LP Dan ASKEP CKD
LP Dan ASKEP CKD
DI SUSUN
OLEH :
TOTOK PRIBADI
Hari
Tanggal :
Mahasiswa
Mengetahui
Pembimbing Ruangan
Pembimbing Akademik
Kepala Ruangan
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL GINJAL KRONIK
(CHRONIC RENAL FAILURE)
I. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik merupakan penurunan faal ginjal yang menahun yang
umumnya tidak riversibel dan cukup lanjut. (Suparman, 1990: 349).
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat, biasanya berlangsung dalam beberapa tahun (Lorraine M Wilson, 1995:
812).
II. ETIOLOGI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
III. PATOFISIOLOGI
Penurunan fungsi nefron
Neurologis
Gastrointestinal
Sistem syaraf pusat
Endokrin
Kardiovaskuler
Glomerulo
Nepritis Kronik
Penurunan
fungsi
glomerulus
Obstruksi
dan Infeksi
Iskemi dan
infeksi
nefron
nefron
ginjal
Neprotik
Diabetik
Angiopati
sehingga
Jaringan
ginjal < O
dan nutrisi
Nepritis
Hypertensi
Vaskularisasi
jar. Ginjal <
Nepritis
Lupus
Kerusakan
jaringan
dan Nefron
ginjal
Pencernaan
Kulit
Ggn.Metab.
protein
Ureum >
daripada air
liur
Cegukan
Gastritis
>Urokrom
Gatal
ekskariosis
Urea Frost
Anoreksia
Mual Muntah
Bau Mulut
Stomatitis
Parotitis
Pucat.
Kuning,
Gatal
Gangguan
pemenuhan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Gangguan.
Interigas kulit
Hematologi
Anaemia
Ggn Fungsi
dan
Trombositopeni
Ggn Fungsi
leukosit
Kardiovaskular
Restless
Leg
sindrom.
Burning
Feet
sindrom.
Ensepalopati
metab.
Miopati
Eritropoitin <
Defisiensi besi
Hemolisis
Kelemahan otot
Resiko
cedera
(Profil
darah
abnormal)
Perubahan
proses pikir
Hipertensi
Odema
>
Renin
AngiotensiAldosteron
Arterisklerosis
dini
Ggn Elektrolit
dan
kohesifikasi
metastatik
Penurunan Curah
Jantung
Endokrin
Ggn.Seksual
Ggn.Tolerasi
glukosa
Ggn.Metab.
lemak
Ggn.Metab
Vit. D
Pada
Laki
produksi
testosteron dan
spermatogenesis
kurang.
Pada Wanita
Gangguan
Menst.,ovulasi
aminorhe
IV. KLASIFIKASI
Sesuai dengan test kreatinin klirens, maka GGK dapat di klasifikasikan menjadi
4, dengan pembagian sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
V. KOMPLIKASI
1.
Hipertensi.
2.
3.
4.
Gangguan elektrolit.
5.
Hematologik
Anemia normokrom, gangguan fungsi trombosit, trombositopenia, gangguan
lekosit.
2.
Gastrointestinal
Anoreksia, nausea, vomiting, fektor uremicum, hiccup, gastritis erosiva.
3.
4.
Kulit
Berwarna pucat, gatal-gatal dengan eksoriasi, echymosis, urea frost, bekas
garukan karena gatal.
5.
Kardiovaskuler
Hipertensi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.
6.
Endokrin
Gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan
seksual, libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki, gangguan
metabolisme vitamin D.
VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Radiologi
Ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan menilai derajat dari komplikasi
yang terjadi.
2.
Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (batu a/
obstruksi)
IVP (Intra Vena Pielografi) untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter
Pemeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan
tertentu, misalnya : usia lanjut, DM, dan Nefropati Asam Urat.
4.
USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, antomi sistem pelviokalises, ureter proksimal,
kandung kemih serta prostat.
5.
Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan
(vaskuler, parenkim, ekskresi ), serta sisa fungsi ginjal.
6.
Pemeriksaan
radiologi
jantung
untuk
mencari
kardiomegali,
efusi
perikardial.
7.
8.
Pemeriksaan radilogi paru untuk mencari uremik lung; yang terkhir ini
dianggap sebagai bendungan.
9.
Laboratorium
yang
umumnya
dianggap
menunjang,
Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya anemia, dan
hipoalbuminemia.
VIII. PENATALAKSANAAN
1.
2.
3.
4.
Kendalikan hipertensi.
5.
6.
7.
8.
9.
IX.
I PENGKAJIAN
1.
Biodata
Gagal Ginjal Kronik terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia muda,
dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria.
2.
Keluhan utama
Kencing sedikit, tidak dapat kencing, gelisah, tidak selera makan (anoreksi),
mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, nafas berbau (ureum), gatal pada
kulit.
3.
Riwayat penyakit
a.
Sekarang:
Dahulu:
saluran kemih, payah jantung, hipertensi, penggunaan obatobat nefrotoksik, Benign Prostatic Hyperplasia, prostatektomi.
c.
Keluarga:
(DM).
4.
5.
Body Systems :
a.
Pernafasan (B 1 : Breathing)
Gejala : nafas pendek, dispnoe nokturnal, paroksismal, batuk dengan/tanpa
sputum, kental dan banyak,
Tanda ; takhipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, Batuk produktif dengan /
tanpa sputum.
b.
Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat. Palpitasi nyeri dada atau angina
dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema.
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, oedema jaringan umum, piting pada kaki,
telapak tangan, Disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi
ortostatik, friction rub perikardial, pucat, kulit coklat kehijauan,
kuning.kecendrungan perdarahan.
c.
Persyarafan (B 3 : Brain)
Kesadaran : Disorioentasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai koma.
d.
f.
Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, (memburuk saat
malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.
Tanda : Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), ptekie, area ekimoosis pada
kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium,pada kulit, jaringan
lunak, sendi keterbatasan gerak sendi.
6.
b.
Pola nutrisi dan metabolisme : Anoreksi, mual, muntah dan rasa pahit pada
rongga mulut, intake minum yang kurang. dan mudah lelah. Keadaan
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme
yang dapat mempengaruhi status kesehatan klien.
Gejala ; Peningkatan berat badan cepat (oedema) penurunan berat badan
(malnutrisi) anoreksia, nyeri ulu hati, mual muntah, bau mulut
(amonia)
Penggunaan diuretik.
Tanda : Gangguan status mental, ketidakmampuan berkonsentrasi,
kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang,
rambut tipis, kuku rapuh.
c.
Pola Eliminasi
Eliminasi uri :
Kencing sedikit (kurang dari 400 cc/hari), warna urine kuning tua dan pekat,
tidak dapat kencing.
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda: Perubahan warna urine, (pekat, merah, coklat, berawan) oliguria atau
anuria.
e.
Pola Aktivitas dan latihan : Klien mudah mengalami kelelahan dan lemas
menyebabkan klien tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
maksimal.
Gejala : kelelahan ektremitas, kelemahan, malaise,.
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
f.
g.
h.
perawatan
dan
pengobatan
menyebabkan
pasien
mengalami
j.
k.
7.
Pemeriksan fisik :
a.
Kepala: Edema muka terutama daerah orbita, mulut bau khas ureum.
b.
c.
d.
e.
X.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
Auskultasi suara jantung dan paru. Evaluasi adanya edema, perifer, kongesti
vaskuler dan keluhan dispnoe.
R/ Adanya edema paru, kongesti vaskuler, dan keluhan dispnea manunjukan
adanya renal failure.
b.
Monitor tekanan darah, nadi, catat bila ada perubahan tekanan darah akibat
perubahan posisi.
R/ Hipertensi yang signifikan merupakan akibat dari gangguan renin
angiotensin dan aldosteron. Tetapi ortostatik hipotensi juga dapat terjadi
akibat dari defisit intravaskular fluid.
c.
d.
e.
Kolaborasi dalam:
Pemeriksaan laboratorium (Na, K), BUN, Serum kreatinin, Kreatinin klirens.
Pemeriksaan thoraks foto.
Pemberian obat-obatan anti hipertensi.
Siapkan Dialisis
2.
b.
c.
d.
Observasi perdarahan terus menerus dari tempat penusukan, atau pada area
mukosa.
R/ Mengalami kerapuhan kapiler.
e.
f.
Berikan sikat gigi halus, pencukur elektrik, gunakan jarum kecil pada saat
penyuntikan, lakukan penekanan lebih lama setelah penyuntikan.
R/ Menurunkan resiko perdarahan / pembentukan hematoma.
Kolaborasi :
g.
10
h.
Pemberian transfusi.
R./ Mengatasi anemia simtomatik.
i.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kolaborasi :
h.
i.
4.
11
Inspeksi
kulit
terhadap
Perubahan
Warna,
turgor,
perhatikan
kemerahan,ekskoriasi.
R/ Menandakan area sirkulasi buruk, yang dapat menimbulkan dekubitus.
b.
c.
d.
Ganti posisi tiap 2 jam sekali, beri bantalan pada tonjolan tulang , pelindung
siku dan tumit..
R/ Mengurangi/ menurunkan tekanan pada daerah yang edema, daerah yang
perfusinya kurang baik untuk mengurangi/menurunkan iskemia jaringan.
e.
f.
Anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan kering yang
menyerap keringat dan bebas keriput.
R/ Mencegah iritasi kulit dan meningkatkan evaporasi.
g.
h.
5.
b.
12
Berikan perawatan mulut sering cuci dengan larutan Asam asetik 25%,
berikan permen karet, permen keras antara makan.
R./ Perawatan mulut menyejukan, melumasi, dan membantu menyegarkan
mulut yang tidak menyenangkan karena uremia.
d.
Anjurkan hygiene yang baik setelah makan dan saat akan tidur.
R./ Menurunkan pertumbuhan bakteri.
e.
Kolaborasi :
f.
13
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan
Edisi 2; EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan
Edisi 6; EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (1989) Nursing Care Plans. F.A Davis Company.
Philadelphia. USA.
Haznam M. W. (1992). Kompendium Diagnostik & Terapi Ilmu Penyakit Dalam
Edisi II. Bandung.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Editor: Setiawan. EGC. Jakarta:
Price, Sylvia Anderson. (1985). Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit. EGC. Jakarta.
Smith, Cindy Grennberg. (1988). Nursing Care Planning Guides for Children.
Baltimore. Williams & Wilkins.
Suparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. FKUI. Jakarta.
SMF UPF Anak. (1994). Pedoman Diagnosis dan Terapi. RSUD Dr. Soetomo.
Surabaya.