Anda di halaman 1dari 28

TES KESEHATAN KERJA

A. PENDAHULUAN
Produktivitas pekerja akan menurun apabila pekerja terganggu kesehatannya. Karena
pekerja yang sakit membutuhkan biaya pengobatan, perawatan, rehabilitasi dan kompensasi.
Pekerja yang sakit bersama pekerja yang walaupun tidak sakit namun tidak sehat dan tidak
bugar sering kali menjadi langgangan absen sakit, Tingginya absenteisme tidak jarang
meningkatkan stres kerja karena sepeninggalan pekerja yang sakit, teman sekerjanya akan
bertambah beban kerjanya, ketenangan bekerjapun terganggu dan pekerja lainnya bisa
menjadi was was terutama apabila didapatkan penyakitnya terkait dengan pekerjaan. Selain
itu, produktivitas menurun terkait biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan organisasi
akibat pekerja yang idle, pekerja dengan file aktif yang memerlukan pengawasan terhadap
kesehatannya dan pengelolaan khusus, termasuk pengelolaan pekerja agar ia bisa bekerja
kembali (return to work management), serta kerugian akibat organisasi kehilangan pekerja
terampil dan biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan pekerja pengganti.
Dalam dunia usaha dan dunia kerja, Kesehatan Kerja berkontribusi dalam mencegah
kerugian dengan cara mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas kerja
fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di tempat kerja (yaitu
hazard yang bersumber dari lingkungan kerja, kondisi pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan
dan budaya kerja), juga berkontribusi dalam membentuk perilaku hidup sehat dan perilaku
kerja yang kondusif bagi keselamatan dan kesehatannya, dengan demikian ia menjadi sehat,
selamat, sejahtera, produktif dan performa kerjanya menjadi optimal serta berdaya saing kuat,
demikian pula organisasi menjadi kuat dalam persaingan dan dapat memenuhi tuntutan global
dalam hal global work, global compact dan corporate social responsibilty, serta produksi
dapat berjalan dan organisasi dapat berkembang lancar berkesinambungan (sustainable
development) tidak terganggu oleh kejadian kecelakaan maupun pekerja yang sakit atau tidak
sehat sehingga menjadi tidak produktif.
B. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yangmemungkinkan
seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja merupakan salah satu kegiatan penting dalam
rangka mendapatkan pekerja yang sehat dan sesuai (fit) dengan risiko kesehatan yang
mungkin dihadapinya di tempat kerja (fit to work), agar dalam malaksanakan tugasnya

nanti ia tidak terganggu kesehatannya dan sebaliknya pekerjaannya juga tidak terganggu
karena keterbatasan fisik dan mentalnya, pemeriksaan kesehatan tersebut berupa
pemeriksaan fisik, jiwa, laboratorium, radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya di
sarana kesehatan yang nantinya disimpulkan dengan sehat untuk bekerja (fit to work) an
tidak sehat untuk bekerja (unfit to work) oleh dokter penanggung jawab sarana kesehatan.
3. Sehat untuk bekerja (fit to work) adalah keadaan sehat seorang calon tenaga kerja
berdasarkan dari hasil pemeriksaan kesehatan, baik terhadap kondisi fisik maupun
jiwanya sehingga orang tersebut disimpulkan dapat bekerja sesuai dengan bidang
pekerjaannya.
4. Tidak sehat untuk bekerja (unfit to work) adalah keadaan tidak sehat seorang calon tenaga
kerja berdasarkan dari hasil pemeriksaan kesehatan, baik terhadap kondisi fisik maupun
jiwanya sehingga orang tersebut disimpulkan tidak dapat bekerja.
5. Sarana Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan adalah tempat pelaksanaan pelayanan
pemeriksaan kesehatan yang memenuhi Pedoman Pelayanan Sarana Pemeriksaan
6.

Kesehatan serta persyaratan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Persetujuan tindakan kedokteran (Informed consent) adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai

tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Laporan Medik adalah catatan tentang kondisi kesehatan CALON PEKERJA pada saat
diperiksa oleh dokter pemeriksa di sarana kesehatan yang memuat pemeriksaan fisik,
laboratorium, radiologi, jiwa dan pemeriksaan khusus.
8. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
9. Praktek Berkelompok Dokter Spesialis yang selanjutnya disebut PBDS adalah institusi
yang telah mempunyai izin penyelenggaraan praktek berkelompok beberapa dokter
spesialis.
10. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang telah mempunyai izin
penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai dengan klasifikasi dan jenisnya.
11. Upaya Pelayanan Pemeriksaan Uji Kesehatan (Medical Check Up) di luar institusi RS
adalah merupakan unit mandiri yang berada diluar institusi RS dimana diselenggarakan
pelayanan pemeriksa-an uji kesehatan (Medicalcheck- Up)
12. Izin Operasional atau Penyelenggaraan adalah Izin yang diberikan untuk suatu institusi
pelayanan kesehatan yang telah berjalan sesuai ketentuan persyaratan standar pelayanan
13. Sertifikat Kesehatan adalah surat keterangan sebagai bukti sehat untuk bekerja yang
disimpulkan dari hasil pemeriksaan kesehatan terhadap dan ditandatangani oleh dokter
penanggungjawab sarana kesehatan.
C. ALUR PELAYANAN

