Anda di halaman 1dari 4

Pengertian :

Limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan
atau jumlahnya baik secara lanhsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Tujuan :
1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh limbah bahan beracun dan berbahaya.
2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkunagan yang sudah tercemar sehingga
sesuai dengan fungsinya kembali.
Kebijakan :
Surat edaran direktur tgl 14 juni 2014 tentang masing-masing unit.
Prosedur :
1. Pemilihan Limbah
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, sitotoksiss, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah container bertekanan dan dengan kandungan logam berat yang
tinggi. kategori limbah beracun dan berbahaya berdasarkan kriteria sebagai berikut :
Mudah meledak
Mudah terbakat
Bersifat reaktif
Beracun
Penyebabkan infeksi
Bersifat korosif

2. Pengumpulan Limbah Medis


Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan
troli khusus yang tertutup.

Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan
paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 48jam.

3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis


Terbuat dari bahan yang cukup kuat, cukup ringan, than karat, kedap air, dan mempunyai

permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.


Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan yang terpisah

dengan limbah non-medis.


Kantong plastic diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3 bagian telah terisi

limbah.
Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusu (safety box) seperti

botol atau karton yang aman.


Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang tidak langsung kontak
dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergukan kembali, sedangkan kantong plastik yang telah dipakai dan kontak langsung

dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi.


Tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat limbah, satu untuk limbah medis

(warna kuning atau merah) dan satunya lagi untuk non-medis (warna hitam).
Semua limbah dari ruang perawatan dan unit gawat darurat (UGD) dianggap sebagai

limbah medis.
Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis dianggap sebagai limbah non

medis.
Tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya misalnya fiberglass.
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
c. Terdapat minimal 1 buah untuk setiap ruangan atau sesuai dengan kebutuhan.
Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam atau apabila 2/3
bagian kantong sudah terisi limbah maka harus diangkut supaya tidak menjadi

perindukan vector penyakit atau binatang pengganggu.


4. Tempat Penampungan Sementara
Jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar selambat-lambatnya 24 jam.

Jika tidak mempunyai insenerator, limbah medis harus di musnahkan melalui kerjasama
dengan

puskesmas

atau

pihak

lain

yang

memiliki

insenerator

untuk

dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.


5. Transportasi
Pengangkutan limbah keluar puskesmas menggunakan kendaraan khusus.
Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus

diletakkan dalam container yang kuat dan tertutup.


Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang
Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri yang
terdiri dari topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron untuk industry,
pelindung kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus (disposable gloves atau healty duty

gloves).
6. Pengelolaan
6.1

Lokasi pengolahan

Pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya dapat dilakukan didalam lokasi penghasil
limbah atau di luar penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:

Daerah bebas banjir .


Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter.
Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300 meter.
Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam, hutan lindung minimum 300
meter.

6.2 Fasilitas pengolahan


Fasilitas pengolahan harus menerapkan system operasi meliputi:

System keamanan fasilitas


System pencegahan terhadap kebakaran
System penanggulangan keadaan darurat
System pengujian peralatan
Pelatihan karyawan

6.3 Pengolahan limbah

Proses insenerasi dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus
insenerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya jika suatu
materi limbah beracun dan berbahaya ingin dibakar dengan berat 100 kg maka abu sisa
pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr.

Unit terkait :
1. Paramedis
2. Petugas limbah

Sumber :
http://www.dinkes.baliprov.go.id/id/PENGELOLAAN-LIMBAH-MEDIShttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/prosedur-pengelolaan-limbah-medis.html?
fdx_switcher+true
http://limbah3-limbah3.blogspot.com/2010/05/limbah-b3.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai