Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PROFESI

ACCOUNT PAYABLE DAN AKUNTANSI MINYAK PADA PT.


PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I
MEDAN SUMATERA UTARA

Oleh:
ZIA ARNANTO
115020307111068

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


Evaluasi Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Profesi

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

: ACCOUNT PAYABLE DAN AKUNTANSI


MINYAK PADA PT. PERTAMINA (PERSERO)
MARKETING OPERATION REGION I MEDANSUMATERA UTARA

Disusun oleh:
Nama

: Zia Arnanto

NIM

: 115020307111068

Fakultas

: Ekonomi dan Bisnis

Jurusan

: Akuntansi

Konsentrasi

: Akuntansi Bisnis

Telah dievaluasi dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima sebagai Laporan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata.

Malang, 18 Desember 2014


Menyetujui,

Mahasiswa Pelaksana

Dosen Pembimbing KKN-P

KKN-P

Sutrisno T., SE., M.Si, Ak, Dr, Prof

Zia Arnanto

NIP. 19560403 198503 1 003

NIM. 115020307111068

BAB I
PENDAHULUAN
1

Latar Belakang KKN-P


Mahasiswa merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

bermasyarakat. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa dianggap sebagai ujung


tombak generasi muda. Mahasiswa dituntut untuk senantiasa peka dan tanggap
terhadap berbagai masalah yang berkembang dimasyarakat. Salah satu fungsi
mahasiswa adalah sebagai jembatan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Untuk itulah, mahasiswa dituntut untuk mampu memahami dunia kerja sebelum
benar-benar terjun ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
Salah satu tujuan dari perguruan tinggi adalah untuk mencetak lulusan-lulusan
yang berkompeten dan memiliki daya saing tinggi. Pada kenyataannya, saat ini
sering dijumpai lulusan baru (fresh graduate) dari perguruan tinggi banyak yang
mengalami kesulitan dalam menghadapi kenyataan yang ada di lapangan.
Lulusan-lulusan yang dianggap berkompeten dan mempunyai daya saing tinggi
tersebut ternyata masih kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan. Hal ini
disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kurang siapnya lulusan
tersebut untuk menghadapi dunia kerja sesungguhnya.
Pada umumnya, teori-teori yang telah dipelajari oleh mahasiswa di perguruan
tinggi, hanya sekian persen yang digunakan dalam dunia kerja. Ilmu serta praktik
yang telah ditempuh mahasiswa di perguruan tinggi juga sangatlah berbeda
dengan praktik yang akan diterapkan di dunia kerja. Hal inilah yang menyebabkan

lulusan-lulusan baru kesulitan dalam menghadapi dunia kerja. Oleh sebab itu,
untuk mengatasi hal tersebut mahasiswa sebaiknya dibekali dengan ilmu atau
keahlian sebelum menyandang predikat sebagai seorang sarjana. Sehingga
nantinya mahasiswa dapat lebih siap dalam menghadapi dunia kerja.
Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) merupakan sarana untuk membekali
mahasiswa agar lebih siap dalam menghadapi dunia kerja nyata. Melalui KKN-P
mahasiswa diharapkan untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh
dalam perkuliahan pada realitas dunia kerja yang sesungguhnya. Mahasiswa
dituntut tidak hanya berpikir teoritis melainkan juga mampu menguasai
praktiknya yang akan mendukung pandangan tentang komparasi dunia pendidikan
dengan dunia kerja. Hal tersebut dimaksudkan agar mahasiswa memiliki pola
pikir yang lebih dalam bahwa disiplin ilmu yang digeluti selama berada di bangku
perkuliahan tidak selalu dapat diterapkan secara ideal dan menyeluruh. Adaptasi
menjadi solusi guna mendukung pelaksanaan kerja serta pengamatan pada
perusahaan tempat pelaksanaan KKN-P.
KKN-P juga merupakan salah satu wujud pengabdian mahasiswa kepada
masyarakat. Kegiatan KKN-P menjadi salah satu langkah yang tepat dalam
mempraktikan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah dan mengembangkan
kemandirian mahasiswa sehingga mereka mampu melaksanakan setiap pekerjaan
atau tugas yang diembannya dengan hasil yang maksimal. Selain itu mahasiswa
dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja yang
semakin ketat. Mahasiswa dituntut untuk tidak mudah bergantung pada orang lain
namun harus bergantung pada inisiatif dan kreativitas diri sendiri.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka dilaksanakanlah kegiatan KKN-P


sebagai panduan bagi mahasiswa agar memperoleh panduan dan bimbingan dari
instansi kerja, sebagai bekal kelak apabila telah lulus dari perguruan tinggi dan
terjun di dunia kerja. Merujuk pada latar belakang di atas, maka penulis
bergabung dengan PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I,
Medan-Sumatera Utara untuk melaksanakan kegiatan KKN-P, serta tertarik untuk
menulis dengan judul Account Payable dan Akuntansi Minyak pada PT.
Pertamina (PERSERO) Marketing Operation Region I Medan-Sumatera
Utara.
1.2 Tujuan Program KKN-P
Mengacu pada latar belakang dilaksanakannya kegiatan KKN-P yang telah
disebutkan di atas, tujuan dari KKN-P ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Kegiatan kuliah kerja nyata profesi pada PT. Pertamina MOR I Medan ini
bertujuan untuk mendapatkan pengalaman kerja, menambah pengetahuan
serta untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah didapatkan di
bangku perkuliahan maupun pada saat melakukan kerja praktik yang
berguna untuk menghadapi dunia kerja.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui siklus account payable dan akuntansi minyak yang
dijalankan dan oleh PT.Pertamina MOR I Medan.
2. Untuk memberikan alternatif solusi atau saran perbaikan bagi PT.
Pertamina MOR I Medan.
1.3 Manfaat KKN-P
1.3.1 Bagi Mahasiswa

1. Memperoleh

ilmu

lebih

di

dalam

dunia

kerja

serta

dapat

mengaplikasikan dan membandingkan ilmu yang telah diperoleh di


dalam bangku perkuliahan dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Melatih mahasiswa dalam bekerjasama, bersosialisasi, dan beradaptasi
terhadap dunia kerja.
1.3.2 Bagi Universitas Brawijaya
1. Sebagai

sarana

untuk

memperkenalkan

instansi

Universitas

Brawijaya kepada dunia kerja.


