Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Dewin Sri Rahayu
NIM. 032015008
Dina Inayati
NIM. 032015011
Fikri Ramdhani
NIM. 032015017
NIM. 032015020
Nia Fitnurilah
NIM. 032015031
NIM. 032015038
NIM. 032015041
2016
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
ISI.............................................................................................................................5
A. Skala pH........................................................................................................5
B. Asam.............................................................................................................5
C. Basa...............................................................................................................6
D. Bufer..............................................................................................................7
E. Gangguan Asam Basa................................................................................8
F.
Regulasi Pernapasan...................................................................................24
BAB III..................................................................................................................26
PENUTUP..............................................................................................................26
A. Simpulan.....................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam basa,
larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat
basa, dan bersifat
netral. Asam
sifat-sifat
serta
O2
dalam
dan
pengeluaran CO2
pernapasan
dalam
(interna)
merupakan
ini
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Skala pH?
2. Apa yang dimaksud dengan Asam?
3. Apa yang dimaksud dengan Basa?
4. Apa yang dimaksud dengan Bufer?
5. Apa yang dimaksud dengan Gangguan asam basa? Sebutkan jenisnya!
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Skala pH.
2. Mengetahui definisi Asam.
3. Mengetahui definisi Basa.
4. Mengetahui definisi Bufer.
5. Mengetahui definisi dan jenis Gangguan asam basa.
BAB II
ISI
A. Skala pH
Peningkatan [H+] menyebabkan larutan menjadi bertambah asam, dan
penurunannya menyebabkan larutan menjadi bertambah basa. [H +] berada
dalam jumlah yang kecil, sehingga ahli kimia menggunakan skala pH
sebagai cara untuk menyatakan [H+]. pH adalah logaritma negatif dari
kadar ion hidrogen (Ph = -log [H +]). Dengan demikian [H+] sebesar
0,0000001 g/L sama dengan 10-7 g/L, sama dengan pH 7. Nilai pH
berbanding terbalik dengan [H+]. Apabila [H+] meningkat, pH menurun,
demikian juga jika [H+] menurun, maka pH meningkat. Kadar pH yang
rendah berarti larutan itu lebih asam, sedangkan pH yang tinggi berarti
larutan itu lebih alkali atau basa.
Air mempunyai pH 7, dan bersifat netral karena jumlah ion
hidrogennya (asam)(H+) tepat sama dengan jumlah ion hidroksil (basa)
(OH-). Larutan asam mempunyai pH kurang dari 7 sedangkan alkali atau
basa memiliki pH lebih besar dari 7. Skala pH berkisar dari 1 (paling asam)
sampai 14 (paling alkali).
Nilai pH rata-rata darah atau cairan ekstrasel (ECF) adalah sedikit
basa yaitu 7,4. Batas normal pH darah adalah dari 7,38-7,42 (deviasi
standar dari nilai rata-rata) atau 7,35-7,45 (deviasi standar 2 dari nilai ratarata).
B. Asam
Asam adalah suatu substansi yang mengandung 1 atau lebih ion H +
yang dapat dilepaskan dalam larutan (donor proton). Asam kuat, seperti
asam hidroklorida (HCL), hampir terurai sempurna dalam larutan, sehingga
lebih banyak melepaskan ion H+ , asam lemah seperti asam karbonat
(H2CO3), hanya terurai sebagian dalam larutan sehingga lebih sedikit ion
H+ yang dilepaskan.
Proses metabolisme
dalam
tubuh
menyebabkan
terjadinya
pembentukan dua jenis asam, yaitu yang mudah menguap (volatil) dan
tidak mudah menguap (non-volatil). Asam volatil dapat dirubah menjadi
bentuk cair maupun gas. Karbondioksida (produk akhir utama dari oksidasi
karbohidrat, lemak, dan asam amino) dapat dianggap sebagai asam karena
mampu bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat (H2CO3).
Karbondioksida adalah gas yang dapat dikeluarkan melalui paru-paru,
sehingga karbondioksida sering disebut asam volatil.
Semua sumber lain H+ dianggap sebagai asan non-volatil atau asam
terfiksasi. Asam non-volatil menguap tidak dapat berubah bentuk menjadi
gas untuk bisa dieksresi oleh paru-paru, tapi harus dieksresikan melalui
ginjal. Asam non-volatil dapat berupa anorganik maupun organik. Asam
sulfat adalah produk akhir oksidasi asam amino yang mengandung sulfur,
sedangkan asam fosfat dibentuk dari metabolisme fosfolipid, asam
neukleat, dan fosfoprotein.
