Anda di halaman 1dari 48

Presentasi Kasus

P0A0 Usia 17 Tahun dengan Dysgerminoma Ovari

Pembimbing :
dr. Setya Dian Kartika, Sp.OG
Disusun Oleh :
Utiya Nur Laili

G4A014109

Dina Nurmala Sari

G4A014110

Prakosa Jati P

G4A014111

Arya Yusti Kusuma

G4A014112

SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2016

HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul :
P0A0 Usia 17 Tahun dengan Dysgerminoma Ovari

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian


di Bagian Obstetri dan Ginekologi Program Profesi Dokter
di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Disusun Oleh :
Utiya Nur Laili

G4A014109

Dina Nurmala Sari

G4A014110

Prakosa Jati P

G4A014111

Arya Yusti Kusuma

G4A014112

Purwokerto, Juni 2016

Mengetahui,
Dokter Pembimbing,

dr. Setya Dian Kartika, Sp.OG

I.

PENDAHULUAN

Tumor germ sel ovari adalah salah satu jenis tumor yang menyerang wanita
berusia muda. Walaupun secara pasti belum dapat diketahui penyebabnya tetapi
tumor germ sel ovari diduga berhubungan dengan abnormalitas sitogenetik. Tumor
germ sel merupakan bentuk variasi benign maupun malignan dari germ sel
primordial. Angka kejadian tumor germ sel dinegara berkembang lebih tinggi
dibandingkan dengan negara maju. Pada beberapa negara kejadian tumor germ sel
ovari sering terdapat pada wanita berusia kurang dari 20 tahun.
Tumor germ sel ovarii miliki berbagai jenis sehingga diklasifikasikan menjadi 3
yaitu tumor germ sel primitif, teratoma bifasik dan trifasik, serta teratoma mono
dermal, dll. Dari semua variasi tumor germ sel ovarii hanya terdapat satu jenis tumor
yang memiliki sifat benign yaitu teratoma matur. Selain dibagi menjadi 3 klasifikasi
tumor germ sel ovarii menurut WHO juga dibagi berdasarkan sistem TNM dan angka
prognosis dari stadium tumor germ sel ovarii.
Penatalaksanaan pada setiap kasus tumor germ sel ovarii disesuaikan dengan
TNM sistem, stadium prognosis, dan jenis atau variasi dari tumor germ sel tersebut.
Sebagian besar penatalaksanaan tumor germ sel ovarii sama dengan penatalaksaan
pada tumor atau karsinoma ovarii pada umumnya yaitu menghilangkan massa
abnormal tersebut, bisa dengan tindakan operati dengan melakukan reseksi tumor,
melakukan pencegahan dengan histerektomi disertai ooforektomi atas indikasi,
kemoterapi, atau radioterapi. Angka keberhasilan penatalaksanaan tumor gemr sel
sangat dipengaruhi oleh stadium yang terjadi sesaat sebelum dilakukan pengobatan.
Pada presentasi kasus kali ini kami mengangkat kasus mengenai germ sel tumor
terutama jenis disgerminoma, tujuan kami adalah untuk menjelaskan mengenai jenis,
gambaran histologi, gambaran makroskopis, ataupun terapi dan prognosis pada
masing-masing variasi tumor germ sel. Selain itu juga mencari tahu faktor risiko apa
yang berperan dalam kejadian tumor germ sel ovarii.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Germ sel tumor adalah bentuk variasi dari neoplasma benign ataupun
malignant yang berasal dari sel germ primordial. Germ sel tumor memiliki
variasi tempat terjadinya seperti gonadal (testis dan ovarium) dan ekstragonadal
yang dapat berlokasi di garis midline seperti sacrococcygeal, retroperitoneal,
mediastinal, cervical, dan region pineal (Isaacs., 2013). Germ sel merupakan
suatu sel yang akan menjadi gamet, spermatozoa, ataupun ovum. Gamet berasal
dari sel germ primordial atau yang disebut sebagai stem sel. (Markku H., 2014).
Kejadian germ sel tumor meningkat diusia 20-40 thn dan negara berkembang.
Jika tumor muncul diusia kurang dari 30 tahun akan cenderung mengarah ke
jenis malignant (Markku H., 2014).
B. Etiologi
Saat ini insidensi tumor germ sel tipe ganas terus meningkat, etiologi
secara pasti masih belum dapat dipahami sepenuhnya. Sebanyak 5% dari pasien
dengan

disgerminoma

berhubungan

dengan

abnormalitas

sitogenetik

konstitusional yang melibatkan seluruh atau sebagian kromosom Y; 46XY,


disgenesis gonad, dan campuran disgenesis gonad (45X, 46XY) (Isabelle,
Ray.C., 2002).
C. Klasifikasi
The American Joint Committee On Cancer (AJCC) membagi germ cell
tumor dengan klasifikasi TNM dan International Federation of Gynecology
and Obstetrics (FIGO) membagi stadium sistem untuk germ sel tumor. Germ
sel tumor malignan dari ovarium memiliki system stadium yang sama dengan
kanker epithelial ovarium dan kanker primer peritoneal. Berikut merupakan
klasifikasi germ sel tumor (Sloan.K. and Elizabeth. L. J., 2015).
Tabel 1. Klasifikasi Stadium Kanker Ovarium Menurut TNM dan FIGO

Tabel 2. Pengelompokan Kanker Ovarium Menurut Prognosis Dan Stadium


Anatomi

Tabel 3. Klasifikasi Tumor Germ Sel Ovarian Malignan

Tumor germ sel primitive

Disgerminoma

Teratoma bifasik dan trifasik


Teratoma monodermal dan
Tumor tipe somatic yang
berhubungan
Dengan teratoma matur

Tumor yolk sac


Karsinoma embrional
Poliembrional
Koriokarsinoma nongestational
Tumor germ sel campuran,
Teratoma imatur
Teratoma matur (benign)
Tumor tiroid
Kelompok carcinoid
Tumor neuroectodermal
Kelompok karsinoma
Kelompok melanokistik
Kelompok sarcoma
Tumor sebacea
Tumor tipe pituitary
Other,

Berikut ini merupakan pembahasan masing-masing variasi dari tumor germ sel ovarii:
1. Tumor Germ sel Primitive
a. Dysgerminoma
1) Definisi
Dysgerminoma adalah tumor sel germinal tersering, yang terjadi
pada hampir 2% dari seluruh kasus kanker ovarium. Dysgerminoma
paling sering dihubungkan dengan peningkatan LDH, meskipun hal ini
tidak terjadi pada semua kasus. Ada kalanya dysgerminoma diinflitrasi
oleh sel raksasa sinsitiotrofoblas yang memproduksi beta-hCG.
Peningkatan AFP lebih jarang, namun untuk evaluasi pre-operatif, semua
marker ini disarankan untuk diperiksa pada pasien yang dicurigai
dysgerminoma atau tumor sel germinal ovarium. Sebagai tambahan,
kadar inhibin serum terutama inhibin B yang memiliki sensitivitas lebih
besar dari inhibin A dapat mengalami peningkatan. Inhibin A juga dapat
meningkat tanpa disertai peningkatan inhibin B. Jadi, pendanda tumor
yang diperiksa yaitu beta-hCG, AFP, LDH, inhibin A dan B, serta cancer
antigen 125 (CA-125)-untuk tumor epithelial (Michener, 2015).

