2016
d obj =
l
= F
a
...........................
... 1
Dimana :
A = 2a = luas bagian yang disinari
L = jarak dari objek kebidang pengamat
F = apertur kamera
= panjang gelombang sinar laser yang digunakan
Sedangkan untuk pola subjektif adalah
d sbj =
1,22 l
=1,22 F
a
.............
...... 2
Dengan l adalah jarak lensa kebidang pengamat, a adalah a/l
yang merupakan numerical aperture lensa. Bila sebuah
berkas dengan intensitas yang kuat, koheren dan merata
ditambahkan pada pola spekel maka akan terjadi interferensi
antara central beam dengan wavelets yang membentuk
spekel tersebut [3].
Sumbe cahaya yang digunakan kali ini berupa laser yang
merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated
Emission of Radiation yang artinya cahaya yang
diperkuatkan oleh pancaran radiasi yang terstimulasi. Jadi
sinar laser dihasilkan dari sumber pancaran radiasi. Pada
teknologi laser, cahaya yang dihasilkan mempunyai
III.
IV.
pyrometer
V.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
VI.
k besi
A (T 3 T 4 )
A (T 4T 1 )
=k sampel
l
l
D. Flowchart
Agar metodologi percobaan dapat dipahami dengan
mudah maka disusun dalam bentk flowchart sebagai berikut.
Kompor listrik
penjepit
sampel
VII.
I
A. Data
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut.
Tabel 2.
Data suhu pada masing-masing ujung besi
No
Bahan
Karet
T1 (oC)
T2 (oC)
T3 (oC)
T4 (oC)
31
28
42
54
31
30
41
54
29
30
41
50
34
32
44
64
32
31
46
69
31
31
44
68
35
39
53
62
35
39
55
69
34
38
57
67
Batu
apung
Kayu
B. Contoh perhitungan
Untuk menghitung percobaan ini digunakan rumus
sebagai berikut
Diketahui:
D (kayu, karet, batu apung) = 3 cm
T (tinggi)
= 1.5 cm
D ( besi silinder)
= 2.5 cm
T (tinggi)
= 1.8 cm
T 1 , T 2 , T 3 , T 4 (kayu) = 34.67C,
k sampel .............?
E.
Skema Alat Percobaan
Berikut skema alat percobaan yang dilakukan.
Jawab:
q besi =q sampel
k besi
A(T 3T 4 )
A (T 2 T 3 )
=k sampel
l
l
No
Bahan
Karet
Batu
Apung
Kayu
2
3
T1
T2
T3
T4
(C)
30.33
(C)
29.33
(C)
41.33
(C)
52.67
32
31.33
44.67
67
84.67
34.67
38.67
55
66
33.78
K
(J/m.s.C)
48.15
D. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk
menentukan nilai
konduktivitas termal beberapa material serta hal-hal apa saja
yang mempengaruhi nilai konduktivitas termal satu material.
Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah
perpindahan panas secara konduksi pada zat padat.
Setelah dilakukan percobaan konduktivitas
termal ini dapat diketahui bahwa suatu bahan
jika dipanaskan pada salah satu ujungnya maka
permukaan yang lain juga akan mengalami
panas selang beberapa saat. Meskipun, bahan 2
logam tersebut terpisahkan oleh bahan nonlogam yakni kayu. Peristiwa ini terjadi karena
dengan adanya transfer energi. Transfer energi
terjadi sebab suhu yang tinggi yang mengenai
permukaan atau ujung paling bawah dari besi
maka elektron-elektron yang berada dalam besi
tersebut akan memiliki energi yang lebih besar
dari keadaan semula. Sehingga elektron-elektrn
akan bergerak bebas. Akibat pergerakan
elektron bebas tersebut menjadikan antar
elektron bergesakan. Pergesakan antar elektron
ini yang menjadikan sisi permukaan lain juga
mengalami panas.
Sedangkan jika dilihat dari percobaan,
meskipun dua besi tersebut terpisahkan oleh
kayu, besi yang paling atas akan tetap menjadi
panas. Akan tetapi, dibutuhkan waktu yang
cukup lama untuk proses pentransferan panas
dari kayu. Dari sini dapat diketahui bahwa pada
dasarnya setiap bahan baik logam atau nonlogam akan mengalami perpindahan panas,
namun untuk bahan logam dapat mentransfer
energi atau panas lebih cepat dibanding dengan
bahan non-logam. Atau dapat dikatakan bahwa
laju kalor suatu benda bergantung pada besar
konduktivitas bahan itu sendiri.
Besar konduktivitas dari suatu bahan
berbeda-beda. Jika dari percobaaan kita ketahui
besar konduktivitas dari besi, maka kita dapat