Anda di halaman 1dari 5

SATU GEN SATU POLIPEPTIDA,

INTERAKSI GEN

RESUME 6
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Genetika II
yang Dibina oleh Prof. Dr. A.Duran Corebima, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 2/Offering A
Desnaeni Wahyuningtyas(140341606222)
Fiqih Dewi Maharani

(140341606456)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2016

Tahun 1902, Archibald E.Garrod mengusulkan adanya


kesalahan bawaan metabolisme dalam kaitannya dengan
kelainan fisiologis keturunan pada manusia. Sejak saat itu
diketahui adanya hubungan antara gen dan enzim.
Hipotesis Satu Gen Satu Enzim
Menurut Archibald salah satu kelainan pada manusia yang
menunjukkan adanya hubungan antara gen dan enzim adalah
alkaptonuria. Penderita alkaptonuria menderita arthritis dan
menghasilkan urin yang dapat berubah warna menjadi hitam jika
terpapar udara.
Penderita alkaptonuria kekurangan enzim yang membentuk
asam homogenistik. Kelainan hereditas manusia disebabkan
karena adanya kesalahan metabolisme bawaan.
Percobaan

George W. Beadle

dan Edward

L. Tatum

mengungkapkan hubungan antara gen dan enzim pada N.crassa,


menunjukkan hubungan hipotesis satu gen satu enzim.
N.crassa mengalami mutasi karena sinar X dan ultraviolet,
setiap mutan hanya berhasil tumbuh pada medium yang
ditambah dengan nutrisi tertentu. Mutan tidak dapat mensintesis
nutrisi karena reaksi biokimianya telah diblokir yang disebabkan
karena kekurangan enzim tertentu.
Percobaan

G.

W.

Beadle

dan

Boris

Ephrussi

pada

Drosophilla menunjukkan hasil yang mirip dengan N.crassa.


Implan (jaringan yang ditransplantasi) dari larva vermillion (v)
dipindahkan ke larva wild type (+) akan menghasilkan tipe wild
eye karena adanya difusi zat tertentu dari jaringan sekitarnya
yang mendukung pigmen wild type.
Eksperimen

transplantasi

menunjukkan

bahwa

dalam

sintesis pigmen mata, blok biokimia yang memproduksi pigmen


mata vermillion terjadi sebelum blok biokimia pigmen mata
cinnabar.

Hipotesis Satu Gen Satu Polipeptida


Hemoglobin A merupakan bentuk paling umum dari hemoglobin manusia
dewasa yang terdiri dari 4 rantai polipeptida, 2 rantai identik dan 2 rantai
identik (22).
Hemoglobin normal dan sabit (sickle-cell) memiliki rantai yang mirip,
tapi dengan rantai yang berbeda pada asam amino keenam. Asam amino keenam
dari rantai hemoglobin normal adalah asam glutamat, sedangkan pada
hemoglobin sabit adalah valin.
Rantai polipeptida dan dari protein hemoglobin A ditentukan oleh gen
yang terpisah. Jika protein yang terdiri dari lebih dari 1 jenis polipeptida masingmasing polipeptida disintesis di bawah kontrol gen yang terpisah, setelah sintesis
berakhir masing-masing polipeptida akan membentuk protein akhir. Banyak
protein dan enzim lain yang terdiri dari 2 atau lebih rantai polipeptida yang dikode
oleh gen yang berbeda juga. Hipotesis satu gen satu enzim terbukti kurang tepat
sehingga diubah menjadi hipotesis satu gen satu polipeptida.
Penemuan Lain yang Berkaitan dengan Hubungan antara Gen dan Sintesis
Polipeptida
a. Penataan Ulang Gen
DNA dari beberapa organisme eukariotik dapat diarahkan untuk
pengaturan gen yang mengubah ekspresi gen. Organisme eukariot memiliki
beberapa mekanisme untuk mengatur segmen tertentu dari DNAnya dengan cara
terkontrol serta memiliki mekanisme untuk menambah kuantitas dari gen tertentu
apabila diperlukan. Contohnya pada limfosit B manusia, DNAnya berpotensi
dapat membedakan sel yang dapat menghasilkan varietas immunoglobulin
spesifik.
Penataan ulang DNA limfosit B akan menghasilkan segmen penataan dari
pengkodean

