Isi Makalah 16QAM
Isi Makalah 16QAM
1 Rumusan Masalah
1.1 Bagaimana pengukuran keluaran dari modulator digabungkan pada penjumlah
linier?
1.2 Bagaimana hasil dari perubahan masukan dan keluaran pada laju data?
1.3 Apakah Proses Mapping sangat efektif digunakan dalam 16 QAM?
1.4 Apakah gelombang keluaran dari output modulator pada kanal Q dan I memiliki
beberapa perbedaan?
1.5 Bagaimana hasil konstelasi sinyal 16 QAM rectangular dengan natural binary code?
1.2 Tujuan
1.1 Mengetahui Perubahan masukan dan keluaran pada laju data
1.2 Mengetahui secara umum diagram blok pemancar dan penerima 16 QAM
dengan konstelasi rectangular
1.3 Menentukan dengan pengukuran keluaran dari modulator, spektrum frekuensi keluaran
membentang, dan bandwidth minimum
1.4 Mengenal konstelasi sinyal 16 QAM rectangular dengan natural binary code
1.5 Menentukan bagaimana menempatkan informasi input dalam bentuk konstelasi
Gambar 2.1
Diagram blok pemancar 16QAM
Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Converter
Gambar 2.2 (a) Diagram Fasor 16QAM (b) Diagram susunan bit 16QAM
at = 2 fb /8 t (fasa pemodulasi )
metode mapping ini, pasangan dua bit pada kanal Q dan dua bit kanal I dikodekan
secara alami. Dua pasangan bit yang dikodekan pada masing-masing kanal dapat
dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini
Tabel 2.3 Output Kanal Q dan Kanal I Pada Natural Binary Code
Dari Tabel 2.3, baik pada kanal Q maupun kanal I masing-masing memiliki empat
variasi gelombang keluaran. Output modulator pada kanal Q adalah : +1sin(2fct);
+3sin (2fct);
-1cos(2fct).
Kombinasi dari empat nilai gelombang di I dan empat nilai di Q inilah yang
kemudian
Gambar 2.4 Konstelasi sinyal 16 QAM rectangular dengan natural binary code
modulasi
bit.
yang lebih baik dibandingkan dengan modulasi QPSK, yang tiap simbolnya
hanya diwakili dengan dua bit.Gambar konstelasi sinyal pada Gambar 2.11 dapat
memberi gambaran lebih jelas.
Konstelasi sinyal antara dua titik yang berdekatan mungkin terjadi
perbedaan
dua
bit,
sehingga
penerima
melakukan
kesalahan
dalam
dipisahkan
pada
proses
serial
to
parallel
convertion
untuk
menghasilkan pasangan dua bit pada kanal I dan kanal Q. Kanal Q diisi dengan
dua bit MSB dan dua bit sisa pada kanal I. Selanjutnya pasangan dua bit paralel
dikodekan dengan metode mapping, dalam hal ini digunakan gray
coding.
Pasangan bit informasi pada tiap kanal yang telah dikodekan ini kemudian akan
memodulasi amplitudo gelombang carrier. Pada proses modulasi fasa, kanal Q
memodulasi gelombang sinusoidal yang memiliki fasa awal radian (sin 2fct) yang
disebut sebagai kanal quadrature, dan kanal I memodulasi gelombang sinusoidal
dengan fasa awal /2 radian (cos 2fct) yang disebut sebagai kanal in-phase.
Carrier yang telah termodulasi ini kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan 16
macam
simbol
yang
diwakilkan
oleh
16
kombinasi gelombang
dengan
Secara umum blok diagram penerima pada 16 QAM mirip seperti pada penerima
QPSK, hanya pada sistem 16 QAM masing-masing kanal tersusun atas dua bit
informasi. Seperti halnya pada blok diagram pemancar, pada bagian penerima
proses pembentukan konstelasi ditentukan pada proses demapping. Untuk lebih
mudahnya
pada
bagian
demapping
ini
diberikan
asumsi
bahwa
proses