Test

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Sebenarnya bunyi berderak ini tidak disebabkan oleh pergesekan tulang,tetapi oleh gas diantara

sendi.
Sendi kita mengandung sesuatu yang disebut sinovia, yang membantu melumasi sendi. Cairan
sinovia mengandung gas oksigen, nitrogen, dan karbondioksida. Penelitian menunjukkan bahwa
ketika menderakkan sebuah sendi, anda menjauhkan tulang-tulangnya, dan kapsul yang
mengelilingi sendi itu pun meregang. Hal ini menyebabkan cairan sinovia menyemprot dari satu sisi
buku ke sisi yang lain.
Cairan yang berpindah ini menciptakan ruang kosong, yang dengan cepat terisi dengan gas lagi.
Perpindahan gas yang cepat inilah yang memunculkan bunyi letupan. Untuk kembali menderakkan
buku jari yang sama, Anda harus menunggu sampai gasnya kembali ke cairan sinovia. Itulah
sebabnya, kita tidak bisa menderakkan buku jari yang sama dua kali berturut-turur dengan cepat.
[sumber : selingansore ]
gerakan membunyikan buku-buku atau sendi di jari juga merupakan kebiasaan yang salah kerana
menyalahi peraturan sendi biasanya dan boleh menghancurkan tulang-tulang rawan di
dalamnya.Jika kebiasaan ini dilakukan terus menerus maka dapat menimbulkan penyakit sendi yang
kronik di kemudian hari.
Para saintis bioperubatan telah mempelajari apa yang sebenarnya berlaku ketika kita menekuk
tulang
sendi
jari
dengan
menggunakan
mikrofon
yang
sensitif.
Di dalam ruang sendi antara tulang-tulang terdapat cecair dan ikatan sendi (ligamen) di setiap sisi
ruang sendi yang menyatukan tulang. Nah, saat kamu menarik jari, hal ini membuat ruang sendi
makin besar. Akibatnya, tekanan dalam ruang sendi makin menurun. Segera saja, ikatan sendi
tersedut ke dalam. Ketika tekanan menurun, muncullah gelembung (yang paling sering karbon
dioksida), hanya dalam satu per ribuan saat. Gas inilah yang menimbulkan bunyi letupan yang
merupakan suara pertama.
Gelembung itu mengisi 15% ruang sendi yang sekarang menjadi lebih besar. Kerana ruang sendi
mendadak diisi oleh gelembung, cairannya tiba-tiba mendorong ikatan sendi dan menolaknya ke
posisi semula. Pada saat ligamen "didorong kembali" muncullah bunyi kedua.
Tenaga yang hilang dalam sendi sangat rendah, hanya sekitar 7% daripada yang diperlukan untuk
merosakkan tulang. Tetapi, bila terlalu sering melakukannya, boleh dikira sendiri dan hasilnya tentu
sangat berbahaya.
Sebuah penelitian melibatkan 300 orang yang telah membunyikan buku jarinya selama 35 tahun.
Memang, hasilnya tidak ada kes artritis pada tangan mereka. Namun, kesan lain adalah mereka
mempunyai sendi yang membesar, tangan mereka menjadi lebih lemah, berkurang satu perempat
dari kekuatan tangan yang seharusanya.
Jadi, membunyikan buku jari tangan dan sendi tulang yang lain akan terasa saat kita tua nanti, 35
hingga 40 tahun akan datang.

Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah dan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan
Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi
semesta alam.[1][2]
Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid).[3]
Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.[4] Menurut Al-Quran terdapat 99
Nama Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap
sifat-sifat Tuhan yang berbeda.[5][6] Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha
Tinggi dan Maha Luas.[7] Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering
digunakan adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim).[5][6]
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai suatu tindakan kemurahhatian
yang paling utama untuk semua ciptaan yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas
keesan-Nya dan kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus
menjelma dalam bentuk apa pun.[8] Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus
lagi Maha Mengetahui." (Al-'An'am 6:103).[2]
Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal:
Menurut Al-Quran, Dia lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi
yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-Nya. Di atas itu semua,
Dia memandu manusia pada jalan yang lurus, jalan yang diridhai-Nya.[8]
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh
kelompok agama Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi.[9][10] Namun, hal ini tidak diterima
secara universal oleh kalangan kedua agama tersebut.

Anda mungkin juga menyukai