Anda di halaman 1dari 14

HUKUM DAGANG

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

Oleh :
I Gede Murdana

1514101001

Mardiatun

1514101013

Ida Gede Anggi Saputra

1514101021

Kadek Riska Kusuma Mandala p.

1514101022

Anjas Audioktavian

1514101023

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
TAHUN AJARAN 2016/ 2017

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadapan ida shang hyang widi wase, tuhan yang
maha kuiasa, yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Hukum Dagang ini yang berjudul usaha mikro kecil dan menengah.
Makalah hukum dagang ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari teman-teman sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis hukum
dagang ini.
Kami berharap semoga karya tulis hukum dagang yang berjudul usaha mikro kecil dan
menengah ini dapat menambah wawasan masyarakat sehingga masyarakat menjadi lebih tahu
apa itu usaha mikro kecil dan menengah . ahir kata kami ucapkan terimakasih .

singaraja, 03 Oktober 2016

penyusun

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis yang bergerak pada

berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan masyarakat. di indonesia, usaha mikro kecil
dan menengah sering disingkat (UMKM), UMKM saat ini dianggap sebagai cara yang efektif
dalam pengentasan kemiskinan. Dari statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah
kelompok usaha terbesar. UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. UMKM merupakan kelompok pelaku
ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi pertumbuhan ekonomi pasca krisis
ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar kontribusinya terhadap pembangunan
nasional, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam
negeri, sehingga sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. oleh karena perlu adanya
kesadaran kita untuk mengembangkan UMKM di Indonesia agar terciptanya kesejahteraan
masyarakat.
1.2.

1.3.

Rumusan Masalah
1) Apa landasan hukum UMKM sebelum tahun 2007 dan sejak tahun 2007 ?
2) Apa asas-asas dan tujuan usaha mikro kecil dan menengah ?
3) Apa saja kreteria usaha mikro kecil dan menengah ?
4) Bagaimana pembiayaan dan penjaminan usaha mikro kecil dan menengah ?
Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui landasan hukum UMKM sebelum tahun 2007 dan sejak tahun
2007 .
2) Untuk mengetahui asas-asas dan tujuan usaha mikro kecil dan menengah .
3) Untuk mengetahui kreteria usaha mikro kecil dan menengah .
4) Untuk mengetahui pembiayaan dan penjaminan usaha mikro kecil dan menengah .
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

Landasan Hukum Usaha Mikro Kecil dan Menengah


UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur

berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.


1. Pengertian UMKM
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
Pemerintah memberikan kemudahan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) di Indonesia yang badan hukumnya berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Hal itu
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal
Dasar Perseroan Terbatas.

2
Lewat aturan ini, pemerintah bermaksud mengubah besaran modal dasar sebagaimana diatur
dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Dengan pertimbangan untuk meningkatkan kemudahan berusaha bagi usaha mikro,
kecil, dan menengah serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 32 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007, Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Maret 2016 telah
menandatangani PP Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas,
Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM
1.
2.
3.
4.
5.

UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.


PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.
PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan
Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha

Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan


6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan
Menengah
7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha
Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha
Milik Negara
9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
2.2.
Asas-Asas Hukum dan Tujuan Hukum
1. Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan:

3
1) Pengertian dari kekeluargaan adalah asas yang melandasi upaya pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah sebagai bagian dari perekonomian nasional yang
diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi

berkeadilan,

berkelanjutan,

berwawasan

lingkungan,

kemandirian,

keseimbangan kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk kesejahterahan


seluruh rakyat Indonesia.

2)

Pengertian dari asas demokrasi ekonomi adalah pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah diselenggarakan sebagai kesatuan dari pembangunan perekonomian

nasional untuk mewujudkan kemakmuran rakyat.


3) Pengertian dari asas kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dan Dunia Usaha secara bersama-sama dalam
kegiataannya untuk mewujudkan kesejahterahan rakyat.
4) Pengertian dari asas efisiensi berkeadilan adalah asas yang mendasari pelaksanaan
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan mengedepankan efisiensi
berkeadilan dalam usaha untuk mewujudkan iklim usaha untuk mewujudkan iklim
usaha yang adil, kondusif dan berdaya saing.
5) Pengertian dari asas berkelanjutan adalah asas yang secara terencana mengupayakan
berjalannya proses pembangunan melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah

yang

dilakukan

secara

berkesinambungan

sehingga

terbentuk

perekonomian yang tangguh dan mandiri.


6) Pengertian dari asas berwawasan lingkungan adalah asas pemberdayaan Usaha Mikro,
Kecil

dan

Menengah

yang

dilakukan

dengan

tetap

memperhatikan

dan

mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan hidup.


7) Pengertian dari asas kemandirian adalah asas pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah yang dilakukan dengan tetap menjaga dan mengedepankan potensi,
kemampuan dan kemandirian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

4
8)

Pengertian dari asas keseimbangan kemajuan adalah asas pemberdayaan Usaha


Mikro, Kecil dan Menengah yang berupaya menjaga keseimbangan kemajuan

ekonomi wilayah dalam kesatuan ekonomi nasional.


