PENYUSUN
KELOMPOK VI
Endri Setiawan Ali S
20147270216
Iqbal Fahri
20147270254
Taufan Suriyanto
20147270209
Tjahyani
20147270173
Wardah
20147070167
Sukardiyono
20147270205
A. Pendahuluan
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmuilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan
dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk
dari epistemologi
Dewasa ini ilmu bahkan sudah berada diambang kemajuan yang mempengaruhi
reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri. Ilmu bukan lagi merupakan sarana yang
membantu manusia mencapai tujuan hidupnya, namun bahkan kemungkinan mengubah
hakikat kemanusiaan itu sendiri. Sebenarnya sejak saat pertumbuhannya ilmu sudah
terkait dengan masalah-masalah moral namun dalam perspektif atau pandangan yang
berbeda (Suriasumantri Jujun S, 2000).
Sebagaimana telah disingung di atas bahwa filsafat ilmu tentu akan
mempertanyakan aksiologi dari suatu ilmu tertentu. Dengan perkataan lain, setiap ilmu
tentu memiliki landasan aksiologi, disamping epistemologi dan ontologi. Aksiologi
berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga,
sedangkan logos artinya akal atau teori. Jadi, aksiologi itu dapat diartikan sebagai teori
nilai, penyelidikan mengenai ukuran nilai atau status metafisi dari nilai.Dengan demikian
jelas bahwa ilmu memiliki aksiologi. Karena itu, nilai-nilai kebenaran merupakan hal
yang paling utama di dalam dunia ilmu. Dalam konteks ini, subyek pendukung ilmu atau
ilmuwan atau masyarakat ilmiah hendaknmya tetap memperhatikan nilai-niklai
kebenaran dari suatu ilmu. Karena itu tidak dapat ilmuwan melakukan manipulasi data
untuk mendukung tesisnya, atau memanipulasi data untuk sampai pada kesimpulan yang
tidak bertentangan dengan kehendak politik. Hal ini tidak boleh terjadi di dalam ilmu
yang semata-mata mengabdi kepada kebenaran.
Moral adalah sistem nilai (sesuatu yang dijunjung tinggi) yang berupa ajaran
(agama) dan paham (ideologi)sebagai pedoman untuk bersikap dan bertindak baik yang
diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Tujuan moral adalah mengarahkan sikap
dan perilaku manusia agar menjadi baik sesuai dengan ajaran dan paham yang dianutnya.
Manfaat moral adalah menjadi pedoman untuk bersikap dan bertindak atau berperilaku
dalam interaksi sosial yang dinilai baik atau buruk. Tanpa memiliki moral, seseorang
akan bertindak menyimpang dari norma dan nilai sosial dimana mereka hidup dan
mencari penghidupan (Prawironegoro Darsono, 2010:247).
Tanggung jawab sosial ilmuwan adalah suatu kewajiban seorang ilmuwan untuk
mengetahui masalah sosial dan cara penyelesaian permasalahan sosial tersebut.
Tanggung jawab merupakan hal yang ada pada setiap makhluk hidup. Hal demikian
dapat dilihat pada manusia yang menunjukkan tanggung jawabnya dengan merawat dan
mendidik anaknya sampai dewasa. Tanggung jawab terdapat juga pada bidang yang
ditekuni oleh manusia, seperti negarawan, budayawan, dan ilmuwan. Tanggung jawab
tidak hanya menyangkut subjek dari tanggung jawab itu sendiri, seperti makhluk hidup
atau bidang yang ditekuni oleh manusia akan tetapi juga menyangkut objek dari
tanggung jawab, misalnya sosial, mendidik anak, memberi nafkah, dan sebagainya.
Revolusi genetika merupakan babakan baru dalam sejarah keilmuan manusia
sebab sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh manusia sebagai obyek penelaahan itu
sendiri. Hal ini bukan berarti bahwa sebelumnya tidak pernah ada penelaahan ilmiah
yang berkaitan dengan jasad manusia, namun penelaahan ini dimaksudkan untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi, dan tidak membidik secara langsung manusia
sebagai obyek penelaahan (Suriasumantri Jujun S, 2000).
Artinya jika kita mengadakan penelaahan mengenai jantung manusia, maka hal
ini dimaksudkan untuk mengembangkan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan
penyakit jantung dan di atas pengetahuan itu dikembangkan teknologi yang berupa alat
yang memberi kemudahan bagi kita untuk menghadapi gangguan-gangguan jantung.
Dengan penelitian genetika maka masalahnya menjadi sangat lain, kita tidak lagi
menelaah organ manusia dalam upaya untuk menciptakan teknologi yang memberikan
kemudahan bagi kita, melainkan manusia itu sendiri sekarang menjadi obyek penelaahan
yang akan menghasilkan bukan lagi teknologi yang memberi kemudahan, melainkan
teknologi untuk mengubah manusia itu sendiri.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang :
1. Hubungan antara ilmu dan moral
2. Tanggung jawab ilmuwan di masyarakat
Dalam penulisan makalah ini tentunya bertujuan supaya mahasiswa dapat memahami
hubungan antara ilmu dan moral, serta tanggung jawab ilmuwan di masyarakat.
