Anda di halaman 1dari 8

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i


Daftar Isi ...................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan......................................................................................................................1
Bab II Isi .................................................................................................................................... 2
Pengertian

K3

..

2
2.

Keamanan

Kerja

...

Kesehatan

Kerja

...

3
3.
4
4.

Keselamatan

Kerja

4
5.

Tujuan

Kesehatan,

Keselamatan

dan

Keamanan

Kerja.

4
6.

Undang-undang

Keselamatan

Kerja

5
Bab III Penutup
Kesimpulan
7
Saran

...

Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan
makalah ini. dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas Produktif ,yaitu tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 LH.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Guru dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...

Jatibarang Januari 2013


Penulis

Bab I
Pendahuluan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau disingkat K3 merupakan program pemerintah.
Program ini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat kerja
yang mengakibatkan penderitaan bagi pekerja mapun keluarga pekerja. Karena frekuensi
kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada
program ini. Pengusaha bilang, ini cost atau buang buang biaya. Pekerja berkomentar,
memperlambat pekerjaan. Dua duanya benar, jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Tapi kalau
dicermati sisilainnya, tentunya pengusaha akan berpikir dua kali berkata demikian. Kenapa?
Karena cost yang dikeluarkan untuk suatu insiden kecelakaan kerja akan jauh berkali lipat
dibandingkan yang dikeluarkan untuk pencegahannya. Bagi pekerja, jika sudah terkena cidera
atau fatality, tentu tidak akan berani berkata lagi kalau K3 itu hanya memperlambat
pekerjaan.
Undang Undang dibidang K3 sudah ada sejal tahun 1970 yaitu UU no. 1 tahun 1970 yang
mulai diundangkan tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahirnya K3. Namun,
hingga tahun 2000anlah K3 baru mulai banyak dikenal. Kemana saja selama ini regulasi K3
tersebut diatas? Ya, mati surilah kalau boleh dikatakan begitu. Kenapa mati suri? Karena
belum ada kesadaran baik dari pihak pengusaha, pekerja bahkan dari pihak Depnakertrans
sendiri sebagai pengawas. Kenapa belum ada kesadaran? Karena belum tertimpa insiden
kecelakaan kerja. jadi, istilahnya menunggu bola, kalau dapat bola baru bergerak. Ini pola
klasik, pola pecundang. Ini sebabnya negara kita tidak maju maju, karena masih dilandasi
oleh pola berpikir yang tidak efektif tersebut. Kalau saja Depnakertrans bertindak tegas,
bergerak cepat, tentu kemajuan implementasi K3, sudah lebih maju daripada yang ada
sekarang ini.
Lalu bagaimana caranya mengimplementasikan K3? Jika anda perusahaan besar dengan
jumlah karyawan 100 orang atau lebih atau sifat kerja organisasi anda yang mengandung
bahaya atau resiko yang tinggi, maka wajib mengimplementasi SMK3 (Sistem Manajemen
Keselamtan dan Kesehatan Kerja). Jika anda perusahaan kecil dan sifat kerjanya tidak
mengandung bahaya atau resiko tinggi, maka anda hanya pekerjakan seorang safety officer
atau ahli K3 umum. Karena, semua tempat kerja memiliki resiko atau bahaya. Itulah definisi
tempat kerja menurut UU no.1 tahun 1970. Jadi, anda harus tetap waspada dengan bahaya
laten ditempat kerja. Jika bukan baha fisik instan, tentu ancaman penyakit yang mungkin saja
terjadi bertahun tahun kemudian.
Jadi, sudah saatnya pengusaha dan pekerja serta pihak depnakertrans sendiri sadar untuk
lebih meningkatkan performa K3 di semua organisasi di Indonesia, karena angka kecelakaan
kerja di Indonesia masih lebih tinggi dibanding negara2 lainnya di Asia tenggara, bahkan di
Asia. Angka yang dilaporkan pemerintahpun belum tentu angka konkrit. Masih banyak
perusahaan2 yang tidak melaporkan insiden2 kecelakaan kerja yang terjadi ditempat
kerjanya. Bahkan penghargaan zero accidentpun patut dipertanyakan metode penilaiannya.
------------------->