9) Pengertian dari asas kesatuan ekonomi nasional adalah asas pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah yang merupakan bagian dari pembangunan kesatuan
ekonomi nasional.
2. Sedangkan tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang telah tertuang
pada pasal 5 Undang- Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah yaitu :

a) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan


berkeadilan;
b) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan;
c) Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan menengah dalam pembangunan daerah,
penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan.
2.3.

Kreteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Terkait dengan kriteria UMKM sendiri, PP Nomor 7 Tahun 2006 merujuk ketentuan dalam
Pasal 6 UU Nomor 20 Tahun 2008. Dimana, diatur secara rinci pada masing-masing jenis usaha,
baik mikro, kecil, serta menengah. Bagi usaha mikro, kekayaan bersih paling banyak adalah
Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp300 juta.
a) Kriteria Usaha Mikro adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau;
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300,000.000 (tiga ratus juta
rupiah).
5
b) Kriteria Usaha Kecil adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c) Kriteria Usaha Menengah adalah :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (Dua miliar lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah).
2.4.

Pembiayaan dan Penjaminan Dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

1. Pembiayaan
Komitmen yang kuat dari pemerintah telah mendorong perkembangan UMKM,demikian
juga UMKM memiliki prospek yang baik untuk lebih diberdayakan. Kepentingan tersebut terkait
dengan kondisi perekonomian nasional yang sekarang dan beberapa tahun kurang meyakinkan,
berdasarkan kenyataan bahwa prosesre strukturisasi sektor korporat dan BUMN berlangsung
lamban, padahal permintaan barang dan jasa yang selama ini dipenuhi sektor korporat terus
meningkat, sehingga memberikan peluang usaha bagi UMKM dalam berbagai sektor ekonomi.
Dengan optimisme bahwa pertumbuhan peran UMKM, serta potensi pembiayaan kredit dari
perbankan untuk UMKM yang semakin membaik, maka perlu di rumuskan dan dijabarkan
implementasi strategi dan program-program yang jelas untuk mencapainya.
Untuk tujuan tersebut yang diperlukan adalah dukungan dari Pemerintah, dan dari stake
holder lainnya seperti Bank Indonesia, Perbankan,lembaga keuangan non bank, dan dunia usaha.
Peningkatan pembiayaan UMKM akan efektif paling tidak harus disertai strategi yang mencakup
antara lain :
6
a.
b.
c.
d.

penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif.


peningkatan kemampuan kewirausahaan.
peningkatan dalam jumlah dankemudahan persyaratan dalam perkreditan perbankan.
pengembangan perangkat penunjang bagi peningkatan pembiayaan seperti

penjaminan kredit,
e. meningkatkan Lembaga Keuangan Mikro
f. meningkatkan layanan KSP/USP koperasi
g. peningkatan lembaga keuangan sekunder.
h. peningkatan jaringan informasi baik pusat maupun daerah.
i. Pengembangan
j. Multi Finance
Membahas mengenai sumber pembiayaan dalam UMKM UU no.20 th 2008 pada pasal 21 di
sebutkan :
1) Pemerintah dan pemda menyediakan pembiayaan bagi UMKM.
2) Badan usaha milik negara dapat menyediakan pembiayaan dari penyisihan bagian laba
tahunan yang dialokasikan pada usaha mikro dan kecil dalam bentuk pemberian
pinjaman, penjaminan , hibah dan pembiayaan lainnya.

3) Usaha besar nasional dan asing dapat menyediakan pembiayaan terhadap usaha mikro
dan kecil dalam bentuk pemberian pinjaman, penjaminan , hibah dan pembiayaan
lainnya.
4) Pemerintah, pemda dan dunia usaha dapat memberikan hibah dan mengusahaakan
bantuan luar negri, dan mengusahaakan sumber pembiayaan lainnyayang sah serta tidak
mengikat usaha mikro dan kecil.
5) Pemerintah dan pemda dapat membrikaninsentip dalam bentuk kemudahan persyaratan
perizinan, keringanan tarif sarana dan prasarana dan bebtuk insentif lainnya yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepada dunia usaha yang menyediakan
pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil.

7
Dari ketentuan tersebut dapat ditari kesimpulan bahwa pembiayaan terhadap UMKM
dapat diperoleh melalui pemerintah , pemda, BUMN, usaha besar nasional dan asing. Selain
berdasar UU No.20 th 2008, adapun sumber pembiayaan (modal) terhadap UMKM antara lain :
1) Modal sendiri yaitu uang yang dikumpulkan dari tabungan atau warisan orang tua.
2) Dari barang yang digadaikan yakni barang milik sendiri yang digadaikanbaik ke
lembaga formal ( seperti perum penggadaian) atau informal.
3) Melakuakan peminjaman kepada bank dari lembaga sejenis bank ,dengan membayar
angsuran tingkat bunga yang sudah ada.
4) Mendafat modal dari mitra usaha atau yang sering di sebut dengan kemitraan usaha.
2. Penjaminan
Pada prinsipnya, penjaminan kredit memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM dalam
memperoleh kredit dari bank maupun lembaga jasa keuangan non bank yang terkendala dengan
agunan/jaminan.
UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia sepantasnya bisa
mengembangkan usaha mereka dengan memperoleh jaminan dari pihak ketiga. Hal ini bukan