Alur pelayanan pemeriksaan kesehatan dapat disusun dengan cara sebagai berikut :
1. Prosedur pendaftaran : verifikasi identitas dan foto calon pekerja yang akan diperiksa
2. Prosedur konseling : penjelasan dan persetujuan pemeriksaan yang akan dilakukan
Penjelasan Informed consent harus mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. pemeriksaan kesehatan merupakan persyaratan untuk bekerja
b. pemeriksaan fisik, jiwa, laboratorium dan radiologi merupakan bagian dari
pemeriksaan kesehatan
c. untuk pemeriksaan HIV dan Narkotika Psikotropika, calon pekerja memberikan
kewenangan kepada laboratorium untuk melaksanakan pemeriksaannya
d. Saya memberi kewenangan kepada laboratorium untuk menindaklanjuti hasil
pemeriksaan ini.
3. Prosedur pemeriksaan (fisik, jiwa, laboratorium, radiologi).
4. Prosedur pencatatan dan pelaporan.
5. Prosedur penerbitan sertifikat kesehatan
Alur pelayanan pemeriksaan kesehatan calon pekerja terpampang di ruang pendaftaran
dan dapat jelas terbaca. Alur pemeriksaan kesehatan dibuat agar calon pekerja dapat
mengetahui tahap-tahap pemeriksaan sehingga dapat mempersiapkan diri sesuai urutan
pemeriksaan, tertib, lancar dan teratur.
D. STANDART PEMERIKSAAN
Standart Pemeriksaan Fisik
1. Anamnesis
Dokter pemeriksa kesehatan menegaskan agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dijawab oleh calon TKI dengan jelas dan benar.
a. Riwayat penyakit sekarang
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat perawatan di rumah sakit: pernah dirawat, alasan dirawat, lama dan jenis
d.

penyakit yang diderita.


Riwayat kecelakaan : pernah mendapat kecelakaan, dirawat atau tidak, berapa

lama perawatan dan menderita cacat sementara atau tetap.


e. Riwayat operasi : pernah operasi atau tidak, jenis operasi, kapan di operasi,
dimana dan berapa lama perawatan pasca operasi.
f. Riwayat pekerjaan sebelumnya : pernah bekerja atau belum, dimana dan berapa
lama serta mengapa berhenti dari pekerjaan tersebut.
g. Riwayat haid, bagi tenaga kerja wanita perlu ditanyakan kapan mulai haid, teratur
atau tidak, sakit atau tidak, masalah kehamilan, melahirkan, keluarga berencana,
keguguran dan jumlah anak. Riwayat penyakit keluarga : Diabetes Melitus,
hipertiroid, kanker dll
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik lengkap dilakukan menurut perincian dalam kartu pemeriksaan,
pemeriksaan fisik diselenggarakan di tempat yang penerangannya cukup dan dalam
suasana tenang serta tidak tergesa-gesa, adapun rincian pemeriksaan meliputi :

a. Berat badan

j. Pemeriksaan Dada

b. Tinggi badan

k. Pemeriksaan Jantung

c. Denyut nadi

l . Pemeriksaan Paru

d. Frekuensi pernafasan

m. Pemeriksaan Abdomen

e. Tekanan darah

n. Urogenital

f. Pemeriksaan mata

o. Pemeriksaan Kulit dan Kelamin

g. Pemeriksaan THT

p. Pemeriksaan Ekstremitas

h. Pemeriksaan Gigi dan Mulut

q. Pemeriksaan EKG

i . Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan fisik dilakukan secara teliti agar hasil pemeriksaan sesuai
dengan di negara tujuan yang bersangkutan. Selain itu bila diperlukan dapat
menggunakan Spirometri, Audiometri dan lain-lain sesuai permintaan
negara tujuan.
3. Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik : ada/tidak ada kelainan (bila ada
kelainan agar dijelaskan).
Standar Pemeriksaan Jiwa / Psikiatrik
Pada pemeriksaan psikiatrik yang bertujuan mendapatkan data tentang fungsi
kejiwaan dapat dilakukan melalui :
1. Kontak verbal antara dokter dengan calon pekerja (anamnesis)
2. Observasi tampakan umum dan perilaku calon pekerja
3. Pengamatan interaksi antara dokter dengan calon pekerja
4. Pengamatan interaksi antara calon pekerja dengan lingkungan
5. Pemahaman humanistik dokter mengenai calon pekerja.
Tahapan pemeriksaan psikiatrik meliputi :
1. Anamnesis
Dokter pemeriksa kesehatan menegaskan agar pertanyaan-pertanyaan
dijawab oleh calon pekerja dengan jelas dan benar.
Adapun pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut :
a. Hal-hal yang pernah dikeluhkan (dalam setahun terakhir) atau alasan
calon pekerja pernah berobat
b. Hal-hal yang pernah dialami berkaitan dengan jiwa.
2. Pemeriksaan Psikiatrik
Dokter pemeriksa melakukan pengamatan yang meliputi :
a. Penampakan Umum (kesadaran)
b. Sikap dan perilaku motorik
c. Pikiran
d. Perasaan (afek/emosi)
3. Pemeriksaan Penunjang Psikiatrik
Dokter pemeriksa melakukan pemeriksaan penunjang psikiatrik melalui :

