Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Partisipasi Masyarakat


a. Pengertian Partisipasi Masyarakat
Partisipasi sebagai suatu konsep dalam pengembangan
masyarakat, digunakan secara umumdan luas. Didalam kamus besar
bahasa Indonesia partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam
suatu kegiatan (keikutsertaan).
1
Sedangkan dalam kamus sosiologi
participationialah setiap proses identifikasi atau menjadi peserta suatu
proses komunikasi atau kegiatan bersama dalam suatu situasi sosial
tertentu.
2
Definisi lain menyebutkan partisipasi adalah kerja sama
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta:
Balai Pustaka,
2005), hal. 831
2
Soejono Soekanto, Kamus Sosiologi(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993),
hal. 355
Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa
diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam
interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu,
seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan
atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan
orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan,
kepatuhan dan tanggungjawab bersama.
menurut Isbandi (2007: 27) parsipasi adalah keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan
potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan
keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian,


yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta
dalam pengambilan keputusan;
2. Partisipasi adalah pemekaan (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan
kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan;
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau
kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk
melakukan hal itu;
5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang
melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya memperoleh
informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan
lingkungan mereka.

https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr&ei=YUgGWL3IEYrPvgSIpZWQDg#q=pengelompokka
n+partisipasi+masyarakat

Menurut Effendi, partisipasi ada dua bentuk, yaitu partisipasi vertikal dan partisipasi horizontal.

Partisipasi vertikal adalah suatu bentuk kondisi tertentu dalam masyarakat yang terlibat di
dalamnya atau mengambil bagian dalam suatu program pihak lain, dalam hubungan mana
masyarakat berada sebagai posisi bawahan.

Partisipasi horizontal adalah dimana masyarakatnya tidak mustahil untuk mempunyai


prakarsa dimana setiap anggota / kelompok masyarakat berpartisipasi secara horizontal
antara satu dengan yang lainnya, baik dalam melakukan usaha bersama, maupun dalam
rangka melakukan kegiatan dengan pihak lain. menurut Effendi sendiri, tentu saja
partisipasi seperti ini merupakan tanda permulaan tumbuhnya masyarakat yang mampu
berkembang secara mandiri

Dalam partisipasi masyarakat dengan pola hubungan konsultatif, anggota masyarakat


berhak untuk didengar pendapatnya dan diberi tahu, tetapi keputusan terakhir tetap
berada di tangan pembuat keputusan (decision maker). Untuk melaksanakan sebuah
program tentu tidak serta merta langsung melaksanakan program, tentu ada sebuah proses
didalamnya. Hal pertama yang dilakukan mahasiswa adalah melakukan proses
identifikasi dalam hal mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan
identifikasi tentulah mahasiswa harus terjun langsung ke masyarakat, hal yang termudah
adalah menghubungi pihak pemerintah daerah tersebut untuk mendapat data dan potensi
masyarakat dan menghubungi tokoh masyarakat agar ketika melaksanakan door to door
ke masyarakat dipermudah prosesnya. Setelah melaksanakan kegiatan identifikasi
diperolehlah hasil dalam bentuk data maupun hasil pengamatan bahwa keinginan
masyarakat tentulah tidak sedikit bahkan terkadang tidak sesuai dengan potensi
masyarakat di daerah tersebut. Disinilah peran mahasiswa sebagai pengambil keputusan
untuk eksekusi program dan membuatn perencanaan program yang akan dilaksanakan
untuk pembangunan masyarakat. Akan tetapi yang menjadi catatan adalah program yang
akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat membangun daerah

tersebut.
Di dalam partisipasi masyarakat yang bersifat kemitraan, anggota masyarakat merupakan
mitra yang sejajar kedudukannya dengan pembuatan keputusan. Mereka secara bersama
sama membahas masalah dan membahas keputusan. Ketika proses identifikasi sudah
dilaksanakan tentu langsung pelaksanaan program, posisi masyarakat dan mahasiswa

sejajar dimana saling berkerja sama untuk pelaksaan program. Mahasiswa berperan
sebagai fasilitator dari program yang dilaksanan dan pendidik dari program yang bersifat
pembelajaran, sementara masyarakat sebagai partisipator dalam program yang
dilaksanakan dan warga belajar terhadap kegiatan yang bersifat pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai