Anda di halaman 1dari 4

Abrasi di Bengkalis Ancam Keutuhan

NKRI
Opa | Bengkalis
Rabu, 10/08/2016 - 21:04:21 WIB

Ilustrasi
TERKAIT:
Keempat Kalinya, Bantan
Juara Umum MTQ Tingkat
Kabupaten Bengkalis
Luar Biasa...!!! Polwan Satu
Ini Sangkin Cantiknya Terpilih
Jadi Bujang Dara Rohil
395 Jamaah Haji Bengkalis
Tiba di Batam
SorotRiau.com, BENGKALIS - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Riau
bekerjasma dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bengkalis menggelar
sosialisasi penanaman bibit pohon pelindung pada kegiatan perlindungan dan pelestarian
kawasan konservasi di Desa Teluk Papal, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Selasa
(9/8/2016).
Kepala DKP Provinsi Riau diwakili Kepala Bidang Kelautan dan Pengawasan, Perry
Anantasa mengatakan, pohon mangrove mempunyai peranan penting dalam melindungi
daerah pantai dan memelihara habitat kelautan untuk sejumlah ekosistem kelautan yang
terancam punah.
"Dalam pemanfaat mangrove harus seimbang supaya terjaga kelestarian dan luasan mangrove
akan tetap terjaga," ujar Perry.
Lanjut Perry, hilang dan rusaknya kawasan mangrove di beberapa wilayah Provinsi Riau
dapat berpengaruh serta dapat menghilangkan fungsi mangrove baik fisik, ekologis maupun
ekonomi.
"Abrasi di beberapa wilayah pesisir saat ini tinggi dan harus segera diselamatkan, dengan

menanaman mangrove dapat meminimalisir abrasi yang terjadi," imbuhnya.


Kadis DPK Kabupaten Bengkalis diwakili Kepala Bidang Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,
Ansharuddin menyambut baik apa yang dilakukan DKP Provinsi Riau dalam upaya
pencegahan abrasi di;wilayah pesisir Pulau Bengkalis.
"Kabupeten Bengkalis mempunyai wilayah pesisir yang menimbulkan persoalan serius
(abrasi) bagi masyarakat yang tinggal pesisir pantai apalagi berhadapan langsung dengan
Selat Malaka," kata pria yang akrab disapa Pak Ansor.
Ansor berharap kepada peserta supaya mengikuti sosialisasi dengan baik sehingga dapat
diimplementasikan dilapangan sehingga dapat mengatasi persoalan abrasi di Desa Teluk
Papal
Read more: http://www.sorotriau.com/read-102-1316-2016-08-10-abrasi-di-bengkalis-ancamkeutuhan-nkri.html#ixzz4Lw9sDOfc
Follow us: @katariaumedia on Twitter | katariaucom on Facebook

Rabu 27 Apr 2016, 18:39 WIB

Abrasi di Pulau Bengkalis Riau Makin


Mengkhawatirkan
Ferdinan - detikNews

Share 0

Tweet

Share 0

5 komentar

Abrasi di pantai Pulau Bengkalis Riau/Foto: Wijayanto Samirin

Jakarta - Abrasi di Pulau Bengkalis, Riau makin mengkhawatirkan. Perlu penanganan cepat
untuk mengantisipasi kerusakan akibat abrasi.
"Wilayah pesisir Bengkalis sepanjang 60 km mengalami abrasi parah. Ada berbagai data
terkait hal itu, salah satunya memperkirakan kecepatan abrasi hingga 25 meter per tahun,"
ujar Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Ekonomi dan Keuangan, Wijayanto Samirin, Rabu
(27//2016).
Foto: Wijayanto Samirin

Abrasi membuat Pulau Bengkalis mengalami pengurangan luas daratan. Kondisi ini juga
akan berdampak pada ekonomi masyarakat.
"Rusaknya kawasan mangrove mempengaruhi hasil tangkapan ikan para nelayan tradisional.
Hilangnya kebun akibat termakan abrasi mempersulit ekonomi para petani. Selain itu, posisi
Bengkalis sebagai pulau terluar menyebabkan abrasi menggeser garis batas kita di selat
Malaka dan kawasan ZEE kita pun menyempit," papar Wijayanto yang datang ke lokasi pada

Selasa (26/4).
Menurutnya, Pemda Kabupaten Bengkalis dan Pemprov Riau sudah melakukan berbagai
upaya di antaranya membangun penahan gelombang. Namun upaya tersebut dianggap belum
efektif.
"Mengingat skala permasalahan yang besar dan jenis tanah gambut lunak yang mudah
hancur, upaya tersebut belum menghasilkan dampak seperti yang diharapkan, proses abrasi
pun terus terjadi," imbuh dia.
Foto: Wijayanto Samirin

Wijayanto menyarankan agar dilakukan studi untuk mengkaji desain penahan gelombang
yang tepat termasuk upaya lainnya. Pemerintah pusat juga bisa dilibatkan untuk membantu
persoalan ini.
"Ada beberapa contoh sukses program dan desain konstruksi penahan abrasi di pantura Jawa,
yang bisa dijadikan referensi. Terkait pendanaan, karena ini juga menyangkut national
interest, maka sharing resources antar Pemda dan pemerintah pusat rasanya perlu dilakukan,"
sebut dia.
Foto: Wijayanto Samirin

(fdn/dra)
0

Anda mungkin juga menyukai