Anda di halaman 1dari 9

Pengembangan Instrumen Assessment for Learning Berbasis Web

untuk Fisika Dasar 2


Maulidiyah Rahmawati, Sentot Kusairi, Sugiyanto
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
2Dosen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
3Dosen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang
Email: Mauli.dr93@gmail.com
1Mahasiswa

Salah satu elemen penting dalam pembelajaran adalah asesmen.


Terdapat beberapa jenis asesmen dalam permbelajaran, salah satunya
adalah assessment for learning. Asesmen ini penting dilakukan dalam
pembelajaran untuk meningkatkan proses pembelajaran, namun selama ini
kurang terlaksana secara optimal karena beberapa hal. Penelitian dan
pengembangan instrumen assessment for learning berbasis web untuk
Fisika Dasar 2 dilakukan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangan serta menguji
kelayakan instrumen assessment for learning berbasis web untuk Fisika
Dasar 2. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian dan
pengembangan modifikasi berdasarkan model penelitian dari Sukmadinata
(2013). Tahap penelitian ini meliputi studi pendahuluan, pengembangan
produk dan uji coba. Tahap studi pendahuluan terdiri dari studi pustaka,
studi lapangan dan pengembangan draft awal produk. Tahap
pengembangan produk meliputi penyusunan instrumen uji kelayakan,
pengembangan instrumen, uji validasi dan revisi produk awal. Tahap uji
coba dilakukan dengan uji coba terbatas kepada mahasiswa dan dilakukan
revisi produk akhir. Hasil penelitian dan pengembangan menghasilkan
produk instrumen assessment for learning berbasis web untuk mata kuliah
Fisika Dasar 2 dengan kriteria baik dan layak. Paket soal pre-flight dan self
test untuk seluruh materi pokok memiliki nilai rata-rata yang bervariasi
antara 3,32 hingga 4. Kelayakan dari spesifikasi produk juga memiliki
nilai rata-rata diatas 3,25 sedangkan pedoman penggunaan untuk memiliki
nilai kelayakan 3,67 pada aspek tampilan dan nilai kelayakan 4 pada aspek
isi. Instrumen Assessment for Learning telah diujicobakan kepada 29
mahasiswa dan memiliki nilai angket keterbacaan sebesar 3,267.
Berdasarkan hasil uji coba, instrumen dapat membantu meningkatkan
proses pembelajaran Fisika Dasar 2.
ABSTRAK:

Kata kunci: Assessment for Learning, feedback, Fisika Dasar 2


Asesmen merupakan bagian yang penting pada pembelajaran. Salah satu jenis
asesmen yang penting dilaksanakan adalah asesmen for learning, atau sering disebut
sebagai asesmen formatif. Wiliam dan Black (1996 dalam Hall dan Burke, 2004 : 28-29)
mengatakan bahwa asesmen ini memiliki dua peranan penting pada proses pembelajaran.
Peran yang pertama adalah memberi acuan pendidik dalam mengambil keputusan selama
proses pembelajaran melalui informasi dari peserta didik. Peranan yang kedua berkaitan
langsung dengan peserta didik yaitu memberi feedback kepada peserta didik untuk
i