2. Menghasilkan mahasiswa yang lebih berkompeten dan siap untuk
masuk di dalam dunia kerja.
3. Sebagai sarana evaluasi

apakah

progam

pendidikan

yang

dilaksanakan Universitas Brawijaya telah sesuai dengan apa yang


dibutuhkan di dalam dunia kerja.
1.3.3 Bagi Instansi atau Perusahaan Bersangkutan (PT. PERTAMINA)
1. Sebagai sarana penghubung antara perusahaan dengan lembaga
pendidikan khususnya Universitas Brawijaya sehingga mampu
menjalin hubungan yang lebih baik.
menyelesaikan tugas

2. Membantu

karyawan

memberikan kontribusi lainya terhadap perusahaan.

perusahaan

dan

BAB II
RENCANA KEGIATAN
Sebelum melaksanakan kegiatan KKN-P penulis telah membuat rencana
kegiatan untuk mendukung kelancaran proses kegiatan KKN-P yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan KKN-P, namun di dalam
pelaksanaanya rencana ini tidak sepenuhnya dapat terlaksana sesuai apa yang
telah direncanakan penulis. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor di mana
penulis harus menyesuaikan dengan aktivitas dan kondisi perusahaan, serta
dikarenkan keterbatasan waktu pelaksanaan KKN-P. Sesuai dengan prosedur yang
berlaku pada perusahaan, selama KKN-P berlangsung mahasiswa di tempatkan
pada divisi tertentu di bawah pengawasan langsung oleh seorang supervisor
sebagai pembimbing kegiatan selama KKN-P. Rencana kegiatan selama KKN-P
adalah sebagai berikut:
2.1 Tempat Pelaksanaan KKN-P
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) ini dilaksanakan di PT.
Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I, Jalan Yos Sudarso no. 8-10,
Medan 20114, Sumatera Utara, Indonesia.
2.2 Waktu Pelaksanaan KKN-P
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) ini dilaksanakan sejak tanggal
18 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 19 September 2014. Jadwal KKN-P
adalah lima hari kerja dalam satu minggu (Senin-Jumat) selama 25 hari kerja,
mulai pukul 07.30-16.00 WIB.

Untuk mempermudah penulis dalam mencari data dan menyelesaikan Laporan


KKN-P, penulis diperbolehkan melakukan pencarian data dengan tempo waktu
yang fleksibel, dalam artian penulis diperbolehkan melakukan mencari informasi
setelah penulis selesai membantu menyelesaikan kegiatan operasional.
2.3 Rencana kegiatan
Rencana kegiatan ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan
KKN-P. Meskipun rencana kegiatan telah disusun penulis, dalam pelaksanaan
kegiatan KKN-P disesuaikan dengan pembimbing kegiatan (Supervisor). Oleh
sebab itu, kesesuaian antara rencana dengan praktik pelaksanaan KKN-P bukan
menjadi tolok ukur keberhasilan dalam pelaksanaan KKN-P. Secara garis besar
rencana kegiatan mingguan selama pelaksanaan kegiatan KKNP dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
TABEL 2.1
Rencana Kegiatan KKN-P
Rencana Kegiatan
1. Perkenalan awal dengan pemimpin
supervisor dan karyawan perusahaan.
2. Mempelajari profil perusahaan.
1. Mempelajari terkait tugas setiap bagian
divisi pada perusahaan.
1. Mengerjakan tugas yang diberikan
pembimbing lapangan (Supervisor).
2. Mencari data dan informasi yang akan
digunakan dalam penyusunan Laporan
KKN-P.
3. Mengidentifikasi data dan praktik serta
relevansinya dengan perkuliahan.
1. Mengurus
kelengkapan
surat
keterangan pelaksanaan KKN-P, serta
melengkapi data-data yang dibutuhkan
untuk menyusun Laporan KKN-P
(Sumber: Data olahan penulis)

Pelaksanaan KKNP Minggu ke I


II
II
IV
V

BAB III
PELAKSANAAN RENCANA KERJA
3.1. Gambaran Umum Obyek KKNP
Obyek KKNP yang dipilih oleh penulis untuk melaksanakan kegiatan KKN-P
adalah PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I, Medan-Sumatera
Utara. Ruang lingkup kerja perusahaan yang luas serta keinginan memahami
situasi kerja di luar Jawa menjadi alasan dipilihnya perusahaan tersebut sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan KKN-P.
3.1.1. Sejarah Perusahaan
Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah
Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
dengan nama PT. Permina. Pada tahun 1961, perusahaan ini berganti nama
menjadi PN Permina dan setelah merger dengan PN Pertamina ditahun 1968,
namanya berubah menjadi PN Pertamina. Dengan gulirnya UU No. 8 Tahun 1971
sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah
Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT. Pertamina (Persero) pada
tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi.
Pendirian perusahaan PT. Pertamina dilakukan menurut ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan terbatas,
Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),
dan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan
7

Pemerintah No. 12 Tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No. 31 Tahun


2003 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi Negara (PERTAMINA) menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO).
Sesuai dengan akta pendiriannya, maksud dari Perusahaan Persero adalah untuk
menyelenggaraakan usaha dibidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun
di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut. Adapun tujuan dari perusahaan
perseroan adalah untuk:
a

Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolahan Perseroan


secara efektif dan efisien.

b Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk


kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, perseroan melaksanakan kegiatan
usaha sebagai berikut:
a

Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil


olahan dan turunannya.

Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada


saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenagan Panas Bumi
(PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi
milik Perseroan.

Melaksanakan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan produk yang


dihasilkan dari kilang LNG.

Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang


kegiatan usaha sebagaimana yang dimaksud dalam nomor a, b, dan c.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak


lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang monopoli industri MIGAS, melainkan
kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
GAMBAR 3.1
Wilayah Operasi Pertamina

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

Gambar di atas merupakan letak Wilayah Operasi Pertamina untuk bagian


dalam dan luar negeri. Wilayah operasi untuk bagian luar negeri terletak di daerah
Libya, Qatar, Iraq, Sudan, Malaysia, Australia, dan Vietnam. Untuk wilayah dalam
negeri, wilayah operasi Pertamina tersebar dari Sabang hingga Merauke yang
dibagi menjadi 8 Region.
Wilayah operasi Pertamina dibagi menjadi 8 wilayah operasi. Pembagian
wilayah ini didasarkan akan region dari tiap-tiap daerah. Berikut beberapa region
dari wilayah operasi Pertamina:

10

1) REGION 1: Sumatera Bagian Utara (Medan, Deli, Pematang Siantar,


Dumai, Kepulauan Riau, Sibolga, Batam, Pekan Baru, Padang, Pulau Nias,
Tanjung Pinang, dan NAD)
2) REGION 2: Sumatera Bagian Selatan (Palembang, Bengkulu, Pangkal
Pinang, Indramayu, Jambi, Pulau Bangka, Baturaja, Lahat, dan
Indramayu)
3) REGION 3: Jawa Bagian Barat (Jakarta, Bandung, Indramayu,
Tasikmalaya, Bogor, Depok, Banten, Cirebon, Bekasi, dan Tangerang)
4) REGION 4: Jawa Bagian Tengah (Semarang, Yogyakarta, Cilacap, Tegal,
Solo, Kebumen, dan Cepu)
5) REGION 5: Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Surabaya, Madiun,
Kediri, Banyuwangi, Denpasar, Sumba, Flores, Malang, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur, Timor Timor, dan Madura)
6) REGION 6: Kalimantan (Balikpapan, Samarinda, Tarakan, Pontianak,
Banjarmasin, dan Palangkaraya)
7) REGION 7: Sulawesi (Makassar, Kendari, Manado, Poso, Kolaka,
Ampana, Toli-Toli, Pare-Pare, Palopo, dan Palu)
8) REGION 8: Maluku dan Papua (Biak, Sorong, Nabire, Maluku, Dobo,
Fak-Fak, Sentani, Merauke, Masobi, Ambon, Namlea, Manokwari, dan
Ternate)
Dari luasnya wilayah operasi yang ada, Pertamina membagi wilayah Indonesia
menjadi 8 region yang di mana Unit Pemasaran Region 1 Sumatera Bagian Utara
(Medan, Deli, Pematang Siantar, Dumai, Kepulauan Riau, Sibolga, Batam, Pekan
Baru, Padang, Pulau Nias, Tanjung Pinang, dan NAD). Tahun 1995 melalui surat
keputusan Direktur Utama Pertamina nomor Kpots-P 1589/Cooooo/1955-So
tanggal 28 Desember 1995 pemasaran untuk wilayah propinsi NAD-Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau dilaksanakan oleh Unit Pembekalan