a. MINI (Mini Neuropsychiatric Interview)


b. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
Pemeriksaan penunjang psikiatrik dilakukan untuk konfirmasi.
4. Kesimpulan hasil pemeriksaan psikiatrik : ada/tidak ada gangguan

neurotik
berat atau psikotik
Standar Pemeriksaan Laboratorium
Kemampuan pemeriksaan laboratorium

kesehatan

terdiri

dari

jenis

pemeriksaan dan metode pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai tabel 5 di


bawah ini. Pemeriksaan hematologi menggunakan hematology analyzer,
pemeriksan Imunologi : HbsAg, Anti HCV dan Anti HIV minimal
menggunakan peralatan Elisa lengkap (mikroplate, washer, reader dan
incubator) dan dilengkapi dengan pembacaan absorbance/cut off serta ada
print out, pemeriksaan kimia klinik menggunakan fotometer dengan reagen
kimia basah (wet-chemistry). Pemeriksaan kimia klinik tidak boleh memakai
reagen dry chemistry. Pemeriksaan mikrobiologi dengan menggunakan
mikroskop binokuler, sedang pemeriksaan Narkotika Psikotropika dan Tes

Kehamilan dengan cara rapid.


Standart pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal meliputi
persiapan, posisi, pengambilan foto, skema interpretasi, pembacaan dan
pelaporan hasil pemeriksaan serta kesimpulan. Jenis foto yang dibuat adalah
foto toraks.
1. Persiapan
a. Perhatikan kontra indikasi pemeriksaan sinar-x pada calon pekerja
hamil.
b. Semua pakaian bagian atas dilepas dan mengenakan pakaian khusus.
c. Perhiasan dan asesori lain di lepas.
d. Rambut di ikat di atas kepala.
e. Pemberian label identitas dan penanda kanan atau kiri (R atau L).
2. Posisi
a. calon pekerja berdiri dengan dada menghadap ke vertical cassette stand
dan sedikit condong ke depan
b. Dinding dada dan ke dua bahu kontak dengan kaset film (posisi ke dua
bahu turun) Posisi tangan bertolak pinggang dengan siku ke depan
Kepala ke depan dengan dagu di atas tepi kaset film
c. Alat reproduksi dilindungi apron
3. Pengambilan foto
a. Proyeksi PA dan tegak lurus dengan film
b. Central ray tertuju ke kolumna spinalis pada level bagian bawah scapula

c. Centering, collimation pada permukaan kulit arkus kosta inferior,


identifikasi tepinya
d. Menahan napas pada inspirasi yang dalam
4. Skema interpretasi
Tipe dan kualitas radiografi :
a. Identitas terbaca dengan jelas.
b. Penanda kanan dan kiri (R atau L) pada posisi yang benar.
c. Skapula tidak superposisi dengan rongga toraks.
d. Simetris : prosesus spinosus terletak di tengah antara clavicula.
e. Inspirasi cukup: iga posterior 9 atau10 tidak superposisi dengan
diafragma.
f. Kondisi foto baik terlihat sampai vertebra torakal 3 dan 4.
Foto toraks mampu mendeteksi kelainan-kelainan pada:
- Dinding dada : Jaringan lunak dan tulang
- Diafragma dan pleura
- Mediastinum, jantung dan hila
- Parenkim paru
- Benda asing
5. Pembacaan dan Pelaporan Hasil Pemeriksaan
a. Hasil pemeriksaan radiodiagnostik menjadi tanggung jawab dokter
spesialis radiologi.
b. Semua foto dibaca oleh seorang dokter spesialis radiologi.
6. Kesimpulan : normal /ada kelainan (dijelaskan).
E. PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM KERJA
1. Data Pajanan Hazard di Tempat Kerja
Pemeriksaan

kesehatan

sebelum

kerja

(pre-employment

medical

examination) diselenggarakan sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit


akibat kerja dengan cara penempatan pekerja yang fit dengan kondisi
hazard/faktor risiko kesehatan di tempat kerja. Oleh karena itu, Klinik Kesehatan
Kerja memerlukan data tentang adanya hazard dan besarnya risiko yang ada di
tempat kerja, dapat berupa (1) hazard tubuh pekerja (somatic hazards); (2) hazard
perilaku kesehatan (behavioural hazards); (3) hazard lingkungan kerja
(enviromental hazards) berupa faktor fisik, kimia dan biologik; (4) hazard
pekerjaan (work hazards) berupa faktor risiko ergonomik; (5) hazard
pengorganisasian pekerjaan (work organization hazards) dan hazard budaya kerja
(work culture hazards) berupa faktor stres kerja.
Data tentang hazard dan risiko yang bersumber dari lingkungan kerja (data
higiene industri), kondisi pekerjaan (data ergonomik), serta pengorganisaian
pekerjaaan dan budaya kerja (data kepersonaliaan) didapat dari hasil pengukuran
oleh personal Klinik Kesehatan Kerja atau pihak ketiga yang ditunjuk Klinik
Kesehatan Kerja, atau berupa data sekunder dari pihak pengguna jasa.

