Anda di halaman 1dari 6

RELATIONSHIP BETWEEN OCCUPATIONAL STRESS AND COPING STRATEGY AMONG

OPERATING THEATRE NURSES IN CHINA: A QUESTIONNAIRE SURVEY

OLEH
BAGUS MAULANA
152310101188

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI R.I


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Kalimantan No.37 Telp/Fax (0331) 323450 Jember

FORMAT ANALISIS JURNAL

JudulJurnal : RELATIONSHIP BETWEEN OCCUPATIONAL STRESS AND COPING


STRATEGY AMONG OPERATING THEATRE NURSES IN CHINA: A
QUESTIONNAIRE SURVEY
Tahun : 2015
Penulis

:1. Hui Zhou RN, Dipl Nur, BSc (Nur)

2. Yu-Hua Gong RN, Bmed, MMed, PHD


Website : http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=6d628ef5-3ac94547-846a-d00a81304095%40sessionmgr102&vid=19&hid=118
NO

ITEM ANALISIS

1.

Judul

2.

Introduction

HASIL ANALISIS

Dalam era globalisasi saat ini, kita rasakan bahwa batas


antar benua semakin tidak terbatas. Persaingan usaha juga
semakin ketat. Demikian juga dalam bidang pelayanan
kesehatan, khususnya rumah sakit.
Perawat atau tenaga kesehatan
saat ini di tuntut
untukmeningkatkan profesionalisme dalam bekerja. Perawat
atau pekerja di RS sangat bervariasi baik dari segi jenis dan
jumlah. Dalam menjalankan tugasnya mereka selalu
berhubungan dengan bahaya potensial, dimana jika tidak
diantisipasi dengan baik dan benar dapat mempengaruhi
kesehatan dan keselamatan kerjanya.
Perawat di ruang operasi cukup berat. Karena itu diperlukan
kesiapan fisik, mental, pengetahuan, dan keterampilan yang
tinggi. Bekerja di ruang operasi membutuhkan kecekatan,
keterampilan dan kesegiaan setiap saat (Nuraini 2004). Hal
ini dikarenakan kondisi pasien di ruang operasi kritis.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan stres kerja di ruang
operasi. Beban kerja akan menjadi stressor bagi perawat,
dimana semakin berat beban kerja maka akan semakin besar
stressor yang dialami perawat. Jurnal ini membahas tentang
hubungan antara stres kerja dan strategi coping pada perawat
ruang operasi di cina. Stres pada perawat dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, daintaranya
adalah beban kerja. Beban kerja perawat di
rumah sakit meliputi beban kerja fisik dan
mental.
Kepuasan kerja dalah kognitif, afektif dan evaluatif reaksi
individuterhadap pekerjaan mereka (Robbins, 2002).
Perawat merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan,
maka perawat akan bekerja secara maksimal dan
menyelesaikan pekerjaannya, bahkan dia akan melakukan

3.

Theory

beberapa hal di luar pekerjaannya.