11

dan Pemasaran dalam Negeri 1 (UPPDN) yang berkedudukan di Medan. Melalui


Surat Keputusan Direksi nomor Kpts-P076/2001-So tanggal 25 Juni 2001 sebutan
UPPDN 1 diubah menjadi Unit Pemasaran 1 (UPMS 1) diubah menjadi Unit
Pemasaran 1 (UPMS 1).
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Sebagai perusahaan publik, PT Pertamina (Persero) mengemban tanggung
jawab untuk memberikan hasil terbaiknya bagi para stakeholders. Oleh karena itu,
dalam setiap kegiatan usahanya, perusahaan harus berpijak pada visi dan misi.
Visi:
Menjadi perusahaan yang unggul, maju, dan terpandang
Perusahaan energi nasional kelas dunia artinya, menjadi perusahaan milik
negara Indonesia di bidang energi yang mampu berkompetitif secara regional
maupun internasional, serta mampu memenuhi kebutuhan energi negara-negara di
dunia.
Misi:
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Menjalankan usaha di bidang energi yang termasuk di dalamnya adalah
minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi. Terintegrasi
artinya, terhubung antara kegiatan usaha antara satu dan lainnya. Prinsip
komersial yang dimaksud di sini adalah menciptakan nilai tambah dengan

12

orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang


sehat.
3.1.3 Logo Pertamina
Pada Hari Ulang Tahun Ke-48 PT. Pertamina yang jatuh pada hari Sabtu
tanggal 10 Desember 2005, PT. Pertamina yang selama ini dikenal dengan
identitas kuda laut, kini mengganti penampilannya dengan identitas huruf P
dengan kombinasi tiga warna yang identik dengan bentuk anak panah yang
melesat.
GAMBAR 3.2
Logo Pertamina

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

Keterangan:
1

Elemen logo membentuk huruf P


Representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang bergerak
maju dan progresif.

Warna-warna yang berani


Langkah besar yang diambil Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa
depan yang lebih positif dan dinamis. Biru mencerminkan andal, dapat
dipercaya, dan bertanggung jawab. Hijau mencerminkan sumber daya energi

13

yang berwawasan lingkungan. Merah mencerminkan keuletan dan ketegasan


serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
3

Beberapa konsep dari segi materi abstraction.


Konsep repetition yang berarti bahwa terdapat perulangan objek (belah
ketupat) sebanyak 3 buah dengan menggunakan warna dasar yang menarik.
Logo ini juga mengandung konsep Type Combination karena terdapat tulisan
PERTAMINA yang dapat mempertegas logo tersebut.

3.1.4 Budaya Perusahaan


Budaya perusahan merupakan nilai-nilai yang tercermin di dalam perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda. PT. Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region I memiliki budaya perusahaan yang
disebut Corporate value. Di dalam Corporate value PT. Pertamina (Persero)
Marketing Operation Region I terdapat enam nilai yang menjadi pedoman
karyawan di dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Keenam nilai tersebut
adalah sebagai berikut:
1

Bersih (Clean)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik (good
corporate governance).

Kompetitif (Competitive)

14

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,


mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya, dan menghargai kinerja.
3

Percaya Diri (Confident)


Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

Fokus pada pelanggan (Costumer Focus)


Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Komersil (Commercial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

Berkemampuan (Capable)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan

penguasaan

teknis

tinggi,

berkomitmen

dalam

membangun

kemampuan riset dan pengembangan.


3.1.5 Gambaran Umum PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation
Region I
PT Pertamina (Persero) Region I Medan atau yang biasa disebut PT Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region I Medan, merupakan salah satu dari
delapan unit operasi pemasaran di lingkungan Direktorat Pemasaran dan Niaga

15

(Dit. PDN) PT Pertamina (Persero) yang dibentuk oleh Kantor Pusat Pertamina.
Pada awalnya unit ini disebut Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam Negeri
UPPDN) wilayah Sumatera. Namun demikian sejalan dengan semakin tingginya
permintaan BBM dan pertumbuhan pembangunan di Kawasan Indonesia Barat,
maka pemekaran dari Unit Pembekalan tersebut perlu dilakukan agar lebih
terlokalisir pada suatu wilayah.
Marketing Operation Region (MOR) I menyalurkan produk BBM bersubsidi
yang merupakan penugasan pemerintah nirlaba berdasarkan UU No. 8 tahun1971
dengan sistem cost dan fee. Penentuan BBM bersubsidi yang disalurkan yaitu
berdasarkan pembahasan Pemerintah dan DPR, sehingga MOR I menyalurkan
BBM bersubsidi sesuai kuota yang diterima dari Direksi Pertamina. Selain itu,
MOR I juga memasarkan produk-produk Non Subsidi yang berorientasikan laba.
MOR I mendapatkan suplai/pasokan dari kilang kilang utama di dalam negeri
seperti Kilang Balikpapan, Kilang Balongan, Kilang Plaju, dan Kilang Cilacap.
MOR I dipimpin General Manager yang membawahi 8 fungsi yaitu Penjualan,
Pengadaan, Teknik, PKK/Marine, Sekuriti, LK3, dan Umum. Satu kantor cabang
yang berkoordinasi dengan 1 fungsi Internal Audit seperti yang tergambar dalam
struktrur organisasi. Setiap jabatan dalam struktur organisasi disertai jabatan untuk
mengatur tugas masing-masing personal di dalam organisasi.
PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I merupakan satu dari
delapan region unit bagian niaga yang tersebar di Nusantara. PT. Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region I terletak di jantung Kota Medan, Ibukota
Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Jalan Yos Sudarso no. 8-10. PT. Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region I merupakan pusat Kantor Pemasaran

16

Pertamina Wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), meliputi wilayah Daerah


Istimewa Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dan terintegrasi dengan
Kantor Pusat PT. Pertamina (Persero) di Jakarta.
GAMBAR 3.3
Wilayah Kerja PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

3.1.6 Bidang Usaha PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I


Sesuai akta pendiriannya, maksud dari perusahaan perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun
di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
3.1.7 Tugas Pokok PT Pertamina MOR I
PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I merupakan satu dari
delapan region unit bagian niaga yang memiliki tugas pokok sebagai berikut:

17

1. Menyediakan dan menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerja.
2. Memasarkan Bahan Bakar Khusus (Avtur, Avigas, Pertamax Plus, dan
BBG) dan Non BBM (Pelumas, Elpiji, Aspal, dan Petrokimia) di wilayah
kerja.
3.1.8