B. Pembahasan
1. Ilmu
Kata ilmu dalam bahasa Arab ilm yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti
memahami suatu pengetahuan (http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu).
Istilah ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang
berasal dari scientiadari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari ,
mengetahui. The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian
aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh
pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya,
dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang
ingin dimengerti manusia (Ihsan Fuad, 2010).
Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus
dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu
mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Dari aktivitas ilmiah dengan metode
ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuwan dapatlah dihimpun sekumpulan
pengetahuan yang baru atau disempurnakan pengetahuan yang telah ada, sehingga
di kalangan ilmuwan pada umumnya terdapat kesepakatan bahwa ilmu adalah
suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis (Surajiyo,2009).
Menurut Bahm (dalam Koento Wibisono,1997) definisi ilmu pengetahuan
melibatkan enam macam komponen yaitu masalah (problem), sikap (attitude),
metode (method), aktivitas (activity), kesimpulan (conclusion), dan pengaruh
(effects) (Ihsan Fuad,2010).
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang Gie (1987)
mempunyai lima ciri pokok :
1. Empiris, pengetahuan diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan
2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur
3. Objektif, pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan
pribadi
4. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membedakan pokok soalnya ke dalam
bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan
dari bagian-bagian itu
5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapapun juga (Surajiyo,2009).
Sifat ilmiah dalam ilmu dapat diwujudkan, apabila dipenuhi syarat-syarat yang
intinya adalah :
1. Ilmu harus mempunyai objek, berarti kebenaran yang hendak diungkapkan dan
dicapai adalah persesuaian antara pengetahuan dan objeknya
2. Ilmu harus mempunyai metode, berarti untuk mencapai kebenaran yang
objektif, ilmu tidak dapat bekerja tanpa metode yang rapi
3. Ilmu harus sistematik, berarti dalam memberikan pengalaman, objeknya
dipadukan secara harmonis sebagai suatu kesatuan yang teratur
4. Ilmu bersifat universal, berarti kebenaran yang diungkapkan oleh ilmu tidak
bersifat khusus melainkan berlaku umum (Hartono Kasmadi, 1990:8-9 dalam
Ihsan Fuad,2010).
Perkembangan
ilmu
tidak
pernah
terlepas
dari
mengembangkan
ilmu
yang
sesuai
dengan
juga
untuk
mengontrol
dan
mengarahkannya.Hal
ini
Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah dan manusia harus mempunyai moral
jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.Apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral
yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan agama. Moral
juga dapat diartikan sebagai sikap,perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan
seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran,
suara hati, serta nasihat (http://id.wikipedia.org/wiki/moral).
Penerapan dari ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan dimensi etis
sebagai pertimbangan dan mempunyai pengaruh pada proses perkembangan lebih
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanggung jawab etis merupakan sesuatu yang
menyangkut kegiatan maupun penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
hal ini berarti ilmuwan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem,
bertanggung jawab pada kepentingan umum, kepentingan generasi mendatang, dan
bersifat universal, karena pada dasarnya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah untuk
mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia bukan untuk menghancurkan
eksistensi manusia (Ihsan Fuad,2010).
Jadi ilmu yang diusahakan dengan aktivitas manusia harus dilaksanakan
dengan metode tertentu sehingga mendatangkan pengetahuan yang sistematis.
Manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati sesamanya. Untuk
menerapkan ilmu pengatahuan dan teknologi membutuhkan dimensi etis sebagai
pertimbangan untuk proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih
lanjut.
3. Hubungan antara ilmu dan moral
Merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia
sangat berhutang kepada ilmu dan teknologi.Berkat kemajuan dalam bidang ini maka
pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah
disamping penciptaan berbagai kemudahan dalam bidang-bidang seperti kesehatan,
pengangkutan, pemukiman, pendidikan, dan komunikasi (Suriasumantri Jujun S,
2000).
adalah
menemukan
pengetahuan
dan
terserah
kepada
orang
lain
untuk
hanyalah
terbatas
pada
metafisik
keilmuan,
sedangkan
dalam
pendidikan
(akhlak), "Ilmutanpabimbingan
adalah
moral
penyampaian
(agama)
adalah
pendidikan
buta
dan
moral
agama
didukung oleh sistem komunikasi sosial yang bersifat terbuka menjadi proses
pengembangan ilmu yang berjalan secara efektif. Seorang ilmuwan mempunyai
tanggung jawab sosial, bukan saja karena dia adalah warga masyarakat yang
kepentingannya terlibat secara langsung di masyarakat namun yang lebih penting
adalah karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup
bermasyarakat.Fungsinya selaku ilmuwan tidak berhenti pada penelaahan dan
keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuan
sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (Suriasumantri Jujun S, 2000).