memperbaiki proses belajarnya. Kedua peranan dari asesmen formatif ini menjadikan
proses pembelajaran berjalan dengan optimal.
Asesment formatif harus dilakukan secara rutin dan periodik selama proses
pembelajaran. asesmen diberikan secara periodik dimaksudkan untuk menghindari efek
dari single test (tes sumatif) yang secara umum diberikan hanya di akhir dari pembelajaran
(Ajogbeje, 2013 : 9). Salah satu karakteristik dari asesmen formatif adalah menyertakan
feedback atau balikan kepada siswa sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman dan
memperbaiki kesalahannya (Cizek & Andrade, 2010: 7; Arrends, 2012). Dalam prakteknya,
asesmen formatif pada perkuliahan masih belum terlaksana dengan optimal. Asesmen
formatif yang sudah dilakukan adalah ujian tengah semester, dan pemberian tugas baik
secara kelompok maupun individu. Namun pada pada pelaksanaan asesmen tersebut masih
belum optimal karena jarang disertai dengan pemberian feedback kepada mahasiswa.
Hambatan dalam pelaksanaan asesmen formatif dapat diatasi dengan
menggunakan sistem online. Berdasarkan penelitian-penelitian terbaru, pengembangan
instrumen asesmen dengan memberikan feedback secara online dapat sangat membantu
karena sifatnya yang dapat diberikan dengan segera (Nickel, 2013:4). Dengan sistem
online, instrumen dapat dirancang secara otomatis mampu mendeteksi kelemahan siswa
yang bersifat sangat unik serta secara langsung memberikan feedback berdasarkan hasil
yang diperoleh. Dengan demikian, faktor kesegeraan dalam pemberikan feedback dapat
dilaksanakan secara optimal.
KAJIAN PUSTAKA
Assessment
Asesmen merupakan proses pengambilan data. Anderson (2003: 4) mengatakan bahwa
asesmen berarti pengumpulan berbagai informasi tentang proses dan hasil belajar siswa
dalam rangka menentukan keputusan-keputusan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran.
Beberapa alasan tentang pentingnya pemahaman dan pelaksanaan asesmen diantaranya
adalah (1) Asesmen merupakan piranti untuk mendiagnosis kekuatan dan kelemahan siswa
dalam proses pembelajaran, (2) Asesmen berguna untuk memonitor kemajuan siswa, (3)
Asesmen membantu menentukan tingkatan siswa, dan (4) Asesmen juga dapat
menentukan efektivitas pembelajaran yang telah dirancang (Popham, 1995: 7 dalam
Kusairi, 2012). Arrends (2012: 230-235) menyatakan ada tiga kegunaan utama dari
penggunaan asesmen yaitu 1) assessment for learning, 2) assessment as learning, dan 3)
assessment of learning.
Assessment for Learning dalam Pembelajaran
Asesment for learning atau yang sering disebut sebagai asesmen formatif
merupakan kegiatan yang terintegratif dalam pembelajaran. Di dalam kelas, assessment for
learning sering dilakukan melalui kegiatan asesmen yang interaktif untuk mengetahui
kemajuan dan tingkat pemahaman peserta didik yang kemudian digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan belajar dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai
(CERI, 2008: 2). Cizek (2010: 4) menyatakan bahwa suatu tes atau instrumen lain
dikatakan sebagai assessment for learning jika memiliki dua kriteria. Kriteria pertama
adalah asesmen dilakukan selama proses pembelajaran. Yang kedua, harus memenuhi satu
ii

atau lebih tujuan utama dari assessment for learning berikut : 1) mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan siswa, 2) menilai pendidik dalam merencanakan pembelajaran, 3)
memandu siswa agar dapat mengatur belajarnya secara mandiri, memperbaiki kinerjanya,
dan mendapat keterampilan mengevaluasi diri, serta 4) membantu meningkatkan kesadaran
tanggung jawab untuk terus belajar.
Feedback atau Balikan
Feedback atau balikan dalam konteks assessment for learning didefinisikan sebagai
informasi yang dikomunikasikan kepada peserta didik yang dimaksudkan untuk
memodifikasi pemikiran atau perilaku siswa dengan tujuan meningkatkan proses
pembelajaran (Shute, 2007: 1). Cizek (2010: 14) mengatakan bahwa bagian yang paling
berpengaruh pada pelaksnaan asesmen formatif adalah ide tentang pemberian feedback.
Hal ini memberi implikasi bahwa kualitas assessment for learning ditentukan oleh kualitas
feedback (Jones, 2005; Shutee, 2007; Hodgson, 2010). Jika kualitas feedback kurang baik,
maka tujuan dari pelaksanaan asesmen formatif tidak akan tercapai dengan maksimal.
Jones (2005) menyatakan bahwa feedback yang efektif dapat meningkatkan : 1)
perkembangan kemampuan siswa, 2) hasil belajar siswa, 3) kepercayaan diri siswa, 4)
motivasi siswa, 5) kehadiran dan ketepatan waktu, 6) ingatan jangka panjang, 7) tingkah
laku di dalam kelas, 8) hubungan siswa dan guru, dan 9) partisipasi siswa di dalam kelas.
METODE
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
modifikasi berdasarkan model penelitian dari Sukmadinata (2013). Tahap penelitian ini
meliputi studi pendahuluan, pengembangan produk dan uji coba. Tahap studi pendahuluan
terdiri dari studi pustaka, studi lapangan dan pengembangan draft awal produk. Tahap
pengembangan produk meliputi penyusunan instrumen uji kelayakan, pengembangan
instrumen, uji validasi dan revisi produk awal. Tahap uji coba dilakukan dengan uji coba
terbatas kepada mahasiswa dan dilakukan revisi produk akhir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil studi pustaka ditemukan beberapa produk pengembangan
instrumen Assessment for Learning berbasis web dengan spesifikasi yang bervariasi dalam
pemberian feedback. Hasil studi pustaka menunjukkan kelebihan dan kelemahan dari
beberapa produk instrumen Assessment for Learning hasil pengembangan terdahulu.
Kelebihan dari instrumen Assessment for Learning berbasis web adalah dapat membantu
mahasiswa dalam belajar suatu topik materi melalui pemberian latihan soal secara rutin
dan disertai dengan pemberian feedback dengan segera serta dapat disesuaikan dengan
kebutuhan mahasiswa. Kelemahan dari Assessment for Learning yang ada adalah
terbatasnya feedback yang diberikan yaitu pembahasan soal selesai dijawab. Analisis
kebutuhan yang didapatkan dari studi lapangan adalah perlunya instrumen Assessment for
Learning melalui pemberian latihan soal secara rutin pada setiap topik materi Fisika Dasar
2 yang disertai dengan feedback yang diberikan dengan segera dan informasi mengenai
hasil dan bantuan atau arahan dalam memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Hasil
analisis digunakan sebagai informasi dalam pengembangan produk Instrumen Assessment
for Learning berbasis web untuk Fisika Dasar 2.
iii

Hasil instrumen yang dikembangkan adalah berupa 10 paket soal preflight dan 10
paket soal self test untuk materi getaran, gelombang, bunyi, superposisi gelombang, hukum
ke nol termodinamika, hukum pertama termodinamika, teori kinetik gas, hukum kedua
termodinamika, listrik statis, hukum gauss dan potensial listrik. Paket soal pre-flight
beserta feedback untuk 10 pokok materi pada Fisika Dasar 2 yang telah dikembangkan
divalidasi oleh validator.
Analisis hasil validasi isi untuk paket soal preflight adalah sebagai berikut.
Analisis hasil validasi isi untuk paket soal self test adalah sebagai berikut.

No

Materi

1
2
3
4
5

Getaran
Gelombang
Bunyi
Superposisi Gelombang
Hukum ke Nol Termodinamika
Hukum Pertama
Termodinamika
Teori Kinetik Gas
Hukum Kedua Termodinamika
Listrik Statis
Hukum Gauss dan Potensial
Listrik

6
7
8
9
10

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Materi
Getaran
Gelombang
Bunyi
Superposisi Gelombang
Hukum ke Nol
Termodinamika
Hukum Pertama
Termodinamika
Teori Kinetik Gas
Hukum Kedua
Termodinamika
Listrik Statis
Hukum Gauss dan
Potensial Listrik

Aspek Materi
Aspek Konstruksi
Aspek Bahasa
Nilai rataNilai rataNilai rataKriteria
Kriteria
Kriteria
rata
rata
rata
3,7
Baik
3,65
Baik
3,7
Baik
3,7
Baik
3,4
Baik
3,6
Baik
3,56
Baik
3,6
Baik
3,6
Baik
3,7
Baik
3,5
Baik
3,5
Baik
3,7
Baik
3,5
Baik
3,75
Baik
3,6