Badan Hukum PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I


PT. Pertamina Marketing Operation Region I merupakan Badan Usaha Milik

Negara dengan status perusahaan Persero. Persero sendiri adalah salah satu Badan
Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Tujuan didirikannya Persero, yang
pertama adalah mencari keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada
umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan
negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Persero dipimpin oleh direksi.
Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Perusahaan ini tidak
memperoleh fasilitas negara. Jadi dari uraian di atas, ciri-ciri Persero adalah:
1. Tujuan utamanya mencari laba (komersial)
2. Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan yang berupa saham-saham
3. Dipimpin oleh direksi
4. Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
5. Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)

18

6. Tidak memperoleh fasilitas negara


3.1.9 Bagan Organisasi
Bagan organisasi merupakan suatu struktur kerja di dalam suatu organisasi
maupun perusahaan yang menggambarkan tentang bentuk alur kerja pada masingmasing fungsi untuk mengemban tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Berikut
adalah bagan organisasi PT Pertamina :
GAMBAR 3.4
Bagan Organisasi Perusahaan PT Pertamina (Persero)

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

GAMBAR 3.5
Bagan Organisasi BBM Retail PT Pertamina MOR I Medan

19

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

3.1.10 Fungsi Setiap Divisi


3.1.10.1 Manager, Marketing Finance Offsite Support Region
Merencanakan, menganalisis, dan mengevaluasi kegiatan administrasi operasi
keuangan meliputi kegiatan pengolahan cash on hand, transaksi penerimaan
setoran pelanggan, Account Payable, Perpajakan, Arus Produk, dan Account
Receivable untuk memastikan proses bisnis yang menjadi tanggung jawab TBBM
terselenggara sesuai dengan pedoman perusahaan.
3.1.10.2 Assitant Manager Bussiness Support
Merencananakan, mengarahkan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan
Finance Bussiness Support meliputi anggaran, perpajakan, laporan manajemen,
dan pengelolaan dana untuk memastikan proses bisnis Finance Bussiness Support
di Finance Region terselenggara sesuai dengan pedoman perusahaan.
3.1.10.3 Supervisor, Budget & Costing

20

Mererencanakan, menganalisis, dan mengevaluasi kegiatan anggaran yang


meliputi anggaran operasi dan investasi untuk memastikan proses bisnis anggaran
di Finance Region terselenggara sesuai dengan pedoman perusahaan.
3.1.10.4 Supervisor Analyst, Tax Advisory
Menganalisis dan mengevaluasi kegiatan perpajakan meliputi pajak pusat,
pajak daerah, dan retribusi untuk memastikan kegiatan perpajakan terselenggara
sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
3.1.10.5 Supervisor, Cash & Bank
Merencanakan, menganalisis, dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan dana
yang menjadi tanggung jawab Finance Region untuk memastikan kelancaran
operasional perusahaan.
3.1.10.6 Assistant Manager, Product & AR Accounting
Merencanakan, mengarahkan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan
akuntansi minyak yang meliputi Quantity Accounting, AR Accounting untuk
memastikan laporan arus produk diselesaikan tepat waktu sesuai target,
memastikan laporan AR sesuai dengan ketentuan perusahaan, serta memastikan
proses bisnis arus produk dan AR menjadi tanggung jawab Finance Region
terselenggara sesuai pedoman perusahaan.
3.1.10.7 Supervisor, Quantity Accounting
Merencanakan, menganalisis, dan mengevaluasi kegiatan quantity accounting
yang meliputi quantity analysist untuk memastikan laporan arus produk yang
menjadi tanggung jawab Finance Region terselenggara sesuai dengan pedoman
perusahaan.
3.1.10.8 Supervisor, Account Receivables
Merencanakan, menganlisis, dan mengevaluasi kegiatan AR accounting terkait
dengan pemerintah dan pelanggan komersial untuk memastikan laporan AR sesuai
dengan ketentuan perusahaan serta memastikan proses bisnis AR dan
kolektibilitas yang menjadi tanggung jawab finance region terselenggara sesuai
dengan pedoman perusahaan.

21

3.1.10.9

Supervisor, AP & Non Trade AR

Menganalisis dan mengevaluasi kegiatan keuangan meliputi AP non trade AR,


dan AP-AR employee untuk memasikan laporan AP-AR disajikan secara wajar
sesuai standar akuntansi keuangan, serta memastikan proses bisnis AP-AR non
trade terselenggara dengan pedoman perusahaan.
3.2 Kegiatan yang Ditekuni Selama KKN-P
Selama 25 hari kerja efektif, seperti dalam ketentuan Jurusan Akuntansi,
penulis telah melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi. Selama 25 hari
penulis telah ditempatkan di berbagai divisi keuangan Pertamina agar dapat lebih
memahami siklus bisnis PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I
secara menyeluruh, divisi tersebut antara lain divisi Account Revenue, Account
Payable, Analyst Tax Advisory, Budget & costing, dan Oil Accounting.
Adapun kegiatan penulis selama melaksanakan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Profesi (KKN-P) di PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan
tercatat secara rinci pada tabel berikut:
TABEL 3.1
Kegiatan KKN-P di PT Pertamina MOR I Medan
No.

Aktivitas

Hari/Tanggal

1.

Pengenalan Job Description.


Pengenalan divisi perpajakan.

2.

Verifikasi dan analisa dokumen pajak beserta Selasa/19-08-2014


fakturnya.

3.

Memahami divisi anggaran.


Penganggaran operasional perusahaan.
Rekapitulasi faktur pajak bulan Juni.

4.

Verifikasi dan analisa dokumen pajak beserta Kamis/21-08-2014


fakturnya.

Senin/18-08-2014

Rabu/20-08-2014

22

5.

Rekapitulasi faktur pajak bulan Juni.

Verifikasi dan analisa dokumen pajak beserta Jumat/22-08-2014


fakturnya.
Rekapitulasi PPN non wapu bulan Mei.

6.

Verifikasi dan analisa dokumen pajak beserta Senin/25-08-2014


fakturnya.
Rekapitulasi faktur pajak bulan Juli

Selasa/26-08-2014
Memahami divisi Akuntansi Minyak.
Memahami siklus minyak Pertamina.
Memahami sejarah perminyakan.
Memahami cara monitoring persediaan & vendor
minyak pertamina.

8.

Rabu/27-08-2014
Overview bagian asset dan piutang pertamina.
Memahami proses akuisisi sampai pelepasan asset
pertamina dan transaksi operasionalnya.

9.

Overview siklus bisnis, pajak keluaran dan masukan Kamis/28-08-2014


perusahaan.
Memahami mengenai FTZ (Free Trade Zone) dari
bagian pajak.

10.

Overview mengenai G/L (General Ledger) perihal Jumat/29-08-2014


BIC (Bank Incoming Cash) dan BOC (Bank
Outgoing Cash)

11.

Pembuatan panjar kerja.


Verifikasi dokumen kontrak dengan vendor.

12.

