Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MESIN ARUS SEARAH DAN TRANSFORMATOR

MESIN ARUS SEARAH


(Generator Dc Dan Motor Dc)

Oleh :
Nama : Nanda Yasmin Mulya
NIM : 41415110066

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2016

A. Generator DC
1. Pengertian
Putra (2013) mengemukakan bahwa Generator DC merupakan sebuah
perangkat Motor listrik yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah. Menurut Marwan (2007) Mesin
DC bisa dioperasikan sebagai motor maupun generator.
Hammers (2013) mengatakan bahwa Terdapat dua jenis motor DC, yaitu motor
penguat terpisah, dan motor penguat sendiri. Motor penguat sendiri meliputi:motor
seri, motor shunt dan motor kompon yang merupakan kombinasi antara motor seri
dan motor shunt. Sedangkan generator pada dasarnya adalah sama, tetapi yang sering
digunakan adalah jenis generator terpisah.
Karakteristik motor penguat Terpisah adalah arus eksitasinya tidak tergantung
dari sumber tegangan yang mencatunya. Putaran jangkar akan turun jika momen
torsinya naik.
2. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent
dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter
eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.
Gambar berikut menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.

Gambar 3. Konstruksi generator DC

Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang diam, dan
bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari: rangka
motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan bagian rotor
terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat
arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator
harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang
mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda
bekas sikat arang. (Putra, 2013).
Belitan Generator Terdiri dari:
a. Belitan sangkar
b. Belitan Kutub bantu
c. Belitan eksitansi
Arus beban mengalir melalui dua belitan yang pertama, belitan ini mempunyai
resistensi yang kecil. Sistem pengukuran tahanan belitan jangkar ini ada beberapa
metode pengukuran yang bisa dilakukan antara lain metode ohm meter, volt, dan
ampere meter, metode dinamis dan statis. (Marwan, 2007).
3. Prinsip kerja
Menurut Sabrina (2013) prinsip kerja generator DC itu sendiri di hasilkan pembangkit
listrik melalui induksi dengan 2 cara yaitu :
a. Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
b. dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Jika rotor beruptar pada pada sekeliling medan magnet maka akan
menghasilkan perpotongan medan magnet pada lilitan kawat pada rotor itu sendiri
.rotor pada generator dc akan menghasilkan tegangan bolak balik dan fungsi sebuah
komutator adalah sebagai penyearah tegangan itu sendiri menjadi AC .
Besarnya tegangan yang di hasilkan dari sebuah generator DC sebanding
dengan perputaran yang di hasilkan rotor. (Sabrina, 2013).

Gambar 4. Prinsip Kerja generator

4. Klasifikasi Generator DC
Menurut Hage (2009) Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar
(anker), jenis generator DC yaitu:
a. Generator Penguat terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak
terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah,
yaitu:
1). Penguat elektromagnetik (a)
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui
pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau
magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan
melalui belitan F1-F2.
2). Magnet permanent / magnet tetap (b)
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output generator yang
konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V relatif konstan dan

tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan mendekati harga
nominalnya.

Gambar 5. Generator penguat terpisah.

Karakteristik generator penguat terpisah

Gambar 6. Karakteristik generator penguat terpisah


Gambar 6 menunjukkan:
Karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat
eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus
beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar. Penurunan tegangan akibat resistansi
jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya mengakibatkan turunnya pasokan arus
penguat ke medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi kecil.
b. Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor
(A1-A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada

medan magnetstator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan
tegangan yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan
nominalnya. Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh
tahanan geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt
yang dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan
nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Diagram rangkaian generator shunt


Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi
tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran
terbalik, atau rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi
listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.

Karakteristik Generator Shunt

Gambar 8. Karakteristik generator shunt


Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar 8.
Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama,
dibandingkan dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.
Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah dan
generator shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah generator mempunyai
tegangan output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator
kompon. (Hage, 2009).
c. Generatot Kompon
Hage (2009) mengemukakan bahwa generator kompon mempunyai dua
penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan
penguat shunt, dan lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator
kompon ditunjukkan pada Gambar 9. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di
depan belitan shunt.