Dysgerminoma adalah tumor ganas gonad tersering pada pasien dengan


dysgenesis gonad (Zaloudek, 2012).
2) Epidemiologi
Insidensi dysgerminoma di Amerika Serikat tetap dalam waktu
30 tahun terakhir ini. Usia rata-rata pasien adalah 22 tahun, dan 90%
pasien berusia kurang dari 30 tahun. Tumor ini hampir sering terjadi pada
perempuan, meskipun dapat juga muncul ada pasien dengan dysgenesis
gonad dan pseudohermaphrodit. Meski sebagaian besar kanker ovarium
terjadi selama masa perimenopause maupun menopause, dysgerminoma
cenderung terjadi pada anak-anak dan wanita muda (Michener, 2015).
Sekitar 20% kasus tumor ganas ovarium yang didiagnosis selama hamil
adalah dysgerminoma (Zaloudek, 2012).
3) Gambaran Klinis
Tidak ada gejala spesifik untuk diagnosis dysgerminoma. Gejala
yang sering muncul secara umum dari tumor ovarium itu sendiri seperti
nyeri perut, rasa penuh di panggul, perasaan cepat kenyang, sering buang
air kecil, dan disuria. Gejala yang jarang seperti dyspepsia dan ganguan
pencernaan. Tumor biasanya muncul sebagai massa unilateral yang teraba
saat pemeriksaan abdomen dan pelvis. Tumor dapat tumbuh dengan cepat
dan berisiko terjadi rupture dan torsio pada 5-10% pasien (Michener,
2015). Pada beberapa pasien mengalami hiperkalsemia namun jarang
terjadi (Zaloudek, 2012).
4) Gambaran Makroskopis
Dysgerminoma adalah tumor padat, biasanya berdiameter lebih
dari 10 cm. permukaan luarnya rata. Bila diiris, permukaannya cenderung
berair, homogen atau noduler, berwarna putih, gelap, atau abu-abu.
Perdarahan dan nekrosis sering mncul, terutama pada tumor berukuran
besar (Zaloudek, 2012). 15% tumor terjadi bilateral (Ehdaivand, 2016).

Gambar 1. Permukaan Dysgerminoma (Ehdaivand, 2016)

Gambar 2. Dysgerminoma disertai Perdarahan,


Nekrosis, dan Kista (Ehdaivand, 2016)
5) Gambaran Mikroskopis
Dysgerminoma tersusun oleh sel-sel polygonal dengan granula
eosinofilik yang banyak. Nucleus bulat, ukuran sedang, relatif seragam
dengan kromatin vesiklar dan tonjolan nucleoli (Zaloudek, 2012).
Tampak sarang-sarang sel tumor yang dipisahkan oleh stroma
jaringan ikat dengan limfosit T. Sel-sel vesicular besar dengan batas sel

yang jelas, sitoplasma jernih mengandung glikogen dengan nucleus


sentral. Bisa ditemukan satu atau lebih nucleoli yang menonjol; kadang
granuloma. Dapat pula ditemui sel sinsitiotrofoblas yang berada di dekat
pembuluh darah atau focus perdarahan dengan peningkatan serum hCG
(Ehdaivand, 2016). Sekitar 3% dysgerminoma mengandung sel raksasa
sinsitiotrofoblas (Zaloudek, 2012). Terdapat pula elemen yolk sac dengan
peningkatan serum AFP. Diferensiasi karsinoma awal yaitu lebih dari 30
mitosis per 10 lapang pandang tinggi yang menandakan prognosis buruk
(Ehdaivand, 2016).
Jika terjadi peradangan granulomatous yang luas, sulit melihat sel
tumor di antara sel-sel epitel. Edema dan hilangnya kohesi interseluler
kadang

menghasilkan

pembentukan

rongga

mirip

kelenjar

atau

mikrokista, pola yang disebut dengan dysgerminoma tubular (Zaloudek,


2012).

Gambar 3. Dysgerminoma; tampak stroma


berisi limfosit (Ehdaivand, 2016)

Gambar 4. Infiltrasi sel sinsitiotrofoblas


pada dysgerminoma (Ehdaivand, 2016)
6) Prognosis
Jika sudah terdiagnosis, dysgerminoma berespon baik dengan
terapi. (Michener, 2015). Survival rate mencapai 95% (Ehdaivand, 2016).
Unilateral encapsulated dysgerminoma (FIGO stage IA) dapat diobati
dengan salfingoooforektomi dengan 5-year survival rate lebih dari 90%.
Rekurensi biasa terjadi dalam dua tahun terapi primer dan dapat berhasil
ditangani. Jika berkembang menjadi dysgenesis gonad, terapi yang
diperlukan

adalah

Dysgerminoma

dapat

gonadektomi
metastasis

bilateral.
ke

ovarium

(Zaloudek,
yang

lain,

2012).
nodi

retroperitoneal, dan cavum peritoneum. Prognosis buruk bila disertai


dengan choriocarcinoma, carcinoma embrional atau yolk sac (Ehdaivand,
2016).
b. Yolk sac tumor
1) Definisi
Merupakan salah satu tumor ganas ovarium non epithelial yang
terdiri atas struktur seperti kantung telur, allantois, dan mesenkim
ektraembrionik. Dikenal juga sebagai tumor sinus endodermal. Berasal
dari tumor sakus vitelinus/yock sac dari embrio. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa hipermetilasi dari promotor gen RUNX3 dan gata-4,
mengatur diferensiasi dan fungsi yolk sac endoderm, sehingga

memainkan peran penting dalam patogenesis tumor yolk sac (YSTs)


(Yang, J.X. 2016.
2) Epidemiologi
Tumor yolk sac (YSTs) dapat mengenai laki-laki dan perempuan,
yang melibatkan testis, ovarium, dan situs lainnya, seperti mediastinum.
Usia rata-rata penderita tumor sinus endodermal adalah 18 tahun. Pada
anak-anak lebih sering terjadi pada orang Asia dibandingkan pada orang
kulit putih atau hitam. Pada orang dewasa, tumor ini lebih sering terjadi
pada orang kulit putih daripada ras lainnya (Yang, J.X. 2016).
3) Gambaran klinis
Khas untuk tumor sinus endodermal ini adalah keluhan nyeri perut
dan pelvis yang dialami oleh 75%. Metastasis jarang terjadi, kurang dari
10% kasus. Tumor marker untuk tomor sinus endodermal adalah alfa
fetoprotein (AFP).

Yolk sac tumor (YST) sel positif untuk AFP, yang dapat dideteksi
pada bagian jaringan serta dalam serum pasien dengan tumor ini. Namun,
AFP tidak spesifik untuk yolk sac tumor (YSTs), sebagai tumor lain
seperti karsinoma hepatoseluler dan hepatoblastoma juga bisa positif
untuk APF. Cytokeratin hadir di hampir semua kasus, dan vimentin dapat
positif dalam pola sel spindle. Sekitar 40-80% kasus tumor yolk sac

(YSTs) positif untuk plasenta alkaline phosphatase (PLAP), penanda


beberapa subtipe yang berbeda dari tumor sel germinal.
Dalam beberapa tahun terakhir, penanda lain dari tumor yolk sac
(YSTs) telah dilaporkan. Sebuah penanda menjanjikan yang telah
diidentifikasi adalah glypican 3, yang merupakan heparan sulfat
proteoglikan yang terikat membran. Sebagai penanda untuk tumor yolk
sac (YSTs), glypican 3 lebih sensitif namun kurang spesifik dari AFP,
seperti glypican 3 dapat dideteksi di koriokarsinoma (yang akan dibahas
dalam artikel patologi terpisah) dan sebagian kecil dari teratoma imatur
(Ray, Isabelle. 2004).
4) Makroskopis
YSTs berupa tumor padat abu-abu putih, myxoid, atau penampilan
berlendir. Nekrosis, perubahan kistik, dan perdarahan sering terlihat. Pada
orang dewasa, penampilan agar-agar dari tumor ini bercampur dengan
temuan bruto komponen tumor sel germinal lainnya; Oleh karena itu,
penampilan keseluruhan tumor yolk sac (YST) adalah heterogen (Yang,
J.X. 2016).
5) Mikroskopis
YST dapat membentuk banyak pola histologis menyerupai struktur
embrional. Pola yang paling umum terlihat dalam mayoritas kasus tumor
ini adalah struktur microcystic, yang ditandai dengan adanya jaringan
laba-laba-weblike dibentuk oleh sitoplasma vakuolisasi terutama sel

tumor, mirip dengan sarang lebah (Yang, J.X. 2016).

