Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
1. Pengamatan morfologi Kapang dan Khamir berdasarkan uji makroskopik
2. Pengamatan morfologi Kapang dan Khamir berdasarkan uji mikroskopik
1.2 Tujuan percobaan
1. Untuk mengetahui

morfologi

biakan

kapang dan khamir mikroskopik

langsung
2. Memahami dan mengetahui prosedur pembuatan dan pemeriksaan preparat
kapang dan khamir secara langsung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Banyak istilah yang dipergunakan untuk menyebut jamur atau fungi, seperti
cendawan, kapang, lapuk atau khamir. Jamur yang berbentuk filament disebut kapang,
sedangkan khamir biasanya untuk sebutan yang uniseluler dan yang lebih mencolok
penampilannya disebut jamur, misalnya jamur merang, jamur kelentos, dan jamur hijau.
Untuk mempermudah menyebut digunakan satu kata nama yaitu fungi. Fungi berasal dari
bahasa yunani yaitu mykes yang berarti jamur atau fungi.
Berikut merupakan ciri-ciri fungi :
Merupakan organisme yang tidak berklorofil, oleh karena itu bersifa heterotrof. Hidup
sebagai parasit, saprofit, dan ada pula yang bersimbiosis.

Bersifat eukarion (mempunyai inti yang sejati), yaitu materi inti dibungkus olah

membran inti.
Ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak, yang bersel banyak
berbentuk benang atau filamen. Berdasarkan sifat tersebut ukuran jamur sangat
bervariasi dari yang sangat kecil (mikroskopis) sampai yang berukuran cukup besar

(makroskopis).
Berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
Menyenangi lingkungan yang agak asam, kurang cahaya, terutama di tempat-tempat
lembab yang mengandung zat organik.

Fungi hidup di dalam tanah, pada tubuh manusia, binatang, atau tumbuhan yang hidup
atau mati, bahkan pada pakaian, sepatu, atau makanan.Fungi yang bersel banyak tubuhnya
tersusun dari benang-benang yang disebut hifa, yang berdiameter 5-10 mikrometer. Hifa
dapat bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium. Pada beberapa fungi,
dinding sel atau dinding hifa mengandung selulosa, tetapi pada umumnya terutama terdiri
atas nitrogen organik, yaitu kitin.
Pada umumnya fungi lebih tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan
dibandingkan dengan mikroorganisme lainnya. Khamir dapat tumbuh dalam kisaran suhu
yang luas, fungi saprofit mempunyai optimum 22-30oC, sedangkan fungi patogen mempunyai
suhu optimum 30-37oC. Beberapa spesies fungi dapat tumbuh pada suhu 0 oC, dengan
demikian dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan yang disimpan dalam lemari
pendingin.
Beberapa jenis fungi dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaatnya antara lain
dapat dimakan, sebagai bahan pengolahan makanan, menghasilkan antibiotik, dan sebagai

pengurai dalam ekosistem. Tetapi tidak sedikit spesies fungi yang merupakan penyakit,
misalnya pada tumbuhan, hewan, dan manusia.
Pengamatan Bentuk Kapang
Kapang merupakan kelompok fungi yang mempunyai filamen (miselium) dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya pada makanan yang
berserabut seperti kapas , warnanya putih hingga berbagai warna (bila spora sudah tumbuh)
tergantung spesies.
Pengamatan pada kapang dilakukan dengan metode Moist Chamber. Caranya adalah
pertama membersihkan gelas objek dengan kapas yang sudah diberi alcohol 70% kemudian
dikeringkan.

