Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KIMIA DASAR LANJUT

PEMBUATAN KOLOID DENGAN CARA DISPERSI

Disusun Oleh :
Ika Lailatul Khoiriyah

(123234015)

Kharisma N. Puspitasari

(123234217)

Arlin Yulianita Pratiwi

(123234221)

Kimia 2012

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2013

PEMBUATAN KOLOID DENGAN CARA DISPERSI


1. Pengertian Koloid
Istilah koloid pertama kali diutarakan oleh seorang ilmuwan Inggris, Thomas
Graham, sewaktu mempelajari sifat difusi beberapa larutan melalui membran kertas
perkamen. Graham menemukan bahwa larutan natrium klorida mudah berdifusi sedangkan
kanji, gelatin, dan putih telur sangat lambat atau sama sekali tidak berdifusi. Zat-zat yang
sukar berdifusi tersebut disebut koloid.
Tahun 1907, Ostwald, mengemukakan istilah sistem terdispersi bagi zat yang
terdispersi dalam medium pendispersi. Analogi dalam larutan, fase terdispersi adalah zat
terlarut, sedangkan medium pendispersi adalah zat pelarut. Sistem koloid adalah suatu
campuran heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran
koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium pendispersi).
Sistem koloid termasuk salah satu sistem dispersi. Sistem dispersi lainnya adalah
larutan dan suspensi. Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat
kecil, sehingga tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Sedangkan
suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel berukuran besar dan tersebar merata
dalam medium pendispersinya Perbedaan antara larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi
dapat dilihat pada tabel berikut.
Perbedaan larutan sejati, sistem koloid dan suspensi kasar
Pembeda

Larutan Sejati

Sistem Koloid

Suspensi Kasar

Jumlah fase

Distribusi partikel

Homogen

Heterogen

Heterogen

Ukuran partikel

< 107 cm

107 105 cm

> 105 cm

Penyaringan

TidakdapatDisaring

Tidak
disaring,
dengan

dapat

Dapat disaring

kecuali
penyaring

ultra
Kestabilan

Stabil,

Stabil,

tidakMemisah

memisah

tidak

Tidak
Memisah

stabil,

Contoh

- Larutan gula

- Tepung dalam air

Campuran

- Larutan gula

- Susu

dalam air

pasir

2. Cara Pembuatan Koloid

KONDENSA
DISPER
Partikel
Partikel
Partikel
SI
SI
Pembuatan
cara
yaitu
kondensasi
dan
disperse.
Larutankoloid
Sejati dapat dilakukan dengan dua
Suspensi
Koloid

a. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi


Cara Kondensasi dilakukan melalui reaksi kimia seperti reaksi redoks, reaksi
hidrolisis, reaksi dekomposisi rangkap, dan reaksi pergantian pelarut.
- Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H 2S) dengan belerang
dioksida (SO2) yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S(s)
-

Reaksi Hidrolisis
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida ,
maka akan terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin
besar sampai berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi :
Na2SO3(aq) + 2HCl (aq) 2 NaCl (aq) + H2O (l) + S (s)

Reaksi Substitusi
Misalnya larutan natrium tiosulfat direaksikan dengan larutan asam klorida ,
maka akan terbentuk belerang. Partikel belerang akan bergabung menjadi semakin
besar sampai berukuran koloid sehingga terbentuk sel belerang. Seperti reaksi :
Na2SO3 (aq) + 2HCl (aq) 2 NaCl (aq) + H2O (l) + S (s)

Reaksi Dekomposisi Rangkap


Contohnya adalah pembuatan sol As2S3 dengan mereaksikan larutan H3AsO3
dengan larutan H2S. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2H3AsO3 (aq) + 3H2S (aq) As2S3 (s) + 6H2O (l)

Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan menggnti medium pendispersi sehingga fase
terdispersi yang semula larut menjadi berukuran koloid. Misalnya larutan jenuh
kalsium asetat jika dicampur dengan alcohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel.

b. Pembuatan koloid dengan cara dispersi


Dengan cara dispersi partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi
dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atu dengan loncatan bunga listrik(busur
bredig).
- Cara mekanik
Pembuatan sistem koloid secara mekanik adalah dengan penggerusan atau
penggilingan untuk zat padat, serta dengan pengadukan atau pengocokan untuk zat
cair. Setelah diperoleh partikel yang kehalusannya sesuai koloid, lalu didispersikan ke
dalam medium pendispersinya. Contoh pembuatan sistem koloid secara mekanik
adalah pembuatan Sol belerang.
-

Cara peptisasi
Pembuatan sistem Koloid secara Peptisasi yaitu dengan menggunakan zat
kimia untuk memecah partikel besar menjadi pertikel koloid. Partikel kasar dipecahpecah menjadi partikel koloid dengan penambahan siatu zat elektrolit. Comtoh
pembuatan sistem koloid secara peptisasi antara lain pencernaan makanan dengan
enzim. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan
protein(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim peptin. Pembuatan sol belerang dari

endapan nikel sulfida (NiS) dengan mengalirkan gas H2S.