Gambar 5.
Pola lainnya termasuk endodermal sinus (perivaskular), papiler, padat,
kelenjar, memperhiasi, myxomatous, sarcomatoid, makrositik, polyvesicular,
hepatoid, dan parietal. Pola-pola ini tidak berhubungan dengan prognosis
tetapi dapat menyebabkan kesulitan dalam tumor yolk sac membedakan
(YSTs) dari tumor lain atau subtipe lain dari tumor sel germinal.
Pola endodermal sinus terdiri dari kapal sentral berbingkai oleh
jaringan fibrosa, yang dikelilingi oleh sel-sel epitel ganas di ruang kistik yang
dilapisi oleh sel-sel tumor diratakan. Struktur endodermal sinuslike ini disebut
tubuh Schiller-Duvall dan patognomonik dari yolk sac tumor (YSTs). Namun,
tubuh Schiller-Duvall yang hadir hanya dalam 50-75% dari tumor ini.

Gambar 6.
6) Prognosis
Tanpa pengobatan, tumor ini sangat agresif pada anak-anak dan
akan menyebabkan kematian. Dengan kombinasi perawatan bedah modern
dan adjuvant kemoterapi (cisplatin-based), tingkat kelangsungan hidup
pada pasien dengan tumor yolk sac (YSTs) lebih besar dari 90%.
Prognosis dari tumor sel benih ganas pada orang dewasa dengan
komponen YST tergantung pada respon dari YST serta komponen lain
untuk terapi.
Usia saat diagnosis bukanlah faktor prediktif pada tumor yolk sac
(YSTs), tetapi tingkat elevasi AFP, selain penanda tumor serum lainnya
pada tumor sel benih campuran, telah terbukti berkorelasi dengan
prognosis. Untuk serum AFP, tingkat <1000 ng / mL dalam kategori
prognosis yang baik, tingkat> 10.000 ng / mL dalam kategori prognostik
yang buruk. Tahap ini juga merupakan faktor prognostik yang penting;
deteksi dini penyakit stadium rendah akan menghasilkan prognosis yang
lebih baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan

hidup 5 tahun penderita tumor Yolk sac berkisar 66,6% (Tomokazu, et al,
2008).
c. Karsinoma Embrional
1) Definisi
Karsinoma embrional merupakan tumor sel germinal yang ditandai
dengan sel-sel epitel primitif yang pleomorfisme dan berbagai pola histologis.
Ini mungkin hadir dalam bentuk murni tetapi sering merupakan bagian dari
tumor sel germinal campuran. Penanda tumornya adalah hCG, FP.
2) Epidemiologi
Karsinoma embrional merupakan salah satu tumor sel germinal yang
paling umum. Puncak kejadian terjadi pada orang berusia 20-30 tahun. Hal ini
sangat jarang terjadi pada bayi. Sekitar 3-10% dari tumor sel germinal murni
adalah karsinoma embrional, dan karsinoma embrional yang hadir di lebih
dari 80% dari tumor sel germinal campuran.
3) Etiologi
Faktor genetik dan lingkungan memainkan peran dalam perkembangan
tumor sel germinal, tetapi pentingnya faktor spesifik tidak jelas. Teori yang
paling diterima pada pengembangan tumor sel germinal melibatkan kejadian
awal yang menyebabkan janin gonocytes menjalani pembelahan sel yang
abnormal.
Seperti dengan tumor sel germinal lainnya, dengan pengecualian
seminoma spermatositik, karsinoma embrional diyakini berasal dari
intratubular sel germinal ganas. tumor sel germinal menunjukkan banyak fitur
embriogenesis normal, seperti pluripotency, sebagaimana diatur oleh ekspresi
OCT3 / 4 (lihat Immunohistochemistry). Bahkan, penelitian metilasi telah
menunjukkan bahwa fenomena epigenetik mungkin memainkan peran penting
dalam asal-usul sel germinal neoplasias.
Di masa lalu, intratubular sel germinal ganas disebut sebagai
karsinoma in situ, tetapi, di saat ini, nomenklatur yang diterima, intratubular
germ cell neoplasia unclassified (IGCNU). Pada sebagian besar kasus,
IGCNU terjadi berdekatan dengan tumor sel germinal invasif, termasuk
karsinoma embrional.

4) Mikroskopis
Ada 3 pola histologis utama embrional karsinoma-padat (lihat gambar
pertama di bawah ini); tubular, atau glandlike (lihat gambar kedua di bawah);
dan papiler (lihat gambar ketiga dan keempat di bawah). Setiap tumor yang
diberikan dapat menunjukkan kombinasi dari pola-pola ini.

Gambar 7. tampilan pembesaran lemah karsinoma embrional menunjukkan lembaran


menyebar dari sel pleomorfik dengan nekrosis tumor.

Gambar 8. pola tubular (glandlike) dari karsinoma embrional. tubulus panjang dan
lumen glandlike dikelilingi oleh sel-sel pleomorfik. Yang terakhir adalah bentuk
kuboid, terlihat melapisi lumen, atau bulat hingga ovoia, terlihat di daerah padat.

Gambar 9. Karsinoma embrional menunjukkan pola solid (kiri atas) dan papiler
(kanan bawah).

Gambar 10. Pembesaran kuat tampilan karsinoma embrional dengan pola papiler.
Pola tubular mungkin menonjol dan menyebabkan kebingungan
dengan tumor yolk sac, tapi fitur sitologi mudah membedakan neoplasma
ini. Sel-sel karsinoma embrional dalam pola tubular mungkin memiliki
penampilan columnar, melapisi lumina glandlike.
Tidak ada perbedaan prognostik terkait dengan pola histologis; jenis
pola tidak harus dimasukkan dalam laporan patologi bedah kecuali sebagai
komentar mengenai diagnosis diferensial.
Nekrosis terlihat pada karsinoma embrional biasanya dari jenis
coagulative, dengan puing-puing eosinophilic padat dan puing-puing selular.
Mitosis sering. Dalam beberapa kasus, ada stroma sel spindle yang berbeda
di sekitar sarang tumor. Pengakuan dari fitur ini adalah penting dalam
karsinoma embrional membedakan dari stroma dari teratoma, terutama
dalam kasus-kasus bentuk murni dari karsinoma embrional
Histologi karsinoma embrional mudah dikenali dan berbeda dari
neoplasma sel germinal umum lainnya, seperti seminoma, tumor yolk sac,

dan koriokarsinoma. Sebagaimana dinyatakan di atas, imunohistokimia


dapat membantu dalam diferensiasi pada kasus yang sulit.
5) Imunohistokimia
karsinoma embrional biasanya positif untuk placental alkaline
phosphatase (PLAP), c-kit (CD117), keratin (8, 18, 19), dan CD30. Selain itu,
karsinoma embrional tes positif untuk penanda lainnya sekarang sedang
digunakan dalam diagnosis, termasuk NANOG, Sox2 (wilayah seks
menentukan Y [SRY] - box 2), dan OCT3 / 4.