2. Data Kesehatan Pekerja


Hazard somatik dan hazard perilaku pekerja didapat dari hasil pemeriksaan
kesehatan ditambah dengan riwayat penyakit yang tercatat dalam rekam medik
yang dimiliki perusahaan. Data tersebut dianalisis, kemudian ditetapkan apakah
calon pekerja dapat diterima dengan pertimbangan dan pemahaman penuh bahwa
hazard di tempat kerja tidak akan membahayakan dirinya dan orang lain di
sekitarnya, serta status kesehatannya tidak mengganggu pekerjaannya.
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dilakukan untuk mendapatkan
informasi tentang hazard somatik, hazard perilaku, dan status kesehatan pekerja,
Untuk keperluan penempatan yang sesuai, selain pemeriksaan kesehatan umum,
diperlukan pemeriksaan kesehatan khusus berdasarkan hazard yang ada di tempat
kerja (hazard based medical examination).
a. Pemeriksaan Kesehatan Umum
Setiap calon pekerja diminta mengisi kuesioner dan mengikuti
pemeriksaan kesehatan secara umum. Evaluasi kesehatan umum minimal
mencakup seperti berikut:
1. Informasi

Administratif

(nama,

alamat,

tanggal

lahir,

departemen/bagian dan pekerjaan yang dituju/designated department


and occupation)
2. Informasi Medis
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat pekerjaan (occupational history)
Riwayat penyakit keluarga
Keluhan medis saat ini (current medical complaints)
Riwayat alergi (known allergies)
Penggunaan obat-obatan saat ini
Riwayat imunisasi (jenis, tanggal pemberian booster)
Perilaku hidup (merokok, konsumsi rokok dan alkohol, akitivitas
fisik dan olahraga, pola makan/nutrisi).
3. Pemeriksaan Klinis
Tinggi dan berat badan
Indeks Massa Tubuh
Tekanan darah
Nadi
Ketajaman penglihatan (jarak jauh dan dekat), buta warna
Analisis urin (protein, glucosa, darah, sedimen)
Wawancara dan pemeriksaan fisik oleh dokter
Foto toraks

EKG
Analisis darah rutin
Sertifikat pemeriksaan gigi
b. Kriteria Penerimaan (Fit to Work Criteria):
Kriteria fitness diberlakukan berbeda untuk masing-masing grup pekerja,
Klinik Kesehatan Kerja perlu mendapatkan informasi tentang jenis pekerjaan
yang ada.
c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus (Hazard Based Medical Examination)
Pemeriksaan khusus sebagai tambahn harus dilakukan berdasarkan risiko
pekerjaan masing-masing, misalnya audiogram (bagi pekerja yang terpajan
bising), spirometri/test fungsi paru (bagi pekerja yang menggunakan aparatus
pernafasan/ wearing breathing apparatus), antibodi hepatitis B surface antigen
(bagi pekerja kesehatan), pemeriksaan mikroskopik atau kultur feses/ stool culture
or microscopy (bagi penjamah makanan/ for food handlers).
F. SDM KLINIK KESEHATAN KERJA UNTUK PEMERIKSAAN
KESEHATAN SEBELUM KERJA
SDM untuk melaukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja minimal
adalah seperti berikut.

Dokter Kesehatan Kerja (DKK) yang terlatih (bersertifikat minimal DKK


Pratama atau Dokter Hiperkes), berpengalaman sebagai DKK di
perusahaan minimal 2 tahun, ke depan dipersyaratkan minimal DKK
Pratama yang telah lulus uji kompetensi. (DKK dapat berkonsultasi

kepada Dokter Spesialis Okupasi bila memerlukan rujukan).


Perawat Kesehatan Kerja yang terlatih (ke depan adalah perawat yang

telah lulus uji kompetensi)


Paramedis yang dapat melaksanakan pemeriksaan audiometri, spirometri

dan bersertifikat atau lulus uji kompetensi


Petugas administrasi yang mahir menggunakan komputer dan membuat

catatan dan laporan


G. SARANA DAN PRASARANA KLINIK KESEHATAN KERJA UNTUK
PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM KERJA
Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja minimal tersedia
sarana seperti berikut.
1) Ruang pemeriksaan dan alat medis umum.
2) Spirometer untuk test faal paru
3) Audiometer untuk test pendengaran

4) Treadmil dan EKG untuk deteksi penyakit jantung koroner


5) Ishihara chart untuk deteksi buta warna (colour blindness)
6) Snellen Chart untuk pemeriksaan visus (visual acuity)
7) Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan darah rutin dan urin rutin
8) Seperangkat alat radiologi untuk foto rontgen paru dan alat pencuci foto
9) Jejaring laboratoium patologi klinik
10) Laboratorium (atau jejaring/network) untuk pengukuran hazard
lingkungan (pengukuran kadar di area dan pajanan individu faktor fisik,
kimia dan biologik)
11) Laboratorium (atau jejaring/network) untuk biomonitoring pajanan bahan
kimia
12) Laboratorium (atau jejaring/network) pengukuran faktor risiko ergonomic
Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaitu upaya
untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (Recognition)
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat muncul pada setiap jenis
pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan mencegah agar tidak meluas mengenai
gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap
orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi
lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan
produktivitas masyarakat pekerja. Disini diperlukan sistem rujukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompttreatment). Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan
pekerja yang meliputi:
1. Pemeriksaan Awal Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum
seseorang calon/pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon
pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang
akan ditugaskan kepadanya.
Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi:
a. Anamnese pekerjaan
b. Penyakit yang pernah diderita
c. Alrergi
d. Imunisasi yang pernah didapat
e. Pemeriksaan badan
f. Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu :
-