Verifikasi dan perhitungan dokumen dan biaya dinas Selasa/02-09-2014


karyawan
Rekapitulasi nomor AWB (Airwaybill) pengiriman
dokumen, bulan Juni dan Juli.

Senin/01-09-2014

13.

Monitoring persediaan minyak di depot-depot.


Memahami model transportasi penyaluran minyak
Perhitungan supply loss dan working loss

Rabu/03-09-2014

14

Monitoring persediaan minyak di depot-depot

Kamis/04-09-2014

LANJUTAN TABEL 3.1

15.

Pertamina MOR I.
Memahami siklus pembelian minyak.
Perhitungan supply loss dan working loss

Memahami proses pengalihan anggaran.


Monitoring pengalihan anggaran.
Rekapitulasi pengalihan anggaran.

Jumat/05-09-2014

23

16.

Senin/08-09-2014
Monitoring pengalihan anggaran
Verifikasi dan analisa dokumen pajak beserta
fakturnya.

17.

Selasa/09-09-2014
Mengirim dokumen pembelian.
Verifikasi dan analisa dokumen pajak beserta
fakturnya.
Pembuatan panjar kerja.

18.

19.

Overview mengenai G/L (General Ledger) perihal Rabu/10-09-2014


BIC (Bank Incoming Cash) dan BOC (Bank
Outgoing Cash)
Verifikasi dokumen penagihan transport fee LPG
3kg.
Verifikasi dan analisa dokumen pajak beserta Kamis/11-09-2014
fakturnya.
Rekapitulasi faktur pajak bulan Juli.

20.

Monitoring persediaan minyak di depot-depot Jumat/12-09-2014


Pertamina MOR I.

21.

Menyusun Laporan KKNP

Senin/15 -09-2014

22.

Menyusun Laporan KKNP

Selasa/16 -09-2014

23.

Menyusun Laporan KKNP

Rabu/17-09-2014

24.

Menyusun Laporan KKNP

Kamis/18-09-2014

25.

Menyusun Laporan KKNP

Jumat/19-09-2014

(Sumber: Lembar Kegiatan Harian KKN-P Penulis)

3.3 Evaluasi Hasil Kegiatan KKN-P


3.3.1 Pengertian Account Payables
Account Payable adalah salah satu bagian sub dari accounting operation
section dari Finance, Accounting, & Treasury Department. Fungsi yang dilakukan
oleh Account payable ini antara lain adalah

untuk melakukan verifikasi,

pencatatan, dan pembayaran hutang usaha PT. Pertamina (Persero) MOR I,


Medan-Sumatera Utara kepada pihak ketiga. Hutang itu sendiri terbagi menjadi
dua bagian yaitu hutang internal maupun hutang eksternal perusahaan. Bagian

24

Account Payable melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan semua


pembayaran kepada pihak ketiga, dari penerimaan tagihan, proses pembuatan
voucher, verifikasi dokumen pihak ketiga, dan pembayaran invoice. Dalam
pelaksanaanya akuntansi hutang di perusahaan ini terbagi menjadi dua yaitu
akuntansi utang terhadap internal dan eksternal.
3.3.1.1 Account Payables
Di dalam melakukan pekerjaanya Account Payable ini memiliki ketentuanketentuan dan otorisasi yang dimaksudkan sebagai pengendalian. Sebagai contoh
yaitu ketika menerima invoice hal pertama yang akan dilakukan adalah verifikasi
yang dimaksudkan untuk mengecek kebenaran invoice tersebut. Tujuan dari
melakukanya verifikasi in adalah untuk menentukan:
1. Hasil perjanjian yang diterima adalah sesuai dengan perjanjian yang
tertera dan telah disetujui
2. Perjanjian kontrak telah disetujui dan diotorisasi
3. Hasil perjanjian yang telah sepakati telah dikerjakan atau sedang dalam
proses pengerjaan
4. Nominal perjanjian telah sesuai dan perhitungan yang terdapat telah
benar.
5. Kelengkapan yang harus terdapat di dalam invoice
Prosedur Account Payable ini adalah bertujuan untuk memastikan tagihan atas
barang dan jasa telah benar, mencatat, dan mengklarifikasi pembayaran dengan
akurat, melakukan kewajiban pembayaran kepada vendor dengan tepat, dan juga
memastikan bahwa yang melakukan otorisasi pembayaran adalah orang yang
memiliki kewenangan tersebut.

25

Kesalahan dalam proses pelaksanaan dalam prosedur ini tidak jarang terjadi.
Kesalahan yang terjadi dapat berasal dari internal perusahaan atau dari pihak ke
tiga itu sendiri. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dari Internal perusahaan
adalah kesalahan dalam menulis Purchase Order number (PO number), belum
terdapatnya otorisasi. Kesalahan yang sering dilakukan pihak ke tiga biasanya
adalah ketidaklengkapan dokumen seperti tidak adanya rincian order secara
lengkap, tidak adanya tanda tangan otorisasi dan pemberi otorisasi yang
sebenarnya tidak berwenang untuk memberikan jika sesuai dengan jabatannya.
3.3.1.2 Akuntansi Utang Internal
Terdapat beberapa fungsi pekerjaan yang dilakukan oleh Akuntansi Utang
Internal ini. Beberapa contoh fungsi pekerjaanya yaitu seperti membuat panjar
kerja dan surat deklarasi perjalanan dinas karyawan. Panjar Kerja merupakan
pembayaran kepada pekerja untuk membeli barang/jasa langsung dari user kepada
vendor, biasanya untuk keperluan atau hal-hal yang sangat mendesak dan
membutuhkan dana cair secepat mungkin. Surat deklarasi perjalanan dinas
karyawan merupakan surat pertanggungjawaban karyawan yang melakukan dinas
atau tugas perusahaan yang biasanya dilakukan di luar daerah atau luar pulau.
3.3.1.2.1 Panjar Kerja
Pengajuan Panjar Kerja dapat dilakukan oleh semua pekerja perusahaan, tetapi
lebih diutamakan oleh kepala fungsi dari pekerja tersebut. Pengajuan panjar kerja
tidaka dapat dilakukan kembali ketika pengaju panjar masih memiliki
pertanggungjawaban panjar kerja yang sebelumnya belum dilakukan. Karena
secara sistematik MY SAP Pertamina juga tidak bisa menginputnya. Hal ini

