Nama
Npm
: E1B015060
Prodi
: Kehutanan
Kelompok
: Viii(delapan)
Hari/Jam
: Senin/12.00 Wib
Tanggal
: 9 Oktober 2015
Ko-As
Dosen
Objek Praktikum
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali kita menjumpai larutan yang tentunya
memiliki pH masing-masing, baik yang bersifat asam, basa maupun netral. Dalam
percobaan kali ini kita berfokus membahas pH dan bagaimana cara menentukan
pH dengan menggunakan indikator universal serta bagaimana menghitung
konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu. Indikator adalah zat-zat yang
menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam.
Asam dan basa merupakan dua senyawa yang tidak asing lagi bagi kita.
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acentum yang berarti cuka. Zat utama
cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.
Precobaan ini tetnunya sangat bermanfaat bagi kita. Karena semua yang kita
bahas dalam percobaan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya
mengapa kita harus menyikat gigi dengan menggunakan odol? Jawabannya adalah
karena bakteri-bakteri yang ada di dalam mulut itu sifatnya asam sehingga
dibutuhkan suatu larutan atau bahan yang bersifat basa untuk menetralkannya.
Dalam hal ini odol bersifat basa maka odol akan menetralkan bakteri tersebut
sehingga tidak terjadi kerusakan pada gigi. Hal itu dapat diamati dari cirri-ciri
odol yang bila terkena air dia akan licin. Dan memiliki pH basa.
1.2 Tujuan percobaan
1. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal
2. Menentukan konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak jaman dahulu. Hal ini dapat
dilihat dari nama mereka. Istilah asam berasal dari bahasa Latin acentum yang
berarti cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat (Petrucci, 1987).
Teori Arrhenius . Dalam teorinya tentang penguraian elektrolit, Svante
Arrhenius (1884) mengajukan bahwa elektrolit yang dilarutkan di dalam air
terurai menjadi ion-ion: elektrolit yang kuat terurai sempurna; elektrolit yang
lemah terurai sebagian. Suatu zat yang jika terurai sempurna akan menghasilkan
ion hidrogen (H+) disebut asam, dan basa akan terurai menghasilkan ion
hidroksida (OH+) (Petrucci, 1987).
Menurut teori Bronsted-Lowry, suatu asamadalah donor proton dan suatu
basa adalah akseptor proton (Petrucci, 1987).
Teori Lewis mengatakan, bahwa asam adalah penerima pasangan elektron
dan basa adalah pemberi pasangan elektron (Petrucci, 1987).
Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz
Hidrogen) bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar
konsentrasi ion H+ semakin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi ion H+
pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan penulisan digunakan
konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan
negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan
persamaan: (Wordpress, 2015)
pH = log (H+)
Analog dengan pH, konsentrasi ion OH juga dapat dinyatakan dengan cara yang
sama, yaitu pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.
pOH = log (OH-)
Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 0 - 14.
a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.
keasaman
(pH)
suatu
larutan
dapat
ditentukan
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
-
Ph indikator universal
Tabung reaksi
HCl
H2SO4
HCH3COO
Pipet ukur 10 ml
NH4OH
Pipet ukur 5 ml
NaCH3COO
Kaca arloji
H3BO3
Corong kaca
NH4Cl
Na2SO3
Pipet biasa
NaCl
ml
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1) Mahasiswa dapat menentukan ph dengan menggunakan ph indikator, baik
asam kuat, basa kuat, asam lemah ataupun basa lemah.
2) Mahasiswa dapat melakukan perhitungan konsentrasi larutan yang telah
diketahui pH-nya dengan benar dan baik.
6.2 Saran
Praktikan diharapkan teliti dalam menentukan pH larutan, karena jika
praktikan salah dalam penentuan pH maka akan menyebabkan kesalahan dalam
penentuan konsentrasi larutan.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph. H. 1987. Kimia Dasar. Edisi Keempat-Jilid Dua, Jakarta:
Erlangga hal. 259- 268.
Wordpress, 2015. Asam Basa dan Garam.
http://unitedscience.wordpress.com, Diakses tanggal 12 November 2015.
Syafnil & Silsia, D. 2015. Penuntun Praktikum Kimia. Universitas
Bengkulu hal.25-27.
Klikbelajar, 2015. Pengertian Asam Basa dan Garam.
http://klikbelajar.com, Diakses tanggal 12 November 2015.