gen

untuk

rantai

ringan

serta

protein

rantai

berat

dari

immunoglobulin. Penyusunan ulang gen terkait dengan ekspresi gen hingga pada

tingkat fenotip, perubahan fenotip harus diproses oleh perubahan polipeptida


terkait.
b. Transkripsi Penggabungan pada Gen mRNA
Pengkodean gen mRNA pada organisme eukariot memiliki urutan
intervensi tidak seperti pada gen organisme prokariot. Sebenarnya tRNA dan gen
rRNA juga memiliki urutan yang disebut juga sebagai intron (sekuen yang tidak
diterjemahkan) selain ekson (sekuen yang diterjemahkan). Gen eukariot meliputi
ekson serta intron.
Alternatif transkripsi penggabungan ekson pada gen bovine pengkode
mRNA preprotachykinin. Ada lebih dari satu jenis polipeptida menghasilkan satu
molekul prekursor mRNA. Prekursor awal mRNA akan diproses untuk dua jenis
yang terpisah dari mRNA preprotachykinin.
2 jenis mRNA preprotachykinin selanjutnya akan diterjemahkan
menghasilkan 2 tipe neuropeptida yang disebut P dan K. 2 jenis neuropeptida
tersebut adalah komponen pemancar sistem saraf sensorik yang disebut tachykinin
dan diyakini memiliki peran fisiologis yang berbeda. Neuropeptida P dominan
dalam jaringan saraf, tetapi neuropeptida K lebih dominan pada intestinum serta
jaringan tiroid.
Pada organisme eukariot masing-masing pengkode gen sebenarnya
mengkode lebih dari satu macam polipeptida. Transkripsi penggabungan ekson
dalam organisme eukariot dapat menghasilkan berbagai jenis protein.
c. Gen Tumpang Tindih
Ada gen tertentu yang terdapat di dalam gen lain, fenomena ini disebut
gen tumpang tindih. Ada 7 gen tumpang tindih (A, A, C, D, E, B, dan K) dan
terlihat bahwa sekuen pengkode polipeptida K dan B diawali pada kerangka
bacaan yang berbeda meskipun juga berada pada sekuen pengkode polipeptida A.
Ada 2 versi gen tumpang tindih. Versi 1 mencakup gen yang bersamasama memiliki kerangka bacaan tunggal, versi 2 mencakup gen yang memiliki
kerangka bacaan yang berbeda.

Gen tumpang tindih dilaporkan pada E.coli, gen pengkode ampC untuk
polipeptida laktamase, dan gen pengkode frdC untuk polipeptida dari fumarat
reduktase. Gen ampC dimulai di bagian gen pengkode frdC untuk kode genetik
terakhir, terminator frdC memiliki peran regulasi transkripsi gen ampC.
d. Tidak Setiap Gene Mentranskripsi mRNA
Umumnya diketahui bahwa tidak setiap gen mentranskripsi mRNA yang
kemudian akan diterjemahkan menjadi polipeptida. Beberapa gen dapat
mentranskripsi tRNA, rRNA, serta snRNA. RNA tersebut tidak diterjemahkan
untuk menghasilkan polipeptida apapun meskipun terlibat langsung dalam sintesis
polipeptida.
Pertanyaan :
1. Apakah gen tumpang tindih bisa terjadi pada semua makhluk hidup?
Bagaimana dampak yang bisa ditimbulkan akibat adanya gen tumpang
tindih?
Jawab
Berdasarkan hal yang sudah dilaporkan, terjadinya gen tumpang tindih yakni
khususnya pada virus, bakteri, dan lainnya yang memiliki genom kecil. Gen
tumpang tindih akan mengoptimalkan ukuran kecil dari phage DNA. Tiap gen
tumpang tindih memiliki resikonya masing-masing, setiap mutasi gen dapat
mengubah lebih dari satu polipeptida.
2.

Anda mungkin juga menyukai