Tuberkulin test

Psiko test

2. Pemeriksaan Berkala Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara


berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko
kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu
antar pemeriksaan berkala. Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi
pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan awal
dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan
resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
3. Pemeriksaan Khusus Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada
khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau
diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit
di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern laboratorium
kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus merambah
dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya
pelayanan promotif dan preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar
tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya,
meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition
agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.
H. TES PEMERIKSAAN KERJA
UU no 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 86 :
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
(2) Untuk

melindungi

keselamatan

pekerja/buruh

guna

mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan


kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
UU no 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Pasal 8 :
(1) Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya

Mengenai

jenis

dalam Permenakertrans

pemeriksaan
No.:

kesehatan

Per-02/MEN/1980

kerja

Tentang

tertuang

Pemeriksaan

Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja,


dimana jenis-jenis pemeriksaan kesehatan kerja terdiri dari :
1. Pemeriksaan Kesehatan sebelum kerja
Definisi : pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang
tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan. > Pasal 1
Tujuan : agar tenaga keria yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang
setinggi- tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai
tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukannya
sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan
tenaga kerja lain-lainnya juga dapat dijamin. > Pasal 2
Periode : Semua perusahaan sebagaimana tersebut dalam pasal 2 ayat (2)
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 harus mengadakan Pemeriksaan Kesehatan
Sebelum Kerja. > Pasal 2
2. Pemeriksaan kesehatan Berkala
Definisi : pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tenaga
kerja yang dilakukan oleh dokter. > Pasal 1.
Tujuan : untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga keria sesudah
berada dalam pekerjaannya serta menilai kemungkinan adanya pengaruh
pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan
usaha-usaha pencegahan. > Pasal 3.
Periode : Semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di
atas

harus

melakukan

pemeriksaan

kesehatan

berkala

bagi

tenaga

kerja sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh


Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga
Kerja. > Pasal 3
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Definisi : pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus
terhadap tenaga kerja tertentu. > Pasal 1
Tujuan : untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu
terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu. >
Pasal 5

Periode : apabila terdapat keluhan- keluhan di antara tenaga kerja, atau atas
pengamatan pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, atau atas
penilaian Pusat Bina Hyperkes dan Keselamatan dan Balai- balainya atau atas
pendapat umum di masyarakat. > Pasal 5
Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap:
1.

Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang

2.

memerlukanm perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu.


Tenaga kerja yang berusia di atas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja
wanita dan/tenaga kerja cacat serta tenaga kerja muda yang melakukan

3.

pekerjaan tertentu.
Tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguangangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai
dengan kebutuhan.

Dari sekian banyak tahap seleksi kerja corporate medical check up biasanya
menjadi tahap paling akhir. Tujuan dari tes kesehatan adalah untuk melihat status
kesehatan tenaga kerja. Hasil dari tes menjadi pertimbangan perusahaaan
mengenai biaya kesehatan pekerja tersebut dan produktivitas kerjanya.
Menurut Dr. Aditya Trisno Nugroho, dokter yang bertugas di Hi-Lab
Diagnostic Center Yogyakarta, pemeriksaan yang dilakukan perusahaan dibagi
menjadi dua yaitu pemeriksaan pre employement dan periodik. Untuk seleksi kerja
yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan . pre employement. Pemeriksaan pre
employement masih dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan laboratorium dan non
laboratorium. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan fisik, darah
rutin, kimia darah, imunoserologi, dan narkoba. Sementara pemeriksaan non
laboratorium adalah rontgen untuk melihat fungsi paru dan jantung.
Berikut ini adalah beberapa tes umum yang biasa dilakukan
1. Tensi atau tekanan darah.
Normalnya 120/80 mmHg, tekanan darah tinggi maupun rendah sama-sama
tidak baik. Ini merupakan tanda vital yang penting karena kesehatan jantung
sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.
2. Tes urin.
Tes ini dilakukan untuk memeriksa fungsi ginjal, mendeteksi beberapa
penyakit, adanya alkohol atau mengkonsimsi obat-obat terlarang.
3. Tes darah.

