Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang
kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai
(Dinas Kesehatan, 2007).
Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif,
perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya
guna tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya,
pembangunan kesehatan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahanpermasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa diantaranya adalah: penyakitpenyakit seperti DBD, flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas,
kasus-kasus gizi buruk yang semakin marak khususnya di wilayah Indonesia Timur,
prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa kebijakan pemerintah lah yang salah,
sehingga masalah-masalah kesehatan di Indonesia seakan tak ada ujungnya. Akan
tetapi, kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja dalam hal ini. Karena
bagaimanapun juga, sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam
menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, selain pemerintah masih banyak lagi
faktor-faktor atau determinan yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
B.
1.
2.
3.
4.
C.
1.
2.
3.
4.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah teori Hendrik L Blum itu ?
Bagaimanakah konsepHendrik L Blum itu ?
Bagaimanakah derajat kesehatan itu ?
Bagaimanakah taxonomi Hendrik L Blum itu ?
TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu definisi dari teori Hendrik L Blum.
Untuk mengetahui bagaimana konsep dari Hendrik L Blum.
Untuk mengetahui apa itu derajat kesehatan.
Untuk mengetahui bagaimana taxonomi dari Hendrik L Blum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
pandang
tindakan
penyembuhan
penyakit
melainkan
upaya
yang
Untuk negara berkembang seperti Indonesia justru, paradigma sakit yang digunakan.
Dimana kebijakan pemerintah berorientasi pada penyembuhan pasien sehingga terlihat
jelas peranan dokter, perawat dan bidan sebagai tenaga medis dan paramedis
mendominasi. Padahal upaya semacam itu sudah lama ditinggalkan karena secara
financial justru merugikan Negara. Anggaran APBN untuk pendanaan kesehatan
diIndonesiasemakin tinggi dan sebagian besar digunakan untuk upaya pengobatan seperti
pembelian obat, sarana kesehatan dan pembangunan gedung. Seharusnya untuk
meningkatan derajat kesehatan kita harus menaruh perhatian besar pada akar masalahnya
dan selanjutnya melakukan upaya pencegahannya. Untuk itulah maka upaya kesehatan
harus fokus pada upaya preventif (pencegahan) bukannya curative (pengobatan).
Namun yang terjadi anggaran untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui program
promosi dan preventif dikurangi secara signifikan. Akibat yang ditimbulkan adalah
banyaknya masyarakat yang kekurangan gizi, biaya obat untuk puskesmas meningkat,
pencemaran lingkungan tidak terkendali dan korupsi penggunaan askeskin. Dampak
sampingan yang terjadi tersebut dapat timbul karena kebijakan kita yang keliru.
B.
KONSEP BLUM
Semua Negara di dunia menggunakan konsep Blum dalam menjaga kesehatan warga
negaranya. Untuk Negara maju saat ini sudah fokus pada peningkatan kualitas sumber
daya manusia. Sehingga asupan makanan anak-anak mereka begitu dijaga dari segi gizi
sehingga akan melahirkan keturunan yang berbobot. Kondisi yang berseberangan
dialamiIndonesiasebagai Negara agraris, segala regulasi pemerintah tentang kesehatan
malah fokus pada penanggulangan kekurangan gizi masyarakatnya. Bahkan dilematisnya
banyak masyarakatkotayang mengalami kekurangan gizi. Padahal dari hasil penelitian
membuktikan wilayahIndonesiapotensial sebagai lahan pangan dan perternakan karena
wilayahnya yang luas dengan topografi yang mendukung.Adaapa dengan pemerintah?.
Satu jawaban yang pasti seringkali dalam analisis kesehatan pemerintah kurang
mempertimbangkan pendapat ahli kesehatan masyarakat (public health) sehingga
kebijakan yang dibuat cuma dari sudut pandang kejadian sehat-sakit.
Dalam konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling
keterkaitan berikut penjelasannya :
1.