Tujuan

daripada

penggunaan

alkohol

adalah

untuk

meminimalisir

mikroorganisme lain. Cawan petri dialasi kertas saring. Dalam cawan petri ini diletakkan
gelas objek dan kaca penutup. Alat ini kemudian disteril. Kemudian meneteskan media agar
PDA sebanyak 2 tetes yang agak melebar sehingga nanti dapat dipotong 1/3 bagiannya, dan
didiamkan hingga membeku. Setelah agar membeku potong 1/3 bagian PDA tersebut
dengan ose, sisihkan yang 1/3 dan PDA yang digunakan adalah 2/3 bagian. Ambil Rhizopus
sp satu ose untuk dilekatkan pada sisi PDA yang telah beku. Pada saat pengambilan kapang
dijumpai kesulitan karena kapangnya sulit diambil dan terlelu melekat pada akar. Sehingga
kita mendapatkan kapang yang kurang bagus berwarna kehitaman. Mengoleskan vaselin pada
4 bagian sisi kaca penutup dengan bagian yang diberi vaselin tepat diatas agar yang telah
ditanami, hal ini bertujuan untuk memberikan suasana aerob dan vaselin berguna untuk
penyanggah kaca penutup agar tidak tertempel dengan media agat dan bakterinya. Untuk
memberikan suasana lembab, aquades steril diteteskan ke atas kertas saring yang ada didalam
cawan petri tadi. Mikrokultur tadi dieramkan selama 2 hari pada suhu kamar karena
kebanyakkan kapang bersifat mesofilik dan suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan
kapang adalah sekitar 25-30C. Setelah dua hari kapang diamati di bawah mikroskop dengan
pembesaran 10x. Hasil yang didapat adalah kapang terdiri dari hifa (miselium), berwarna
putih , spora, sporangium dan sporangiophora. Namun tak jarang miselium atau susunan
spora menjadi pecah atau terputus sehingga penampakan di mikroskop kelihatan
membingungkan.
Pengamatan Khamir
Khamir tergolong fungi uniseluler. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi, yaitu
dengan panjang 1-5

m sampai 20-50

m, dan lebar 1-10

. Reproduksi khamir

terutama dengan cara perunasan. Dalam pengolahan pangan, khamir banyak digunakan untuk
3

pembuatan roti, bir, wine,vinegar, dan pematangan keju.tetapi khamir juga dapat
menyebabkan kerusakan pada sauerkraut, sari buah, dll.
Sulit membedakan antara khamir dengan bakteri pada medium agar, terkecuali kita
melihatnya dengan menggunakann mikroskop.

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Pengamatan Makroskopis
a Disiapkan isolat sampel pada pertumbuhan koloni dari media SDA.
b Diamati warna, bentuk pertumbuhan, bentuk spora dan ciri lain yang spesifik.
3.2 Pengamatan Mikroskopis (Uji Moist Chamber)
a Disiapkan alat dan bahan

NO
1
2
3
4
5
6
7

NAMA ALAT / BAHAN


Kaca Obyek + cover glass
Cawan petri
Tissu
Air suling
Media SDA steril
Vaseline
Pisau / cutter

JUMLAH / KELOMPOK
2 set
2 set
Secukupnya
Secukupnya
1 mL
Secukupnya
1

b
c
d
e

Disiapkan cawan petri dan ditempatkan 2-3 lapis tissu di dalamnya


Diletakkan kaca obyek dan cover glass diatas tissu lembab.
Disterilisasi cawan petri yang berisi kaca obyek dan cover glass didalam autoklaf.
Ditetesi sedikit media SDA steril pada bagian tengah kaca obyek dan dibiarkan

f
g
h
i
j

hingga memadat.
Dibelah media SDA padat menjadi 2 bagian dengan cutter yang telat di flambir.
Diletakkan isolat/spora kapang atau khamir pada bagian belahan tersebut.
Diberi vaseline pada cover glass pada 3 sisi
Ditutup bagian belahan media dengan cover glass yang telah diberi vaseline
Diinkubasi pada suhu kamar selama 24-48 jam.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
A. Pengamatan makroskopis
MEDIA PERTMBUHAN
SDA
Media pelat
(Pertumbuhan mikrroba
aerob)

Keterangan : Khamir
seperti lendir dan

Keterangan : Kapang
spora seperti benang-

mengkilap berwarna

benang/ bulu halus

krem

berwarna putih pada kaca


obyek

B. Pengamatan Mikroskopis
Khamir
Keterangan:
Berdasarkan pengamatan yang
terlihat,dapat
diidentifikasikasikan termasuk
jenis jamur Nocardia
asteroids, Nocardia
brasiliensis
Gambar dari buku
rujukan

