Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang
mempelajari interaksi anatara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik.
Interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa
hamburan (scattering), absorpsi (absorption), emisi (emission). Interaksi antara
radiasi elektromagnetik dengan atom atau molekul yang berupa absorbsi
melahirkan spektrofotometri absorpsi antara lain spektrofotometri ultraviolet (UV),
spektrofotometri sinar tampak (VIS), spektofotometri infra merah (IR).
Spektrofotometri ultra violet yang dipakai untuk aplikasi kuantitatif menggunakan
radiasi dengan panjang gelombang 200-380 nm, sedangkan spektrofotometri sinar
tampak menggunakan reaksi dengan panjang gelombang 380-780 nm. Molekul
yang dapat memberikan absorbsi yang bermakna pada panjang gelombang 200780 nm adalah molekul-molekul yang mempunyai gugus kromofor dan gugus
auksokrom.
Spektrofotometer UV-VIS banyak dimanfaatkan seperti dalam analisis logam
berbahaya dalam sampel pangan atau bahan yang sering digunakan dalam
kehidupan. Air merupakan salah satu kebutuhan yang luas oleh masyarakat.
Beragam sumber air yang digunakan dalam keseharian. Salah satu sumbernya ialah
air sumur. Kandungan dalam air sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang
menggunakannya.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada
daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan
sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan.
Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap
oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui cara
menentukan konsentrasi Fe3+ dengan menggunakan spektrofotometer, serta
mengetahui cara kerja dari spektrofotometer.
1.2 Tujuan
Menentukan kadar besi yang terkandung dalam sampel secara
spektrofotometri
Mengetahui bagian-bagian spektrofotometer
Megetahui panjang gelombang maximum larutan Fe3+ 16 ppm dengan =
540, 545, 550

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar makromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan fototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah
spektrofotometer, yaitu suatu alat yang di gunakan untuk menentukan suatu
senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan
atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi
spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya
tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan dalam
kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini
dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomic (Hardjadi, 1990).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dan spectrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau diabsorbsi. Kebetulan spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer
adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh
dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter
dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang
gelombang tertentu. Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang
gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang
benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya
seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak
yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel blanko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun
pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam
larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang
ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi
suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap.
Macam-macam spektrofotometri dan perbedaannya
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang
digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi adalah
cahaya tampak (visible). Cahaya variable termasuk spektrum elektromagnetik yang
dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380750 nm. Sehingga semua sinar yang didapat berwarna putih, merah, biru, hijau,
apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh mata. Maka sinar tersebut termasuk dalam
sinar tampak (visible). Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro
visible adalah lampu Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolform
merupakan unsur kimia dengan simbol W dan nomor atom 74. Tungsten memiliki
titik didih yang tinggi (34 22 oC) dibanding logam lainnya. Karena sifat inilah maka
ia digunakan sebagai sumber lampu. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode
ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dari
metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki
warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen spesifik
yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagen yang digunakan harus benarbenar spesifik hanya bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga
produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
2. Spektrofotometri UV (Ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan
interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380
nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut
juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat

berlimpah dilaut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu proton dan satu
neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak memiliki
neutrron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteras yang berarti dua,
mengacu pada intinya yang memiliki 2 partikel. Karena sinar UV tidak dapat
dideteksi dengan mata kita maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini
terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan.
Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan
penambahan reagen tertentu. Bahkan sampel dapat langsung dianalisa meskipun
tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih
dengan filtrasi atau sentifungi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sampel
harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid/ suspensi.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar
tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak
oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat menyatakan hubungan antara
serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Dibawah ini adalah
persamaan Lamber beer:
A = - log T
= .b.c
Dimana :
A = Absorbans
T = Transmitan
= absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur
adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui
dari larutan berwarna yang memiliki serapan maksimum pada warna
komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati radiasi atau cahaya
putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan secara selektif
sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan (Day dan Underwood, 1986).
4. Spektrofotometri Inframerah
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang inframerah. Cahaya inframerah terbagi menjadi
inframerah dekat, inframerah pertengahan dan jauh. Inframerah pada
spektrofotometri adalah inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai
panjang gelombang 25-1000 m. Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk
mengidentisifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik.
Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya
suatu
gugus fungsi spesifik.
Penadahan
Panjang Gelombang
Frekwensi, Hz
Bilangan Gelombang cm-1
Satuan umum
Meter