Perilaku masyarakat
Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas
kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi
tiga kategori, yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang
berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan,
dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia
seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Berbicara mengenai lingkungan sering kali kita meninjau dari kondisi fisik. Lingkungan
yang memiliki kondisi sanitasi buruk dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit.
Hal ini jelas membahayakan kesehatan masyarakat kita. Terjadinya penumpukan sampah
yang tidak dapat dikelola dengan baik, polusi udara, air dan tanah juga dapat menjadi
penyebab. Upaya menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab semua pihak untuk itulah
perlu kesadaran semua pihak.
Puskesmas sendiri memiliki program kesehatan lingkungan dimana berperan besar dalam
mengukur, mengawasi, dan menjaga kesehatan lingkungan masyarakat. namun
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas
dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga
kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi
fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri
apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan
kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan. Masyarakat membutuhkan posyandu,
puskesmas, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam
mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan
dasar yang memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sangat besar
perananya. sebab di puskesmaslah akan ditangani masyarakat yang membutuhkan
edukasi dan perawatan primer. Peranan Sarjana Kesehatan Masyarakat sebagai manager
yang memiliki kompetensi di bidang manajemen kesehatan dibutuhkan dalam menyusun
program-program kesehatan. Utamanya program-program pencegahan penyakit yang
bersifat preventif sehingga masyarakat tidaka banyak yang jatuh sakit.
Banyak kejadian kematian yang seharusnya dapat dicegah seperti diare, demam berdarah,
malaria, dan penyakit degeneratif yang berkembang saat ini seperti jantung karoner,
stroke, diabetes militus dan lainnya. penyakit itu dapat dengan mudah dicegah asalkan
masyarakat paham dan melakukan nasehat dalam menjaga kondisi lingkungan dan
kesehatannya.
4.
C.
1)
Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari masyarakat, atau dapat juga
dipandang sebagai derajat kematian masyarakat yang bukan karena mati tua.
2)
Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis dari
3)
masyarakat.
Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik,
4)
5)
6)
7)
8)
9)
sesamanya.
10) Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit atau
kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatik, kejiwaan, dan
11)
sosial.
External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat terhadap lingkungan
12)
1.
a)
b)
c)
Lingkungan hidup
Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi ( interaksi manusia )
Biologi : hewan , jasad remik, tetumbuhan.
2.
a)
b)
Perilaku
Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat.
Sehat tidaknya lingkungan dan keluarga tergantung perilaku.
3.
Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
a)
b)
4.
Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental, hipertensi, buta
warna dll.
Upaya-upaya kesehatan masyarakat
1.
Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha untuk
peningkatan gizi,
pemeliharaan kesehatan
perorangan,
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2.
Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usaha-usaha
pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3.
Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat dan
adekuat sehinga kesehatan pulih.
4.
Rehabilitative
Adalah nusaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial pasien sebagai akibat
dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan terpogram pisioterafi.
D.
TAXONOMI BLOOM
Taksonomi berasal dari bahasaYunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos
yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip
yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadiansampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema
taksonomi. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin
Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan
pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian
mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan.
Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan
fisik. Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang
menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap
kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah
pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori
ke dalam keterampilan terbaiknya
sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi
pikirannya. Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan
kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin
Anderson merevisi
taksonomi
Bloom pada
tahun 1990.
Hasil
perbaikannya
dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini
ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masingmasing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih
tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan
menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah
jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak
ada.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi,
untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar
menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar
tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positifyang menekankan pada sumbersumber sosial dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi
lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek utama determinan kesehatan, yaitu genetik,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
10
B.
SARAN
Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu
peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia
layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan
pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan. Mengingat
wilayah Indonesia sangat luas, dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan
mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat
sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat
masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya
memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama.
Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan organisasi
Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam
mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat
dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan partisipasi
semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat seperti Kader
Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi
lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Slamet, Juli Soemirat. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2008. Keperawatan Komunitas Upaya Memandirikan
Masyarakat untuk Hidup Sehat. Jakarta: Trans Info Media.
11