26

terjadi disebabkan MY SAP Pertamina akan menganggap bahwa masih terdapat


dokumen yang belum tuntas di sistem tersebut. Terdapat prosedur-prosedur di
dalam melakukan pengajuan panjar kerja kepada perusahaan. Prosedur pengajuan
yang terdapat pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I adalah
sebagai berikut:
1. Pekerja membuat surat pengajuan panjar kerja disertai dengan persetujuan
dari Field Manager.
2. Membuat justifikasi biaya Panjar Kerja yang berisi alasan sebab dan akibat
timbulya Panjar Kerja, kemudian disetujui dan diotorisasi oleh Kepala
Fungsi Masing-Masing pekerja.
3. Pekerja membuat Purchase Requisition (PR) yang berisi perkiraan
penggunanaan biaya yang sifatnya mencadangkan anggaran dan membuat
perkiraan perincian biaya.
4. Panjar kerja di setujui dan diotorisasi oleh Field Manager dan diserahkan
pada bagian keuangan.
5. Bagian keuangan memeriksa kelengkapan dan kebenaran panjar kerja,
apabila sudah lengkap dan benar panjar kerja akan diserahkan kepada
kepala keuangan dan diotorisasi.
6. Apabila ada kesalahan dan kuarang lengkapnya panjar kerja maka akan
dikembalikan kembali kepada user yang bersangkutan untuk melengkapi
dan membenarkan.
7. Setelah panjar kerja di otorisasi oleh kepala keuangan maka akan
diteruskan kepada bagian kasir atau cash bank untuk dilakukan
pembayaran.
8. Bagian kasir atau cash bank menginput data ke dalam progam MY SAP
kemudian melakukan pembayaran. Apabila nilai panjar kerja tersebut
dibawah atau sama dengan Rp. 10.000.000- maka akan dilakukan

27

pembayaran secara tunai. Apabila lebih maka akan dilakukan pembayaran


dengan bilyet giro yang ditandatangani oleh kepala keuangan.
9. Bagian kasir membuat bukti pengeluaran kas dan ditandatangani oleh
pemohon panjar kerja tersebut.
Proses pertanggungjawaban memiliki batas maksimal waktu, yaitu 14 hari
setelah pembelian material/pekerjaan jasa telah selesai. Apabila melewati batas
maksimum waktu maka bagian keuangan akan membuat memo kepada bagian
SDM

untuk

diminta

pemotongan

Gaji

sebesar

nilai

Panjar

terhadap

User/karyawan yang mengambil Panjar Kerja tersebut. Konfirmasi belum


mempertanggungjawabkan Panjar kepada user dilakukan bagian keuangan
sebelum batas akhir maksimal waktu pertanggungjawaban dengan tujuan
mengingatkan kembali.
Pemohon Panjar kerja diwajibkan membuat pertanggungjawban atas uang
Panjar Kerja yang telah dimohon. Dalam proses pertanggungjawaban terdapat
prosedur-prosedur dan dokumen yang harus dilengkapi. Prosedur proses
pertangjawaban atas uang Panjar Kerja pada PT. Pertamina (Persero) Marketing
Operation Region I adalah sebagai berikut:
1. Pemohon membuat surat pertanggungjawaban Panjar Kerja kemudian
disetujui dan diotorisasi oleh Field Manager
2. Pemohon membuat Purchase Order (PO) yang berisi realisasi penggunaan
biaya yang sifatnya membebankan biaya atau memposting biaya untuk
kemudian disetujui oleh Field Manager.
3. Pemohon melengkapi dokumen-dokumen sebagai syarat pelengkap dalam
pertanggungjawaban Panjar Kerja, diantaranya yaitu invoice atau faktur
pembelian atau bukti pembelian, kwitansi yang bermaterai (materai Rp

28

3000- untuk total nominal Rp 250.000,- s/d Rp 1.000.000, dan materai


6000 untuk total nominal yang lebih besar dari Rp 1.000.000,-), rincian
pemakaian biaya, dan lampiran-lampiran pendukung lainnya
4. Berkas pertanggungjawaban tersebut diserahkan ke Bagian Keuangan
untuk diverifikasi dan diotorisasi.
5. Apabila dokumen yang diserahkan belum lengkap atau terdapat kesalahan
maka akan dikembalikan kembali kepada pemohon untuk dilengkapi
kembali.
6. Setelah dokumen-dokumen yang ada pada berkas pertanggungjawaban
tersebut sudah lengkap maka bagian keuangan akan membuat template dan
diotorisasi oleh Kepala Keuangan.
7. Setelah diotorisasi, scan request template yang sudah ditandatangani
Kepala Keuangan kemudian pembebanan biayanya diinput ke SPC
(System of Procure-to-pay Cost).
8. SPC akan memverifikasi permintaan Pertanggungjawaban Panjar Kerja
tersebut. Apabila sudah benar baru di input ke dalam MY SAP Pertamina
9. Jika ketika dilakukan pengecekan di SPC sudah lengkap, maka Panjar
Kerja yang awalnya berbentuk kredit di dalam sistem, kemudian setelah
adanya pertanggungjawaban akan menjadi lunas (tertanda centang).
10. Setelah permintaan pertanggungjawaban tersebut sudah selesai, jika tidak
terdapat selisih antara Panjar Kerja dengan pertanggungjawabannya maja
akan segera dijadikan arsip, jika terjadi selisih maka Bagian Keuangan
akan membuat bukti kas yang kemudian akan diotorisasi oleh Kepala
Keuangan dan user tersebut harus mengembalikan kelebihan atau Bagian
Keuangan yang harus membayar kepada user jika terjadi kekurangan dari
panjar tersebut.

29

11. Apabila terdapat sisa Panjar Kerja maka harus segera dibayar atau disetor,
setelah itu Kasir akan menginput berkas pertanggungjawaban tersebut ke
MySAP Pertamina.
3.3.1.3 Akuntansi Utang Eksternal
Akuntansi utang eksternal mengatur tentang utang yang berhubungan dengan
pihak ketiga. Karena penulis pada waktu pelaksanaan KKN-P tidak terlalu lama
mendalami bagian Akuntansi Utang Eksternal ini maka penulis hanya
menjelaskan secara garis besarnya yang telah dipelajari. Sebagai contoh dari
akuntansi utang eksternal ini adalah transport fee LPG.
PT. Pertamina bertanggung jawab atas biaya jasa pengantaran setiap gas LPG
kepada vendor gas LPG dan biaya setiap KG yang di bayarkan oleh PT. Pertamina
setiap KG nya. Biaya pengantaran gas LPG oleh vendor adalahsenilai Rp. 354,64
setiap KG.
3.3.2 Oil Accounting
Akuntansi minyak (AMI) PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation
Region I berfungsi untuk mengawasi dan memonitoring pergerakan arus minyak
yang ada di wilayah bagiannya. Monitoring arus minyak di MOR 1 ini dilakukan
untuk mengawasi transaksi arus minyak yang berada di depot. Ada berbagai
macam jenis transaksi yang terdapat di depot, antara lain yaitu:
1. Purchase
Transaksi pembelian produk dari luar unit Pertamina yaitu meliputi
Premium, Biofame, LPG, Propane, dan Butane.
2. STO (Stock Transfer Order)

30

Transaksi penyerahan minyak dari Rifenery kepada Depot maupun dari


Depot ke Depot lain.
3. Inventory Management
Kegiatan penanganan/handling stock yang berada di Depot, Antara lain:
a) Upgrade/downgrade
b) Blending
c) Tank to tank transfer
d) Physical Inventory
4. Sales/Export
Transaksi penyerahan minyak dari depot ke customer.
3.3.2.1. Siklus Pembelian Produk
Meskipun Pertamina telah mampu memproduksi dari produk mentah menjadi
produk jadi, namun itu belum dapat mencukupi kebutuhanya. Dari data yang di
dapat di Pertamina di peroleh bahwa presentasi pembelian minyak dari luar
Pertamina adalah sebesar 60% dari total kebutuhan.
GAMBAR 3.6
Pembelian Produk Pertamina

