Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majene sebagai salah satu kabupaten di Sulawesi Barat dengan
jumlah penduduk sebanyak 137.334 jiwa, sekitar 60 % berdomisili di Kota
Majene. Pembangunan Transportasi di Kota Majene dimasa yang akan
datang diharapkan akan lebih baik dan meningkat dibanding kondisi pada
saat ini. Dengan meningkatnya pergerakan orang dan barang karena
adanya peningkatan aktifitas penduduk dan perekonomian sehingga
permasalahan transportasi yang timbul dapat diantisipasi dengan mencari
solusi agar pelayanan transportasi yang optimal dapat diwujudkan.
Masalah lalu lintas merupakan masalah yang tidak pernah habishabisnya melanda hampir seluruh kota besar di Indonesia. Jika tidak
ditangani secara serius maka akan berdampak sangat buruk terhadap
perkembangan kota tersebut. Salah satu penyebab masalah kemacetan
adalah karena tingkat pertumbuhan pergerakan yang sangat tinggi (15 %
per tahun) yang tidak bisa diikuti dengan tingkat pertumbuhan prasarana
jaringan transportasi (hanya 4% per tahun). Hal ini perlu mendapat
perhatian khusus adalah kenyataan bahwa ruang jalan yang memang
sudah sangat terbatas tersebut banyak yang beroperasi dengan kapasitas
yang jauh lebih rendah dibandingkan kapasitas yang seharusnya. Hal ini
disebabkan karena sebagian badan/ruang jalan digunakan untuk lahan

parkir (on-street parking), kegiatan sektor informal seperti pedagang kaki


lima, gangguan samping kegiatan tata guna lahan dan penyebabpenyebab lainnya.
Seperti halnya keadaan perparkiran di Pasar Sentral Majene yang
belum tertata dengan baik sehingga banyak kendaraan yang terparkir
diatas badan jalan. Dengan kondisi tersebut maka sangat berpengaruh
terhadap

kapasitas

jalan

yang

ada

serta

akan

menyebabkan

permasalahan kemacetan lalu lintas. Pemakaian badan jalan sebagai


lahan parkir tidak hanya satu lajur bahkan kadang-kadang lebih dari dua
lajur per arah. Hal ini diperparah lagi dengan banyaknya angkutan umum
yang menaik turunkan penumpang dilajur kedua atau ketiga, sebagai
akibat karena lajur pertama atau kedua sudah dipakai untuk lahan tempat
parkir.
Fasilitas
perbelanjaan,

parkir

pada

restoran

dan

pusat

pelayanan

tempat-tempat

jasa,

aktifitas

perkantoran,
lainnya

yang

berpotensi sebagai pembangkit lalu lintas pada umumnya belum


menyelesaikan fasilitas parkir yang memedai sehingga besar badan jalan
utama pada sekitar aktifitas tersebut digunakan sebagai ruang parkir yang
dapat mengurangi lebar jalur lalu lintas dijalan raya (Jinca, 2002).
Parkir dibadan jalan mengurangi kapasitas jalan dimana kerugian
pengguna jalan akibat kemacetan tidak sebanding dengan pemasukan
dari hasil parkir tersebut. Sebaliknya, pelebaran jalan membutuhkan biaya

yang mahal, sehingga perlu pengaturan ruang parkir di badan jalan guna
pemanfaatan kapasitas jalan seoptimal mungkin (Tamin, 2000;522).
Fasilitas parkir untuk umum juga dapat berfungsi sebagai salah
satu alat pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
maka pada kawasan-kawasan tertentu dapat disediakan fasilitas parkir
untuk umum yang diusahakan sebagai suatu kegiatan unsaha berdiri
sendiri dengan memungut bayaran (Abubakar, 1998;3).
Dapat dimengerti bahwa parkir merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah, sehingga kebijakan perparkiran yang diambil
seharusnya pula diarahkan untuk sedapat mungkin meningkatkan PAD
dengan tidak melupakan keuntungan yang akan didapat oleh pengendara
kendaraan yang parkir ditempat tersebut.
Permasalahan tersebut merupakan kondisi perparkiran yang ada di
kabupaten

Majene

sehingga

untuk

mengoptimalkan

perparkiran

diharapkan dapat meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli


Daerah (PAD).
Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas
pemerintahan

dan

pembangunan

senantiasa

memerlukan

sumber

penerimaan yang dapat diandalkan. Adanya otonomi daerah dipacu untuk


berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung
pembiayaan pengeluaran daerah. Undang-undang tentang Pemerintahan
Daerah menetapkan pajak dan retribusi menjadi salah satu sumber

penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan


sesuai dengan kondisi masing-masing daerah (Siahaan, 2005;1).
Dukungan peningkatan obyek retribusi parkir dilakukan Pemerintah
Kabupaten Majene dengan menetapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor
9 Tahun 2008 tentang Retribusi parkir ditepi jalan umum dan tempat
khusus parkir.
Perparkiran Pasar Sentral Majene yang semrawut serta realisasi
retribusi parkir selama ini tidak memenuhi target Pendapatan Asli Daerah
(PAD).
Dari latar belakang di atas, maka studi ini mengambil judul
Analisis Efektifitas Perparkiran sebagai Potensi Peningkatan PAD
Kota Majene .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

uraian latar belakang diatas maka rumusan

permasalahannya adalah :
1. Bagaimana karakteristik parkir pasar sentral Majene dalam memenuhi
kebutuhan parkir ?
2. Bagaimana pengelolaan

parkir

Pasar

Sentral

Majene

dalam

meningkatkan retribusi parkir ?


3. Bagaimana mengoptimalkan sistem perparkiran Pasar Sentral Majene
dalam meningkatkan kontribusi terhadap PAD ?
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diinginkan dalam penelitian ini adalah :


1. Mengetahui karakteristik parkir Pasar Sentral Majene untuk memenuhi
kebutuhan parkir.
2. Menjelaskan pengelolaan

parkir

Pasar

Sentral

Majene

untuk

meningkatkan retribusi parkir.


3. Mengusulkan alternatif penataan ruang parkir dan pengelolaan
retribusi parkir Pasar Sentral Majene untuk meningkatkan kontribusi
terhadap PAD.
D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara
lain :
1. Sebagai bahan masukan dan informasi kepada Pemerintah Kabupaten
Majene dalam merusmuskan kebijakan perparkiran dikota ini.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya, khusus yang
membahas tentang analisis sistem perparkiran dalam meningkatkan
PAD.
E. Lingkup Penelitian
1. Perparkiran Pasar Sentral Majene yang meliputi pelataran Parkir (off
street parking) dan parkir ditepi jalan (on street parking).
2. Karakteristik parkir yang menganalisis kapasitas parkir, volume parkir,
akumulasi parkir, durasi parkir, tingkat penggunaan parkir, indeks
parkir, dan kebutuhan parkir.
3. Pengelolaan retribusi parkir

yang

menjelaskan

pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.

perencanaan,

4. Optimalisasi perparkiran Pasar Sentral Majene dalam memenuhi


kebutuhan parkir dan meningkatkan retribusi parkir untuk saat ini dan
tidak memproyeksi masa yang akan datang.
5. Kontribusi terhadap PAD hanya mengkaji retribusi parkir sebagai salah
satu komponen dari PAD.

Anda mungkin juga menyukai