Baik

3,6

Baik

3,7

Baik

3,65
3,6
3,5

Baik
Baik
Baik

3,7
3,6
3,57

Baik
Baik
Baik

3,5
3,7
3,64

Baik
Baik
Baik

3,64

Baik

3,71

Baik

3,79

Baik

Aspek Materi
Nilai rataKriteria
rata
3,71
Baik
3,45
Baik
3,4
Baik
3,6
Baik

Aspek Konstruksi
Nilai rataKriteria
rata
3,44
Baik
3,32
Baik
3,4
Baik
3,6
Baik

Aspek Bahasa
Nilai rataKriteria
rata
3,33
Baik
3,4
Baik
3,5
Baik
3,6
Baik

3,7

Baik

3,53

Baik

3,65

Baik

3,6

Baik

3,5

Baik

3,68

Baik

3,65

Baik

3,6

Baik

3,65

Baik

3,47

Baik

3,65

Baik

3,7

Baik

3,67

Baik

3,49

Baik

3,75

Baik

3,5

Baik

3,38

Baik

3,65

Baik

iv

Analisis hasil validasi khusus untuk feedback paket soal self test adalah sebagai
berikut.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Materi
Getaran
Gelombang
Bunyi
Superposisi
Gelombang
Hukum ke Nol
Termodinamika
Hukum Pertama
Termodinamika
Teori Kinetik Gas
Hukum Kedua
Termodinamika
Listrik Statis
Hukum Gauss dan
Potensial Listrik

Feedback Letak
Kesalahan Jawaban
Nilai
Kriteria
3,8
Baik
3,86
Baik
3,8
Baik

Feedback Bantuan
Mengerjakan Soal
Nilai
Kriteria
3,76
Baik
3,8
Baik
3,9
Baik

Feddback Saran
Perbaikan
Nilai
Kriteria
3,6
Baik
3,6
Baik
3,8
Baik

3,8

Baik

3,9

Baik

3,8

Baik

3,82

Baik

3,9

Baik

3,6

Baik

3,8

Baik

3,76

Baik

3,6

Baik

3,74

Baik

3,9

Baik

3,8

Baik

3,74

Baik

3,65

Baik

3,6

Baik

3,75

Baik

3,77

Baik

3,8

Baik

3,8

Baik

3,9

Baik

4,0

Baik

Hasil penelitian dan pengembangan menghasilkan produk instrumen assessment for


learning berbasis web untuk mata kuliah Fisika Dasar 2 dengan kriteria baik dan layak.
Paket soal pre-flight dan self test untuk seluruh materi pokok memiliki nilai rata-rata yang
bervariasi antara 3,32 hingga 4. Kelayakan dari spesifikasi produk juga memiliki nilai ratarata diatas 3,25 sedangkan pedoman penggunaan untuk memiliki nilai kelayakan 3,67 pada
aspek tampilan dan nilai kelayakan 4 pada aspek isi. Instrumen Assessment for Learning
telah diujicobakan kepada 29 mahasiswa dan memiliki nilai angket keterbacaan sebesar
3,267. Berdasarkan Sugiyono (2010) nilai validasi diatas 3,25 memiliki kriteria yang baik
dan dapat digunakan di dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil uji coba, instrumen dapat
membantu meningkatkan proses pembelajaran Fisika Dasar 2.
Paket soal pada halaman course ini memiliki fitur khusus yang memfasilitasi
pemberian feedback dengan segera ketika berlangsungnya proses pengerjaan paket soal
dan setelah pengerjaan paket soal. Feedback yang diberikan adalah kebenaran jawaban,
petunjuk letak kesalahan jawaban, bantuan dalam mengerjakan soal, pembahasan, skor
akhir dan saran perbaikan untuk meningkatkan proses belajar mahasiswa. Instrumen ini
berbasis web sehingga seluruh aktivitas online mahasiswa pada halaman tersebut dapat
terekam di dalam database internet dan dapat dimanfaatkan dosen untuk memantau
perkembangan serta merencanakan kegiatan pembelajaran berikutnya.
KAJIAN DAN SARAN
Nilai hasil respon mahasiswa pada paket soal pre-flight dan self test dapat
digunakan dosen sebagai bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran. Sebelum
melaksanakan perkuliahan tatap muka seluruh mahasiswa merespon paket soal pre-flight
pada materi yang akan dibahas, misalnya materi getaran. Dosen melihat nilai paket soal
pre-flight yang telah dikerjakan sebelum pertemuan tatap muka dan menganalisis materi
yang masih banyak dijawab salah oleh mahasiswa. Berdasarkan informasi halaman grade
di instrumen assessment for learning terlihat bahwa soal nomor 2 dijawab salah oleh 83%
v

