
Setelah diberikan suplementasi vitamin B12, terdapat peningkatan jumlah sel darah putih.
Defisiensi vitamin B12 pada orang tua disebabkan oleh menurunnya produksi sel parietal
yang penting bagi absorpsi vitamin B12. Pemberian vitamin B6 (koenzim) pada orang tua
dapat memperbaiki respons limfosit yang menyerang sistem imun, berperan penting dalam
produksi protein dan asam nukleat. Defisiensi vitamin B6 menimbulkan atrofi pada jaringan
limfoid sehingga merusak fungsi limfoid dan merusak sintesis asam nukleat, serta
menurunnya pembentukan antibodi dan imunitas sellular.
Angka kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan untuk Lansia dalam sehari :
KOMPOSISI
Energi (kal)
Protein (gram)
Vitamin A (RE)
Thiamin (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg)
Vitamin B12 (mg)
Asam folat (mcg)
Vitamin C (mg)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Seng (mg)
Iodium (mcg)
LAKI-LAKI
1960
50
600
0,8
1,0
8,6
1
170
40
500
500
13
15
150
PEREMPUAN
1700
44
700
0,7
0,9
7,5
1
150
30
500
450
16
15
150
MENU
Roti-telur-susu
Papais
Nasi
Semur
PORSI
1 tangkep 1 gelas
2 bungkus
1 piring
1 potong
Selingan
Malam
Pepes tahu
Sayur bayam
Pisang
Kolak pisang
Mie baso
Pepaya
1 bungkus
1 mangkok
1 buah
1 mangkok
1 mangkok
1 buah
untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi yang tinggi dan
untuk melemaskan otak dari kelelahan.
5. Rekreasi
Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu, bisa di pantai,
di taman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan cucu, atau teman dan tetangga.
BAB III
PENUTUP
1. A.
KESIMPULAN
Dengan mengatur makanan sesuai dengan dunianya, kehidupan Lansia yang membahagiakan
akan dapat dipertahankan. Mereka pun tidak akan terlalu merasakan kehidupan yang berbeda
dari saat masih muda. Selain mengatur makanan, sangat penting untuk mempertahankan
aktivitas agar tetap sehat, seperti berjalan kaki, berenang, dan senam ringan. Berkebun juga
bisa menjadi pilihan hobi yang sehat dan menyenangkan.
Para Lansia sangat membutuhkan gizi yang baik agar kehidupan mereka tetap sehat dan
harmonis.
About these ads
Share this:
Facebook2
Leave a Reply
perusahaan asuransi
PEGADAIAN
Search this
Recent Posts
PEGADAIAN POWERPOINT
PEGADAIAN
perusahaan asuransi
Hello world!
Archives
June 2012
May 2012
Categories
Uncategorized
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
Blog at WordPress.com.