Hampir sama dengan tes urin, tes darah bisa mendeteksi adanya amfetamin,
kokain, ganja, metamfetamin, opiat, nikotin, dan alkohol. Mendeteksi adanya
virus HIV juga bisa dilakukan dengan menggunakan sampel darah.
4. Rontgen.
Tes ini sering menakutkan bagi para perokok. Kondisi organ dalam dada
terutama jantung dan paru-paru bisa terlihat dengan tes ini.
5. Tes audiometri (pendengaran)
Audiometri adalah pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian
(gangguan dengar). Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
headset untuk mengetes telinga bagian kanan dan kiri.
6. Tes fisik.
Tes ini dilakukan untuk memiriksa bagian fisik dari ujung kaki hingga ujung
kepala. Meliputi fisik mata, tinggi badan, berat badan, gigi dan mulut,
kerongkongan, pemeriksaan fisik jantung, perut, pemeriksaan adanya tato,
tindikan, hingga pemeriksaan adanya wasir.
7. Tes visus .
Tes penglihatan mata digunakan untuk memeriksa penglihatan. Menggunakan
kartu snellen yang susunan huruf dan ukurannya bervariasi. Dites mata kanan
dan kiri secara bergantian.
8. Tes buta warna.
Dilakukan dengan menggunakan gambar Ishihara yaitu buku yang berwarna
warni, dimana dalam setiap gambarnya tersebunyi angka tertentu.
Tes kesehatan yang dilakukan pencari kerja bermacam-macam tergantung dari
pekerjaan yang ditawarkan. Misalnya orang yang melamar pekerjaan Petugas
Pemadam Kebakaran harus ikut tes EKG (tes jantung), Threatmil dan juga lari
keliling lapangan bola.

PANDUAN PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN


Perusahaan: ......................................
Oleh:

1. Pendahuluan
Perusahaan mempunyai kewajiban mengadakan pemeriksaan kesehatan
terhadap karyawan dan calon karyawannya.

Calon karyawan akan diperiksa kesehatannya oleh dokter sebelum calon


karyawan tersebut diterima dan ditempatkan bekerja di perusahaan.

Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktuwaktu tertentu terhadap karyawan yang akan dilakukan oleh dokter.

Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang


dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap karyawan tertentu.

1.1.

Tujuan
Pemeriksaan kesehatan bertujuan sebagai berikut:

1.1.1. Deteksi dini terhadap penyakit


1.1.2. Menetapkan kecakapan kerja (fitness status)
1.1.3. Mematuhi peraturan perundangan
1.1.4. Data dasar pembanding dimasa yang akan datang.
1.2.

Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundangan yang terkait dengan Pemeriksaan Kesehatan
pekerja antara lain adalah:

1.2.1. UU. No. I th 1970 tentang keselamatan kerja.


1.2.2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 02/Men/1980
tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan
keselamatan kerja.
1.2.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 03/Men/1982
tentang pelayanan kesehatan kerja.
2. Parameter Uji Kesehatan.

Parameter uji kesehatan ditetapkan sebanyak 6 paket yang meliputi A.


Umum dan admin; B.Penjamah makanan; C. Kebisingan; D. Suhu tinggi; E.
Terpapar bahan kimiawi. F. Pengemudi mobil dan forklift. Secara lengkap
parameter uji kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 1.
3. Penetapan Paket Uji Kesehatan
Untuk paket E, yakni semua mereka yang bekerja dengan menggunakan
bahan kimiawi sperti Benzene, Toluene, Ketone, dll. Untuk Paket D, yakni
mereka yang terpapar suhu tinggi melebihi NAB dalam ukuran ISBB
(WBGT). Untuk paket C yakni mereka yang terpapar kebisingan dengan dosis
lebih dari 0,5 dengan exchange rate 3 dB atau diatas 82 dBA (Leq). Untuk
paket B, penjamah makanan,

yakni mereka yang berkaitan dengan

penyipanan makanan di kantin baik langsung maupun tak langsung.

Untuk

paket F, yakni mereka yang bertugas tetap sdebagai pengemudi mobil atau
forklift. Selain dari mereka yang telah ditetapkan diatas maka dikenakan
sebagai paket A yakni mengikuti mereka yang ada di pekerjaan administrasi
dll.
Untuk Fire brigade dan welders mereka dikenakan paket E (kimiawi).
Untuk mereka dengan multiple exposure, maka dikenakan paket tertentu
ditambah dengan parameter tertentu untuk exposure yang lain. Misalnya
merekja yang terpapar bising tinggi dan panas, maka terkena paket kebisingan
(C) dan sisa selisih terhadap paket D.
4. Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan
Untuk pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan dengan frekwensi tertentu
sesuai dengan usia karyawan sebagai berikut:
4.1.

Usia kurang dari 39 tahun, pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap 3


tahun.

4.2.

Usia antara 40 sampai dengan 49 tahun, pemeriksaan kesehatan dilakukan


setiap 2 tahun.

4.3.

Usia lebih dari 50 tahun, pemeriksaan kesehatan dilakukan setiap tahun


sekali.

5. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemeriksaan penyelenggara harus dapat bekerjasama
dengan fihak perusahaan dalam menetapkan jadwal kerja dengan tetap
memperhatikan kegiatan produksi yang normal.

6. Kriteria Penyelenggara (Provider)


Penyelenggara yang ditunjuk harus memenuhi criteria sebagai berikut
6.1.

Legal
Akan di survey oleh Legal Departemen atau HRD.

6.2.

Kesanggupan

6.2.1. Seluruh pemeriksaan kesehatan dapat dilakuakn di lokasi perusahaan.


6.2.2. Pemeriksaan untuk spirometri harus berdasarkan terjemahaan dari
nomogram Indonesia.
6.2.3. Audiometri harus dilakukan dengan sound booth di lokasi perusahaan,
dengan audiometer

yang

dikalibrasi

oleh petugas

yang

terlatih

(bersertifikat).
6.3.