Kepuasan kerja didefinisikan sebagai perasaan positif
tentang pekerjaan seseorang. Kepuasan kerja perawat akan
berdampak negatif atau positif tergantung mereka dalam
menghadapi tekanan-tekanan yang di hadapi. Tekanan bisa
berasal dari lingkungan, pasien, dokter, pengorganisasian,
dan pengkajian serta lain-lain. Oleh karena itu keadaan
emosional atau sikap perawat harus selalu di perhatikan
dalam bentuk tanggung jawab, perhatian, serta
perkembangan kinerjanya. Jika hal ini tidak perhatikan maka
perawat akan mengalami stres.
stres merupakan kondisi negatif, yang mengarah pada
timbulnya penyakit fisik, mental atau psikis seseorang.
Lazarus:1996 mengatakan bahwa stres muncul ketika
individu tidak bisa atau tidak cukuo tuntutan yang dibuat
bagi mereka atau keitika mereka tidak bisa mengatasi
ancaman yang datang terhadap mereka. Bekerja di RS bisa
sangat stres. Stres bisa karna kelebihan beban kerja dengan
manfaat kerja yang rendah. Hal yang dapat mnyebabkan
stres pada perawat misalnya: ketidak pastian pengobatan
pasien, beruursan dengan pasien sekarat dan kematian,
konflik dengan manager, rekan kerja atau dokter.
Perawat di ruang intesif setiap saat berurusan dengan stres
kematian dan sekarat karna sifat-resiko tinggi kondisi medis
pasien. Di ruang rawat lebih berhadapan dengan beban kerja
dan kpegawaian.
Strategi koping masalah tersebut sangat bermacam-macam.
Sebelum itu koping dapat dipahami sebagai kkognitif dan
behavio-ural upaya yang digunakan untuk menghadapi
situasi stres. Studi internasional menemukan RS di Jepang
menggunakan kontrol diri positif dalam menghadapi stres,
sedangkan di USA lebih dengan pemecahan masalah, dan
beberapa bisa dengan pesan humor.
Menurut dari beberapa theory, stres muncul ketika individu
merasa bahwa mereka bisa tidak cukup mengatasi tututan
yang di buat pada mereka atau ketika mereka tidak dapat
mengatasi ancaman terhadap kesejahteraan mereka (Lazarus,
1966). Stres adalah tuntutan kerja yang tinggi di tambah
dengan manfaat kerja yang rendah (Cheng dkk, 2000 dan
2006). Menurut Rosyid, dkk (1997) sumber-sumber stres
dalam keperawatan antara lain beban kerja berlebihan
(merawat terlalu banyak dan keterbatasan energi), kesulitan
menjaling hubungan dengan staf lain, berurusan dengan
pengobatan atau perawatan pasien (bekerja dengan
dokteryang tidak memahami kebutuhan sosial dan emosional
pasien), dan merawat pasien yang gagal sembuh. Ilmi
(2005), stressor kerja pada perawat sesuai dengan urutannya
adalah beban kerja 82%, upah yang tidak adil 58%, kondisi
kerja52%, tidak diikutkan dalam pengambilan keputusan
45%.
Dengan demikian stres adalah suatu keadaan dimna kita
dihadapi pada masalah atau tanggung jawab yang tidak
mampu kita untuk menghadapinya. Faktor stres antralain:
beban kerja berlebihan, kesulitan bersosialisasi, kurangnya

4.

Methodology

5.

Result and Discuss

5.

Hal baru yang diperoleh

6.

Kemungkinan
penerapan di Indonesia

tanggapan terhadap tenaga perawat.


koping dapat di pahami sebagi kognitif dan behavio-ural
salah satu upaya digunakan untuk menghadapi stres
(Folkman dan Lazarus 1998). Coping secara bahasa
mempunyai makna menanggulangi, menerima, menguasai
segala sesuatu yang bersangkutan dengan diri kita sendiri.
Strategi koping itu sendiri cara perilaku individu untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
Penellitian ini menggunakan penelitian cross-sectional yang
dilakukan pada suatu kamar operasi. Survei dilakukan pada
70 perawat. Data yang dianalisis dengan menggunakan
korelasi dan regresi metode. Data dikumpulkan pada 2007.
Rata-rata bekerja 100-130 kali. Hasilnya 0,95 untuk PC
(profesional dan karir), 0,83 WTP (beban kerja dan tekanan
waktu), 0,92 REP (sumber daya dan enviromental), 0.94
PCIA (perawatan pasien dan interaksi), 0.90 IPRM
(hubungan interpersonal dan isu manajemen), dan untuk
menggambarkan semua item 0.98.
Rata-rata
perawat
mengalami
stres
kerja
spt:
menghawatirkan kesalahan kerja, gaji rendah dan manfaat,
status sosial rendah, sedikit kesempatan promosi dan studi
lebih lanjut, kurangnya kerja sama tim, khawatir pasien
meninggal, kurangnya pemahaman dan dukungan dari rekan,
konflik dg manajer, pasien mengabaikan instruksi.
Perawat kamar operasi berlatih banyak pengaturan dengan
berbagai tingkat di lingkup praktek, peran dan tanggung
jawab. Perawat memberikan kontinuitas peduli selama
periode pre-operatif mengguakan praktek ilmiah. Tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan individu pasien, prosesnya
dinamis dan terus menerus di ruang operasi. Hasil ini
menunjukkan bahwa stres kerja paling banyak ditemukan di
ruang operasi untuk perawat.
Menyoroti kebutuhan untuk perawat supervisior dan manajer
untuk mendukung perawat mengatsi stres dengan mencari
cara ntuk meningkatkan sumber daya dan meningkatkan
lingkungan dimna perawat bekerja. Selain itu juga
mengurangi kebutuhan untuk perawat dalam mengatasi stres
dengan meningkatkatkan staf dan penjadwalan ulang
mencari bantuan untuk masalah yang timbul dari antar
hubungan pribadi dan manajemen.
Hal ini sangat pas diterapkan di Indonesia, mengingat stres
dalam bekerja dapat terjadi kepada siapapun dan kapanpun.
Maka perlu di lakukanperbaikan manajemen keorganisasian
dalam RS. Seperti perlu dilakukan pelatihan keterampilan
pemecahan masalah terahadap perwat. Pimpinan RS
memperkejakan lebih perawat, untuk meringankan
kekurangan perawat terutama laki-laki, dan membangun
komunikasi yang baik antara perawat, dokter, manajemen
atau tenaga kesehatan lainnya.