Gambar 9. Diagram angkaian generator kompon


Karakteristik generator kompon

Gambar 10. Karakteristik generator kompon


Gambar 10 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output
generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi
penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri,
yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. (Hage, 2009).

B. MOTOR DC
Hanief (2013) mengemukakan bahwa Motor DC merupakan jenis motor yang
menggunakan tegangan searah sebagai sumber tenaganya. Dengan memberikan beda

tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan berputar pada satu arah, dan bila polaritas
dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran motor akan terbalik pula. Sebuah motor DC
terdiri dari komponen statis atau disebut stator dan komponen yang berputar pada sumbunya
yang disebut rotor. Berdasarkan tipe mesinnya, baik stator maupun rotor mengandung
konduktor untuk mengalirkan arus listrik yang berbentuk lilitan. Biasanya stator dan rotor
dibuat dari besi untuk meperkuat medan magnet.
1. Pengertian
Menurut Fahmizal (2012) Motor DC adalah piranti elektronik yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC terdapat jangkar dengan
satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada cincin belah (komutator).
Dengan adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan sebagai saklar kutub
ganda (double pole, double throw switch). Motor DC bekerja berdasarkan prinsip gaya
Lorentz, yang menyatakan ketika sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan
magnet, maka sebuah gaya (yang dikenal dengan gaya Lorentz) akan tercipta secara ortogonal
diantara arah medan magnet dan arah aliran arus. Mekanisme ini diperlihatkan pada Gambar
berikut ini:

Gambar 16. Mekanisme kerja motor DC


2. Konstruksi Motor DC
Menurut Marwan (2007) Belitan motor ini terdiri dari:
1. Belitan jangkar

2. Belitan kutub bantu


3. Belitan Eksitansi/Belitan Medan
Sjatry (2013) Mengemukakan bahwa ada tiga komponen penting dalam motor DC
yaitu:
a. Kutub Medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada ruang di antara kutub medan.
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan, yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan di antara kutub kutub dari utara
menuju selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih kompleks, terdapat satu atau
lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya luar sebagai
penyedia struktur medan.
b. Rotor
Bila arus masuk menuju kumparan jangkar, maka arus ini akan menjadi
elektromagnet. Rotor yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakkan beban. Untuk motor DC yang kecil, rotor berputar dalam medan magnet
yang dibentuk oleh kutub kutub, sampai kutub utara dan kutub selatan magnet
berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arus berbalik untuk merubah kutub kutub utara dan
selatan rotor.
c. Komutator
Komponen ini terdapat pada motor DC dan berfungsi untuk membalikkan arah
arus listrik dalam kumparan jangkar. Komutator juga membantu dalam transmisi arus
antara kumparan jangkar dan saluran daya.
1) Prinsip Kerja Motor DC
Menurut Sjatry (2013) Sebuah motor DC magnet permanen biasanya tersusun
atas magnet permanen, kumparan jangkar, dan sikat (brush). Medan magnet yang
besarnya konstan dihasilkan oleh magnet permanen, sedangkan komutator dan sikat

berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari sumber di luar motor ke dalam
kumparan jangkar. Letak sikat di sepanjang sumbu netral dari komutator, yaitu
sumbu dimana medan listrik yang dihasilkan bernilai nol. Hal ini dimaksudkan agar
pada proses perpindahan dari sikat ke komutator tidak terjadi percikan api.

