Oleh:
Aulia Rahmi
1210312039
Preseptor:
dr. Yuniar Lestari, M.Kes
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1..................................................................................................... Latar Belakang
...........................................................................................................................1
1.2............................................................................................... Rumusan Masalah
...........................................................................................................................2
1.3.................................................................................................. Tujuan Penulisan
...........................................................................................................................2
1.4..................................................................................................Metode Penulisan
...........................................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyakit Campak .............................................................................................4
2.2. Imunisasi Campak ..........................................................................................11
2.3. KIPI ................................................................................................................15
BAB 3 ANALISIS SITUASI
3.1. Kondisi Geografis Lubuk Kilangan................................................................21
3.2. Kondisi Demografis Lubuk Kilangan.............................................................22
3.3. Cakupan Imunisasi di Kecamatan Lubuk Kilangan.......................................23
BAB 4 PEMBAHASAN.............................................................................................24
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................26
5.2 Saran................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................27
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
:
:
:
Halaman
Patogenesis Infeksi Campak
5
Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2015
22
Cakupan Imunisasi Campak di Puskesmas Lubuk Kilangan 23
tahun 2015
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 3.1
:
:
:
:
Karakteristik Campak
Jadwal Imunisasi Anak umur 0-18 tahun
Vaksin Campak
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
iii
Halaman
7
13
15
22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan untuk kemajuan
suatu Negara. Masalah kesehatan yang dihadapi dunia antara lain adalah penyakit
campak. Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial untuk
menimbulkan wabah.1
Campak merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada anak,
sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum muncul
ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam.2 Campak timbul karena
terpapar droplet yang mengandung virus campak. Sejak program imunisasi campak
dicanangkan, jumlah kasus menurun, namun akhir-akhir ini kembali meningkat.3
Penyakit campak bersifat endemik di seluruh dunia, pada tahun 2013 terjadi
145.700 kematian yang disebabkan oleh campak di seluruh dunia (berkisar 400
kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam) pada sebagian besar anak kurang
dari 5 tahun. Di Amerika Serikat, timbul KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan 147
kasus sejak awal Januari hingga awal Februari 2015.2 Berdasarkan laporan DirJen
PP&PL DepKes RI tahun 2014, masih banyak kasus campak di Indonesia dengan
jumlah kasus yang dilaporkan mencapai 12.222 kasus. Frekuensi KLB sebanyak 173
kejadian dengan 2.104 kasus. Sebagian besar kasus campak adalah anak-anak usia
pra-sekolah dan usia SD. Selama periode 4 tahun, kasus campak lebih banyak terjadi
pada kelompok umur 5-9 tahun (3591 kasus) dan pada kelompok umur 1-4 tahun
(3383 kasus).3
Menurut Permenkes RI No 75 tahun 2015, Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Program pengendalian dan pencegahan penyakit merupakan
upaya kesehatan masyarakat esensial dimana salah satunya adalah penyakit campak.
Salah satu upaya untuk mengurangi penyakit campak adaalah dengan menggalakkan
imunisasi campak.5
Dari data Puskesmas Lubuk Kilangan tahun 2014 dan 2015, didapatkan
perbandingan cakupan imunisasi campak mengalami peningkatan dari 77,40%
menjadi 94,30%.4 Namun, angka cakupan campak ini mengalamin penurunan pada
dua kelurahan yaitu koto lalang dan padang besi. Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik untuk mengetahui cakupan imunisasi campak di Puskesmas Lubuk Kilangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana
penyakit campak dan pencegahannya dengan imunisasi campak?
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah memberikan gambaran bagaimana
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus genus
Morbillivirus,famili Paramyxoviridae. Virus ini dari famili yang sama dengan virus
gondongan (mumps), virus parainfuenza, virus human metapneumovirus, dan RSV
(Respiratory Syncytial Virus).6
Virus Campak adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan yang kuat,
apabila berada diluar tubuh manusia virus Campak akan mati. Pada temperatur kamar
virus Campak kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3 5 hari. Tanpa media
protein virus Campak hanya dapat hidup selama 2 minggu dan hancur oleh sinar
ultraviolet. Virus Campak termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile karena
selubungnya terdiri dari lemak, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% ether selama
10 menit, dan 50% aseton dalam 30 menit.7
Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal dari
penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan dan melekat di sel-sel
epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti dengan penyebaran
ke kelenjar limfe regional. Setelah penyebaran ini, terjadi viremia primer disusul
multiplikasi virus di sistem retikuloendotelial di limpa, hati, dan kelenjar limfe.
Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal melekatnya virus. Pada hari ke-5
sampai ke-7 infeksi, terjadi viremia sekunder di seluruh tubuh terutama di kulit dan
saluran pernapasan. Pada hari ke-11 sampai hari ke-14, virus ada di darah, saluran
pernapasan, dan organ-organ tubuh lainnya, 2-3 hari kemudian virus mulai berkurang.
Selama infeksi, virus bereplikasi di sel-sel endotelial, sel-sel epitel, monosit, dan
makrofag.6
Tabel 2.1 Patogenesis infeksi campak7
Hari
0
1-2
2-3
3-5
5-7
7-11
11-14
15-17
Patogenesis
Virus campak dalam droplet terhirup dan melekat pada
permukaan epitel nasofaring ataupun konjungtiva. Infeksi
terjadi di sel epitel dan virus bermultiplikasi
Infeksi menyebar ke jaringan limfatik regional
Viremia primer
Virus bermultiplikasi di epitel saluran napas, virus melekat
pertama kali, juga di sistem retikuloendotelial regional dan
kemudian menyebar.
Viremia sekunder
Timbul gejala infeksi di kulit dan saluran napas
Virus terdapat di darah, saluran napas, kulit, dan organ-organ
tubuh lain.
Viremia berkurang dan menghilang.
2.1.3
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari (8-12 hari).7
Gejala klinis terjadi setelah masa inkubasi,terdiri dari tiga stadium:
adanya komplikasi.10
Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3-4 hari umumnya ruam
berangsur menghilang sesuai dengan pola timbulnya. Ruam kulit menghilang
dan berubah menjadi kecoklatan yang akan menghilang dalam 7-10 hari.7
Anamnesis berupa demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam yang
2.1.5
sesudah infeksi.8
Pengobatan penyakit campak
Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. Tidak ada obat
yang secara langsung dapat bekerja pada virus Campak. Anak memerlukan
istirahat di tempat tidur, kompres dengan air hangat bila demam tinggi. Anak
harus diberi cukup cairan dan kalori, sedangkan pasien perlu diperhatikan dengan
memperbaiki kebutuhan cairan, diet disesuaikan dengan kebutuhan penderita dan
berikan vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. Apabila terdapat malnutrisi
pemberian vitamin A ditambah dengan 1500 IU tiap hari. Dan bila terdapat
komplikasi, maka dilakukan pengobatan untuk mengatasi komplikasi yang timbul
seperti :
Otitis media akut, sering kali disebabkan oleh karena infeksi sekunder, maka
perlu mendapat antibiotik kotrimoksazol-sulfametokzasol.
Ensefalitis, perlu direduksi jumlah pemberian cairan kebutuhan untuk
mengurangi oedema otak, di samping peomberian kortikosteroid, perlu
Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak
dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan pada
bayi berumur 9 15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz
vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini
diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak boleh
diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati,
penderita leukemia.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti
tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini Campak serta
penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-kegiatan
pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-orang
tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk
mengembangkan atau memperparah penyakit.
Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin
dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi.
Edukasi dan pengelolaan Campak memegang peran penting untuk
10
tertentu.
Penyelenggaraan Imunisasi adalah serangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi.12
Permenkes
RI
No.
42
tahun
2013,
Kegiatan
imunisasi
diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977 kegiatan imunisasi
diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan
penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B.12
Pada sidang CDC/PAHO/WHO, tahun 1996 menyimpulkan bahwa penyakit
Campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya pejamu/reservoir Campak hanya pada
manusia serta tersedia vaksin dengan potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi vaksin
85% dan dirperkirakan eradikasi dapat dicapai 10 15 tahun setelah eliminasi. Word
Health Organisation (WHO) mencanangkan beberapa tahapan dalam upaya eradikasi
(pemberantasan) penyakit Campak dengan tekanan strategi yang berbeda-beda pada
setiap tahap yaitu :
Tahap Reduksi
Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
Tahap Pengendalian Campak
11
imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya, kasus Campak sudah sangat jarang
dan KLB hampir tidak pernah terjadi.
Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus Campak sudah tidak
ditemukan.
Gambar 2.2 Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun13
usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Vaksin
campak tidak usah diberikan pada saat 2 tahun kalau sudah diberikan MMR pada usia
15 bulan.13
botol
Pastikan suhu vaksin campak dan pelarut sama (2-80C) saat pelarutan
Amati ampul dan botol pelarut pastikan tidak retak
Baca label pada ampul atau botol pelarut pastikan tidak retak.