dari total mahasiswa. Soal tersebut membahas jenis gerak yang dialami oleh benda yang
bergetar harmonis sederhana. Sebagian besar mahasiswa masih kurang memahami bahwa
percepatan yang dialami oleh benda yang bergerak harmonis sederhana tidak konstan atau
dengan kata lain bahwa benda tersebut tidak melakukan gerak lurus berubah beraturan.
Pada perkuliahan tatap muka dosen dapat membahas topik gerak benda yang berosilasi
tersebut dengan lebih jelas. Dosen dapat memberi penekanan kepada mahasiswa bahwa
percepatan yang dialami oleh benda yang berosilasi tidak konstan serta menjelaskan
konsekuensinya. Analisis dapat dilakukan dengan cara yang sama untuk soal yang lain.
Mahasiswa merespon paket soal selt test setelah mengikuti perkuliahan tatap muka.
Dosen dapat menganalisis tingkat penguasaan konsep mahasiswa terhadap materi yang
sedang dipelajari berdasarkan nilai dan rekaman respon jawaban setiap soal dari masingmasing mahasiswa. Soal yang direspon salah oleh sebagian besar mahasiswa menunjukkan
sub bab atau materi yang kurang dikuasai mahasiswa. Banyak mahasiswa yang merespon
salah soal nomor 3 pilihan ganda yaitu mengenai arah percepatan, kecepatan dan
simpangan benda yang berosilasi. Respon jawaban mahasiswa melalui opsi jawaban yang
dipilih menunjukkan pemikiran atau pemahaman mahasiswa mengenai soal tersebut.
Berdasarkan data ini dosen dapat mengetahui jenis kesalahan konsep dan kurangnya
pemahaman mahasiswa terhadap materi tersebut. Dosen dapat menggunakan data tersebut
sebagai bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran pada perkuliahan tatap muka
berikutnya, misalnya dengan membahas soal yang banyak dijawab salah dan disertai
dengan tambahan penjelasan untuk mengatasi kesalahan konsep yang dimiliki mahasiswa.
Feedback yang diberikan pada paket soal pre-flight dan self test dapat membantu
mahasiswa belajar dan memahami konsep Fisika Dasar 2. Mahasiswa menerima feedback
segera setelah merespon soal satu persatu pada paket soal tertentu. Jika mahasiswa
merespon salah suatu soal pilihan ganda paket soal self test mahasiswa akan diberi
feedback berupa informasi letak kesalahan jawaban dan bantuan menyelesaikan jawaban.
Feedback tersebut membantu mahasiswa mengetahui kesalahannya dan dapat memperbaiki
kesalahan tersebut melalui feedback bantuan mengerjakan soal yang diberikan. Mahasiswa
juga diberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki jawaban semula dan menerima
feedback berupa pembahasan jawaban benar. Setelah seluruh soal pada paket self test
selesai dikerjakan mahasiswa diberi feedback berupa saran perbaikan untuk belajar mandiri
sesuai dengan tingkat pemahaman yang dimiliki
Saran
Instrumen Assessment for Learning berbasis web ini dapat digunakan sebagai
instrumen penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Produk yang telah dikembangkan dapat
dimanfaatkan baik untuk dosen dan mahasiswa selama perkuliahan Fisika Dasar 2 untuk
meningkatkan proses pembelajaran. Sebelum mengikuti pertemuan perkuliahan tatap
muka, setiap mahasiswa wajib merespon paket soal pre-flight sesuai materi yang
dipelajari. Hasil pengerjaan mahasiswa dianalisis oleh dosen untuk mengetahui kelemahan
dan kesalahan konsep yang dimiliki mahasiswa berkaitan dengan materi yang dipelajari.
Dosen dapat melihat seluruh detil respon dan nilai mahasiswa pada paket soal pre-flight
yang telah dikerjakan tersebut. Dengan melihat respon jawaban mahasiswa dosen dapat
vi

