Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah penderita kanker yang dirawat di rumah sakit di
seluruh Indonesia bertambah dari tahun ketahun, demikian juga
kematian bertambah karena naiknya jumlah penderita tersebut. Pada
tahun 2003, WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa
kanker merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena
jumlah penderita meningkat sekitar 20% per tahun.Kanker payudara,
yang dinyatakan sebagai pembunuh no. 2 setelah kanker leher rahim,
juga mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.( PITA
PINK Situs Resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta.htm)
10 dari 100.000 penduduk di Indonesia diperkirakan terkena
penyakit kanker payudara. Keganasan kanker payudara di Indonesia
menempati urutan kedua pada wanita setelah kanker leher rahim pada
penelitian

pathological-based,

dengan

frekwensi

relatif

15,83%

sesudah kanker leher rahim (25,57%), walaupun di beberapa rumah


sakit besar telah terlihat bahwa frekwensi relatif kanker payudara lebih
tinggi dibanding kanker rahim. Data dari instalasi Kanker Terpadu Tulip
di RS Sardjito Yogyakarta menunjukkan dari tahun ke tahun terjadi

2
kenaikan kasus kanker payudara. Di tahun 2005, dari 1269 kunjungan
penderita di Instalasi Kanker Terpadu Tulip, terbanyak adalah kanker
payudara (31,1%), disusul kanker leher rahim (4,9%) dan usia
penderita terbanyak 46 50 tahun ( Aryandono,2008 )
Penelitian di Yogyakarta, ( Aryandono, 2008 ) menunjukkan
terjadi pergeseran umur penderita kanker payudara, menjadi lebih
muda dibanding di negara barat dengan fenotipe agresif. Usia
terbanyak antara 40-49 tahun, sedangkan di negara barat biasanya
terjadi pada masa monopause.
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini
adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum
pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya
lebih kecil dari 1 di antara 1000 (www.id-wikipedia.com, 2 September
2007). Insiden penderita karsinoma payudara bergerak naik terus dari
usia 30 tahun. Keganasan ini jarang sekali ditemukan pada usia di
bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun.
( Cermin Dunia Kedokteran No. 139, 2003 ).
Walaupun penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara
pasti akan tetapi diyakini terdapat faktor yang berpotensi sebagai
penyebab, yaitu : Faktor endokrin, faktor lingkungan, dan faktor
genetik. Selain itu, di Indonesia terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan keterlambatan pengobatan maupun pencegahan kanker

3
payudara.70% dari penderita berkunjung ke dokter atau rumah sakit
pada keadaan stadium lanjut (Pita Pink Situs Resmi Yayasan Kanker
Payudara

Jakarta.htm).

Hal

lain

yang

juga

menjadi

faktor

keterlambatan penderita adalah : penderita tidak menyadari dan tidak


mengetahui akan penyakit yang dideritanya, masih percaya dengan
pengobatan tradisional, dan ketakutan terhadap tindakan operasi. Halhal seperti di atas yang menambah banyaknya dan parahnya tingkatan
penderita penyakit kanker payudara.
Penderita kanker payudara yang datang di Bagian Bedah di
tiga rumahsakit basar di Yogyakarta (RS Sardjito, Panti Rapih dan
Patmasuri), sebagian besar pada stadium IIIB (33,86%), yang
merupakan stadium lanjut lokal. Pada keseluruhan kasus, stadium III
sebanyak 48,26%, sedangkan stadium IV didapatkan pada 7,1%
subyek.Penderita kanker payudara yang dating ke Rumahsakit ini
sudah termasuk dalam keadaan terlambat.( Aryandono, 2008 )
Menurut Tjindarbumi, bahwa sepertiga sampai setengah dari
semua jenis Kanker Payudara dapat dicegah, sepertiga lagi dapat
disembuhkan bila ditemukan pada tahap permulaan atau stadium dini.
Oleh karena itu upaya mencegah kanker dan menemukan Kanker
pada stadium dini merupakan upaya penting, karena disamping
membebaskan masyarakat dari kejadian Kanker juga menekan biaya
pengobatan Kanker yang relative mahal.( Ramli dkk, 2000 )

4
Dari hasil study pendahuluan yang dilakukan di Dinas
Kesehatan Kab.Magelang terutama di Puskesmas Salam pada tahun
2009 didapatkan data bahwa terdapat 20 ibu penderita Kanker
payudara pada berbagai stadium. Dan 3 penderita diantaranya
meninggal dunia. Usia penderita bervariasi dari usia 25 50 tahun.
Setiap wanita diatas usia 20 tahun dianjurkan untuk
memeriksa payudara sendiri ( SADARI ) secara teratur setelah haid
setiap tanggal tertentu setiap bulan. Dengan SADARI secara teratur
diharapkan wanita mengenal dengan baik keadaan payudara sendiri
yang normal, dengan demikian dapat menemukan sedini mungkin bila
ada kelainan pada payudaranya.Harapan hidup dapat meningkat 85%95% bila penyakit ini ditemukan secara dini ( Ramli dkk,2000 )
Kurangnya minat wanita agar segera memeriksakan dirinya
karena beberapa factor antara lain ketidaktahuan, kecemasan dan
ketakutan

jika

manemukan

ketidaknormalan.