Hasil Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan (interim report) harus dapat diterima dalam waktu
maximal delapan hari dari pemeriksaan. Final report diterima paling
lambat setelah 4 minggu dari saat pemeriksaan. Hasil pemeriksaan
diterima dalam database Access program. Interim report memuat hasilhasil pemeriksaan yang penting untuk ditindak lanjuti segera, misalnya
Tuberkulosis, DM, dll.

6.4.

Laporan Hasil Pemeriksaan


Laporan hasil pemeriksaan harus meliputi:

6.4.1. Dua Rangkap


6.4.2. Summary Group, diserahkan kepada klinik perusahaan dalam bentuk
disket (Access Program) secara berkala.
6.4.3. Summary

Keseluruhan, diserahkan kepada klinik perusahaan setelah

selesai pemeriksaan semua pegawai.


6.5.

Komunikasi
Penyelenggara harus memberikan konsultasi kepada setiap
karyawan

tentang hasil pemeriksaan kesehatannya. Penjadwalan

dilakukan oleh pihak HRD.


6.6.

Limbah
Penyelenggara harus bertanggung jawab atas limbah dari proses
pemeriksaan kesehatan.

6.7.

Kontinuitas

Penyelenggara harus bersedia memberikan pelayanan jangka


panjang berupa pemeriksaan kesehatan pre-employment dan periodik
demi menjamin uniformitas dari data rekam medik.
6.8.

Biaya
Penyelenggara mencantumkan biaya dengan rinci dan disetujui
oleh pihak manajemen.

7. Pencatatan/Recording
7.1.

Penyelenggara membuat kesimpulan akhir pemeriksaan kesehatan tiap


karyawan 2 rangkap, 1 rangkap akan diberikan pada klinik perusahaan
untuk disimpan sebagai dokumen klinik dan 1 rangkap akan diberikan
pada karyawan yang bersangkutan.

7.2.

Klinik perusahaan akan menyimpan hasil pemeriksaan kesehatan tiap


karyawan minimal selama 30 tahun setelah karyawan berhenti bekerja
dengan memelihara kerahasiaan.

8. Pelaporan/Reporting
8.1.

External
Pelaporan ke DEPNAKER sesuai peraturan yang berlaku
dilakukann oleh fihak perusahaan.

8.2.

Internal

8.2.1. Ringkasan yang menyeluruh hasil pemeriksaan disampaikan kepada


Manajemen dengan mencantumkan saran tindak lanjut yang diperlukan.
8.2.2. Pada fitness status tercantum hasil akhir pemeriksaan kesehatan, yang
disimpulkan menjadi beberapa golongan, yaitu:

Fit for Job (Cakap untuk bekerja)


Fit with restriction (Cakap dengan keterbatasan)
Temporary unfit (Tidak cakap untuk sementara)
Unfit (Tidak cakap)
Special (Khusus)

9. Follow Up
Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan akan dilaksanakan oleh perusahaan,
khususnya berupa:
-

tindakan medik yang diperlukan dalam rangka pengobatan;

rujukan ke spesialis yang bersangkutan dengan penyakit tertentu;

sertifikasi kecakapan berkeja (fitnes), khususnya kepada Penjamah


makanan, Drivers, Respirator users dan Fire brigade.

10. Quality Assurance


Penyelengaara harus mempunyai prosedur pemeriksaan yang jelas, bersifat
transparan, sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu kedokteran.

Lampiran 1.
PAKET GME / MCU
No

Parameter Uji

Ket

Identitas

Riwayat Pekerjaan

Riwayat Kesehatan

Lihat
Lampiran 2
Lihat
Lampiran 2
Lihat
Lampiran 2

Pemeriksan Fisik :
a. Tinggi Badan
b. Berat Badan
c. Tensi meter
d. BMI
e. Pemeriksaan Mata
- Refraksi (visus)
- Buta Warna
(ishihara)
- Funduscopy
- Tonometri
f. Gigi dan Mulut
g. Organ Fisik:
- THT
- Sistem

5
6

Kardiovaskular
- Sistem pernafasan
- Abdomen
- Genito urinary
system
- Central &
peripheral nerv. System
- Kulit
- Lymph Nodes
- Muscle Skeletal
and spinal bones
Rontgen thorax
EKG
a. untuk usia 35 tahun
atau lebih
b. untuk usia 40 tahun
atau lebih
Laboratorium
a. Darah Lengkap
- Leukosit
- LED
- Diff. Count
- Golongan darah dan
rhesus
b. Gula Darah
- Gula darah puasa

1 kali

No

Parameter Uji

- Gula darah 2 jam

PP
c. Fungsi Hati
- SGOT
- SGPT
- Alkali Phosphate
- Gamma GT
- Billirubin direct
- Billirubin indirect
- Billirubin total
d. Fungsi Ginjal
- Ureum
- Creatinin
- Asam Urat
e. Hepatitis Marker
- HBsAg
- Anti HbsAg
f. Urine Rutin
g. Faeces
- Faeces Rutin
- Faeces Culture
Audiometri

Ket

1 kali

9
10

Spirometri
Drug screening test

Catatan:
Paket A: GME / MCU untuk umum dan admin
Paket B: GME / MCU untuk food handler
Paket C: GME / MCU untuk pekerja dengan pemaparan terhadap kebisingan tinggi
Paket D: GME / MCU untuk pekerja dengan pemaparan terhadap suhu tinggi
Paket E: GME / MCU untuk pekerja dengan pemaparan terhadap bahan kimia (solvents, dll)
Paket F: GME / MCU Driver, untuk pengemudi mobil dan forklift.

