JARINGAN SARAF
Oleh
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
( 1109005009 )
( 1109005010 )
( 1109005011 )
( 1109005012 )
( 1109005013 )
( 1109005014 )
(1109005015 )
( 1109005016 )
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul Jaringan Saraf .
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas segala
bimbingan dan bantuannya kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga paper ini bermanfaat untuk semua pihak dan segala saran serta kritik sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan paper ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Latar
Belakang ............................................................................ 1
Tujuan ....................................
1.3.
..................................................... 2
Metode
Penyusunan .....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
2.1. Bentuk dan Fungsi Jaringan Saraf .......................................................3
2.2. Organisasi Jaringan Saraf ....................................................................4
2.3. Morfologi Jaringan Saraf ....................................................................4
2.3.1. Klasifikasi Neuron .........................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui lebih dekat dan lebih paham
mengenai materi dari jaringan saraf. Mulai dari bentuk dan fungsi jaringan saraf,
organisasi jaringan saraf, hingga morfologi jaringan saraf.
1.3 Metode Penyusunan
Penyusunan paper ini menggunakan metode kepustakaan dengan cara mengambil
informasi baik informasi dari internet yang berupa artikel maupun dari buku-buku
penunjang yang terkait dengan materi jaringan saraf.
BAB II
PEMBAHASAN
Unit struktural jaringan saraf yang merupakan bentuk satu kesatuan yang
disebut neuron. Unit kesatuan itu dapat berupa unit genetik, unit morfologik, dan unit tropik
sistem saraf. Bentuk kesatuan tersebut (neuron) terdiri dari badan sel (cyton/soma) dan
penjuluran sitoplasma. Penjuluran sitoplasma ini sering disebut neurit (axon) dan dendrit,
sedangkan perikaryon merupakan bagian badan sel disekeliling nukleus. Selanjutnya neuron
bersama-sama dengan neuroglia yang bertindak sebagai sel-sel penunjang berbentuk jaringan
saraf. Hubungan antara neuron sebagai pengantar impuls terjadi melalui sinapsis. Jadi
sinapsis merupakan tempat hubungan neuron degan neuron yang lainnya. Neuron
menghantarkan impuls hanya kesatu arah saja yang dikenal dengan istilah polarisasi dinamik.
A. Neuron Transmisi
Merupakan bagian terbesar dari neuron. Sel neuron ini memiliki dendrit, badan sel,
dan sebuah axon. Berdasarkan atas banyaknya penjuluran neuron transmisi ada
beberapa tipe antara lain :
a. Neuron Unipoler Sejati, neuron ini hanya memiliki sebuah axon, tipe ini
terdapat terbatas pada sistem saraf yang sedang berkembang. Selain itu juga
ada yang tampak penjuluran yang keluar dari badan sel dan baru terjadi
pemisahan antara neurit dan dendrit. Apabila penjuluran tersebut pendek dan
segera terpisah disebut neuron pseudo-unipolar. Tipe neuron ini umumnya
bersifat sensoris. Axon dan dendritnya bersatu dekat dengan badan selnya,
tapi dibadan sel masih terlihat sedikit terpisah sebelum penjuluran itu
menyatu. Pada retina mata terdapat sel amacrin yang tidak memiliki axon,
sehingga neuron ini juga disebut neuron-anaxonik.
b. Neuron Bipoler, neuron ini memiliki sebuah dendrit utama dan sebuah axon
yang terletak pada kutub badan sel yang berlawanan. Disini jelas terlihat dua
penjuluran yang terpisah jelas keluar dari badan selnya, dimana yang satu
sebagai neurit (axon) dan satunya lagi sebagai dendrit. Contoh: neuron tipe
ini terdapat pada retina mata, ganglion vestibulare, ganglion spinale, dan sel
olfaktorius.
c. Neuron Multipolar, neuron ini mempunyai banyak penjuluran, tapi yang
jelas terlihat hanya satu akan berfungsi sebagai axon dan selebihnya sebagai
dendrit. Tipe ini paling banyak ditemukan. Pada susunan saraf pusat terbatas
dijumpai pada, neuron piramidal, sel purkinje, dan neuron motoris dari
cornua ventralis tulang belakang.
Contohnya terdapat pada, neuron di daerah kortek serebri, kortek serebelli, dan retina
mata.
B. Neuron Neurosekretorik
Adalah sel-sel saraf spesifik yang mempunyai kemampuan mensintese, dan kemudian
mentransport benda herring melalui axonnya yang selanjutnya membebaskan berbagai
zat (hormon) ke dalam darah. Hubungan antara sel ini dengan vasa darah disebut
organ neurohemal. Beberapa sel neurohemal neuropypophyse (hypopise pars
postorior) menghasilkan oxytocin dan anti diuretik hormon (ADH). Selain itu ada
juga sel neurohemal yang terdapat pada hypothalamus yang menghasilkan releasing
factors (releasing hormon).