31

PES

Premium
Solar
Propane
Butane

Petredec

Propane
Butane

Musim Mas

Biofame

Import

Pembelian Produk

Domestik
Wilmar

Biofame

32

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

Terdapat dua sumber pmbelian produk pertamina yaitu pembelian dari luar
negeri atau import dan pembelian di dalam negeri atau domestik. Pembelian
import pertamina melalui perusahaan PES (Pertamina Energy Services) dan
Petredec.
PES atau Pertamina Energy Services merupakan anak usaha dari petral yang
juga termasuk anak perusahaan dari Pertamina. PES ini sendiri bermarkas di
Singapura dan melakukan jual beli minyak di sana. Terdapat tiga jenis produk
impor Pertamina yang diperoleh dari PES yaitu berupa solar, propane, dan butane.
Selain PES Pertamina juga mengimpor produk dari Petredec yaitu perusahaan
dagang yang berasal dari Eropa. Petredec juga telah memenangkan tender impor
LPG dengan Pertamina selama sepuluh tahun terhitung dari Januari 2009. Jenis
produk yang diimpor oleh Pertamina dari perusahaan ini adalah jenis propane dan
butane.
Pembelian produk Pertamina dari domestik dilakukan melalui dua perusahaan
yaitu Musim Mas dan Wilmar. Kedua perusahaan tersebut oleh Pertamina
digunakan untuk pembelian bahan bakar jenis biofame.
3.3.2.2 Model Transportasi Penyaluran Minyak
Indonesia memiliki wilayah yang cukup luas dengan kondisi alam yang
berbeda-beda. Total luas wiayah Indonesia yaitu 5.180.053 km2 yang terdiri dari
daratan seluas 1.922.570 km2, dan perairan seluas 3.257.483 km2. Dengan
tugasnya sebagai badan usaha milik negara yang berkewajiban untuk dapat
menyalurkan bahan bakar minyak ke seluruh wilayah nusantara. Pertamina

33

menggunakan berbagai macam model transportasi penyaluran stok minyak dari


supplying plant ke receiving plan yang disesuaikan dengan kondisi alam dan
wilayahnya.
Macam-macam alat transportasi penyaluran bahan bakar minyak Pertamina, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Road
Rail
Marine
Pipeline

GAMBAR 3.7
Model Transportasi Penyaluran Minyak

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

Pertamina menggunakan alat transportasi mobil tangki dan juga kereta tangki
untuk transportasi darat, kapal tangki untuk transportasi laut dan juga pipa bawah
tanah yang berada di dasar laut dan juga di dalam tanah.

34

Transportasi darat menggunakan kereta tangki lebih efektif jika dibandingkan


dengan menggunakan mobil tangki karena menghasilkan cost yang lebih rendah
dan juga resiko terjadinya pencurian stok minyak lebih kecil, tetapi karena kondisi
daratan indonesia banyak terdapat pegunungan dan jalur transportasi kereta belum
sepenuhnya

dapat

mencakup

wilayah-wilayah

terpencil

maka

tidak

memungkinkan seluruh pengiriman darat menggunakan kereta tangki dan harus


digantikan dengan menggunakan mobil tangki.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sekali pulau
pulau kecil yang tersebar dari Sabang sampai dengan Merauke. Pada tahun 2002
berdasarkan hasil kajian citra satelit menyatakan bahwa jumlah pulau di Indonesia
adalah sebanyak 18.306. sebanyak 7.870 pulau sudah memiliki nama, sedangkan
9.634 pulau belum meimliki nama. Pertamina menggunaan kapal tangki dan juga
pipa dasar laut untuk transportasi minyak di perarian yang dapat menghubungkan
antara satu pulau dengan pulau yang lainya. Tetapi pada saat ini Pertamina belum
memiliki banyak pelabuhan untuk menampung kapal-kapal tangki dari Pertamina,
jadi untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan minyak, selain menggunakan pipa
dasar laut pertamina masih menggunakan mobil tangki yang diangkut oleh kapalkapal komersial
3.3.2.3 Monitoring Arus Minyak
Monitoring arus minyak dilakukan setiap hari dan dilakukan pembukuan pada
akhir bulan nya. Pada MOR I monitoring ini ditujukan kepada depot-depot dan
konsumen yang kemudian dilaporkan kepada pertamina pusat. Ada beberapa hal
yang menjadikan monitoring ini sangat penting dilakukan, yaitu

35

a) Untuk memastikan pencataan transaksi telah dilakukan dengan tepat di


system ERP pertamina termasuk memastikan tidak ada backlog yang
terjadi
b) Memberikan informasi persediaan/stock dengan benar
c) Menganalisa penyimpangan yang mungkin muncul dan melakukan
perbaikan dengan cepat
d) Melakukan perencanaan persediaan dengan baik
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika sedang melakukan
monitoring, yaitu:
a) Melihat mutasi arus minyak harian berdasarkan tank dip
b) Untuk melihat pergerakan material dalam kurun waktu tertentu dan
kuantitas persediaanya pada waktu tertentu.
c) Melihat kuantitas dan value dari total issue dan receipt pada bulan periode
tertentu, dan stock pada akhir periode tersebut.
d) Melakukan analisa atas stock yang ada di Sloc Blank.
e) Melihat data list inventory Differences (PID) pada periode tertentu.
f) Melihat nilai/value dari total stock/persediaan pada saat ini (current), dan
stock pada akhir periode sebelumnya.
g) Melihat data pembelian dalam suatu periode
h) Melihat stock konsinyiasi per costumer.
i) Melihat detail shipment.
Monitoring dilakukan salah satu tujuanya adalah untuk menghindari terjadinya
backlog. Backlog adalah terdapatnya selisih antara laporan keuangan dengan nilai
buku. Beberapa penyebab terjadinya backlog, yaitu:
a. Pekerjaan/aktifitas pada sistem MY SAP yang masih menunggu untuk
dilakukan/dieksekusi.
b. Transaksi yang sudah selesai dilaksanakan, akan tetapi belum dicatat di
sistem MY SAP
3.3.2.4 Proses Pembuatan Laporan Arus Minyak

36

Pembuatan laporan arus minyak dilakukan sebulan sekali pada saat akhir
bulan. Sistematika pembuatan laporan arus minyak ini dimulai dari laporan oleh
terminal-terminal BBM yang menghasilkan konsolidasi material balance
terminal. Tugas dari Region ini yaitu membuat rekap material balance setiap
terminal dan diserahkan kepada pusat. Sistematika pembuatan laporan arus
minyak dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
GAMBAR 3.8
Sistematika Pembuatan Laporan Arus Minyak

(Sumber: Dokumen Pertamina MOR I)

Berikut penjelasan dari beberapa akun dalam material balance yang terdapat
pada sistematika pembuatan laporan arus minyak di atas:
1. Stock Awal
Item ini untuk membukukan jumlah stock fuel dalam tanki timbun/pendam
di Terminal BBM (Bahan Bakar Minyak), VHS (Vendor Held Storage) dan