Asam organik (seperti asam laktat dan asam keton) dibentuk dalam
metabolisme karbohidrat dan lemak dan kemudian di oksigenasi menjadi
O2 dan air, sehingga dalam keadaan normal asam-asam ini tidak
mempengaruhi pH tubuh, namun demikian asam-asam organik ini dapat
menumpuk pada keadaan abnormal tertentu. Asam laktat akan menumpuk
pada keadaan tidak ada oksigen, misalnya pada syok sirkulatorik atau henti
jantung. Pada diabetes meletus tak terkontrol, asam-asam keton dapat
tertimbun karena meningkatnya metabolisme lemak.sekitar 20.000 mmol
H2CO3 dan 80 mmol asam non-volatil diproduksi oleh tubuh setiap hari dan
dikeluarkan melalui paru-paru dan ginjal, secara terpisah.
C. Basa
Berlawanan dengan asam basa adalah substansi yang dapat
menangkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen sebuah larutan (akseptor
proton). Basa kuat seperti Natrium hidroksida (NaOH), terurai dengan
mudah dalam larutan dan bereaksi kuat dengan asam.basa lemah, seperti
natrium bikarbonat (NaHCO3), hanya sebagian yang terurai dalam larutan
dan kurang bereaksi kuat dengan asam.
D. Bufer
Istilah bufer menjelaskan substansi kimia yang mengurangi perubahan
pH dalam larutan yang disebabkan penambhana asam maupun basa. Bufer
adalah capuran asam lemah dan garam basanya (atau basa lemah dan
garam asamnya). Bufer akan sangat efektif dalam mempertahankan [H +]
terhadap asam atau basa, jika bufer tersebut terurai 50% (mempunyai
jumlah asam belum terurai yang sama dan garamnya). Kadar pH pada
keadaan asam atau basa yang 50%-nya terurai disebut sebagai pK dari
bufer itu. Keefektifan suatu bufer ditentukan oleh kadar pK nya, relatif
terhadap komponen tempat bufer itu bekerja.
Empat pasang atau sistem bufer utama dalam tumbuh yang
membangtu memlihara pH agar tetap konstan adalah:
1. Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat (NaHCO3 dan H2CO3)
2. Sistem bufer fosfat monosodium-disodium (Na2HPO dan NaH2PO4)
3. Sistem bufer oksihemoglobin-hemoglobin dalam eritrosit (HbO 2- dan
HHb)
4. Sistem bufer protein (Pr- dan HPr)
Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat adalah bufer yang paling
banyak secara kuantitatif, dan bekerja dalam ECF. Bufer in berperan dalam
lebih dari separuh kapasitas bufer dalam darah. Sistem bufer nonbkarbonat
sisanya terutama bekerja dalam cairn intrasel (ICF). Sistem bufer posfat
merupakan suatu bufer yang penting dalam eritrosit dan sel tubulus ginjal.
Ion H+ yang dieksresi dalam urine, di bufer oleh posfat, dan disebut
sebagai assam yang tertitrasi. Hemoglobin adalah suatu bufer ion H+ yang
efektif, diproduksi dalam eritrosit dalam perjalanan transpor CO 2 dari
jaringan ke paru dalam bentuk bikarbonat (HCO3-).
Hemoglobin tereduksi mempunyai afinitas yang kuat dengan ion H +,
sehingga sebagian besar ion ini menjadi berikatan dengan hemoglobin.
Dalam keadaan ini, hanya sedikit H+ yang masih tetap bebas,, sehingga
10
keasaman darah vena hanya sedikit lebih besar dari darah arteri. Sewaktu
darah vena melalui paru-paru, hemoglobin tersaturasi dengan oksigen dan
kemampuan untuk mengikat ion H+ menurun. Ion H+ dilepaskan,
kemudian bereaksi dengan bikarbonat membentuk CO2, dan dikeluarkan
melalui
ekspirasi
paru.
Sebenarnya
sistem
hemoglobin
atua
Sebab
Asidosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik
Asidosis Metabolik
Alkalosis Metabolik
1. Asidosis
Asidosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4.
Asidosis ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Asidosis metabolik dan
asidosis respiratorik.
2. Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik (kekurangan HCO3-) dalah gangguan sistemik
yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma,
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan [H +]).
[HCO3-] ECF adalah kurang dari 22mEqL dan pH nya kurang dari
77,35. Kompensasi pernapasan kemudian segara dimulai untuk
menurunkan Pa2CO3 melalui hiperventilasi sehingga asidosis metabolik
jarang terjadi secara akut.
a. Etiologi dan Patogenesis
11
12
penderita
gagal
gnjal
kronis,
akan
menghambat
13
14
langsung
bertujuan
untuk
memperbaiki
faktor
keadaan
ini,diberikan
NaHCO3
yang
ditandai
dengan
15
16
17
kronis
yang
terkompensasi
dengan
baik.
Pada
18
akut
adalah
alih
hiperkapnia
sebagai
pendorong
utama
19
4. Alkalosis
Alkalosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri diatas 7.4.
Alkalosis ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Alakalosis metabolik dan
alkalosis respiratorik.
5. Alkalosis metabolik
Seperti dijelaskan diatas tentang asidosis metabolik yang penyebab
intinya yaitu karena terjadi penurunan rasio antara HCO 3/H+. Pada
alkalosis terjadi kebalikannya yaitu terjadi peningkatan rasio antara
HCO3/H+. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal , diantaranya
yaitu peningkatan konsentrasi HCO3 dan/atau penurunan konsentrasi
H+.
Hal hal yang menyebabkan terjadi peningkatan HCO 3 salah
satunya karena konsumsi bikarbonat yang berlebihan. Sebagai contoh
penambahan natrium bikarbonat yang berlebihan.
a. Etiologi dan patofisiologi alkalosis metaboik
Penyabab alkalosis metabolik yaitu akibat kekurangan H +(ion
klolida)atau berlebihnya retensi HCO3-.HCL dapat hilang melalu
saluran cerna, sepertri pada muntah dan penyedotan nasogastrik yang
berkepanjangan, atau melalui urin akibat pemberian di uretik simpai
atau kiazid.alkalosis metabolik yang berarut ratut akibat pemberian
bikabornat oral atau parentelar jarang dijumpai karna beban
bikabornat di ekresi di dalam urin,kecuali jika disertai kekuranag
klorida pato genesi alkalosis metabolik paling baik dipahami dengan
diperhatikan ketiga tahapannya yaitu, saat timbul,bertahan,dan
pemuliah. Alkalosis metabolik disebabkan oleh hilangnya H+ tubuh
menybabkan meningkatnya HCO3-ECF(akibat penambahan HCO3eksogen). bertahannya alkalosis metabolik yang terhjadi karna
kelebihan basa tak dapat di ekresi.berbagai faktor (kekurangan CL dan K+,penurunan volume ECF dan kelebihan aldosteron) dapat
menimbulakan keadaan ini berhentinya keadaan yang menyebabkan
terjadinya alkalosis metabolik misalnya muntah,tidak berati selalu
diikuti dengan pemulihan alkalosis terapi yang spesipik jelas
20
metabolik
ditegakkan
berdasarkan
21
pengobatan
diuretik.KCL
juga
bermanfaat
untuk
22
(takipnea),
yang
dapat
atau
tidak
menyertai
23
maka
penyesuaian
ginjal
mengakibatkan
lebih
berbeda-beda
pada
sindrom
24
akut
otak,
merupakan
sehingga
penyebab
sengaja
potensial
di
berikan
timbulnya
ventilator
25
adanya
asidosis
metabolik
yang
menyertai.
26
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Peningkatan [H+] menyebabkan larutan menjadi bertambah asam, dan
penurunannya menyebabkan larutan menjadi bertambah basa. Asam
adalah suatu substansi yang mengandung 1 atau lebih ion H + yang dapat
dilepaskan dalam larutan (donor proton). Berlawanan dengan asam basa
adalah substansi yang dapat menangkap atau bersenyawa dengan ion
hidrogen sebuah larutan (akseptor proton). Istilah bufer menjelaskan
substansi kimia yang mengurangi perubahan pH dalam larutan yang
disebabkan penambahan asam maupun basa. Bufer adalah capuran asam
lemah dan garam basanya (atau basa lemah dan garam asamnya).
Gangguan asam basa terdiri dari asidosis dan alkalosis. Asidosis
adalah keadaan dimana pH darah Arteri dibawah 7.4. Asidosis ini terbagi
menjadi dua jenis yaitu Asidosis metabolik dan asidosis respiratorik.
Alkalosis adalah keadaan dimana pH darah Arteri diatas 7.4. Alkalosis ini
terbagi menjadi dua jenis yaitu Alakalosis metabolik dan alkalosis
respiratorik.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharap pembaca dapat memahami
penjelasan
di
dalamnya
sehingga
dapat
diterapkan
27
guna
DAFTAR PUSTAKA