menentukan miskonsepsi apa yang sebagian besar dimiliki oleh mahasiswa. Pada
pertemuan perkuliahan dosen dapat memberikan penekanan penjelasan mengenai topik
yang banyak dijawab salah oleh mahasiswa.
Setelah mengikuti pertemuan perkuliahan mahasiswa merespon paket soal self test
sesuai dengan topik materi yang sedang dipelajari. Dosen dapat melihat nilai keseluruhan
maupun nilai individu pada instrumen assessment for learning berbasis web ini. Pada
database web dapat dilihat pertanyaan yang banyak dijawab salah oleh mahasiswa. Dengan
demikian dosen mengetahui tingkat pemahaman dan kesulitan yang dimiliki oleh
mahasiswa. Informasi ini kemudian digunakan dosen sebagai bahan acuan dalam
merancang pembelajaran berikutnya. Pada sub topik yang kurang dipahami mahasiswa
dapat diulas kembali dengan melakukan penjelasan ulang atau membahas soal yang
banyak dijawab salah tersebut pada pertemuan berikutnya. Pelaksaan assessment for
learning yang rutin dan periodik serta terintegrasi dalam pembelajaran melalui instrumen
ini akan membatu meningkatkan proses pembelajaran.
Bagi dosen, instrumen dapat dimanfaatkan secara optimal dengan menggunakan daftar
nilai dan data lain pada database mengenai respon mahasiswa terhadap materi tertentu
sebagai bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran. Bagi mahasiswa, instrumen
dapat dimanfaatkan secara optimal dalam proses pengerjaan paket soal untuk
memperbaiki kesalahan dan memperbaiki proses belajar mandisi sesuai dengan feedback
yang diberikan. Bagi peneliti lain, instrumen ini dapat menjadi rujukan dan pertimbangan
dalam melakukan analisis lebih lanjut atau pengembangan penyempurnaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan, maka
peneliti mengemukakan beberapa saran pengembangan produk lebih lanjut bagi peneliti
lain. Butir soal dalam instrumen Assessment for Learning berbasis web hendaknya
dikembangkan kedalam bentuk soal yang dapat menunjukkan kelemahan konsep
mahasiswa lebih baik, misalnya soal three tier. Instrumen hendaknya juga dikembangkan
untuk mata kuliah lain karena dapat membantu dosen dan mahasiswa melaksanakan
pembelajaran yang efektif. Produk pengembangan akan lebih baik jika diberi analisis dan
saran tertulis kepada dosen berdasarkan data base hasil pengerjaan paket soal dalam
memperbaiki kegiatan pembelajaran perkuliahan. Pengembangan lebih lanjut juga dapat
dilakukan untuk memberikan feedback berupa saran perbaikan untuk mahasiswa lebih
detile sesuai dengan nilai paket soal dan analisis pada berbagai ranah pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ajogbeje, O.J, Amos, A. & Adeniyi, O. 2013. Effect of Formative Testing with Feedback
on Students Achievement in Junior Secondary School Mathematics in Ondo State
Nigeria. International Educational Research, 1 (2). (online).
www.todayscience.org/ierarticle.pdh?paper_id=527300007 diakses Agustus 2014
Azevedo, R., & Bernard, R. M. (1995). A meta-analysis of the effects of feedback in
computer-based instruction. Journal of Educational Computing Research, 13(2),
111127.
Becta. 2005. Assessment and ICT: essential guides for school governors. (online).
http://files.ictopschool.net/bestanden/bronnen_digitale+genaratie/becta_review_feb
05.pdf diakses November 2014
vii