37

DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) pada awal suatu periode


pelaporan.
2. Penerimaan
a. Impor
Item ini untuk membukukan penerimaaan Bill of Lading atau B/L
(kuantitas versi pengirim) atas pembelian produk fuel dari luar
negeri.
b. Kilang
Item ini untuk membukukan jumlah penerimaan B/L produk fuel
dari RU ke Terminal BBM, VHS atau DPPU, melalui angkutan
laut, mobil tanki atau pipa berdasarkan Bill of Lading (B/L), Bukti
Penyerahan Produk (BPP) dan Certificate of Quantity Loaded
(CQL). Kuantitas Bill of Lading (B/L) dan Actual Receipt (A/R)
harus sama untuk transaksi penerimaan yang menggunakan pipa.
c. Antar UPMS
Item ini untuk membukukan jumlah penerimaan B/L produk fuel
dari Unit lain berdasarkan B/L, BPP dan CQL. Kuantiti B/L dan
A/R harus sama untuk transaksi penerimaan yang menggunakan
pipa (sesuai dengan SK018 2007).
d. Antar Depot

38

Item ini untuk membukukan jumlah penerimaan B/L produk fuel


antar Terminal BBM atau DPPU dalam satu wilayah Unit
Pemasaran berdasarkan B/L dan CQL. Kuantiti B/L dan A/R harus
sama untuk transaksi penerimaan yang menggunakan pipa (sesuai
dengan SK018 2007).
e. Down Grading/Up. Grading/PPUA
Item ini untuk membukukan penerimaan produk fuel yang
mengalami peningkatan atau penurunan mutu dan kualitasnya
sesuai Berita Acara. Contoh : Penerimaan Premium dari Avigas,
penerimaan Minyak Tanah dari Avtur. Selain itu Item ini juga
untuk membukukan penerimaan produk FUPP yang belum
disetujui usul penghapusannya.
f. Inter Tank/Pengisian Kontra
Item ini untuk membukukan transaksi pergerakan minyak dari satu
tanki ke tanki lainnya (in/out).
g. Formulating/Blending
Item

ini

untuk

membukukan

penerimaan

dari

hasil

produksi/blending di internal Pertamina. Contoh : Biosolar


merupakan hasil blending dari solar dengan fame.
h. Lain - lain

39

Item ini untuk membukukan transaksi penerimaan selain dari ayatayat penerimaan di atas.
3. Total Tersedia
Adalah total minyak yang tersedia untuk dijual. Rumusan untuk ayat ini
adalah stock awal ditambah dengan total actual receipt minyak yang
diterima di lokasi.
4. Penyerahan
a. Penjualan
Dalam ayat ini berisikan seluruh goods issue minyak dari lokasi
yang ditujukan ke pihak ke 3 yang diklasifikasikan ke dalam
penjualan rupiah dan valas.
b. Own Use
Dalam ayat ini berisikan seluruh pemakaian minyak sendiri baik
untuk keperluan operasional atau keperluan lainnya.
c. Klaim
Item ini untuk membukukan klaim atas minyak yang mutu
(kualitas atau kuantitas) tidak memenuhi standar
d. Return Cargo

40

Item ini untuk membukukan pengembalian minyak ke plant


(lokasi) sebelumnya dikarenakan suatu hal misalkan mutu yang
kurang baik atau tanki lokasi penerima penuh.
e. Antar UPMS
Item ini untuk membukukan jumlah penyerahan aktual produk fuel
dari Unit Pemasaran lain berdasarkan B/L, BPP dan CQL.
f. Antar Depot
Item ini untuk membukukan jumlah penyerahan aktual produk fuel
antar Terminal BBM atau DPPU dalam satu wilayah Unit
Pemasaran berdasarkan B/L dan CQL.
g. Down Grading/Up. Grading/PPUA
Item ini untuk membukukan penyerahan fuel yang mengalami
peningkatan atau penurunan mutu dan kualitasnya sesuai Berita
Acara. Contoh : Penyerahan Avigas ke Premium , penyerahan
Avtur ke Minyak Tanah. Selain itu item ini juga untuk
membukukan penyerahan produk FUPP yang belum disetujui usul
penghapusannya.
5. Stock Akhir
Terdapat dua jenis stock akhir yaitu stock akhir fisik dan stock akhir buku.
Berikut penjelasan dari kedua jenis stock akhir:
a. Stock Akhir Fisik

41

Item ini untuk membukukan jumlah stock fuel dalam tanki


timbun/pendam di Terminal BBM (Bahan Bakar Minyak), VHS
(Vendor Held Storage) dan DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara)
pada awal suatu periode pelaporan.
b. Stock Akhir Buku
Item ini untuk membukukan jumlah stock akhir buku yakni berdasarkan
kalkulasi persediaan awal ditambah penerimaan dikurangi penyerahan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Selama 25 hari kerja, penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) di PT. Pertamina (Persero) MOR I - Medan. Tujuan penulis
melakukan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) adalah untuk dapat
mempraktikan semua pembelajaran yang telah diterima di perkuliahan, lebih
mengetahui situasi lingkungan kerja, dan memahami siklus bisnis dalam
perusahaan tersebut, terutama bagian keuangan. Banyak hal yang dipelajari
penulis ketika melakukan kegiatan KKN-P. Beberapa bagian divisi keuangan yang
ada di PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I ini telah
memberikan banyak pengalaman dan ilmu agar penulis juga dapat mempelajari
secara lebih luas bagaimana siklus bisnis yang terdapat di perusahaan.
Dengan adanya kegiatan KKN-P ini penulis merasa lebih terlatih dalam
berkomunikasi, berinteraksi, dan bekerjasama dalam lingkungan kerja. Penulis
juga dapat lebih memahami bagaimana situasi lingkungan kerja sesungguhnya.
4.2 Saran
Setelah melakukan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) di PT. Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region I, penulis dapat memberikan saran di
antaranya bagi mahasiswa dan PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation
Region I yaitu:
1. Bagi mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata Profesi (KKN-P) di

PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I

41

42

a. Memahami terdahulu proses bisnis terlebih dahulu dalam


melakukan KKN-P.
b. Lebih aktif dan komunikatif kepada karyawan agar lebih dapat
dengan mudah memahami pekerjaan yang dilakukan.
c. Menempati beberapa divisi agar dapat lebih mengetahui proses
bisnis dan siklus perusahaan lebih jelas.
2. Bagi Perusahaan tempat penulis melakukan kegiatan KKN-P
Berdasarkan hasil kegiatan KKN-P yang yang telah dilakukan penulis
pada Bagian Keuangan PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation
Region I. Penulis akan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna
sebagai pertimbangan dan masukan pada Bagian Keuangan PT. Pertamina
(Persero) Marketing Operation Region I pada khususnya, yaitu :
a. Dalam prosedur pemberian Panjar Kerja terhadap user harus
benar-benar dilakukan secara efektif agar terhindar dari
kesalahan, baik secara sistem maupun secara manual.
b. Diberinya absensi pada waktu jam istirahat siang. Agar tidak
banyak yang kembali terlambat.

Anda mungkin juga menyukai