Gambar 10. OCT3/4 immunohistochemistry marking embryonal carcinoma

mbar 11. Embryonal carcinoma showing


immunohistochemistry staining with CAM5.2

membranous

Ga
positivity to

Gambar 12. Individual tumor cells positive for CD30.


6) Molekular
Kelainan sitogenetika terlihat pada karsinoma embrional yang mirip
dengan tumor sel germinal lainnya (tapi tidak pada infantile tumor yolk sac,
teratoma, dan seminoma spermatositik, yang memiliki profil genetik yang
berbeda dan klinis). Teori yang paling diterima pada pengembangan tumor sel
germinal melibatkan kejadian yang menyebabkan gonocytes janin menjalani
pembelahan sel yang abnormal. Proses ini disertai dengan pembentukan 12p
isochromosome, atau i(12p). kelainan genetik yang paling umum ditemukan
di neoplasma sel germinal, i(12p) terjadi di semua jenis histologis di situs
primer dan metastasis. Gen pada i(12p) yang mungkin terlibat dalam
karsinogenesis tumor sel germinal belum teridentifikasi.
d. Polyembrional
1) Difinisi
Polyembryoma adalah jenis tumor yang berkembang dari sel-sel gonad
(testis pada pria atau ovarium pada wanita). Tumor tersebut disebut tumor sel
germinal. Polyembryomas memiliki tampilan yang berbeda karena mereka
terdiri dari banyak bagian yang berbentuk seperti embrio, salah satu tahap

paling awal dari perkembangan manusia selama kehamilan. Penanda


tumornya adalah hCG, FP.

Gambar 13. In this image, three embryoid bodies are seen. Each is composed
of a central portion of embryonal carcinoma between a ventral yolk sac tumor
component and a dorsal amnion-like space.
2) Gejala
Gejala polyembryoma mungkin mencakup benjolan yang tidak biasa
atau massa di perut yang dapat menyebabkan nyeri pada beberapa individu
pubertas pada usia biasa muda (dikenal sebagai pubertas prekoks); atau
penyimpangan dalam menstruasi.
3) Tatalaksana
Karena polyembryomas cukup langka, tidak ada pedoman yang
ditetapkan untuk mengobati kondisi ini. Namun, langkah pertama untuk
mengobati polyembryoma adalah operasi untuk menghilangkan tumor
sebanyak mungkin. Kemoterapi, dan kadang-kadang terapi radiasi, juga telah
digunakan setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker yang
mungkin menetap.
4) Prognosis
Prognosis untuk individu didiagnosis dengan polyembryoma adalah
sulit untuk menentukan karena kelangkaan penyakit ini. Satu studi dari
sebelas wanita dengan polyembryoma yang ditemukan bahwa setengah mati
dalam tahun pertama setelah diagnosis.

e. Non Gestasional Koriokarsinoma


1) Definisi
Koriokarsinoma ovarium adalah tumor ganas ovarium yang
ditandari secara patologi dengan adanya sel ganas trofoblas dan
biokimiawi oleh produksi hormone kehamilan hCG tanpa adanya
kehamilan secara terus-menerus. Koriokarsinoma cenderung invasif dan
metastasis dini secara luas melalui sistem vena dan limfatik (Yamamoto,
2009). Salah satu jenis koriokarsinoma adalah tumor non gestasional
koriokarsinoma ovarium (NGKO). Tipe ini adalah salah satu komponen
tumor germinal campuran (mixed germ cell tumor) dan koriokarsinoma
ovarium murni yang sangat jarang terjadi dan diagnosis kasus ini sangat
sulit ditegakkan pada wanita usia reproduksi (Choi et al.,2013). Sampai
saat ini belum ditemukan perbedaan baik ultrastruktural maupun
imunihistokimiawi yang ditemukan antara NGKO dan gestasional
koriokarsinoma (Park et al., 2009). NGKO hanya dapat ditegakkan pada
pasien yang imatur secara seksual, tidak dapat hamil atau tidak pernah
berhubungan seksual, jika analisis DNA tidak dapat dilakukan
(Yamamoto, 2009).
2) Epidemiologi
NGKO muncul pada wanita di bawah usia 40 tahun akibat tumor
sel germinal dan frekuensinya dilaporkan kurang dari 0.6% dari
keseluruhan tumor ovarium. Goswami et al. melaporkan rerata usia adalah
13.6 + 6.9 tahun (Yamamoto, 2009).
3) Gambaran Klinis
Pada beberapa laporan kasus, pasien dengan NGKO mengeluhkan
nyeri perut bagian bawah dan perdarahan dari jalan lahir selama beberapa
hari. Pemeriksaan fisik secara klinis juga menemukan massa di daerah
abdomino-pelvis yang keras dan nyeri, dapat meluas hingga ke pusat.
Karena sulitnya mendiagnosis, analisis DNA menjadi metode paling
reliable untuk membedakan NGKO dengan GKO (Errarhay, 2013; Choi
et al., 2013; Park et al., 2009)
4) Gambaran Makroskopis

Pada laporan kasus Park et al.(2013) menyebut bahwa specimen


tampak berwarna merah gelap berair dengan disertai massa hemoragik
dan nekrotik dengan permukaan rata yang dapat terlihat. Laporan kasus
dari Choi et al. (2013) juga menyubutkan massa yang dikelilingi hematom
disertai massa kistik di kedua ovarium dengan tuba falopii yang intak
5) Gambaran Mikroskopis
Laporan kasus Choi et al. (2013) menunjukkan sel-sel tumor yang
tersusun oleh kumpulan sitotrofoblas yang dipisahkan oleh aliran masa
sinsitiotrofoblas. Tumor tersebar dan terdapat jaringan nekrotik dan
hemoragik. Sel tumor juga ditemukan menginfiltrasi stroma namun
kapsula eksterna terbebas dari invasi sel ganas.

Gambar 14. Gambaran Histologi ovarium kiri dengan pola seperti anyaman
berdiferensiasi trifasik menjadi sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas, dan
intermediet trofoblas dan menandai sitologi atipik dan perdarahan disertai

material hyaline intrasitoplasmik. Pewarnaan hematoxylin dan eosin. (a)


200x. (b) 400x
6) Prognosis
Prognosis NGKO sulit diketahi karena kasusnya yang sangat jarang
terjadi. Beberapa laporan menyebut bahwa NGKO memiliki prognosis lebih
jelek dan kurang sensitif pada regimen kemoterapi berbasis metotreksat
dibandingkan dengan GKO, namun pada kasus ini diagnosis tidak
ditegakkan dengan analisis DNA (Yamamoto, 2009).