Lampiran 2.
1. Identitas
QUESTIONNAIRE
Nama Depan
Given Name

Nomor Karyawan
Employee Number

Nama Keluarga
Surename

Nomor File
File Number

Tanggal Lahir
Date of Birth

Jenis Kelamin
Sex

Tempat Kelahiran
Place of Birth

Suku Bangsa
Ethnic Origin

Jumlah Anak
Number of
Children

Status Perkawinan
Marital Status

Pria

Wanita

Bujang / Nona

Menikah

Janda / Duda

Male

Female

Single

Married

Widow / Widower

Jabatan Pekerjaan Sebagai


Position Applied for (Job title )

Departemen
Department

2. Riwayat Pekerjaan
QUESTIONNAIRE
Apakah Pada Riwayat Pekerjaan Sebelumnya Anda Bekerja Berhubungan Dengan Hal-Hal Sebagai Berikut?
Previous Employment, Job Involves and Potential Occupational Hazard Exposures (Choose All Applicable
Gunakan Tanda () Bila Ya
Use () Sign On The Chosen Items

BAHAYA-BAHAYA
HAZARDS
Kebisingan
Noise
Suhu Sangat Panas
Heat Stress
Suhu Sangat Dingin
Cold Stress
Getaran
Vibrasi
Debu
Dust
Bahan Kimia Berbahaya
Toxic Chemical
Cairan Berbahaya
Iritating Fluid
Asap
Fumes

NAMA PERUSAHAAN
COMPANY NAME
Tahun/Year
Tahun/Year
1.
2.

Tahun/Year..
3.

Tahun/Year...
4.

Mengoperasikan Alat Berat Yang


Bergerak
Operating Heavy Mobile Equipment
Bekerja Di Sekitar Mesin-Mesin Yang
Bergerak
Working Arround Rotating Machinery
Perlu Ketajaman Penglihatan Terhadap
Warna
Requires Color Vision
Bekerja Pada Ketinggian
Involving Heights
Pekerjaan Kantor
Clerical / Administrative Work
Mengelola Produk Makanan
Handling Food Products
Lain-lain
Others

3. Riwayat Kesehatan
QUESTIONNAIRE
RIWAYAT MEDIS / MEDICAL HISTORY
Berilah Tanda ( ) Bila Anda Pernah atau Sedang Menderita Penyakit/Kondisi Berikut Ini :
Please Indicate () If You Ever Suffered From or Are Suffering The Following Conditions
Y N Disease / Condition
Y N Disease / Condition
Head Injury or Concussion
Allergies
Fainting, Blackouts, epilepsy
Tuberculosis
Visual changes
Psychiatric Disorder
Hearing Loss
Sexual Transmitted Disease
Nose, Sinus, Throat, Voice Trouble
Unusual Change of Weight > 5
> 4 Weeks
Kg/Month
Obstetric
or
Gynaecological
Hypertension
Problems
Chronic Skin Problem
Chest Pain / Heart Disease
Chronic Diarrhoea
Malaria / Tropical Disease
Anorexia > 4 Weeks
Operation / Surgery
Gastritis
Back Pain > 4 Weeks
Jaundice / Hepatitis
Thypoid Fever
Chronic Cough > 4 Weeks
Swollen or Painful Joint
Haemorrhoid
Kidney Problem / Urinary Stones
Chronic Abdominal Pain
Vertigo
Diabetes
Other Chronic Disease
Asthma

RIWAYAT VAKSINASI / VACCINATION HISTORY


BCG

DPT

POLIO

MEASLE TYPHOID HEP. A

HEP.

Tetanus

other

QUESTIONNAIRE
Riwayat Kesehatan Keluarga

10 gr Alkohol = 1 Kaleng Bir = 1 Gelas

Obat-Obatan

- Masih Hidup? Penyakit Kronis Yang

Anggur

yang

Dialami?

Sering

Digunakan

- Meninggal? Penyebabnya?
Family Health History

10 gr Alcohol = 1 can beer = 1 glass wine = 1

Prescribed

( Alive? - any long term illness. Dead? -

glass / nip spirit

Medication

Cause? )
Ayah / Father :

Merokok (batang/hari)

Ibu

Cigarette ( single/day)

/ Mother :

Saudara Kandung / Siblings :

Minuman
(gr/minggu)

Alkohol

Alergi
Terhadap Any
Allergies

Lainnya / Other

Alcohol (gr/ week)

Daftar Pustaka
http://abunajmu.wordpress.com/2012/11/13/jenis-pemeriksaan-kesehatan-tenagakerja/
http://www.ecc.ft.ugm.ac.id/index.php?r=berita/detil&id=1584
Kepmenkes No.1158/Menkes/SK/XII/2008
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per-02/MEN/1980

Anda mungkin juga menyukai