Black, P. (1995). Can teachers use assessment to improve learning? British Journal of
Curriculum & Assessment, 5(2), 711.
Borg, W.R & Gall, M.D. 1983. Educational Research : an Introduction. Newyork :
Longman.
Bull, J. & Danson, M. 2014. Computer-assisted Assessment (CAA). Learning and
Teaching Support Network, 14. (online). www.ltsn.ac.uk/genericcentre diakses
Agustus 2014.
Centre for educational Research and Innovation (CERI). 2008. Assessment for Learning
Formative Assessment. Ceri International Conference 'Learning in the 21st
Century : Research, Innovation and Policy'. (online).
www.oecd.org/edu/ceri/oecdceriinternationalconferencelearninginthe21centurysear
chinginnovtionandpolicy15-16May2008.html diakses Agustus 2014
Cizek, G. & Andrade, H. 2010. Handbook of Formative assessment. New York:
Roudledge.
Corbett, A. T., & Anderson, J. R. (2001). Locus of feedback control in computer-based
tutoring: Impact on learning rate, achievement and attitudes. In Proceedings of
ACM CHI 2001 conference on human factors in computing systems (pp. 245252).
New York: ACM Press.
Cowie, B. & Bell, B. 2001. The Characteristics of Formative Assessment in Science
Education. (online).
(www.duluth.umn.edu/~kzak/documents/BellSciEd01Assessment.pdf). Diakses 20
Agustus 2014.
Cunningham, G.K. 2005. Assessment in the Classroom. London: Falmer Press.
Dunn, K. E. & Mulvenon, S. W. 2009. A Critical Review of Research on Formative
Assessment: The Limited Scientific Evidence of the Impact of Formative Assessment
in Education. Practical Assessment, Research, And Evaluation, 14(7). (online).
www.pareonline.net/pdf/v14n7.pdf diakses Agustus 2014
Hall, K. & Burke W. 2004. Making Formative Assessment Work : Assessment Work
Effective Practice in the Primary Classroom. London: Open University Press.
Hodgson, C. 2010. Assessment For Learning in Primary Science: Practice and Benefit.
National Foundation for Education Research. Slough: National Foundation.
Jones, C.A. 2005. Assessment for Learning. Vocatinal learning Support : 16-19. London:
Learning and Skills Development Agency.
Kementrian pendidikan Kenya. 2009. Curriculum for Kenya Institute of Special Education
Kenya Institute of Special Education. (online).
http://www.education.go.ke/SpecialEducation.php diakses oktober 2014
Nickel, J. 2013. Formative Assessment and Syntheses in Reflection Journal.
Transformative Dialogues: Teaching & Learning Journal, 6 (3). (Online).
www.kpu.ca/sites/default/files/downloads/TD.6.3.8_Nickel_Reflection_Journals.pd
f diakses Agustus 2014
Popham, W. J. (1995). Classroom assessment: What teachers need to know. Boston: Allyn
and Bacon.
Ronnie, A.2011. Using a VLE to Enhance Assessment For Learning Mathimatics in
School Scector. International Journal of Managing Information Technology
(IJMIT), 3(3). (online).
Shute, V. J. 2007. Focus on Formative Feedback. Educational Testing Service. (Online).
www.ets.org/Media/Research/pdf/RR-07-11.pdf diakses agustus, 2014.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
viii

Whitelock, D. (2010). Activating Assessment for Learning: are we on the way with Web
2.0?. web 2.0-Based-E-Learning: Applying Social Informatics for Teriary Teaching.
(online)
Whitelock, Denise M. (2008). Accelerating the assessment agenda: thinking outside the
black box. Luxembourg: Office for Official Publications of the European
Communities, Luxembourg.
Wiliam, D. and Black, P.J. (1996). Meanings and consequences: a basis for distinguishing
formative and summative functions of assessment? British Education Research
Journal, 22: 53748.
Wininger, R. S. (2005). Using your tests to teach: Formative summative assessment.
Teaching Psychology, 32(2), 164-166.

ix

Anda mungkin juga menyukai