f. Mixed Germ Cell Tumor


1) Definisi
Mixed germ cell tumor ovarium (MGCTO) adalah keganasan
ovarium yang tediri dari dua atau lebih komponen sel germinal. Sebagian
besar MGCTO tersusun dari dysgerminoma (80%) yang disertai tumor
sinus endodermal (70%), teratoma imatur (53%) atau koriokarsinoma
(Goyal et al., 2014). HCG dan AFP disekresi oleh beberapa sel ganas
germinal sehingga keberadaannya di sirkulasi dapat membantu diagnosis
dan monitoring respon terapi (Koshy et al., 2005).
2) Epidemiologi
Tumor germinal ovarium berasal dari sel germinal primordial dari
kelenjar embrional. Tumor germinal ganas prevalensinya kurang dari 5%
dari keseluruhan neoplasma ovarium. Insidensi berkisar dari 1-6% di
Negara-negara barat dan 8-19% di Asia. Rerata usia munculnya tumor
germinal adalah 13.8 tahun atau dari usia 4-27 tahun (Goyal et al., 2014).
Tumor ini terjadi pada puncak usia awal 20-an. Pada anak dan dewasa,
lebih dari 60% keganasan ovarium berasal dari sel germinal, dimana
sepertiganya adalah ganas (Koshy et al., 2005).
3) Gambaran Klinis
Sebagian besar gejala klinis termasuk adanya massa abdomen
dengan atau tanpa nyeri perut atau demam. Karsinoma embrional dapat

mensekresi estrogen dan memunculkan gejala pubertas dini atau


perdarahan per vaginam ireguler (Goyal et al., 2014). Hampir 10% pasien
muncul dengan gejala nyeri abdomen akut, biasanya disebabkan oleh
rupture, perdarahan atau torsi massa ovarium (Koshy et al., 2005).
4) Gambaran Makroskopis
Gambaran makroskopis yang tampak dari studi kasus yang
dilakukan oleh Koshy et al. (2005) yaitu gambaran tumor ovarium yang
sangat hemoragik dan nekrotik. Goyal et al. (2014) pada laporan kasusnya
menyebut bahwa permukaan tumor yang halus dan banyak ditemui
protuberansia (bosselated) dengan kapsul yang intak. Irisan serial
menampakkan tumor solid dan kistik dengan permukaan berwarna cokelat
gelap, abu-abu, miksoid, dan area nekrotik.

Gambar 15. Gambaran Makroskopis MGCTO


5) Gambaran Mikroskopis
Secara mikroskopis, komponen dysgerminoma muncul sebanyak
80%, tumor sinus endodermal 70%, teratoma imatur 53%, koriokarsinoma
20%, dan karsinoma embrional 16%. Campuran dysgerminoma dan tumor
sinus endodermal adalah kombinasi tersering sebanyak sepertiga kasus
(Koshey et al., 2005).
Studi kasus Goyal et al. (2014) pada pasien dengan MGCTO
dengan komponen tumor yolk sac, teratoma matur, karsinoma embrional,
dan sel raksasa trofoblastik menunjukkan bahwa komponen yang
predominan adalah tumor yolk sac yang ditandai dengan gambaran area

retikuler (2a) dan mikrositik (2b) dengan Schiller-Duval bodies (2c).


Beberapa sel raksasa trofoblastik berinti banyak juga ada (2d). Bersama
dengan ini, komponen teratoma matur membentuk pulau-pulau skuamosa,
(3a), ruang-ruang kista yang dibatasi oleh epitel mucinosus (3c), dan
hepatosit (3b). Beberapa area juga menunjukkan karsinoma embrional (3d).
Beberapa area juga menunjukkan karsinoma embrional. Tidak tampak
invasi ekstrakapsuler. Limfonodi dan omentum juga bebas dari tumor.

Gambar 16. Tumor Yolk Sac. Gambaran area retikuler (1a) dan mikrositik
(b) dengan Schiller-Duval bodies (c) menunjukkan sel raksasa trofoblastik
berinti banyak

Gambar 17 Mixed germ cell tumour. Komponen teratoma matur membentuk


pulau skuamosa (a) ruangan kistik yang dibatasi epitel mucinosus (c) dan
hepatosit (b). beberapa area tampak karsinoma embrional (d)
6) Prognosis
Standar sistem prognosis untuk tumor germinal ovarium saat ini
tidak tersedia namun indicator prognosis buruk antara lain ukuran tumor
yang besar, gambaran histology yang jelek, dan munculnya gejala klinis
pada stadium lebih lanjut. Peningkatan kadar AFP dan hCG merupakan
predictor yang kuat untuk menunjukkan prognosis buruk saat ini (Goyal et
al., 2014).
2. Teratoma Bifasik dan Trifasik
a. Teratoma Imature
1) Definisi
Teratoma adalah tumor sel germinal yang umumnya terdiri dari
beberapa jenis sel yang berasal dari satu atau lebih dari 3 lapisan germinal
endoderm, mesoderm, dan ekktoderm. Teratoma berasal dari bahasa
yunani yaitu teras yang berarti monster. Teratoma dibagi dalam tiga
kategori yaitu teratoma matur (jinak), teratoma imatur, dan teratoma
monodermal dengan diferensiasi khusus. Teratoma bervariasi dari bentuk
yang jinak yaitu lesi kistik well differentiated (mature) sampai bentuk
yang solid dan maligna (immature) (Omer et al, 2000).

Teratoma imatur merupakan keganasan tumor sel germinal ke tiga


tersering setelah disgerminoma dan tumor sinus endodermal. Selain itu,
ada juga yang memiliki komponen tertentu (umumnya squamous) yang
mengalami transformasi maligna, namun jarang ditemukan. Sejauh ini,
lokasi gonad yang paling sering terjadi adalah pada ovarium, disusul pada
testis. Sel-sel berdiferensiasi sesuai lapisan germinal, yang terdiri dari
berbagai jaringan pada tubuh, seperti rambut, gigi, lemak, kulit, otot, dan
jaringan endokrin (Sai Prasad et al, 2014).
2) Epidemiologi
Kista matur teratoma terhitung sekitar 10 20% dari total seluruh
neoplasma ovarium. Biasanya terdeteksi pada wanita muda, diumur sekitar
30 tahun, dan juga merupakan neoplasma paling umum yang biasanya
mengenai pasien dengan umur di bawah 20 tahun. (7) Kista immatur
teratoma jumlahnya lebih sedikit daripada kista matur teratoma, sekitar
kurang dari 1% dari jumlah seluruh ovarian teratoma. Kista immatur
teratoma rata-rata terdapat pada kelompok usia muda, kebanyakan terjadi
pada 2 dekade awal kehidupan ( sekitar 10 20 % keganasan tumor
ovarium ada pada kelompok usia ini ). Freksuensi 25% dari tumor sel
germinal pada wanita usia dibawah 15 tahun dengan usia median 19 tahun.
Teratoma sakrokoksigeal adalah tumor tersering pada bayi baru lahir,
terjadi pada 1 kelahiran diantara 20.000-40.000 kelahiran.
Lokasi dari teratoma berhubungan dengan usia.

Pada bayi dan awal anak, lokasi paling sering adalah ekstragonadal,

sedangkan teratoma setelah anak-anak umumnya terjadi pada gonad.


Teratoma kistik ovarium dapat terjadi pada usia berapapun, meskipun
seringkali pada masa reproduksi. Insiden tersering pada usia 20-40
tahun.

Teratoma testikular dapat muncul pada usia berapapun tetapi lebih


sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak. Pada dewasa, teratoma

tetikular murni jarang terjadi, hanya 2-3% dari tumor sel germinal.
Teratoma mediastinum dapat muncul pada usia berapapun tetapi

seringkali pada usia 20-40 tahun (Sai Prasad et al, 2014).