cuma karena jumlah pelaku UMKM yang bejibun yang kemudian menjadi pertimbangan, tetapi
juga karena potensinya sebagai roda penggerak perekonomian.
Penjamin, dalam hal ini, memberikan jasa penjaminan bagi kredit dan pembiayaan, serta
bertanggungjawab memberikan ganti rugi kepada penerima jaminan apabila terjadi kegagalan
penerima kredit dalam memenuhi kewajibannya.Undang-undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Penjaminan akan membuka dan memudahkan akses UMKM pada bank dan lembaga keuangan.
Karena ketentuan undang-undang yang baru saja diundangkan pada 19 Januari 2016 itu
memberikan jaminan kepastian kepada lembaga pembiayaan apabila terjadi risiko.

8
Direktur Perusahaan Umum (Perum) Jamkrindo, Nanang Waskito mengungkapkan, selama
puluhan tahun perusahaanya beroperasi baru sekarang memiliki dasar hukum setingkat undangundang. Karena itu akan semakin memberikan kepastian.
"Penjaminan yang diberikan maksimum bisa 100 persen, tetapi rata-rata 70 persen dari nilai
kredit yang disetujui oleh perbankan. Nilai kriditnya tergantung dari yang diajukan. Kalau
misalkan Rp 100 juta, Jamkrindo akan menjamin 70 persen, yaitu Rp 70 juta," kata Nanang
Waskito dalam Sosialisasi UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Penjamin di Hotel Harris Kota
Malang.
Kehadiran undang-undang itu, sudah ditunggu-tunggu oleh pengusaha, pelaku usaha,
perusahaan penjaminan sejak Tahun 1970. Karena akan memberikan equel treatment, sebuah
perusahaan akan semakin nyaman. Saat melakukan geraknya ada dasar undang-undangnya.
"Bagi lembaga penjaminan, ini akan memberikan kepastian hukum," tegasnya.
Selama ini belum ada undang-undangnya, namun aturan di bawah undang-undang memang
sudah banyak. Ada aturan pemerintah tentang perusahaan penjaminan, peraturan OJK (Otoritas
Jasa Keuangan) tentang pengawasan dan aturan bisnisnya. Peratuaran pemerintah tentang OJK
juga sudah ada.

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur
berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.
Berikut kutipan dari isi UU 20/2008.
2) Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan: Kekeluargaan,
Demokrasi Ekonomi, Kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan, kesatuan ekonomi nasional.
3) Terkait dengan kriteria UMKM sendiri, PP Nomor 7 Tahun 2006 merujuk ketentuan
dalam Pasal 6 UU Nomor 20 Tahun 2008. Dimana, diatur secara rinci pada masingmasing jenis usaha, baik mikro, kecil, serta menengah. Bagi usaha mikro, kekayaan
bersih paling banyak adalah Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300 juta.
4) Potensi pembiayaan kredit dari perbankan untuk UMKM yang semakin membaik, maka
perlu di rumuskan dan dijabarkan implementasi strategi dan program-program yang jelas

untuk mencapainya. penjaminan kredit memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM


dalam memperoleh kredit dari bank maupun lembaga jasa keuangan non bank yang
terkendala dengan agunan/jaminan.
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan, semoga karya tulis ini dapat bermanfat dan bisa
menambah wawasan bagi masyarakat yang membacanya. Sehingga ketika masyarakat selesai
membaca karya tulis ini mereka dapat berpikir secara baik untuk membukak usaha atau memulai
usaha yang baru. Agar usaha yang akan ditekuni dapat berkembang dengan baik, dan dapat
memberikan lowongan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di daerah dimana usaha itu
didirikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kansil,2000, pokok-pokok pengetahuan hukum dagang indonesia,jakarta:sinar grafika.
Hasyim,farida.2014. Hukum Dagang. Jakarta: Sinar Grafika.
http://peuyeumcipatat.blogspot.co.id/2013/05/pengertiankriteria-dan-klasifikasi-umkm.html
http://malang.merdeka.com/kabar-malang/uu-penjaminan-tingkatkan-kepercayaan-diri-umkmakses-bank-dan-lembaga--1604279.html
http://www.academia.edu/16538377/Pembiayaan_UMKM

11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................i


KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.

Latar Belakang
........................................................................................................1
Rumusan Masalah
....................................................................................................1
Tujuan Masalah
......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.

2.3.

Landasan Hukum UMKM


...................................................................................2
Asas Asas Hukum dab Pemerdayaan Hukum
.....................................................2
a. Tujuan Pemerdayaan Hukum ...................................................................5
Kreteria UMKM
....................................................................................................5

2.4.

Pembiayaan dan Penjaminan UMKM


..................................................................6
a. Pembiayaan ..............................................................................................6
b. Penjaminan ................................................................................................8

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan .........................................................................................................10
3.2. Saran ...................................................................................................................10
DAFTAR PUTAKA

iii

Anda mungkin juga menyukai