Bab II
Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja
Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat
yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang
mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen, Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya
pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau
khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu
lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung.Kesehatan
masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat
produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul akibat pekerjaanya. Sasaran
kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan peralatan kerja di lingkungan PSTKG.
Melalui usaha kesehatan pencegahan di lingkungan kerja masing-masing dapat
dicegah adanya penyakit akibat dampak pencemaran lingkungan maupun akibat aktivitas dan
produk PSTKG terhadap masyarakat konsumen baik di lingkungan PSTKG maupun
masyarakat luas.
Tujuan kesehatan kerja adalah:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di semua
lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun
kesehatan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan bahaya
yang disebabkan olek faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan,
penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja
mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif
tiga komponen utama yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu:
1. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
2. Beban kerja: fisik maupun mental.
3. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain:bising, panas, debu,
parasit, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan kerja yang
optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah kesehatankerja
berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan
produktifitas kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga

kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera.
Kebutuhan akan keselamatan dan kesehatan kerja di masyarakat semakin meningkat sebagai
dampak dari globalisasi dan perdagangan bebas. Keberadaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) akan menjamin perkembangan investasi industri di Indonesia. Kebutuhan K3
yang semakin meningkat tidak hanya pada masyarakat industri (sektor formal) tetapi juga
penting bagi masyarakat khususnya pelaku sektor usaha skala kecil dan menengah (small
medium enterprise). Dalam menghadapi tantangan dan kebutuhan tadi FKMUI membuka
Program Magister K3 yang bertujuan untuk:
1. Menciptakan Sumber Daya Manusia yang mempunyai ketajaman analisis dan
kemandirian berpikir dalam memahami K3 dari segi akademis maupun praktis dalam
pengembangan dan pengelolaan K3 di perusahaan maupun dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Menciptakan SDM yang mampu berpikir dalam kerangka sistem sehingga mampu
mengintegrasikan sistem manajemen K3 dalam Sistem Manajemen perusahaan
maupun dalam kehidupan masyarakat.
3. Menciptakan SDM yang mampu mengembangkan wacana K3 dalam setiap aspek
kegiatan di perusahaan maupun dalam kehidupan masyarakat.

1. Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja
yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril.
a. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut.
1) Baju kerja
2) Helm
3) Kaca mata
4) Sarung tangan
5) Sepatu
b. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut.
1) Buku petunjuk penggunaan alat
2) Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3) Himbauan-himbauan
4) Petugas keamanan
2. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial,
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum.
Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja tidak hanya
diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit. Menurut Undang-Undang Pokok
Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai
kesempurnaan keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

3. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan
pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan salah sau faktor yang harus
dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun didunia ini yang menginginkan terjadinya
kecelakaan. Keselamatan kerja sangat bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana
pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat
selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah ruang tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya
sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1. Mesin
2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain
Tujuan Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja.
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin kesempurnaan atau
kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya dan budayanya.
Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja adalah sebagaai
berikut :
a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
c. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja
d. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari kerja.
e. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan
f. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap
terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya kecelakaan sebagai akibat dari kondisi
kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat. Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.
Undang-undang Keselamatan Kerja
UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar

proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses produksi tidak
merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan
dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU Keselamatan Kerja
(UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan undang-undang pokok yang
memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja di
segala macam tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan UU No. 14 tahun
1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti setiap warga negara berhak hidup
layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit.
UU No. 14 tahun 1969 menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta
pelaksana dari pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus dipenuhi
secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b. Adanya tenaga kerja, dan
c. Ada bahaya di tempat kerja. UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undangundang ini, diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang
membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan untuk
mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja untuk
mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aefisien,
dan proses produksi berjalan lancar.
Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan
Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation Procedure) wajib
dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan kesalamatan kerja. Fungsi
utama dari peralatan keselamatan kerja adalah melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan
mencegah akibat lebih lanjut dari kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour
Organization) menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya
c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para pekerja.
Alat keselamatan kerja yang biasanya dipakai oleh tenaga kerja adalah helm, masker,
kacamata, atau alat perlindungan telinga tergantung pada profesinya.

Bab III Penutup


1. Kesimpulan
Pada dasarnya UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
mengatur agar proses produksi berjalan teratur dan sesuai rencana, dan mengatur agar proses
produksi tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan
perlindungan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
2. Saran
Dalam pelaksanaan K3 perlu memperhatikan 2(dua) hal penting yakni indoor dan outdoor.
Baik perhatian terhadap konstruksi gedung beserta perlengkapannya dan operasionalisasinya
terhadap bahaya kebakaran serta kode pelaksanannya maupun terhadap jaringan elektrik dan
komunikasi, kualitas udara, kualitas pencahayaan, kebisingan, display unit (tata ruang dan
alat), hygiene dan sanitasi, psikososial, pemeliharaan maupun aspek lain mengenai
penggunaan
komputer.
Hal diatas tidak hanya meningkatkan dari sisi kesehatan maupun sisi keselamatan
karyawan/pekerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerjanya.
Harapannya rekomendasi ini dapat dijadikan sebagai acuan ataupun perbandingan dalam
rangka meningkatkan pelaksanaan K3 khususnya di perkantoran.

Anda mungkin juga menyukai