3) Gejala Klinis
Teratoma immature dewasa dari ovarium

seringkali

asimptomatik. Tanda dan gejala yang mungkin muncul:


Nyeri perut biasanya konstan dan berkisar dari ringan sampai sedang.
Torsi dan ruptur akut biasanya akan menyebabkan nyeri yang hebat.
Teraba adanya massa atau pembengkakan
Perdarahan uterus abnormal. Diduga karena gangguan produksi hormon,
namun belum ada bukti histologis yang mendukung.
dapat menghasilkan gejala tekanan pada kandung kemih atau dubur
ascites yang dapat menyebabkan distensi abdomen
massa adneksa biasanya akan memerlukan pembedahan
4) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
Peningkatan serum alpha-fetoprotein (AFP) dan beta-human chorionic
gonadotropin (HCG) tingkat mungkin menunjukkan keganasan.

b) Radiologi
Pemeriksaan penunjang untuk teratoma sebagian besar radiografi, dan
gambarannya hampir sama meskipun pada lokasi yang bervariasi. Jika
teratoma ditemuan di dalam uterus, harus dilakukan pemeriksaan USG

serial pada janin untuk mengawasi kemngkinan terjadinya


hidropfetaliss. Dalam kasus teratoma sacrococcygeal, pemeriksaan
USG dapat menunjukkan komponen kistik dan perluasan tumor ke
dalam pelvis atau abdomen, seperti yang digambarkan pada gambar di
bawah. USG menggambarkan pergeseran vesica urinaria dan rektum,
dengan kompresi ureter yang mengakibatkan hidronefrosis atau
hydroureter
Serupa dengan ultrasonografi, ajuvan CT scan berguna dalam
mendiagnosa teratoma ovarium dan dapat mendeteksi keterlibatan
hepar dan kelenlar lymph dalam kasus maligna.
MRI dapat membedakan kepadatan lipid dengan cairan lain dan
darah dan mungkin sebagai pemeriksaan tambahan yang berguna
untuk diagnosis teratoma ovarium, dengan akurasi 99% (Sai Prasad et
al, 2014).
5) Makroskopis

Gambar 18. Solid terdapat nekrosis dan perdarahan (Outwater et al, 2001)
6) Mikroskopis

Secara mikroskopis dipakai sistem diferensiasi dari Norris yang


dimodifikasi oleh Robboy dan Scully (Outwater et al, 2001):
Derajat 0
Derajat 1

: Jaringan seluruh tumor


: Sebagian besar jaringan imatur, terutama ganglia.

Mitosis dapat ditemukan, tetapi epitel neural tidak ditemukan atau


terbatas pada 1 lapangan pandang per slaid
Derajat 2 : Sebagian besar imatur dengan epitel neural 1-3 per slaid
Derajat 3: Jaringan imatur berat dengan epitel neural > 4 per slaid dan
sering menyerupai koriokarsinoma.
7) Prognosis
Di antara keganasan ginekologik yang umum ditemukan, tumor
ganas ovarium memiliki efek terapi terburuk, terutama pasien stadium
menengah dan lanjut berprognosis buruk, survival 5 tahun berkisar 2030%. Survival 5 tahun keganasan ovarium stadium I, II, II, dan IV masingmasing adalah 86%, 50%, 19% dan 3%. Faktor yang mempengaruhi
prognosis adalah: stadium klinis, jenis patologik, grade patologik, ukuran
sisa tumor pasca operasi, jumlah kuur kemoterapi pasca operasi dll. Angka
survival 5 tahun pada teratoma immature dapat mencapai 63%. Upaya
deteksi dini, peningkatan diagnosis dini, peningkatan keberhasilan operasi

sitoreduksi

dan

pelaksanaan

kemoterapi

memadai

sesuai

jadwal

merupakan jalan kea rah perbaikan prognosis (Sai Prasad et al, 2014).
b. Teratoma matur
1) Definisi
Teratoma kistik matur adalah tumor kistik yang terdiri atas asal
mula setidaknya dua dari tiga lapisan sel germial (ektoderm, mesoderm,
dan endoderm). Mereka mempengaruhi kelompok usia yang lebih muda
(usia rata-rata pasien, 30 tahun) dari neoplasma epitel ovariu. Mature
teratoma kistik adalah neoplasma sel germinal yang paling umum dan,
dalam beberapa tipe, neoplasma ovarium yang paling umum dihhilangkan
pada operasi. Ini adalah massa ovarium yang paling umum pada anakanak. teratoma kistik mature timbul dari sel germinal tunggal setelah
pembelahan meiosis pertama. Kebanyakan teratoma kistik mature tidak
menunjukkan gejala. sakit perut atau gejala nonspesifik lainnya terjadi
pada sebagian kecil pasien. Teratoma kistik dewasa tumbuh lambat pada
tingkat rata-rata 1,8 mm setiap tahun, mendorong beberapa peneliti
menganjurkan manajemen nonsurgical dari tumor kecil (<6-cm).
Teratoma kistik matur membutuhkan penghilangan dengan kistektomi
sederhana. Tumor terjadi bilateral di sekitar 10% kasus
2) Epidemiologi
Kejadian teratoma kistik matur adalah15% (kisaran 10-20%) dari
semua neoplasma ovarium. Mereka cenderung diidentifikasi pada wanita
muda, biasanya sekitar usia 30 tahun dan juga merupakan neoplasma
ovarium yang paling umum pada pasien yang lebih muda dari 20 tahun
3) Gambaran klinik
Dermoid ovarium yang tidak ada komplikasi cenderung tanpa gejala dan
sering ditemukan secara kebetulan. Bagaimanapun, predisposisi torsi
ovarium, dan kemudian mungkin hadir dengan nyeri panggul akut.
4) Patologi
Teratoma kistik matur adalah tumor berkapsul dengan komponen
jaringan atau organ dewasa. tumor kistik yang terdiri atas setidaknya dua
dari tiga lapisan sel germial (ektoderm, mesoderm, dan endoderm.

Mereka, oleh karena itu, berisi perkembangan kulit lengkap dengan


folikel rambut dan kelenjar keringat, kadang-kadang gumpalan lebat
rambut panjang, dan sering kantong sebum, darah, lemak, tulang, kuku,
gigi, mata, tulang rawan, dan jaringan tiroid. Biasanya diameter mereka
lebih kecil dari 10 cm, dan jarang lebih dari 15 cm. struktur organoid
nyata (gigi, fragmen tulang) dapat hadir dalam ~ 30% kasus.
5) Radiografi
a) radiografi polos
Mungkin menunjukkan kalsifikasi dan gigi komponen dengan
panggul.
b) USG pelvis
USG adalah modalitas pencitraan yang lebih disukai. Biasanya suatu
dermoid ovarium dipandang sebagai massa adneksa kistik dengan
beberapa komponen mural. Kebanyakan lesi unilocular.
c) CT
CT memiliki sensitivitas yang tinggi dalam diagnosis cystic teratoma
meskipun tidak rutin dianjurkan untuk tujuan ini karena radiasinya.
Biasanya gambar CT menunjukkan lemak (daerah dengan nilai-nilai
Hounsfield sangat rendah), kadar lemak-cairan, kalsifikasi (kadangkadang berbentuk gigi), tonjolan Rokitansky, dan helai rambut.
Kehadiran sebagian besar jaringan di atas adalah diagnostik dari
teratoma kistik ovarium pada 98% kasus. Setiap kali ukuran melebihi
10 cm atau colokan jaringan lunak dan penampilan kembang kol
dengan batas tidak teratur terlihat, transformasi maligna harus
dicurigai.
d) MRI
MRI evaluasi biasanya cenderung dicadangkan untuk kasus-kasus
sulit tetapi sangat peka terhadap komponen lemak. Kedua teknik
penekanan lemak dan pergeseran kimia artefak dapat digunakan
untuk mengkonfirmasi kehadiran lemak. Peningkatan ini juga mampu
mengidentifikasi komponen invasif yang solid, dan dengan demikian
dapat digunakan untuk secara akurat secara lokal tahap varian ganas.
6) Pengobatan