Gambar 17. Prinsip kerja motor DC


Medan stator memproduksi fluks dari kutub U ke kutub S. Sikat arang
menyentuh terminal kumparan rotor di bawah kutub. Bila sikat arang
dihubungkan pada satu sumber arus serah di luar dengan tegangan V, maka satu
arus I masuk ke terminal kumparan rotor di bawah kutub Udan keluar dari terminal
di bawah kutub S. Dengan adanya fluks stator dan arus rotor akan menghasilkan
satu gaya F bekerja pada kumparan yang dikenal dengan gaya Lorentz. Arah
Fmenghasilkan torsi yang memutar rotor ke arah yang berlawanan dengan jarum
jam. Kumparan yang membawa arus bergerak menjauhi sikat arang dan dilepas

dari sumber suplai luar. Kumparan berikutnya bergerak di bawah sikat arang dan
membawa arus I. Dengan demikian, gaya F terus menerus diproduksi sehingga
rotor berputar secara kontinyu. (Sjatry, 2013).
4. Klasifikasi Motor DC
a. Motor DC Shunt/Parallel
Kumparan medan sama seperti pada penguat terpisah, tetapi kumparan medan
terhubung secara paralel dengan rangkaian rotor. Satu sumber yang sama digunakan
untuk menyuplai kumparan medan dan rotor. Oleh karena itu, total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus jangkar. Kecepatan motor DC jenis ini
pada prakteknya konstan, tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah
kecepatannya berkurang). Oleh karena itu, motor DC jenis ini cocok untuk penggunaan
komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin. (Sjatry, 2013).

Gambar 18. Motor DC Shunt/Parallel


Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
1. Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok untuk
penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
2. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus
medan (kecepatan bertambah).

b. Motor Seri
Kumparan medan dihubungkan secara seri dengan kumparan jangkar. Oleh karena
itu, arus medan sama dengan arus jangkar. Pada saat kondisi awal, arus starting pada
motor DC jenis ini akan sangat besar. Untuk itu, pada saat menjalankan motor harus
disertai beban sebab apabila tanpa beban motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Kumparan medan terbuat dari sejumlah kecil kumparan dengan penampang kawat yang
besar. Tipe demikian dirancang untuk mengalirkan arus besar dan terhubung seri/deret
dengan kumparan rotor. Motor DC jenis ini cocok untuk penggunaan yang memerlukan
torsi penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist. (Sjatry, 2013).

Gambar 19. Skematik Motor DC Seri


Menurut Hanief (2013) Karakter kecepatan motor DC tipe seriadalah :
1. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
2. Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.
c. Motor DC kompon/kombinasi
Konfigurasi motor DC tipe ini menggunakan gabungan dari kumparan seri
danshunt/paralel. Pada motor DC jenis ini, kumparan medan dihubungkan secara paralel
dan seri dengan kumparan jangkar. Dengan demikian, motor DC jenis ini akan memiliki
torsi penyalaan awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin tinggi persentase
penggabungan, yaitu persentase kumparan medan yang dihubungkan secara seri, maka
semakin tinggi pula torsi penyalaan awal yang dapat ditangani. (Sjatry, 2013).

Menurut Hanief (2013) karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah,
makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang
dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani
oleh motor ini.
5. Pengaplikasian Motor DC
Motor DC bisa digunakan di bidang robotika, misalnya sebagai roda line tracer,
sebagai aktuator lengan robot. Di bidang persenjataan misalnya aktuator meriam otomatis,
dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyahanda, Onny. (2011). Generator dan Sistem Eksitasi, (Online), (http://artikelteknologi.com/generator-dan-sistem-eksitasi/


Hage. (2009). Generator DC, (Online), (http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/generatordc.html
Hammers,

H.

(2013).

Pengertian

Tentang

Mesin-Mesin

Listrik.

(Online).

(http://handihammers.blogspot.com/2013/05/pengertian-tentang-mesin-mesin-listrik.html
Hanief,

I.R.

(2013).

Pengantar

Elektronika.

Motor

DC,

(Online),

(http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211021isnarasyadhanief/2013/04/27/motor-dc/

Prasetya,

H.D.

(2011).

Generator

Ac

dan

Dc,

(Online),

(http://www.scribd.com/doc/46409085/generator-AC-DC
Joyo,

Baskara . (2014). Mesin Listrik, (online),


MESIN_LISTRIK

(http://www.academia.edu/7968085/

Anda mungkin juga menyukai