Bengkulu:
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
Konsentrasi
No
Nama larutan
pH
Golongan
(molaritas)
HCl
Asam kuat
10-1
H2SO4
Asam kuat
10-1
CH3COOH
Asam lemah
10-3
H3BO3
Asam lemah
10-5
NaCl
Basa lemah
10-8
HCl
Asam kuat
10-2
Na-asetat
10
Basa lemah
10-4
NH4Cl
Asam lemah
10-6
Na2SO3
Netral
10-7
3. Diketahui : ph CH3COO = 3
Ditanya : konsentrasi CH3COO ?
Penyelesaian :
molaritas = - log (H+)
log (H+) = log 10-3
= 10-3
4. Diketahui : ph H3BO3 = 5
Ditanya : konsentrasi larutan H3BO3 ?
Penyelesaian :
molaritas = - log (H+)
log (H+) = log 10-5
= 10-5
5. Diketahui : ph NaCl = 6
Ditanya : konsentrasi NaCl ?
Penyelesaian :
pH = 6
POH = 14 - pH
POH = 14 6
POH = 8
POH = 8 log 1
= - log 10-8
(OH-) = 10-8
6. Diketahui : ph HCl = 2
Ditanya : konsentrasi HCl ?
Penyelesaian:
molaritas= - log (H+)
log (H+) = log 10-2
= 10-2
7. Diketahui : ph Na aselat = 10
Ditanya : konsentrasi Na aselat ?
Penyelesaian:
pH = 10
POH = 14 ph
POH = 14 10
POH = 4
= 4 log 1
= - log 10-4
(OH-) = 10-4
8. Diketahui: pH NH4Cl= 6
Ditanya : konsentrasi NH4Cl ?
Penyelesaian:
molaritas= - log (H+)
log (H+)= log 10-6
= 10-6
9. Diketahui : ph Na2SO3 = 7
Ditanya : konsentrasi Na2SO3 ?
Penyelesaian:
Larutan ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh 10-7
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, mencelupkan pH indikator universal kedalam
botol yang berisi larutan HCL, lalu pH indikator universal berubah warna dan
dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata HCL memiliki pH 1 yang
berarti asam kuat, dalam perhitungan konsentrasi ;
Dik
: Ph larutan HCl = 1
Dit
Peny :Ph = 1
[H+] = 1 log 1 = -log 10-1
= 10-1 M.
Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam
botol yang berisi larutan H2SO4, lalu pH indikator universal berubah warna dan
dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 1
yang berarti asam kuat, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;
Dik
: Ph larutan H2SO4= 1
Dit
Peny : Ph=1
[H+] = 1 log 1 = - log 10-1
= 10-1 M
Pada percobaan selanjutnya, mencelupkan ph indikator universal kedalam
botol yang berisi larutan CH3COOH, lalu pH indikator universal akan berubah
warna dan dicocokkan dengan table pH asam basa. Ternyata CH3COOH memiliki
pH 3 yang berarti asam lemah, dalam perhitungan konsentrasi:
Dik
: ph larutan CH3COOH = 3
Dit
Peny : ph = 3
molaritas = - log (H+)
log (H+) = log 10-3
= 10-3
: Ph larutan H3BO3 = 5
Dit
Penye : Ph = 5
[H+] = 5 log 1 = - log 10-5
= 10-5 M
Pada percobaan selanjutnya, mencelupkan ph indikator universal ke dalam
botol yang berisi larutan NaCl , lalu pH indikator akan berubah warna dan
dicocokkan dengan table pH asam basa. Ternyata NaCl memiliki pH 6 yang
berarti basa lemah, dalam perhitungan konsentrasi:
Dik
: ph larutan NaCl = 6
Dit
botol yang berisi larutan HCL, lalu pH indikator universal berubah warna dan
dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata HCL memiliki pH 2 yang
berarti asam kuat, dalam perhitungan konsentrasi ;
Dik
: Ph larutan HCl = 2
Dit
Peny :Ph = 2
[H+] = 2 log 1 = -log 10-2
= 10-2 M.
: ph larutan Na aselat = 10
Dit
botol yang berisi larutan NH4Cl, pH indikator universal berubah warna dan
dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 6
yang berarti asam lemah, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;
Dik
: ph larutan NH4Cl = 6
Dit
Peny : Ph = 6
[H+] = 6 log 1 = - log 10-6
=10-6 M.
Pada percobaan terakhir, mencelupkan pH indikator universal kedalam
botol yang berisi larutan Na2SO3, lalu pH indikator universal berubah warna dan
dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 7
yang berarti garam netral, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;
Dik
: Ph larutan Na2SO3
Dit