Teratoma ovarium matur tumbuh lambat (1-2 mm per tahun) dan, karena
itu, dianjurkan manajemen nonsurgical. lesi yang lebih besar sering
dilakukan pembedahan. Banyak merekomendasikan follow up tahunan
untuk lesi <7 cm untuk memantau pertumbuhan, di luar reseksi yang
disarankan.
7) Komplikasi
a) ovarium torsi: ~ 3-16% dari teratoma ovarium, pada umumnya:
dianggap komplikasi yang paling umum
b) Ruptur: ~ 1-4%
c) transformasi maligna: ~ 1-2%, biasanya menjadi karsinoma sel
skuamosa (dewasa) atau jarang menjadi tumor sinus endodermal
(pediatri)
d) Infeksi: 1%
e) autoimun anemia hemolitik: <1%.
D. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Tindakan pembedahan adalah langkah pertama dalam pengelolaan
kaker sel germinal ovarium. Pembedahan termasuk sitologi peritoneal,
histerektomi, bilateral salpingoooforektomi, omentektomi, dan eksplorasi
permukaan peritoneal dan diagfragma menggunakan biopsi (Sloan.K. and
Elizabeth. L. J., 2015).
Penilaian mengenai tumor germ sel ini penting dilakukan, terutama
pada pasien dengan usia muda yang masih menginkan kesuburan
kedepannya. Pada kasus seperti ini operasi fertilitas harus diperhatikan.
Sebelum dilakukan tindakan pembedahan sebaiknya dilakukan pemeriksaan
penanda tumor ca-125, alpha fetoprotein, LDH, dan beta HCG. Jika terdapat
kehamilan maka harus segera dikeluarkan terutama pada kadar beta HCG
yang meningkat (Sloan.K. and Elizabeth. L. J., 2015).
Terapi ini direkomendasikan untuk jenis tumor disgerminoma
stadium !A dan teratoma imatur kelas 1 stadium 1A, selanjutnya dilakukan
observasi untuk mencegah adanya kekambuhan dan lakukan kemoterapi
(Sloan.K. and Elizabeth. L. J., 2015).
2. Kemoterapi

Pada pasien dengan tumor embrional atau tumor sinus endodermal,


disgerminoma stadium 2-4, atau teratoma imatur stadium 1(grade 2-3) atau
stadium 2-4, pasca dilakukan tindakan operasi wajib dilakukan kemoterapi
adjuvan selama tiga sampai empat siklus dengan bleomisin-etoposidecisplatin (BEP) (Sloan.K. and Elizabeth. L. J., 2015).

III.

PEMBAHASAN

A IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Pendidikan
Agama
Suku/bangsa
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk

: Nn. A
: 17 tahun
: SMP
: Islam
: Jawa
: Swasta
: Jatirokeh 2/3 Songgom, Brebes
: 28 Mei 2016

B ANAMNESIS (Auto dan alloanamnesis)


Keluhan Utama:
Nyeri saat menstruasi
Keluhan tambahan :
Rasa penuh pada perut, mual
Riwayat penyakit sekarang
Pasien rujukan RSU Alam Medika Bumiayu dengan tumor ovarium dating ke
poli RS Margono Soekarjo dengan keluhan nyeri saat menstruasi. Keluhan ini
sudah dirasakan sejak 4 tahun yang lalu, namun pasien baru berani
memeriksakan diri ke rumah sakit. Menurut pasien riwayat menstruasi setiap
bulan teratur, saat menstruasi dalam satu hari menghabiskan 2 pembalut, lama
setiap menstruasi 1 minggu. Pasien juga mengeluh merasa penuh di bagian
perut dan terasa ingin mual. Pasien belum menikah dan belum mempunyai anak.
Pasien tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi.
Riwayat penyakit dahulu
a
b
c
d
e
f
g
h

Riwayat hipertensi
Riwayat penyakit ginjal
Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit paru
Riwayat asma
Riwayat kencing manis
Riwayat kejang
Riwayat alergi

Riwayat penyakit keluarga

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

a
b
c
d
e
f
g
h
i

Riwayat hipertensi
Riwayat penyakit ginjal
Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit paru
Riwayat asma
Riwayat kencing manis
Riwayat kejang
Riwayat alergi
Riwayat keturunan kembar

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang pekerja swasta yang tinggal bersama kedua
orangtua pasien dan kedua saudara pasien. Pasien memiliki jaminan kesehatan
sebagai anggota BPJS PBI.
C PEMERIKSAAN FISIK (30/5/2016)
Pemeriksaan Fisik Umum
Status Pasien:
Keadaan umum : Tampak lemah
Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan darah

: 110/80 mmHg

Nadi

: 68 x/menit

Pernapasan

: 20 x/menit

Suhu badan

: 36.5 C

Tinggi badan

: 151 cm

Berat badan

: 39 kg

Mata

: tidak konjungtiva anemis dan tidak ditemukan sklera


ikterik pada mata kanan dan kiri

Telinga

: Tidak ada ottorhea atau discharge

Hidung

: Tidak keluar sekret, dan tidak didapatkan nafas cuping


hidung

Mulut

: Mukosa bibir tidak sianosis

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Thorax

Paru
Inspeksi

: Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris (tidak ada


gerakan nafas yang tertinggal), tidak ada retraksi spatium
intercostalis

Palpasi

: Gerakan dada simetris, vocal fremitus kanan sama dengan kiri

Perkusi

: Sonor pada seluruh lapang paru

Auskultasi

: Suara dasar vesikuler, tidak terdapat ronkhi basah


kasar di parahiler dan ronkhi basah halus di basal pada
kedua lapang paru, tidak ditemukan wheezing

Jantung
Inspeksi

: Tidak tampak pulsasi ictus cordis pada dinding dada

Palpasi

: Teraba ictus cordis, tidak kuat angkat di SIC V, 2 jari


lateral LMC sinistra

Perkusi

: Batas jantung kanan atas SIC II LPSD


Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari lateral LMCS

Auskultasi

: S1>S2 reguler, tidak ditemukan murmur, tidak ditemukan


Gallop

Pemeriksaan abdomen
Inspeksi

: Cembung

Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: Nyeri tekan region lumbar dextra
Pemeriksaan ekstrimitas
Tidak tampak sianosis, akral hangat, tidak terdapat pitting oedem pada extrimitas
inferior dextra dan sinistra
Pemeriksaan genitalia eksterna
a

Perdarahan pervaginam
Tidak ada

b Keputihan
Ada, putih kental, berbau
D Diagnosis di Poli
Para 0 Abortus 0 usia 17 tahun dengan Dysgerminoma Ovarii
E Sikap dan Penatalaksanaan
1
2
3
4

Rawat teratai
Infus RL 20 tpm, DC-UT
Cek DL, PT, APTT
Pro kemoterapi

Tabel 2.3. Pantauan Perkembangan Penyakit dan Terapi di Ruang Teratai


Tanggal
28 Mei
2016
06.15

29 Mei
2016
07.00

30 Mei
2016
07.00

30 Mei
2016
07.00

S+O+A
S : Nyeri perut bawah, keputihan
O : KU baik, CM
TD: 120/80 mmHg ; N: 82 x/m, RR: 20
x/m S: 36.0 C
A : P0A0 usia 17 tahun dengan
Dysgerminoma Ovari
S : Nyeri perut bawah, keputihan
O : KU baik, CM
TD: 120/80 mmHg ; N: 80 x/m, RR: 20
x/m S: 36.0 C
A : P0A0 usia 17 tahun dengan
Dysgerminoma Ovari
S : Nyeri perut bawah, keputihan
O : KU baik, CM
TD: 120/80 mmHg ; N: 80 x/m, RR: 20
x/m S: 36.0 C
A : P0A0 usia 17 tahun dengan
Dysgerminoma Ovari
S : Nyeri perut, mual.
O : KU baik, CM
TD: 120/80 mmHg ; N: 80 x/m, RR: 20
x/m S: 36.0 C
A : P0A0 usia 17 tahun dengan
Dysgerminoma Ovari post kemoterapi
siklus I

P
Infus RL 20 tpm, DC-UT
Cek DL, PT, APTT
Pro kemoterapi siklus I
Cisplatin 68 mg dan
Etoposid 124 mg
Rehidrasi
persiapan
kemoterapi siklus I hari
Senin 30/5/2016

kemoterapi siklus I hari 1

Ondansetron 3x1 tab


Vit C 3x1 tab
SF 3x1 tab

Tabel 2.1. Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaa
n Darah
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Ureum
Kreatinin
darah

Hasil
Nilai Normal
(28/5/2016)
Darah Lengkap
12.3
11.7 15.5 g/dl
9820
3600 - 11.000/l
37
35 - 47 %
4.7
3.8 5.2/ l
467.000
150.000 440.000
78.6
80 100 fL
26.1
26 34 pg
20
32 36 %
0.9
0.3
0.0
72.3
18.8
6.9
Kimia Klinik
22.9
0.66

Tabel 2.2. Pemeriksaan Ultrasonografi

01%
24%
35%
50 70 %
25 40 %
28%
14.9 20.52
0.6 1.00

Tabel 2.3. Pemeriksaan Patologi Anatomi RS Ciremai


Makro

Sebuah jaringan berukuran 22 x 16 x 8.5 cm. Pada penampang


tampak massa kuning kemerahan sebagian kecoklatan padat

Mikro

sebagian rapuh. Tidak tampak tuba


Sediaan terdapat stroma jaringan ikat, tampak lesi tumor yang
hiperplastik, berkelompok dengan inti pleomorfik, hiperkromatis,

Kesimpulan

mitosis ditemukan
Dysgerminoma dextra

Diagnosis Akhir : Nn A P0A0 usia 17 tahun dengan Dysgerminoma Ovari post


Kemoterapi Siklus I
IV.

KESIMPULAN

1
2
3
4

Germ sel karsinoma merupakan bentuk variasi benign dan malignan tumor yang
berasal dari primordial germ sel.
Sejauh ini belum diketahui penyebab secara pasti terjadinya tumor germ sel ovarii
Tumor germ sel ovarii dibagi menjadi 3 bagian besar meliputi tumor germ sel
primitive, teratoma bifasik atau trifasik, dan tertoma monodermal
Terapi pada tumor germ sel ovarii berupa terapi kmprehensif meliputi pembedaha
menurut staging, kemoterapi, dan radiasi.

Daftar Pustaka
Beresford L, Fernandez CV, Cummings E, Sanderson S, Ming-Yu W, Giacomantonio
M. Mediastinal polyembryoma associated with Klinefelter syndrome. Journal of
Pediatric Hematology/Oncology. 2003; 25:321-323

Choi, Y J., Keun Y.C., Yong W.K, Duck Y.R. 2013. Pure Nongestational
Choriocarcinoma Ff The Ovary: A Case Report. World Journal of Surgical
Oncology. 11:7
Ehdaivand, Shahrzad. 2016. Ovary Tumor Germ Cell Tumors Dysgerminoma.
http://www.pathologyoutlines.com/topic/ovarytumordysgerminoma.html. Diaskes
pada 15 Juni 2016.
Eric K. O. Evan S., and Jennifer L. H. 2001. Ovarian Teratomas: Tumor Types and
Imaging Characteristics. EDUCATION EXHIBIT - Continuing Medical Education.
Volume 21, Issue 2
Errarhay, S., Najia H., Samia M., Hind E.F., Hanane S., Omar E.M et al. 2013. Rare
Tumor of The Ovary : Primitive Choriocarcinoma. Open Journal of Obstetrics and
Gynecology. 3 : 448-450.
Fibus TF. Intraperitoneal rupture of a benign cystic ovarian teratoma: findings at CT
and MR imaging. AJR Am J Roentgenol. 2000;174 (1): 261-2
For Yolk Sac Tumor Of The Ovary. Nagoya J. Med. Sci. 70. 29 - 34.
Goyal, L.D., Sharanjit K., Kanwardeep K. 2014. Malignant Mixed Germ Cell Tumour
of Ovary- an Unusual Combination and Review of Literature. Journal of Ovarian
Research. 7:9.1
Hatada I, Morita S, Kimura M, Horii T, Yamashita R, Nakai K. Genome-wide
demethylation during neural differentiation of P19 embryonal carcinoma cells. J
Hum Genet. 2008. 53(2):185-91.
Koshy M., A. Vijayananthan., V. Vadiveloo. 2005. Malignant Ovarian Mixed Germ Cell
Tumour : a Rare Combination. Biomed Imaging Interv J. 1 (2) : 1-4.
Michener,
Chad
M.
2015.
Ovarian
Dysgerminomas
Workup.
http://emedicine.medscape.com/article/253701-workup. Diakses pada 15 Juni 2016.
Omer M. Devaja Andreas J. Papadopoulos. Current Management Of Immature
Teratoma Of The Ovary. Archive Of Oncology 2000,8(3):127-30
Outwater, Eric K., Evan S. Siegelman, MD, Jennifer L. Hunt. Ovarian Teratomas:
Tumor Types And Imaging Characteristics. Radiographics 2001; 21:475490
Park S.H., Ami P., Joo Y.K., Jeong H.K., Suk B.K. 2009. A Case of Non-Gestational
Choriocarcinoma Arising in the Ovary of a Postmenopausal Woman. J Gynecol
Oncol. 20 (3) : 192-194.
Ray, Isabelle. 2004. Ovarian Germ Cell Malignant Tumor. Orphanet Encyclopedia.
Available At: www.orphanet.net/data/patho/gb/uk-ovary.pdf
Rijlaarsdam MA, van Herk HA, Gillis AJ, et al. Specific detection of OCT3/4 isoform
A/B/B1 expression in solid (germ cell) tumours and cell lines: confirmation of

OCT3/4 specificity for germ cell tumours. Br J Cancer. 2011 Sep 6. 105(6):85463.
Sai Prasad B V, Md K Faheem N, Indrani G, Vittal Mohan P, K V Sreedhar Babu,
Sreenivasulu M. Mature Cystic Teratoma With Synchronous Immature Teratoma Of
Opposite Ovary In A Nine Year Old Girl A Varied Presentation Of Common
Tumor Case Report With Review Of Literature. Int J Res Dev Health. June 2014;
Vol 2(2): 75 80
Tomokazu. U, Hiroaki Kajiyama, Mikio Terauchi, Kiyosumi Shibata, Kazuhiko Ino,
Akihiro Nawa And Fumitaka Kikkawa. 2008. Long-Term Outcome And Prognostic
Factors
Ulbright TM. Germ cell tumors of the gonads: a selective review emphasizing problems
in differential diagnosis, newly appreciated, and controversial issues. Modern
Pathology. 2005; 18 Suppl 2:S61-S79.
Van Der Zwan YG, Stoop H, Rossello F, White SJ, Looijenga LH. Role of epigenetics
in the etiology of germ cell cancer. Int J Dev Biol. 2013. 57(2-4):299-308.
Yamamoto E. 2009. Ovary : Choriocarcinoma. Atlas of Genetics and Cytogenetics in
Oncology and Haematology. 13 (9) : 683-685.
Yang,
J.X.
2016.
Yolk
Sac
Tumor
Pathology.
http://emedicine.medscape.com/article/1612196-overview#a6.

Available

at:

Zaloudek, Charles. 2012. Current Issues Part Two Case 13 Dysgerminoma.


https://pathology.ucsf.edu/uploads/376/182_CZ%20Current%20Issues
%202012%20Part%202.pdf. Diaskes pada 15 Juni 2016.

Anda mungkin juga menyukai