Sinar X
10 y 104
10-12 10-8
1020 1016
Ultra ungu jauh
10 200 nm
10-2 2x10-7
1016 1015
Ultra ungu dekat
200 400 nm
2x10-7 4,0x10-7
1015 7,5x10-4
Sinar tampak
400 750 nm
4,0x10-7 7,5x10-7
7,5x1014 4x1014
25000 13000
Inframerah dekat
0,75 2,5 m
7,5x10-7 2,5x10-6
4x1014 1,2x1014
13000 4000
Inframerah pertengahan
2,5 50 m
2,5x10-6 5,0x10-5
1,2x1014 6x1012
4000 200
Inframerah jauh
50 1000 m
5,0x10-5 1x10-3
6x1012 1011
200 10
Geombang mikro
0,1 100 cm
1x10-3 1
104 108
10 10-2
Gelombang radio
1 1000 m
1 - 103
108 - 105

Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensif IR, terhadap
panjang gelombang. Untuk identisifikasi, signal sampel akan dibandingkan dengan
signal standar. Perlu juga diketahui bahwa sampel untuk metode ini harus dalam
bentuk murni. Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan
mengganggu signal kurva yang diperoleh (Day dan Underwood, 1986).
Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada
penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri disebut Near Infrared
Spectrogotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan dan
pangan guna menganalisa BB yang rutin dan cepat.

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
- Spektrofotometer
- Kuvet
- Erlenmayer
- Botol sampel
- Botol semprot aquades
- Gelas kimia
- Pipet tetes
- Pipet ukur 25 ml
- Gelas ukur 50 ml
- Labu takar 25 ml
- Corong kaca
- Gelas ukur 10 ml
3.1.2 Bahan-bahan
- Aquades
- Sampel air (air parit)
- Kertas label
- Tissu gulung
- Sabun cair
- larutan induk Fe3+ 100 ppm
- larutan Fe3+ 0 ppm
- larutan Fe3+ 4 ppm
- larutan Fe3+ 8 ppm
- larutan Fe3+ 12 ppm

larutan Fe3+ 16 ppm


larutan KCNS 10-3 M
larutan HNO3 4 M
Kertas saring

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Pembuatan larutan standar
- Dibuat 5 seri larutan Fe3+ dengan konsentrasi 0, 4, 8, 12, 16 ppm, masing-masing
100 ml dengan mengencerkan larutan induk Fe3+ 100 ppm
- Ditambahkan 10 ml KCNS 10-3 M
- Ditambahkan 10 ml HNO3 4 M
3.2.2 Penentuan panjang gelombang maksimum
- Dioptimasikan spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat
- Diambil larutan standar Fe3+ 16 ppm
- Dimasukkan kedalam kuvet
- Diukur transmitan atau absorbans dengan panjang gelombang 540, 545, 550
- Dibuat grafik hubungan panjang gelombang dan absorbans
3.2.3 Penentuan konsentrasi Fe3+
- Dimasukkan 50 ml sampel air kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan KCNS 10-3 M, 10 ml
- Ditambahkan HNO3 4 M, 10 ml
- Ditambahkan aquades sampai tanda tera
- Dimasukkan larutan kedalam buret
- Diukur absorbans dan transmitan pada panjang gelombang.

BAB 4
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Pengukuran deret standar dan sampel pada () maksimum = 540 nm
Fe3+ 10 ppm
Absorbansi = 540 nm
0
4
8
12
16
Sampel
0,000
0,004
0.033
0,047
0,053
0,005
4.1.2 Serapan Fe3+ 16 ppm

Absorbansi

540
545
550
0,053
0,059
0,109
4.2 Perhitungan
Dari kurva kalibrasi standar didapatkan persamaan linier (y = 0,003 x 0,002).
Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi (x) menyatakan kadar Fe
dalam sampel, jadi:
Pada sampel air parit
Diketahui : y = 0,005
Penyelesaian : y = 0,003 x 0,002
0,005 = 0,003 x 0,002
0,003 x = 0,005 + 0,002
0,003 x = 0,007
x = 0,007/0,003
x = 2,333
Jadi, konsentrasi Fe3+ yang terdapat dalam sampel air parit adalah 2,333
4.3 Grafik
4.3.1 Kurva penentuan panjang gelombang maksimum
4.3.2 Kurva pengukuran deret standar dan sampel pada maksimum = 540 nm

4.4 Pembahasan
Spektrofotometri adalah suatu metode analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator plasma atau kisi
difraksi dengan fototube atau foton hampa. Sedangkan alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi suhu dari
konsentrasi. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optik dan elektronik,
serta sifat-sifat kimia fisiknya dimana detektor yang digunakan secara langsung
dapat mengukur intensitas dari cahaya yang dipancarkan () dan secara tidak
langsung cahaya yang diabsorbsikan (o), jadi tergamtung pada spektrum
elektromagnetik yang diabsorbsi oleh benda. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang
terbentuk. Pada titrasi spektrofotometri sinar yang digunakan merupakan suatu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lain,
sedangkan dalam kalorimetri. Perbedaan panjamg geolmbangnya dapat lebih besar.
Dalam hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorbsi atomik.
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar cahaya yang di
gunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Spektrofotometri Vis (Visible)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar atau energi adalah
cahaya tampak (visible). Cahaya variable termasuk spektrum elektromagnetik yang

dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380750 nm. Sehingga semua sinar yang didapat berwarna putih, merah, biru, hijau.
Apapun itu, selama ia dapat dilihat oleh mata. Maka sinar tersebut termasuk dalam
sinar tampak (visible). Sample yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya
sampel yang memiliki warna. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak memiliki
warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen spesifik
yang akan menghasilkan senyawa berwarna.
2.
Spektofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible. Pada spektrofotometri UV berdasarkan
interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380
nm. Sinar UV tudak dapat dideteksi dengan mata kita, sehingga senyawa yang
dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki
warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu
dibuat berwarna dengan penambahan reagen tertentu. Bahkan sample dapat
langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri
adalah sampel harus jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel koloid (suspensi).
3.
Spektrofotometri UV-Vis
Merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar
tampak. Alat ini digunakan mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak
oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis
sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan
tersebut. Dalam hal ini, hukum Lamber beer dapat menyatakan hubungan antara
serapan cahaya dengan konsentrasi zat dalam larutan. Dibawah ini adalah
persamaan Lamber beer:
A = - log T
= .b.c
Dimana :
A = Absorban
T = Transmitan
= absorvitas molar (Lcm-4 . mol-1)
c = panjang sel (cm)
b = konsentrasi zat (mol/jam)
Pada spektrofotometer UV-Vis, warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur
adalah warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui
dari larutan berwarna yang memiliki serapan maksimum pada warna
komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewati radiasi atau cahaya
putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan secara selektif
sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan.
4.
Spektrofotometer (IR)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang inframerah. Cahaya inframerah terbagi menjadi
inframerah dekat, inframerah pertengahan dan jauh. Inframerah pada
spektrofotometri adalah inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai
panjang gelombang 25-1000 m. Pada spektro IR meskipun bisa digunakan untuk
mengidentisifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama senyawa organik.
Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu
gugus spesifik.
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari bagian-bagian penting
yaitu:
a)
Sumber cahaya

Sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang


stabil dan intensitasnnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah
tamak, ultraviolet dekat dan infrared dekat adalah sebuah lampu pijar dengan
kawat rambut terluar dari wolform (tunsgten). Lampu ini mirip dengan bola lampu
pijar biasa, daerah panjang gelombang () adalah 350-2200 nm. Untuk sumber
pada daerah ultraviloet (UV) digunakan lampu hidrogen atau lampu deuterium
dengan panjang gelombang 175 ke 375 atau 400 nm.
b)
Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang
berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu prisma dan erating (kisi
difraksi). Cahaya monokromatis ini dapat dilihat dengan anjang gelombang tertentu
yang sesuai untuk kemudian dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit.
Ketelitian dari monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slidt width) yang
dipakai.
c)
Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang dipakai sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) tidak berwarna sehingga dapat mentransmisikan semua cahaya (2)
permukaannnya secara optis harus benar-benar sejajar (3) harus tahan (tidak
bereaksi) terhadap bahan-bahan kimia (4) tidak boleh rapuh (5) mempunyai bentuk
yang sederhana. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastik
dengan bentuk tangan empat persegi panjang 1x1 cm, dan tinggi 5 cm. Pada
pengukuran didaerah ini dipakai cuvet kwarsa, sedangkan cuvet dari kaca tidak
dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat
dipakai untuk pengukuran sinar tampak.
d)
Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada
berbagai panjang gelombang. Detektor akan megubah cahaya menjadi sinyal listrik
yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil dalam bentuk jarum penunjuk
atau angka digital. Syarat-syarat ideal sebuah detektor yaitu kepekaan tinggi,
perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi, respon konstan cepat dan
signal minimum tanpa radiasi. Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding
dengan tenaga radiasi.
e)
Amplifier
Berfungsi untuk memperbesar arus yang dihasilkan oleh detektor agar dapat dibaca
oleh indikator yang biasanya berupa recorder analog atau komputer.
Pada percobaan ini, dilakukan analisis penentuan kadar Fe3+ dalam suatu
sampel secara spektrofotometri, dengan teknik spektrofotometri cahaya tampak.
Pada percobaan pertama, terlebih dahulu dibuat larutan Fe3+ dengan konsentrasi 0
ppm, 4 ppm, 8 ppm, 12 ppm, dan 16 ppm, dari larutan induk Fe3+ 100 ppm.
Kemudian dilakukan absorbansi pada kelima larutan dengan panjang gelombang
540 nm. Dan didapat hasil absorbansinya berturut-turut 0,000; 0,004; 0,033; 0,047;
0,053. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi larutan
standar, maka semakin besar pula absorbansinya. Selanjutnya dilakukan
pengukuran absorbansi pada sampel air parit dengan panjang gelombang 540 nm
dan didapat nilai absorbansinya 0,005. Semakin pekat warna suatu larutan maka
semakin banyak gelombang yang diserap larutan tersebut.

Dari data dibuat kurva kalibrasi standar. Dari kurva kalibrasi standar
didapatkan persamaan linear y = 0,003x 0,002. Persamaan ini digunakan untuk
menghitung kadar besi dalam sampel. Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran
absorbansi dan (x) menyatakan kadar Fe dalam sampel. Setelah dilakukan
perhitungan diperoleh konsentrasi Fe3+ yang terdapat dalam sampel air parit
adalah sebesar 2,333.
Pada percobaan kedua dilakukan untuk menentukan panjang gelombang
maksimum. Dengan menggunakan larutan Fe3+ dengan konsentrasi 16 ppm dan
dengan panjang gelombang berturut-turut 540 nm, 545 nm, dan 550 nm. Diukur
absorbansinya dan didapat hasilnya berturut-turut 0,053; 0,059; 0,109. Dengan
melihat data yang ada dapat disimpulkan panjang gelombang maksimum adalah
550 nm, karena memiliki nilai absorbansi tertinggi.
Dalam percobaan ini, terdapat beberapa reagen yang digunakan yaitu
larutan ion Fe3+, dimana larutan ini adalah merupakan larutan yang akan
direaksikan. KCNS dalam percobaan berfungsi sebagai pembentuk senyawa
kompleks berwarna merah yang stabil dalam larutan, dengan reaksi : Fe3+ +
nKCNS- [Fe (CNS)n] 3-n. HNO3 berfungsi sebagai katalis yang mempercepat
reaksi, juga sebagai asam kuat yang menjaga larutan berada pada pH optimal,
karena jika pH terlalu besar akan terjadi endapan dari garam besi.
Prinsip percobaan penentuan kadar Fe3+ secara spektrofotometri yaitu
mengukur transmitan atau absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi, sehingga akan didapatkan konsentrasi Fe3+ yang terkandung dalam
sampel.
Berdasarkan berkas sinar diatas, maka spektrofotometer dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
1)
Spektrofotometer single beam
Sengle beam instrumen dapat digunakan untuk kuantitatif dengan megukur
absorbansi pada panjang gelomang tunggal. Panjang gelombang paling rendah
adalah 190-210 nm dan paling tinggi adalah 800-1000 nm.
2)
Spektrofotometer double beam
Spektrofotometer double beam dapa mengukur dua larutan yaitu larutan contoh
dan larutan pembanding. Spektrofotometer double beam nilai blanko dapat
langsung diukur dengan larutan yang dirugikan dalam satu kali.
Faktor kesalahan pada percobaan ini adalah:
Pengenceran yang kurang tepat sehingga didapat nilai absorban yang
kurang tepat
Pengaturan intensitas transmitan tidak pas 100, sehingga diperoleh hasil
yang kuran tepat.
Dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan yang dilakukan, yaitu:
1.
Pengenceran 0, 4, 8, 12, 16 ppm adalah untuk membuat larutan Fe3+ menjadi
parameter absorbansi terhadap konsentrasi Fe3+
2.
Penyaringan dilakukan untuk menghilangkan kotoran atau partikel-partikel
padat yang terdapat pada sampel

Anda mungkin juga menyukai