SOAL :
1. Seorang perawat Jaka berumur 40 th, 3 hari kemarin sering murung, semua pekerjaannya
tidak pernah beres. Padahal perawat Jaka adala perawat yang ulet dan mampu mngerjakan
semua pekrjaan yang dia terima. Hal ini terjadi karena perawat Jaka mendengar dari bagian
manajer RS bahwa akan ada PHK terhadap perawat yang sudah berumur diatas 45 th. Dari
ilustrasi tersebut, perawat Jaka sedang mengalami...
a. Syok
b. Trauma
c. Stress
d. Ketakutan
e. Stressor
2. Dr. Indra melaporkan RS Pemula ke kantor polisi. Karena Dr. Indra di pecat secara sepihak,
karna selama 27 th Dr. Indra merasa bekerja dengan cukup baik tanpa kesalahan apapun.
Mekanisme koping apa yang dilakukan Dr. Indra menurut teori Lazarus ?
a. Direct action
b. Agresi
c. Apati
d. Avoidance
e. Palliation
3. Tn XY merasa tidak berdaya ketika dia harus mengetahui bahwa istri tercintanya meninggal
dunia. Berhari-hari Tn XY hanya beridiam diri di dalam kamar. Mekanisme koping yang
dilakukan tuan XY adalah....
a. Apati
b. Palliation
c. Avoidance
d. Action
e. Direct action

Referensi :
http://web.b.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=6d628ef5-3ac9-4547846a-d00a81304095%40sessionmgr102&vid=19&hid=118.
Monica Septa Setyaning Ratri dan Damasia Linggarjati Novi Parmitasari. Coping
Stress pada Beban Kerja Perawat Ruang Unit Pelayanan Intensive Psikiatri (UPIP)
dan Ruang Kresna di RSUD Dr. Amino Gundhoutomo Semarang. Skripsi. Fakultas

Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. coping stress, beban kerja,


perawat psikiatri.

Takas Prasetianto. 2015. Peran Stres Terhadap Kepuasan Kerja dengan


Collaborative Religious Coping sebagai Moderator pada Perawat Rumah Sakit Umum
Swasta di Kota Yogyakarta. Skrips. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Universitas
Islam Negeri Sunan KalijagaYogyakarta.
Lilis Dian Prihatini. 2007. Analisis Hubungan Kerja dengan Stres Kerja Perawat di
Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Universitas
Sumatra Utara Medan.
Dadang Kusbiantoro. Gambaran Tingkatan Beban Kerja dan Stres Kerja Perawat di
Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Beban
Kerja Perawat ICU, Stress Kerja Perawat ICU.

Anda mungkin juga menyukai