Baca label pada ampul atau botol pelarut pastikan berasal dari pabrik
13
14
diketahui. Klasifikasi lapangan ini dapat dipakai untuk pencatatan dan pelaporan
KIPI.
a. Kesalahan program / teknik pelaksanaan (programmatic errors)
Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan
teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan,
pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin. Kesalahan tersebut dapat terjadi
pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi, misalnya:
dosis antigen (terlalu banyak)
lokasi dan cara menyuntik
sterilisasi semprit dan jarum suntik
jarum bekas pakai
tindakan aseptik dan antiseptic
kontaminasi vaksin dan peralatan suntik
penyimpanan vaksin
pemakaian sisa vaksin
jenis dan jumlah pelarut vaksin
tidak memperhatikan petunjuk produsen (petunjuk pemakaian, indikasi
kontra dan lain-lain)
Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila
terdapat kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama.
Upaya untuk mencegah program error (VSQ 1996)
15
Syncope /fainting
Sering pada anak > 5 tahun ,
Terjadi beberapa menit post imunisasi ,
Tidak perlu penanganan khusus.
Hindari stress saat anak menunggu,
Hindari trauma akibat jatuh/ posisi sebaiknya duduk.
16
17
Kejang
b.
Trombositopenia
c.
d.
self-imiting
dan
tidak
Anafilaksis, potential menjadi fatal tetapi dapat disembuhan tanpa longterm effects
18
f.
ANALISIS SITUASI
: 19.29 Km2
b.
Kelurahan Indarung
: 52.1 Km2
c.
: 4.91 Km2
d.
: 2.87 Km2
e.
: 3.32 Km2
f.
Kelurahan Baringin
: 1.65 Km2
g.
Kelurahan Tarantang
: 1.85 Km2
Kondisi daerah ini terdiri dari 40% dataran rendah dan 60 % dataran tinggi .
Curah hujan 471 mm / bulan dan temperatur antara 28 0 310C. Batas wilayah
Kecamatan Lubuk Kilangan adalah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok
c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk Kabung
20
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2015
3.2 Kondisi Demografis Lubuk Kilangan
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
Kelurahan
Bandar Buat
Padang Besi
Indarung
Koto Lalang
Batu Gadang
Baringin
Tarantang
Jumlah
Jumlah KK
2.743
1.610
2.632
1.550
1.489
244
439
10.707
Jumlah Jiwa
14.359
6.797
11.069
6.563
6.480
2.277
2.460
50.032
RT
43
20
44
31
21
5
7
171
RW
11
4
12
8
5
2
2
44
21
BAB 4
PEMBAHASAN
juga didukung oleh Dinas Kesehatan Kota dimana, setiap 3 bulan pemegang program
akan di evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Namun, pada kelurahan Padang Besi
itu mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan, domisili penduduk yang tidak tetap.
Pada umumnya penduduk Kelurahan Padang Besi menyewa rumah dan sering
berpindah tempat.
4.3 Gambaran Kendala dan Permasalahan Imunisasi Campak di Puskesmas
Lubuk Kilangan
Dalam pelaksanaan imunisasi, kader dan pemegang program terkadang
mengalami kendala. Hal ini terkait dengan isu vaksin palsu yang membuat
masyarakat tidak percaya dengan pemberian vaksin. Masyarakat menganggap hal itu
dapat berdampak buruk pada anak mereka. Dan juga setelah pemberian vaksin
campak, ada beberapa bayi yang mengalami demam. Hal itu dianggap sebagai
keburukan dari imunisasi.
Hal yang paling ditakutkan oleh masyarakat setelah pemberian imunisasi
adalah KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). KIPI yang terjadi di Lubuk Kilangan
itu biasanya adalah pembengkakan ditempat suntikan dan demam. Namun, biasanya
hal tersebut dapat hilang setelah 24-48 jam, kalau tidak membaik dalam jangka waktu
tersebut biasanya orang tua akan membawa bayi dan balita ke puskesmas.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Puskemas Lubuk Kilangan sebagai salah satu institusi UPTD telah
melaksanakan program Imunisasi sesuai SOP.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes, RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat.
2. World Health Organization. Measles [Internet]. 2015 February [cited 2015
June
11].
Available
from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs286/en/
25
26