organel sel seperti aparatus golgi, mitokondria, sentriola, paraplasma (pigmen atau lemak),
dan neurofibril. Selain itu juga terdapat butiran-butiran di dalamnya mengandung zat sejenis
protein atau hormon yang disebut juga benda nissl yang terletak pada perbatasan badan sel
dengan dendrit atau axon namun tidak dijumpai pada axon. Penelitian lebih lanjut dilaporkan
bahwa benda nissl tidak lain adalah endoplasmik retikulum dengan butir RNA. Benda nissl
jumlahnya pada badan sel sangat bervariasi tergantung aktivitas sel saraf tersebut, misalnya
pada keadaan lelah jumlahnya sedikit atau istirahat jumlahnya sangat banyak dantidak
dijumpai dalam keadaan patologik. Peristiwa hilangnya atau berkurangnya benda nissl ini
disebut khromatolisis. Khromatolisis ini bersifat reversibel. Bervariasinya benda nissl
merupakan ciri utama berbagai tipe neuron. Granul-granul tersebut (benda-benda nissl)
sebenarnya merupakan kelompok RER, ribosom bebas dan polysoma. Sehubungan
kebanyakan neuron tidak menghasilkan protein untuk transport ekstraseluler. Maka dengan
adaanya benda nissl yang jumlahnya berubah-ubah adalah cukup membingungkan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa dalam satu hari neuron dan memperbaiki 1/3 dari jumlah
proteinnya dan benda nissl diperkirakan berperan dalam proses pembentukan protein. Proses
kromatolisis dibarengi dengan bertambahnya ribosom, RER, dan polysoma maka proses
kromatolisis juga dapat dianggap sebagai proses restorasi neuron itu sendiri. Pada pangkal
axon di daerah perikaryon terlihat terang karena kepadatan elektron rendah, daerah ini
disebut axon-hillock.
Berdasarkan klasifikasi bodian secara fungsional neuron dapat dibagi dalam 3
zona :
a. Zona Dendritik, adalah daerah neuron yang merupakan subjek dari stimulus eksitasi
dan inhibisi. Termasuk dalam zona ini adalah dendrit, badan sel, dan segmen
permukaan axon. Impuls yang datang ke zona ini dapat menimbulkan atau tidak
menimbulkan adanya aksi potensial dan respon bersifat bertingkat.
b. Zona Axonik, adalah meliputi segmen arborisasi ujung saraf. Daerah ini merupakan
bagian konduksi yang bersifat all or none.
c. Zona Telodendritik, adalah meliputi modifikasi terminal yang memungkinkan
terjadinya transfer secara listrik atau kimia ke neuron berikutnya atau ke organ
efektor. Respon bersifat bertingkat.
masalah transfortasi impuls maupun zat-zat lainnya. Aliran material ada 2 macam
yaitu, material yang mengalir dari badan sel disebut somatopugal (retrograde) dan
aliran material ke badan sel disebut somatopetal (anterograde).
Aliran somatopugal ada 2 macam yaitu, aliran axoplasmik lambat dan aliran
axoplasmik cepat. Sebagian besar material dalam axoplasma bergerak dengan
kecepatan 0,5-5 mm/hari, hal ini diperlukan dalam mengangkut material yang besar
untuk pemeliharaan, penggantian organel yang sudah tua atau untuk reparasi axon.
Namun ada juga material yang mengalir dengan kecepatan 10-200mm/hari yang
merupakan aliran cepat. Aliran cepat ini menggunakan bantuan organel neurotubulus
sebagai alat transport. Material yang diangkut dengan cepat ini digunakan untuk
keperluan berlangsungnya fungsi synaps axon. Sehubungan sifat badan sel yang
tanggap terhadap perubahan axon terjadi juga aliran somatopetal (anterograde).
2.3.3 Transfer Informasi
Neuron mengalami modifikasi untuk menimbulkan dan
mengkonduksikan informasi keseluruh tubuh dalam bentuk pesan elektrik. Hal yang
sama pentingnya yaitu kemampuan neuron untuk mentransfer informasi ke organ
efektor dan atau neuron.
(ga
mbar 1.4 transfer
informasi)
Transfer informasi
terjadi dengan 2 cara
mekanisme :
1. Mekanisme
transfer
transmisi elektronik
2. Mekanisme transfer elektrokimia
1. Mekanisme Tranfer Transmisi Elektronik
Transmisi elektronik pada jaringan saraf terjadi pada tempat spesifik disebut efapses
elektronic junctions atau disebut juga sinapses elektronik. Pada jaringan lain misal
nexi disebut Gap junctions. Ruang yang terbentuk sangat sempit sehingga tidak ada
perbedaan konsentrasi ion antara kedua sel tersebut. Stimulus yang melalui efapses
tidak perlu mengalami polarisasi untuk mengalirkan materi dari satu sel ke sel yang
lainnya, sehingga aliran listrik dapat berjalan dengan cepat.
BAB III
SIMPULAN dan SARAN
3.1 SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa dalam materi mengenai
jaringan sel saraf, benang merahnya yang utama adalah kita harus dapat mengerti dan
memahami lebih dalam mengenai sub materi apa saja yang terdapat di dalam materi jaringan
saraf tersebut. Maka selanjutnya kita akan dapat mengimplementasikannya pada kehidupan
sehari-hari, bahkan kita juga akan dapat menyimpan ilmu tersebut dalam ingatan kita dalam
waktu yang lama.
3.2 SARAN
Bahwa sebaiknya kita sebagai generasi muda dalam menggunakan sains dan teknologi
diharapkan mampu untuk mencari, memproses dan memahami materi mengenai jaringan sel
saraf agar dapat mengimplementasikannya di dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Serta
kita sebagai pelajar dapat mengerti dan memahami akan pentingnya memiliki pemahaman
terhadap materi yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://isfanl.blogspot.com/2011/06/jaringan-saraf-organ-dan-sistem-organ.html