Jika dinyatakan bahwa ilmu bertanggung jawab atas perubahan sosial, maka
hal itu berarti ilmu telah mengakibatkan perubahan sosial dan juga ilmu bertanggung
jawab atas sesuatu yang bakal terjadi. Jadi tanggung jawab tersebut bersangkut paut
dengan masa lampau dan juga masa depan (Ihsan Fuad,2010).
Ilmuwan
berdasarkan
pengetahuannya
memiliki
kemampuan
untuk
meramalkan apa yang akan terjadi. Umpamanya saja apakah yang akan terjadi dengan
ilmu dan
teknologi
kita
di masa
depan berdasarkan
proses
pendidikan
Yunani Kuno, ilmu adalah theoria, sedangkan keteraturan alam dan keteraturan
masyarakat selalu menurut kodrat Ilahi.Setiap keteraturan adalah keteraturan ilahi dan
alam (karena mempunyai keteraturan) bahkan dianggap sebagai Ilahi atau sebagai
hasil pengaturan Ilahi (Ihsan Fuad, 2010).
Di bidang etika tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi
memberikan informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil di depan bagaimana
caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain,
kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, dan kalau perlu berani mengakui
kesalahan. Pengetahuan yang dimilikinya merupakan kekuatan yang akan
memberinya keberanian. Demikian juga dalam masyarakat yang sedang membangun
maka dia harus bersikap sebagai seorang pendidik dengan memberikan suri teladan
(Suriasumantri Jujun S, 2000).
Jadi bila kaum ilmuwan konsekuen dengan pandangan hidupnya, baik secara
intelektual maupun secara moral , maka salah satu penyangga masyarakat modern
akan berdiri dengan kukuh. Berdirinya pilar penyangga keilmuan itu merupakan
tanggung jawab sosial seorang ilmuwan.
Tanggung jawab juga menyangkut penerapan nilai-nilai etis setepat-tepatnya
bagi ilmu di dalam kegiatan praktis dan upaya penemuan sikap etis yang tepat, sesuai
dengan ajaran tentang manusia dalam perkembangan ilmu.
5. Nuklir dan Pilihan Moral
Pada tanggal 2 agustus 1939 Albert Einstein menulis surat
kepada presiden Roosevelt yang isinya yaitu merekomendasikan
untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mencapai puncaknya
pada pembuatan bom atom yang dapat memusnahkan ribuan umat
manusia dalam waktu sesaat, pandangan ilmu sebagai berkah dan
penyelamat manusia dipertanyakan, apakah ilmu member berkah
atau menimbulkan kegoncangan bagi manusia? Einstein mungkin
tidak salah dengan rekomendasinya itu, karena seandainya amerika
serikat tidak segera membuat bom atom, nazi sedang
mempersiapkan diri untuk membuat bom nuklir yang dapat menjadi
pembunuh, saat itu muncul pertanyaan disekitar kaitan ilmu dengan
moral, ilmu dengan nilai, dan tanggung jawat moral ilmuan, untuk
apa ilmu dan teknologi dikembangkan?apakah dikembangkan untuk
tujuan- tujuan kemanusiaan, atau tujuan perang?apakah ilmu bebas
nilai apakah serat pada nilai? Kemana perkembangan ilmu
sebenarnya harus diarahkan?
6. Rekayasa Genetika
Ilmu dalam persfektif sejarah kemanusiaan mempunyai
puncak kecemerlangan masing- masing, namun seperti kotak
Pandora yang terbuka kecemerlangan itu membawa malapetaka.
Perang dunia 1 menghadiahkan bom kuman yang menjadi kutukan
ilmu kimia dan perang dunia 2 muncul bom atom produk fisika, dan
kutukan apa yang akan dibawa oleh revolusi genetika.
Revolusi genetika merupakan babakan baru dalam sejarah
keilmuan manusia sebab sebelum ini ilmu tidak pernah menyentuh
manusia sebagai obyek penelaah itu sendiri.dengan penelitian
genetika ini menjadi sangat lain kita tidak lagi menelaah organorgan manusia melainkan manusia itu sendiri yang menjadi objek
C. Kesimpulan
1. Ilmu
atau
ilmu
pengetahuan
adalah
seluruh
usaha
sadar
untuk
kemaslahatan
manusia
atau
sebaliknya
dapat
pula
E. Daftar Pustaka
Ihsan Fuad, Filsafat Ilmu, Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Suriasumantri Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 2000.
Sudarsono, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta : Rineka Cipta,2008.
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta :Bumi Aksara, 2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/moral.