Kapang

Keterangan :
Fibrin lebih jelas terlihat.
Dan berdasarkan pengamatan
yang terlihat dapat
diidentifikasikan termasuk
jenis jamur dermatofita.
Gambar dari buku

rujukan

4.2 Pembahasan
Tahap pertama dilakukan sterilisasi pada cawan Petri yang berisi tissue lembab, kaca
objek beserta cover glass di dalam autoklaf pada suhu 121 selama 15 menit pemberian
tissue lembab disini agar memudahkan pengambilan kaca obyek dari cawan Petri pada sat
akan pengecekan secara mikroskop. Tissue lembab disini diumpamakan sebagai
lingkungan untuk hidup mikroorganisme kapang dan khamir.
Tahap kedua yaitu pemberian media SDA steril pada bagian tengah kaca obyek dan
dibiarkan menjadi padat dahulu. Jika diberikannya sebelum padat dan masih panas,
kemudian kapang dan khamir tidak akan tumbuh.
Tahap selanjutnya adalah membelah media SDA padat menjadi 2 bagian dengan
banduan cutter yang telah diflambir. Tujuannya agar mikroba yang terdapat di cutter mati
dan cutte dalam keadaan antiseptis.
Langkah selanjutnya meletakan isolate/spora kapang/khamir pada bagian belahan tadi
menggunakan kawat ose bulat untuk memudahkan penempelan isolate pada media.
Langkah selanjutnya menutup bagian belahan mediadengan cover glass yang diolesi
vaselin pada ketiga sisinya, serta mengusahakan vaselin tidak menyentuh spora. Agar
dapat tumbuh dan berkembnag biak, saat pemberian Vaseline tidak perlu terlalu banyak,
cukup sedikit saja asal permukaan cover glass menempel dan tidak mudah lepas. Jika
terlalu banyak akan menyulitkan pada saat pengamatan mikroskopik.
Kemudian cawan tersebut diinkubasi dalam inkubator suhu kamar selama 3 hari baru
bisa diamati secara makroskopis maupun mikroskopis.
Pengamatan secara makroskopis didapatkan pertumbuhan kapang yang ditentukan
adanya spora seperti benang-benang atau bulu halus. Sedangkan khamir terlihat seperti
7

lender yang mengkilat bewarna kekuningan. Pengamatan secara mikroskopik dapat


dilihat pada mikroskop, terdapat hifa yang tampak lebih jelas dalam kapang.
4.3 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukandapat disimpulkan :
1.

Identifikasi kapang dan khamir dilakukan dengan pengamatan makroskopis terhadap


pertumbuhannya. Dan dalam percobaan moist chamber untuk melihat ciri spesifik

sporanya dengan pengamatan mikroskopis.


2. Pada pengamatan makroskopis, pertumbuhan kapang dapat ditentukan berdasarkan
adanya spora seperti benang-benang / bulu halus, sedangkan pertumbuhan khamir
3.

terlihat seperti lendir dan mengkilat.


Pada pengamatan mikroskopis dalam uji moist chamber didapatkan bahwa kapang
teridentifikasikan termasuk dalam jenis jamur Dermatofita . Sedangkan khamir
teridentifikasi termasuk dalam jenis jamur Nocardia asteorides, Nocardia
brasiliensis. Seperti pada gambar berdasarkan buku pustaka yang tersedia.

Daftar Pustaka
1. Pelczar, M.J. and E.C.S Chan, Dasar-dasar Mikrobiologi, jilid 1 dan 2, terjemahan
Ratna Siri Hadioetomo dkk. , UI-Press, Jakarta, 2005
2. http://renataemily.wordpress.com/ (pukul 17.30)
3. Ketchum, Paul A., Microbiology, Concepts and applications, John Willey and Sons,
Singapore, 1988.

Anda mungkin juga menyukai