Cara busur bredig
Pembuatan sistem koloid dengan menggunakan Busur Bredig yaitu
pembuatan koloid dengan cara pemecahan zat padat menjadi partikel koloid dengan
menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Pembuatan sistem koloid menggunakan
busur bredig biasanya digunakan untuk logam. Logam yang akan dijadikan koloid
digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam medium pendispersi.
Kemudian dialiri arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api
listrik di kedua ujungnya. Suhu tinggi akibat adanya loncatan bunga api listrik
mengakibatkan atom-atom logam akan luntur dan terlempar ke dalam medium
pendispersi (air), lalu atom-atom tersebut akan mengalami kondensasi sehingga
membentuk suatu koloid logam. Contoh pembuatan sistem koloid dengan busur
bredig adalah pembuatan sol logam.

Skema alat busur bredig

Skema alat busur bredig

Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan dengan cara homogenisasi,
yaitu suatu cara yang digunakan untuk membuat suatu zat homogen dan berukuran
koloid. Contoh cara homogenisasi adalah dalam proses pembuatan susu.
Pembentukan partikel koloid dapat juga dilakukan dengan cara dispersi dalam
gas. Cara ini dilakukan dengan menyemprotkan cairan menggunakan alat atomizer
(pengatom) atau dengan sprayer untuk membentuk aerosol. Sebagai contoh
penyemprotan parfum, insektisida dan sebagainya.

3. Aplikasi Pembuatan Koloid dengan Cara Dispersi


Metode dispersi melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi partikelpartikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada
tiga metode dispersi yaitu cara mekanik, cara peptisasi, dan cara busur Bredig. Contoh

pembuatan koloid dengan cara dispersi menggunakan bahan sehari hari adalah pembuatan
Sol/ Gel Agar-Agar.
Gel agar-agar merupakan salah satu jenis koloid yang dapat dibuat dengan
memanfaatkan cara peptisasi. Zat pemecah dalam pembuatan agar-agar adalah pektin atau
asam pektinat. Pektin memiliki sifat terdispersi dalam air. Pektin bersama gula dan asam
pada suhu tinggi akan membentuk gel. Fase terdispersi dalam agar-agar ini adalah berupa zat
cair dan medium pendispersi berupa zat padat. Di bawah ini dalah cara pembuatan agar-agar:
a. Alat dan Bahan
- Gelas Kimia
- Spatula
- Kaki tiga
- Spirtus
- Air
- Bubuk agar-agar
- Gula Pasir
b. Cara Kerja
- Isilah gelas kimia dengan air kira-kira setengah gelas
- Panaskan air tersebut dengan menggunakan pembakar spirtus
- Setelah air hampir mendidih , tambahkan agar-agar bubuk dan gula pasir
- Pada saat air, agar-agar dan gula tercampur, dinginkan campuran itu untuk
memperoleh agar-agar
Setelah gelas kimia yang berisi air dan bubuk agar-agar dipanaskan, maka bubuk
agar-agar akan larut dalam air. Ini merupakan bentuk sol agar-agar. Tujuan dipanaskan
memang supaya bubuk agar-agar larut dalam air karena agar-agar tidak bisa larut dalam suhu
dingin, tetapi dapat larut dalam suhu panas. Setelah didinginkan, agar-agar akan mengeras.
Agar-agar yang mengeras ini yang disebut gel agar-agar.

DAFTAR PUSTAKA
Gita, Ayu. 2009. http://ayugitas.blogspot.com/2012/05/pembuatan-sistem-koloid-caradispersi.html. Diakses pada tanggal 18 Mei 2013 pukul 08.25 WIB.
Nastiti, Lia. 2010. http://lianaastiti.blogspot.com/2012/06/koloid.html. Diakses pada tanggal
15 Mei 2013 pukul 09.00 WIB.
Tim Kimia Dasar. 2010. Kimia Dasar Lanjut. Surabaya : Unipres.

Anda mungkin juga menyukai