Sedangkan

factor

perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap masyarakat terhadap


kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat, tingkat pendidikan,
informasi dan tingkat social ekonomi ( Wardoyo, 2003 )
Melihat kenyataan

ini maka diketahui

bahwa

tingkat

pengetahuan ibu tentang Karsinoma Mamae dan deteksi dini adanya


Karsinoma Mamae sangat penting. Apabila ibu telah mengetahui
Kanker dapat dideteksi dini, maka kemungkinan sembuh pada wanita

5
lebih besar.Faktor pengetahuan tentang Kanker Payudara merupakan
hal penting yang membuat seseorang menentukan akan melakukan
perilaku deteksi dini atau tidak. Deteksi dini terhadap Kanker payudara
dalam hal ini adalah perilaku SADARI.
Berdasarkan

fenomena

bahwa

semakin

meningkatnya

insiden Kanker Payudara dan pasien datang selalu dalam keadaan


stadium lanjut, maka peneliti

bermaksud mengadakan penelitian

tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker


Payudara dengan Perilaku SADARI pada ibu ibu di Desa Jumoyo,
Kecamatan Salam, Kab. Magelang Tahun 2009

B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah dapat diambil rumusan masalah
:Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang Kanker
Payudara dengan Perilaku SADARI pada ibu ibu di Desa Jumoyo,
Kecamatan Salam, Kab. Magelang Tahun 2009

6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu

tentang Kanker Payudara dengan Perilaku SADARI pada ibu ibu


usia resiko terkena Kanker payudara di Desa Jumoyo, Kecamatan
Salam, Kab.Magelang tahun 2009
2

2.

Tujuan Khusus
a. Untuk

mengetahui

tingkat

pengetahuan

tentang

Kanker payudara pada ibu ibu usia resiko terkena Kanker


payudara.
b. Untuk mengetahui perilaku SADARI pada ibu ibu usia resiko
terkena Kanker payudara.
D.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
3 Untuk mendapatkan pengetahuan tentang hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang Kanker Payudara dengan Perilaku
SADARI pada ibu ibu usia resiko terkena Kanker payudara
2. Manfaat Praktis
a.
terjadinya

Bagi ibu sebagai langkah deteksi dini terhadap


keganasan

Kanker

payudara.Karena

sehingga

7
semakin awal dideteksi maka proses penyembuhan lebih
optimal dan harapan hidup akan meningkat.
b. Bagi

tenaga

kesehatan

agar

ikut

lebih

mendukung,

memfasilitasi dan mensosialisasikan gejala kanker dan langkah


deteksi dini
c. Sebagai informasi bagi keluarga dan masyarakat untuk
menambah

wawasan

dan

turut

berpartisipasi

dalam

penanggulangan penyakit ini.


d. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti
pengetahuan tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang Kanker Payudara dengan Perilaku SADARI pada ibu
ibu usia resiko terkena Kanker payudara
E. Ruang Lingkup
1. Lingkup Materi
Lingkup materi dalam penelitian ini adalah pengetahuan sebagai
variable dependen dan perilaku ibu dalam melakukan SADARI
sebagai variable independen.
2. Responden
Responden penelitian ini adalah ibu ibu di Desa
Kecamatan Salam.
3. Tempat

Jumoyo,

8
Penelitian akan dilakukan di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam,
Kabupaten Magelang

4. Waktu
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli
tahun 2009.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai Hubungan pengetahuan ibu tentang Kanker
Payudara dengan Perilaku SADARI sejauh pengetahuan penulis
belum ada. Namun , penelitian yang mendukung penelitian ini yaitu
Hubungan Pengetahuan Ibu

tentang SADARI dengan praktik

melakukan SADARI pada ibu-ibu di Puskesmas Pakem tahun


2008 Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik
korelasional dengan pendekatan cross sectional. Didapatkan hasil
tingkat pengetahuan ibu tentang SADARI berhubungan dengan
kemampuan praktik melakukan SADARI ( Eko Suryani,2008 )
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian
ini merupakan jenis penelitian dengan metode deskriptif analitik
menggunakan desain cross sectional. Metode pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel dilakukan pada

9
ibu ibu di 30 60 tahun di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam,
Kab.Magelang tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai