Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI
II.1. Penelitian Terdahulu
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanaol
bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah melalui proses
fermentasi dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari
karbon, hydrogen dan oksige, sehingga dapat dilihat sebagai turunan senyawa
hidrokarbonyang menpunyai gugus hidroksil dengan rumus C2H5OH.
Krisna et all. (2008) mengemukakan bahwa bagian tanaman buah pepaya
seperti akar, dahan, buah dan biji mengandung fitokimia: polisakarida, vitamin,
mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, saponin, dan flfonoid yang semuanya
dapat digunakan sebagai nutrisi dan obat.
Proses ini bertujuan untuk menghasilkan bioetanol dengan bahan baku
buah pepaya. Buah pepaya dipilih sebagai bahan baku pembuatan etanol
dikarenakan merupakan sumber hayati yang memiliki kandungan pati yang dapat
dikonversikan menjadi bioetanaol. Memanfaatkan bahan baku buah pepaya
tentunya dapat meningkatkan effisiensi dan proses produksi dari pembuatan
bioetanol serta mengoptimalkan pemanfaatan buah pepaya. Pembuatan bioetanol
dengan bahan dasar buah pepaya ini melalui dua tahapan yaitu proses fermentasi
dan destilasi.
Proses fermentasi mengubah glukosa menjadi etanol deng bantuan
bakteri Saccharomyces cereviceae yang terkandung pada yeast. Selanjutnya
dilakukan pemurnian etanol dari air hasil fermentasinya menggunakan prinsip

destilasi, dengan tujuan untuk mengetahui bioetanol yang dihasilkan dan berapa
kadar yang dapat dimurnikan dalam proses destilasi.
Proses destilasi merupakan proses pemurnian untuk meningkatkan kadar
etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi. Destilasi atau penyulingan adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Produk yang dihasilkan dari peroses fermentasi ini adalah bioetanol. Satu
ton buah pepaya yang tidak layak dikonsumsi bisa menghasilkan 51 kg etanol
absolute. Tetapi realitas efisiensinya tidak pernah mencapai 100% yaitu sekitar
85-90% yang bisa diambil. Dan kadar etanol sekitar 60%, 80%, atau 95%. Limbah
bioetanaol juga dapat diolah kembali menjadi pupuk organik cair (POC).
II.2. Data-data Botani Pepaya
Tabel 2.1. Taksonomi Pepaya
Nama binomial
Kerajaan
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Nama Lokal

Carica papaya
Plantae
Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh)
Spermatophyta ( Menghasilkan biji)
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)
Dilleniidae
Violales
Caricaccae
Carica
Carica papaya L
Papaw (inggris), pepaya (indonesia), Gedang
(sunda), Betik, Kates, Telo gantung (jawa)

(Wahyu, 1997).
Papaya atau bahasa latinnya Carica Papaya L, termasuk famili
Caricacaea yang tidak begitu besar ruang lingkupnya. Pepaya (Carica papaya
L), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan

bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di
seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Pepaya adalah satu-satunya jenis
dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa
Belanda, papaja, yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa
Arawak, papaya. Dalam bahasa Jawa papaya disebut kates dan dalam bahasa
sunda gedang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya).
Memang sebelum perang telah didatangkan jenis pepaya , yaitu Carica
Candamarcensis.

Gambar 2.1. Pohon Pepaya Carica Candamarcensis


Jenis pepaya ini tumbuhnya akan baik kalau ditanam di daerah yang
berhawa dingin. Kemudian buahnya akan keluar
berbentuk bulat telur.
II.1.1. Batang :
1. Tumbuhnya cepat

dengan kecil-kecil dan

2. Umur, untuk jenis tertentu akan dapat mencapai umur sekitar 15-25 tahun.
Sedangkan untuk jenis-jenis

khusus dipelihara dikebun-kebun dengan

produktifitas cukup tinggi biasanya hanya dapat dipertahankan sampai


umur antara 3-5 tahun saja.
3. Pohon pepaya yang dapat hidup sampai 15 tahun atau lebih pada
umumnya bercabang-cabang. Sedangkan pohon pepaya penghasil buah
pada umumnya berbatang pokok tunggal, pohon itu baru mau bercabang
kalau sudah mau dipotong.
4. Batang pohon pepaya ini tidak berkayu, akan tetapi dalamnya berlubang
dan banyak mengandung air dan getah.
5. Daunnya berkelompok berdekatan dengan pucuknya, bertangkai panjang
dan berlubang. Tangkai inipun bergetah walaupun getahnya tidak terlalu
banyak.

Gambar 2.2. Batang Pohon Pepaya


II.1.2. Bunga
Tanaman pepaya ini membentuk bunga majemuk, karena adanya
kelainan dalam jenisnya, maka mempunyai bunga yang berjenis- jenis bentuk dan

susunan kelaminnya. Pada musim hujan ataupun kamarau dapat mengubah jenis
dan susunan jenis kelamin bunga dalam satu pohon.
II.1.3. Komposisi Daging Buah Pepaya

Gambar 2.3. Buah Pepaya


Buah pepaya adalah buah yang sangat mempunyai nilai gizi, dan juga
salah satu buah yang populer di masyarakat. Daging buah pepaya yang masak
akan mengandung
1. 88-90% air
2. 10% gula buah
3. 0,1 % zat asam

4. 0,1% lemak
5. 0,6% Abu
6. 0,7 % serat

Buah pepaya ini akan banyak mengandung vitamin A terutama sekali


pada buah pepaya yang berdaging warna kuning. Selain banyak mengandung
vitamin A juga sedikit mengandung vitamin C.
Getah pepaya ini mengandung enzyme papaine dan chymopapain. Getah
daunnya dapat mengencerkan protein dan dapat mengentalkan air susu.
II.1.4. Kandungan Buah Pepaya Masak (100 gram)
Tabel 2.2. Kandungan Buah Pepaya Masak

Kalori
Vitamin A
Vitamin B1
Kalsium
Hidrat arang
Fosfor
Besi
Protein
Air

46 kal
365 SI
0.04 mg
23 mg
12,2 gram
12 mg
1,7 mg
0,5 mg
86,7 mg

Kandungan buah pepaya muda (100 gr) yaitu, Kalori: 26 kalori, Lemak:
0,1 gram, Protein: 2,1gram, Hidrat Arang: 4,9 gram, Kalsium: 50, Fosfor: 16 mg,
Besi: 0,4 mg, Vitamin A: 50 SI, Vitamin B1: 0,02 mg, Vitamin C: 19 mg, Air: 92,4
gram. Disamping itu buah pepaya juga mengandung unsur antibiotik, yang dapat
digunakan untuk pengobatan tanpa ada efek sampingannya. Buah pepaya juga
mengandung unsur yang dapat membuat pencernaan makanan lebih sempurna,
disamping memiliki daya yang dapat membuat air seni bereaksi asam, yang secara
ilmiah disebut zat caricaksantin dan violaksantin (Wahyu, 1997).
II.3. Fermentasi
Etanol untuk digunakan dalam minuman beralkohol, dan sebagian besar
etanol untuk digunakan sebagai bahan bakar, diproduksi oleh fermentasi. Ketika
spesies tertentu ragi (misalnya, Saccharomyces cerevisiae) memetabolisme gula
yang mereka produksi dan karbon dioksida etanol. Persamaan kimia di bawah ini
meringkas konversi:
C 6 H 12 0 6

2 CH 3 CH 2 OH + 2 CO 2

C 12 H 22 O 11

4 CH 3 CH 2 OH + 4 CO 2

Proses kultur ragi dalam kondisi untuk menghasilkan alkohol disebut


fermentasi. Proses ini dilakukan pada sekitar 35C - 40C. Toksisitas etanol untuk

batas ragi konsentrasi etanol diperoleh oleh menyeduh. Etanol-strain yang paling
toleran ragi bisa bertahan sampai kira-kira 15% volume etanol.
Untuk menghasilkan etanol dari bahan tepung seperti biji-bijian sereal,
yang pati pertama harus dikonversi menjadi gula. Dalam pembuatan bir, ini secara
tradisional telah dicapai dengan membiarkan gandum berkecambah, atau malt,
yang menghasilkan enzim amilase. Ketika butiran malt dihaluskan, amilase yang
mengubah pati menjadi gula yang tersisa. Untuk bahan bakar etanol, hidrolisis
pati menjadi glukosa dapat dicapai lebih cepat dengan pengobatan dengan asam
sulfat encer, fungally amilase dihasilkan, atau beberapa kombinasi dari keduanya
(Http://www.doe.gov.ph/AF.Bioethanol.html).
II.4. Pupuk Urea
Urea termasuk pupuk nitrogen yang dulu banyak diimpor. Namun kini
urea sudah diekspor karena banyak dibuat didalam negeri. Urea dibuat dari gas
amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua zat ini melahirkan pupuk urea
dengan kandungan N sebanyak 46%.
Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada
kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dari udara. Oleh
karema itu, urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Kalau
diberikan ke tanah, pupuk ini akan mudah berubah menjadi ammoniak dan karbon
dioksida. Padahal kedua zat ini berupa gas yang mudah menguap. Sifat lainnya
ialah mudah tercuci oleh air dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Itu sebabnya
banyak yang menganjurkan pemberian urea ini lewat daun, tetapi harus hati-hati.

Urea dapat membuat tanaman hangus, terutama yang memiliki daun yang amat
peka. Untuk itu, semprotkan urea dengan bentuk tetesan yang besar.
Berdasarkan bentuk fisiknya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
urea prill dan urea nonprill. Urea prill, terbentuk dengan menjatuhkan urea cair
dari sebuah menara prilling menjadi tetesan yang kering menjadi bentuk bulat
kira-kira 1 mm sampai 4 mm. Urea granular secara kimiawi sama dengan urea
prill. Urea granular, sedikit lebih besar dan lebih keras dari urea prill.
Pada proses fermentasi pembuatan etanol pupuk urea berfungsi sebagai
nutrisi untuk bakteri Saccharomyces cerevisiae yang bekerja pada proses
fermentasi karena pupuk urea mengandung unsur N yang dibutuhkan untuk
makanan bakteri tersebut (Pinus dan Marsono, 2009).
II.5. Pupuk NPK
Pupuk majemuk yang satu ini tidak hanya mengandung dua unsur, tetapi
tiga unsur sekaligus yang tidak lain dari gabungan pupuk tunggan N, P, dan K.
Itulah sebabnya belakangan ini NPK sangat digemari petani.
Sebelum perang dunia II, kadar pupuk campuran ini masih terbatas, tidak
lebih dari 20% dengan merek hampir 50 jenis. Namun, kini jumlahnya hanya
dibatasi sampai sekitar 12 jenis saja dengan kadar NPK sangat beragam.
Meskipun saat ini jarang ada di pasaran, contoh jenis pupuk NPK berdasarkan
negara asal sebagai berikut:
1. Pupuk NPK dari Amerika Serikat diantaranya ialah Amafoska I (12-2412), Amafoska II (10-20-15), Amafoska III (10-30-10).
2. Pupuk NPK dari Jerman diantaranya ialah Nitrofoska I (17,5-13-22),
Nitrofoska I (15-11-26,5), Nitrofoska III (16,5-16,5-21,5), Nitrofoska A

(15-30-15), Nitrofoska B (15,5-15,5-19,5), Rustica Complete (10-8-18),


Rustica Blue (12-12-20), Rustica Red (13-13-21), Rustica Yellow (15-1515).
3. Pupuk NPK dari Jepang diantaranya ialah Compound Fertilizer (14-12-9),
Compound Fertilizer (13-13-13), Compound Fertilizer (15-15-10).
4. Pupuk NPK dari Belanda diantaranya ialah NPK Holand (15-15-15).
5. Pupuk NPK dari Chili dan USA diantaranya ialah NPK Bunga (10-15-9),
NPK Ornmental, NPK Anggrek, NPK Suplir, dan NPK Mawar.
6. Pupuk NPK dari Norwegia diantaranya ialah NPK Mutiara (16-16-16)
Ada kebiasaan jelek dari petani saat membeli pupuk NPK ini, yaitu
hanya menyebutkan NPK saja. Padahal merek dan kadar NPKnya sangat
beragam. Cara terbaik saat membeli pupuk NPK adalah menyebutkan merek yang
dikehendaki ataupun kadar unsur yang dikandung.
Merumuskan NPK yang akan dipilih sesuai tanah dan tanaman memang
sulit. Untuk keperluan ini belum ada aturannya. Namun, ada sumber yang
menyebutkan patokan pemakaian atau pemilihan NPK tergantung pada kadar Nnya, yaitu pilihlah NPK dengan kadar N tinggi.
Fungsi pupuk NPK dalam proses fermentasi pembuatan etanol adalah
sebagai nutrisi atau makanan bakteri yang bekerja dalam proses fermentasi, hal ini
dikarenakan pupuk NPK banyak mengandung unsur N, dan P yang dibutuhkan
oleh bakteri Saccharomyces cerevisiae (Pinus dan Marsono, 2009).
II.6. Aspartam
Aspartam merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartylphenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida

dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial
fenilalanina.
Tabel 2.3. Aspartam
Aspartam
N-(L--Aspartyl)-L-phenylalanine, 1methyl ester
Nama lain
[NutraSweet]], Canderel , Equal
Rumus Kimia
C14H18N2O5
Massa Molekul
294.301 g/mol
CAS number
[22839-47-0]
Titik Lebur
246-247 C
Titik didih
Terurai
(http://id.wikipedia.org/wiki/Aspartam)
Nama kimia

II.7. Ampas Pepaya


Ampas pepaya sebagian besar mengandung ligno-cellulose. Panjang
seratnya antara 1,7 sampai 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro, sehingga
ampas pepaya ini dapat memenuhi persyaratan untuk diolah menjadi papan-papan
buatan. Bagase mengandung air 48 - 52%, gula (sukrosa) rata-rata 3,3% dan serat
rata-rata 47,7%. Serat bagase tidak dapat larut dalam air dan sebagian besar terdiri
dari selulosa, pentosan dan lignin (Husin, 2007).

Tabel 2.4. Komposisi Kimia Ampas Pepaya


Kandungan
Abu
Lignin
Selulosa
Sari
Pentosan
SiO2

Kadar (%)
3,82
22,09
37,65
1,81
27,97
3,01

Pada umumnya, pabrik gula di Indonesia memanfaatkan ampas pepaya


sebagai bahan bakar bagi pabrik yang bersangkutan, setelah ampas pepaya
tersebut mengalami pengeringan. Disamping untuk bahan bakar, ampas pepaya
juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas, particleboard,
fibreboard,

dan

lain-lain

(http://bioindustri.blogspot.com/2008/04/ampas-

pepaya.html).
II.8. Ragi Roti
Ragi adalah fungi ekasel (uniseluler) yang beberapa jenis spesiesnya
umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol,dan
bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan ragi merupakan
anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam
Basidiomycota. Beberapa ragi seperti, Candida albicans, dapat menyebabkan
infeksi pada manusia (kandidiasis).
Selain itu ragi adalah mikroorganisme yang dapat ditemukan dimanamana. Ragi berasal dari keuarga fungus bersel satu dari genus Saccharomyces,
spesies cerivisiae, dan memiliki ukuran 6-8 mikron. Dalam 1 gram ragi padat,
terdapat kurang lebih 10 milyar sel hidup. Ragi ini berbentuk bulat telur, dan
dilindungi oleh dinding membran yang semi berpori (semi permeabel).
Melakukan reproduksi dengan cara membelah diri, dan dapat hidup dilingkungan
tanpa oksigen (anaerob), maupun dengan oksigen (aerob), intuk bertahan hidup
ragi membutuhkan air, makanan, dan lingkungan yang sesuai.
Mikroba utama dalam ragi roti adalah jenis khamir Saccharomyces
cerevisiae. Sel khamir ini memiliki sifat-sifat fisiologi yang stabil, sangat aktif

dalam memecah gula yaitu mengubah pati dan gula menjadi karbon dioksida dan
alkohol, terdispersi dalam air, mempunyai daya tahan simpan yang lama, dan
tumbuh dengan sangat cepat. (http://harisdianto.files.wordpress.com/2010/01/ragiroti.pdf).
II.9. Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair
atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser
yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam
dinding (bagian luar condenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.
Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.

Gambar 2.4. Alat Destilasi Sederhana


Contoh dibawah ini merupakan teknik pemisahan dengan cara destilasi
yang dipergunakan oleh industri. Pada skala industri, alkohol dihasilkan melalui
proses fermentasi dari sisa pepaya yang tidak dapat diproses menjadi bahan bakar.
Hasil fermentasi adalah alkohol dan tentunya masih bercampur secara homogen
dengan air. Atas dasar perbedaan titik didih air (100 oC) dan titik didih alkohol
(70oC), sehingga yang akan menguap terlebih dahulu adalah alkohol. Dengan
menjaga destilasi maka hanya komponen alkohol saja yang akan menguap. Uap
tersebut akan melalui pendingin dan akan kembali cair, proses destilasi alcohol
merupakan

destilasi

yang

sederhana

(http://www.chem-is-

try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilasi/).
II.10. Bioetanol
Sebuah alkohol beroktan tinggi air bebas yang dihasilkam dari fermentasi
gula atau pati dikonversi. Dalam bentuk yang paling murni itu adalah cairan

bening tidak berwarna dengan bau yang khas ringan yang mendidih pada 78 oC
dan membeku pada -112 oC. Ia tidak memiliki mesin pembakaran dasar atau asam
baik sendiri atau dicampur dengan minyak bumi. Bioetanol Hydrous (95%
kemurnian) digunakan untuk dicampur dengan bensin.
(Http://xteknologi.blogspot.com/2010/08/biethanol.html).
II.10.1. Standar
Departemen Perdagangan dan Industri-Biro Standar Prodok, Departemen
Energi dalam kerjasama sektor swasta dikembangkan dan diumumkan standar
untuk program bioetanol untuk memastikan kualitas bahan bakar.
Bahan bakar etanol adalah, beroktan tinggi air alkohol bebas yang
dihasilkan dari fermentasi gula atau pati dikonversi.
C 6 H 12 0 6

yeast

2 CH 3 CH 2 OH + 2 CO 2

Sudah tradisi digunakan sebagai bahan campuran sebesar 5% - 10%


konsentrasi dalam bensin atau sebagai bahan baku untuk memproduksi aditif
bahan bakar beroktan tinggi eter. Etanol dibuat terutama dari pepaya, sorgum,
gandum, jagung, dan bahan baku. Di Filipina, pepaya adalah bahan baku yang
tersedia. Singkong dan sorgum manis juga bahan baku potensial.
Tabel 2.5. Perbandingan Etanol dengan Unleaded Gasoline
Parameter
Oxygen Content
Octane Rating
Net heating value
Density
Reid Vapor Pressure
Stoichiometric fuel-air weight ratio
Flammability Limits
II.10.2. Kelayakan Teknis

Etanol
35 %
98-100
21,2 MJ/l
0,79 g/ml
0,16 atm
9
3-19 %

Unleaded gasoline
0%
87,5 (minimum)
31,8-32,6 MJ/l
0,72-0,78 g/ml
0,61 atm
14,7
1,8 %

Bahan bakar etanol membuat bahan bakar motor yang ideal untuk mesin
penyalaan api karena berbagai alasan:
1. Etanol telah oktan alami tinggi rating yang mencegah ledakan dini di
bawah beban
2. Etanol membakar lebih bersih karena mengandung oksigen, emisi karbon
monoksida sangat sedikit yang terbentuk.
3. Etanol membakar sedikit lebih dingin, memperpanjang umur mesin
4. Etanol memiliki efisiensi volumetrik yang lebih tinggi, kontribusi untuk
peningkatan daya
Kebanyakan kendaraan bensin modern dapat beroperasi pada etanol
murni dengan beberapa modifikasi mesin dasar. A% 10 campuran tidak
memerlukan modifikasi mesin sementara membutuhkan modifikasi mesin. Di
Amerika Utara, Kendaran Bahan Bakar Fleksibel (FFV) yang saat ini tersedia
yang akan beroperasi pada campuran sampai dengan 85% etanol dengan bensin
yang disebut E85. Brazil menggunakan 24% campuran.
Etanol sampai dengan 190 bukti (95% kemurnian) dapat diproduksi
menggunakan distilasi sederhana. Penghapusan air 5% terakhir dari solusi etanol
membutuhkan metode yang lebih kompleks. Hydrous (air yang mengandung)
etanol dapat digunakan rapi (pada 100% rate) pada mesin bensin dimodifikasi,
seperti yang mereka lakukan di Brazil. Jika etanol harus dicampur dengan bensin
pada tingkat apapun, etanol harus benar-benar anhirat (kering) 200 bukti. Jika
tidak, pemisahan bahan bakar akan terjadi.
II.10.3. Standar dan Mutu
Standar dan mutu (spesifikasi ) bahan bakar nabati (biofuel) jenis
bioetanol sebagai bahan bakar lain yang dipasarkan di dalam negeri yaitu:

Tabel 2.6. Standar dan Mutu Bahan Bakar Nabati


N
o
1

Kadar etanol

%-v, min

99,5 (sebelum denaturasi)

2
3

Kadar metanol
Kadar air

mg/L, max
%-v, mix
%-v, min
%-v, max
mg/kg, max
mg/L, max

300
1
2
5
0,1
30

Sifat

Kadar denaturan

5
6

Kadar tembaga (Cu)


Keasaman sebagai
CH3COOH

Unit, min/max

Spesifikasi

Jernih dan terang, tidak


ada endapan dan kotoran
8 Kadar ion Klorida (Cl)
mg/L, max
40
9 Kandungan Belerang (S)
mg/L, max
50
10 Kadar Getah (gum), dicuci mg/100 ml, max 5,0
11 pHe
6,5-9,0
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, BIOFUEL (Jakarta : Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral).
7

Tampakan

Etanol merupakan sumber bahan bakar terbarukan. Hal ini dihasilkan


dari tanaman yang proses dan menyimpan energi dari matahari. Dalam sistem
tanam yang berkelanjutan, bahan baku tanaman dapat diproduksi tahun ke tahun.
Kawasan dunia yang tanpa deposit minyak mentah mempertimbangkan bahan
bakar pertanian sebagai solusi jangka panjang untuk mengimbangi kebutuhan
energy mereka dan ketergantungan minyak asing.
II.10.4. Manfaat Lingkungan
Alkohol murni bahan bakar, seperti etanol, telah pembakaran hamper
selesai. Ini berarti bahwa karbon monoksida sangat sedikit yang terbentuk.
Alkohol tidak mengandung kontaminan umum ditemukan dalam bensin seperti
belerang dan benzena. Dibandingkan dengan bensin, emisi yang berbahaya dan
polusi yang sangat berkurang. Ketika dicampur dengan bensin, etanol

memberikan kontribusi pengurangan emisi yang sesuai dengan persentase dalam


campuran.
II.10.5. Manfaat Ekonomi
Bahan bakar etanol memperluas pasar bagi petani Filipina, khususnya
sektor gula, sehingga meningkatkan pembangunan ekonomi pedesaan.

Anda mungkin juga menyukai