Anda di halaman 1dari 2

FASE TOKSODINAMIK

Dalam fase toksodinamik atau farmakodinamik akan membahas interaksi antara molekul tokson
atau obat pada tempat kerja spesifik, yaitu reseptor dan juga proses-proses yang terkait dimana pada
akhirnya timbul efek toksik atau terapeutik. Kerja sebagian besar tokson umumnya melalui penggabungan
dengan makromolekul khusus di dalam tubuh dengan cara mengubah aktivitas biokimia dan biofisika dari
makromolekul tersebut. Makromolekul ini sejak seabad dikenal dengan istilah reseptor, yaitu merupakan
komponen sel atau organisme yang berinteraksi dengan tokson dan yang mengawali mata rantai peristiwa
biokimia menuju terjadinya suatu efek toksik dari tokson yang diamati
Interaksi tokson - reseptor umumnya merupakan interaksi yang bolak-balik (reversibel). Hal ini
mengakibatkan perubahan fungsional, yang lazim hilang, bila xenobiotika tereliminasi dari tempat
kerjanya (reseptor). Selain interaksi reversibel, terkadang terjadi pula interaksi tak bolak-balik
(irreversibel) antara xenobiotika dengan

subtrat biologik. Interaksi ini didasari oleh interaksi kimia

antara xenobiotika dengan subtrat biologi dimana terjadi ikatan kimia kovalen yang bersbersifat
irreversibel atau berdasarkan perubahan kimia dari subtrat biologi akibat dari suatu perubaran kimia dari
xenobiotika, seperti pembentukan peroksida. Terbentuknya peroksida ini mengakibatkan luka kimia pada
substrat biologi.
Efek irrevesibel diantaranya dapat mengakibatkan kerusakan sistem biologi, seperti: kerusakan
saraf, dan kerusakan sel hati (serosis hati), atau juga pertumbuhan sel yang tidak normal, seperti
karsinoma, mutasi gen. Umumnya efek irreversibel nirpulih akan menetap atau justru bertambah parah
setelah pejanan tokson dihentikan.

Pada umumnya semakin tinggi konsentrasi akan meningkatkan

potensi efek dari obat tersebut, untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bahasan hubungan dosis dan
respon. Jika konsetrasi suatu obat pada jaringan tertentu tinggi, maka berarti dengan sendirinya berlaku
sebagai tempat sasaran yang sebenarnya, tempat zat tersebut bekerja. Jadi konsentrasi suatu tokson/obat
pada tempat kerja tempat sasaran umumnya menentukan kekuatan efek biologi yang dihasilkan.
Interaksi dengan sistem enzim :
Proses biokimia mendasari semua kehidupan yang terjadi dan enzim yang menyertainyaadalah
penting, maka kerja sebagian besar zat aktif biologi disebabkan oleh interaksi dengan enzim.
Interaksi kimia langsung pada jaringan :
Suatu rangsangan kimia langsung pada jaringan disebabkan oleh zat mudah bereaksi
denganberbagai bagian jaringan. Biasanya zat ini tidak mencapai peredaran darah, karena langsung
bereaksidengan tempat jaringan yang pertama berhubungan. Jaringan atau organ yang terlibat

terutamaadalah mata, hidung, tenggorokan, trakhea, bronkus, epitel, alveolus, esofagus dan kulit.
Interaksikimia yang langsung pada jaringan, antara lain:

Kerusakan kulit yang disebabkan oleh zat kimia


Gas yang merangsang
Gas air mata
Zat yang berbauToksisitas pada jaringan
Penimbunan (sekuestrasi) zat asing, terdiri dari:
Penimbunan dalam jaringan lemak
Penimbunan dalam tulang
Pneumokoniosis

Anda mungkin juga menyukai